Perusahaan: Bloomberg

  • Vietnam Desak AS Tunda Tarif Impor, Tempuh Jalur Diplomasi

    Vietnam Desak AS Tunda Tarif Impor, Tempuh Jalur Diplomasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Vietnam meminta Amerika Serikat menangguhkan rencana pengenaan tarif sebesar 46% terhadap produk-produk impor asal Vietnam dan membuka ruang untuk negosiasi lebih lanjut.

    Melansir Bloomberg, Jumat (4/4/2025), Kementerian Perdagangan Vietnam menyampaikan nota diplomatik segera setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor minimum 10% terhadap seluruh negara pengekspor ke AS, serta tarif tambahan terhadap sekitar 60 negara. Vietnam termasuk yang terkena tarif tertinggi dalam kebijakan baru ini.

    Kementerian Perdagangan juga mendorong agar Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien segera melakukan pembicaraan langsung melalui sambungan telepon dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, sebagaimana tercantum dalam pernyataan resmi di laman pemerintah.

    Dalam dokumen tersebut, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Luar Negeri Ta Hoang Linh mengatakan masih ada ruang untuk diskusi dan negosiasi. Ia menegaskan bahwa barang-barang Vietnam yang diekspor ke AS bersaing dengan produk dari negara lain, bukan langsung dengan produk domestik AS.

    Untuk memperkuat upaya diplomasi, Vietnam juga berencana mengirim delegasi tambahan akhir pekan ini ke Washington, dipimpin Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc.

    “Vietnam menyesalkan keputusan pemerintah AS dalam mengenakan tarif balasan terhadap ekspor Vietnam,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Pham Thu Hang.

    Perdana Menteri Pham Minh Chinh sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut tidak sejalan dengan hubungan baik kedua negara, dan telah menginstruksikan pembentukan satuan tugas khusus untuk merespons dengan cepat dinamika terbaru.

    Langkah tarif ini berisiko mengganggu ambisi Vietnam untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi minimal 8% tahun ini, apalagi AS merupakan pasar ekspor terbesar bagi negara tersebut. Namun Chinh menegaskan bahwa target pertumbuhan tetap belum diubah.

    Laporan terbaru Kantor Perwakilan Dagang AS menyebut bahwa rata-rata tarif impor Vietnam mecapai 9,4%. Kementerian Keuangan Vietnam menambahkan bahwa sebagian besar produk AS yang masuk ke Vietnam dikenai tarif lebih rendah dari 15%, jauh di bawah kalkulasi 46% yang diumumkan.

    Direktur Eksekutif Kamar Dagang Amerika Adam Sitkoff meyakini dialog dan negosiasi antara AS dan Vietnam akan terus berlanjut hingga mencapai kesepakatan.

    “Kalau negara-negara bisa menemukan cara untuk mencapai kesepakatan dengan Presiden Trump, maka kebijakan bisa saja berubah,” tutupnya.

  • Apple Beri Bocoran iOS 19, Desain Barunya Lebih Segar – Page 3

    Apple Beri Bocoran iOS 19, Desain Barunya Lebih Segar – Page 3

    Untuk diketahui, Apple terus berinovasi dan kali ini, desain baru iOS 19 yang diisyaratkan oleh logo WWDC 2025 menjadi sorotan utama. Beberapa bocoran menyebutkan, software baru untuk iPhone ini akan dirombak besar-besaran sejak iOS 7.

    Sejumlah leaker mengatakan, iOS 19 akan membawa penyederhanaan dan penyatuan tampilan antarmuka di iOS, iPadOS, dan macOS. Hal ini tentu menarik perhatian banyak pengguna yang menantikan pengalaman baru yang lebih intuitif.

    Menurut informasi beredar, desain baru ini akan fokus pada konten utama dan mengurangi elemen-elemen antarmuka mengganggu dengan mengambil inspirasi visionOS, dan peningkatan fitur Apple Intelligence.

    Antarmuka Lebih Seragam

    Perubahan terbesar yang akan terjadi pada iOS 19 adalah antarmuka yang lebih seragam di seluruh platform Apple. Ikon, menu, dan aplikasi akan didesain ulang untuk menciptakan tampilan yang lebih transparan dan konsisten. 

    Pembawa acara Front Page Tech Jon Prosser mengatakan, aplikasi Camera akan memiliki tombol dan menu lebih transparan, beserta viewfinder lebih besar.

    Awal bulan ini, Mark Gurman dari Bloomberg mengatakan perubahan desain seperti visionOS akan meluas ke antarmuka lain di iOS 19, berarti tampilan baru dengan transparansi lebih baik kemungkinan akan meluas ke aplikasi Apple lainnya, notifikasi, dan lainnya.

  • Inflasi AS Diramal Melonjak ke 4,5% Jika Trump Pertahankan Tarif Tinggi

    Inflasi AS Diramal Melonjak ke 4,5% Jika Trump Pertahankan Tarif Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) diperkirakan melonjak menyentuh 4,5% dan bertahan tinggi jika level tarif impor yang diumumkan Presiden Donald Trump dipertahankan.

    “Meskipun ada berbagai skenario di mana tarif dapat dinegosiasikan turun, inflasi inti [core CPI] bisa meningkat hingga 4,5% secara tahunan,” kata Durham Abric, kepala divisi inflasi AS di Citadel Securities kepada Bloomberg.

    Inflasi inti AS tercatat naik 3,1% pada Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Citadel Securities memperkirakan potensi kenaikan inflasi yang sangat agresif akan terjadi dalam tiga hingga enam bulan ke depan.

    “Tetapi tekanan akan terus berlanjut hingga tahun depan atau satu setengah tahun ke depan,” tambahnya.

    Rencana Trump memberlakukan tarif tinggi ke mitra dagang AS merupakan salah satu upayanya untuk merombak ekonomi global dan menarik kembali sektor manufaktur ke AS.

    Kebijakan ini mencakup tarif impor minimum sebesar 10% yang menyasar seluruh negara dan tarif spesifik yang lebih tinggi ke penyumbang defisit dagang. Beberapa di antaranya adalah 54% untuk China dan 20% untuk Uni Eropa.

    Kebijakan tarif baru yang diumumkan Trump pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat telah mengguncang pasar saham global hingga Kamis (3/4/2025). Sementara itu, pasar obligasi pemerintah AS melonjak, dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun turun di bawah 4% untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024.

    Lonjakan pasar obligasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran soal resesi. Sejumlah ekonom dari bank besar seperti Barclays Plc dan Nomura Securities International Inc. bahkan menurunkan proyeksi mereka untuk pertumbuhan ekonomi AS.

    “Jika Anda mengannualisasi ekspektasi inflasi inti dalam tiga hingga enam bulan ke depan, angka tersebut bisa mendekati 5%,” lanjut Abric. Dia mengatakan bahwa jika Federal Reserve atau The Fed mulai memangkas suku bunga sementara inflasi inti terus naik, ekspektasi inflasi jangka panjang akan menjadi masalah besar.

    Investor saat ini memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga setidaknya tiga kali tahun ini di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi.

    “Jika mereka memutuskan ingin mendukung ekonomi, mereka harus melakukannya secara agresif, tetapi itu membutuhkan kondisi yang cukup ekstrem,” kata Abric, seraya menambahkan bahwa tingkat pengangguran harus mendekati 5% untuk memenuhi syarat itu.

    “Kita kemungkinan besar akan melihat lebih banyak pemotongan suku bunga atau tidak ada pemotongan sama sekali,” katanya.

    Meski demikian, Abric melihat dua kali pemotongan suku bunga sebagai skenario yang lebih mungkin terjadi. Dia berpandangan pasar saat ini terlalu optimistis dalam memperkirakan pemotongan dalam enam bulan ke depan.

    “Apakah kita bisa melihat pemotongan yang lebih banyak atau lebih dalam d 2026 atau 2027? Sangat mungkin, tetapi jika kita melihat pasar saat ini yang hampir yakin akan ada pemotongan pada bulan Juni, saya rasa itu tidak mungkin terjadi,” katanya.

  • Tarif Trump Guncang Negara Asia, RI-Vietnam Masuk 10 Besar

    Tarif Trump Guncang Negara Asia, RI-Vietnam Masuk 10 Besar

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia masuk ke dalam daftar 10 besar negara di Asia yang paling terimbas kebijakan tarif timbal balik (resiprokal) yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Asal tahu saja, Trump mengumumkan bakal menambah bea masuk produk ekspor Indonesia dengan tarif timbal balik sebesar 32% pada hari ini, Kamis (3/4/2025).

    Melansir dari Bloomberg, Kamis (3/4/2025), pungutan baru ini bersifat tambahan terhadap tarif yang telah berlaku sebelumnya, termasuk pajak 20% terhadap barang-barang China yang terkait dengan fentanil. Selain itu, pengecualian untuk barang-barang jangka pendek juga telah dicabut.

    Bila ditelisik, Trump mengerek pengenaan tarif timbal balik pada sejumlah negara yang dinilai selama ini telah meraup keuntungan dari hubungan perdagangan dengan AS. Di mana, Indonesia sendiri memang mencatatkan surplus dagang dengan Amerika. 

    Pada akhir Februari 2025 saja, Indonesia mencatat surplus dagang dengan AS tembus US$3,14 miliar. Bahkan, surplus tersebut jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yang kala itu senilai US$2,65 miliar. 

    Tidak hanya itu, Trump juga sempat memberi sinyal bahwa penetapan tarif timbal balik disandarkan dengan pengenaan tarif impor yang ditetapkan sejumlah negara kepada Amerika. 

    Saat menyampaikan pidatonya, Trump menggenggam tabel yang menunjukkan bahwa Indonesia membebankan tarif impor sebesar 64% untuk komoditas barang dari Amerika.

    Alhasil, Indonesia masuk ke dalam daftar 10 besar negara yang menanggung tarif Trump paling jumbo di Asia. Pengenaan tarif baru AS untuk Indonesia bahkan tak jauh berbeda dengan China yang merupakan lawan dagang paling kompetitif untuk AS sebesar 34%.

    Berikut daftar tarif baru AS terhadap mitra dagangnya di Asia:

    Kamboja: 49%
    Laos: 48%
    Vietnam 46%
    Myanmar: 44%
    Sri Lanka: 44%
    Bangladesh: 37%
    Thailand: 36%
    China: 34%
    Indonesia: 32%
    Taiwan: 32%
    Pakistan: 29%
    India: 26%
    Korea Selatan: 25%
    Brunei Darussalam: 24%
    Jepang: 24%
    Malaysia: 24%
    Filipina: 17%
    Singapura: 10%

  • Trump Teken Kebijakan Tarif Timbal Balik, Sektor IT Terdampak?

    Trump Teken Kebijakan Tarif Timbal Balik, Sektor IT Terdampak?

    Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics (CORE) menilai kebijakan kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat berdampak bagi seluruh sektor, salah satunya sektor teknologi atau IT.

    Direktur eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menuturkan kebijakan ini akan berdampak pada harga barang yang bakal masuk ke Amerika.

    “Artinya produk ekspor Indonesia yang masuk ke pasar Amerika itu ada kecenderungan, ada potensi bahwa pangsa pasarnya di Amerika diambil oleh produk-produk serupa dari Amerika,” kata Faisal kepada Bisnis, Kamis (3/4/2025).

    Namun, Faisal menyebut kebijakan ini dapat menguntungkan Indonesia. Sebab, dirinya menilai kebijakan ini diperuntukkan untuk China, Kanada, dan Meksiko.

    “Nah, kalau mereka dikenakan tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia, sebetulnya ini merupakan peluang bagi Indonesia karena artinya secara price,” ucapnya

    Pada sektor IT dalam negeri, Faisal berpandangan hambatan masuknya iPhone ke pasar Indonesia bakal menjadi salah satu faktor yang membuat sektor IT ikut terdampak.

    Maka dari itu, Faisal melihat akan ada kecendrungan pasar Indonesia untuk menyerap produk-produk dari negara lain, seperti China.

    “Impor dari negara alternatif seperti China yang produknya juga makin meningkat kualitasnya, sementara harganya jauh lebih rendah dibandingkan produk AS,” ujar Faisal.

    Di sisi lain, Pengamat Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward mengatakan kebijkan ini bisa menguntungkan sekto IT Indonesia jika dapat memanfaatknya.

    “Tentu produk software aplikasi, game dan lainnya akan terdampak [kebijakan ini],” tuturnya.

    Diberitakan sebelummya, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia. Kebijakan itu menjadi serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil.

    Trump mengatakan dirinya akan menerapkan tarif minimum 10% pada semua produk impor yang masuk ke AS dan mengenakan bea masuk tambahan pada sekitar 60 negara yang menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar bagi AS.

    “Selama bertahun-tahun, warga negara Amerika yang bekerja keras dipaksa untuk duduk di pinggir lapangan ketika negara-negara lain menjadi kaya dan berkuasa, sebagian besar dengan mengorbankan kita. Namun kini giliran kita untuk makmur,” kata Trump dalam sebuah acara di Rose Garden, Gedung Putih pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat dikutip dari Bloomberg.

    Seperti diketahui, Kanada dan Meksiko sudah menghadapi tarif 25% yang terkait dengan perdagangan narkoba dan migrasi ilegal. Tarif tersebut akan tetap berlaku dan dua mitra dagang terbesar AS tersebut tidak akan terkena rezim tarif baru selama tarif terpisah masih berlaku.

    Pengecualian untuk barang-barang yang tercakup dalam perjanjian perdagangan Amerika Utara yang ditengahi oleh Trump pada masa jabatan pertamanya akan tetap ada.

    China akan dikenakan tarif sebesar 34%. Sementara Uni Eropa akan dikenakan pungutan 20% dan Vietnam akan dikenakan tarif 46%, menurut dokumen Gedung Putih.

    Negara-negara lain yang akan dikenakan tarif impor Trump yang lebih besar termasuk Jepang sebesar 24%, Korea Selatan sebesar 25%, India sebesar 26%, Kamboja sebesar 49%, dan Taiwan sebesar 32%.

  • Tarif Impor Trump Bisa Tekan Nilai Tukar Rupiah ke Level Rp 17.000

    Tarif Impor Trump Bisa Tekan Nilai Tukar Rupiah ke Level Rp 17.000

    Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tarif impor yang baru saja diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan membuat nilai tukar rupiah melemah hingga Rp 17.000 per dolar AS. Diketahui, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32% oleh AS.

    “Dampaknya dari tarif impor ini adalah akan terjadi depresiasi rupiah yang saat ini sudah Rp 16.700-an per dolar AS, dalam beberapa hari ke depan tidak mustahil akan melampaui Rp 17.000,” kata guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga merupakan salah satu pendiri Indef, Didin S Damanhuri, Kamis (3/4/2025).

    Dikutip dari data Bloomberg pada Kamis (3/4/2025) pukul 15.36 WIB di pasar spot exchange, rupiah sore ini berada pada level Rp 16.745 per dolar AS atau melemah 33 poin (0,20%). 

    Didin menegaskan, pemerintah Indonesia perlu segera memitigasi dampak jangka pendek, menengah, dan panjang dari kebijakan tarif impor Trump ini. Selain itu, kerja sama ekonomi juga perlu diperkuat antara negara-negara anggota ASEAN, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan juga BRICS plus.

    Sementara itu, anggota komisi VI DPR, Firnando H Ganinduto menyoroti pentingnya melakukan negosiasi dengan AS dan mitra dagang lainnya, khususnya untuk sektor-sektor yang selama ini bergantung pada ekspor ke AS.

    Menurutnya, dampak dari kebijakan ini sangat besar pada perekonomian. Negara-negara maju kemungkinan akan memberikan balasan, yang dapat memicu perang dagang. 

    “Perlu dilakukan negosiasi tingkat tinggi antarnegara melalui perjanjian dagang untuk menghindari dampak luas terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Firnando terkait antisipasi dampak tarif impor Trump.

  • Apple Intelligence Bakal Masuk ke Ranah Kesehatan

    Apple Intelligence Bakal Masuk ke Ranah Kesehatan

    Jakarta

    Apple Health adalah salah satu fitur yang diandalkan Apple di iPhone. Mereka kabarnya tengah menyiapkan fitur baru, salah satunya adalah dokter virtual berbasis AI di Health.

    Menurut Mark Gurman dari Bloomberg, Apple menyiapkan fitur kesehatan baru yang bernama Project Mulberry, dan mungkin akan diimplementasikan di iOS 19.4 pada musim semi 2026 mendatang.

    Salah satu fitur di aplikasi Health itu bernama Health+, yang dari namanya mungkin adalah sebuah fitur berbayar. Fitur ini akan mengumpulkan data kesehatan, baik dari perangkat Apple ataupun perangkat pihak ketiga lainnya, dan memberikan saran olahraga, nutrisi, dan saran lain terkait kesehatan berdasarkan informasi tersebut.

    Fitur ini tampaknya akan didasarkan pada Apple Intelligence, dan saat ini Apple tengah “melatih” AI mereka dengan bermacam data dari dokter yang mereka pekerjakan. Mereka pun akan menambah para ahli lain di berbagai bidang kesehatan, misalnya nutrisi, terapi fisik, kesehatan mental, dan ahli jantung, untuk membuat video yang bertujuan menjelaskan kondisi kesehatan dan perubahan gaya hidup ke penggunanya.

    Bahkan menurut Gurman, Apple juga tengah mencari dokter untuk dijadikan pembawa acara dalam video tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (1/4/2025).

    Salah satu contoh dari video yang dimaksud Gurman ini adalah saat aplikasi Health mendeteksi tren detak jantung yang memburuk, Apple akan menampilkan video yang menjelaskan risiko serangan jantung.

    AI yang tengah dilatih oleh Apple ini, menurut Gurman, mungkin nantinya bisa menyerupai dokter asli.

    Apple pun disebut akan “meminjam” fitur yang sudah ditawarkan di aplikasi kesehatan lain. Misalnya MyFitnessPal dan Noom, yang bisa memantau makanan yang dimakan oleh pengguna, juga bisa menggunakan kamera iPhone untuk menganalisa gerakan olah raga penggunanya.

    Namun khusus untuk pemantau diabetes, tampaknya fitur pemantau gula darah tanpa jarum di Apple Watch masih butuh waktu lama untuk dikembangkan. Apple sejak lama disebut mengembangkan fitur tersebut, namun mereka menghadapi banyak masalah teknis dan akurasi sensor untuk memantau gula darah tersebut.

    (asj/rns)

  • Daftar Negara yang Kena Dampak Paling Besar Kebijakan Tarif Trump

    Daftar Negara yang Kena Dampak Paling Besar Kebijakan Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan aturan tarif impor kepada negara-negara yang dianggap merugikan kepentingan AS. 

    AS menuding negara-negara yang kena hukuman tarif telah menyebabkan negeri Paman Sam mengalami defisit perdagangan yang setiap tahun terus melebar.

    Dilansir dari data Bloomberg Economics, terdapat 15 negara penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar AS. Posisi pertama diduduki oleh China, dengan total nilai defisit pada 2024 saja mencapai US$295 miliar. 

    Kemudian, negara penyumpang defisit neraca perdagangan AS terbesar diikuti oleh Meksiko US$172 miliar, Vietnam US$123 miliar, Irlandia US$87 miliar, Jerman US$85 miliar dan Taiwan US$74 miliar. 

    Selanjutnya, Jepang menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan AS sebesar US$68 miliar, Korea Selatan US$66 miliar, Kanada US$64 miliar dan India US$46 miliar. 

    Lalu, Thailand menyumbang defisit US$46 miliar, Italia US$44 miliar, Swiss US$38 miliar, Malaysia US$25 miliar dan Indonesia US$18 miliar. 

    Namun demikian, tidak berarti negara-negara penyumpang defisit terbesar itu menjadi negara-negara yang diganjar dengan tarif terbesar oleh Trump. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, setidaknya ada 10 negara yang dikenakan tarif impor jumbo pada kisaran 40% hingga 50%. 

    Sebagaimana diketahui, Trump menerapkan kebijakan tarif impor bea masuk perdagangan 10% ke depannya untuk seluruh negara. Kemudian, untuk negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar. 

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters, Kamis (3/4/2025). 

    Hanya Vietnam yang diketahui masuk dalam daftar negara penyumbang defisit neraca dagang AS terbesar, dan turut diganjar dengan tarif bea impor jumbo. Tarif yang dikenakan ke Vietnam adalah 46%. 

    Alasan Pembelakuan Tarif 

    Berdasarkan pernyataan resmi Trump di situs resmi Gedung Putih AS, alasan pemberlakuan tarif impor bea masuk perdagangan itu adalah kurangnya timbal balik dalam hubungan dagang antara AS dengan negara-negara mitranya. 

    Kemudian, faktor perbedaan tarif dan hambatan non-tarif, serta kebijakan ekonomi negara mitra dagang AS yang dinilai menekan dan upah konsumsi dalam negeri, dipandang sebagai ancaman yang tidak biasa terhadap ketahanan ekonomi negara adidaya itu. 

    Janji untuk mengenakan tarif impor bea masuk perdagangan itu sudah lama digembor-gemborkan Trump sejak memenangkan Pilpres AS 2024 lalu. Usai dilantik pada Januari 2025, bahkan Trump telah mengenakan tarif jumbo kepada negara tetangganya sendiri seperti Kanada dan Meksiko. 

    Presiden dari Partai Republik yang dikenal konservatif itu menerangkan, defisit perdagangan barang AS tahunan yang besar dan terus menerus telah menyebabkan pengosongan basis manufaktur negara tersebut. 

    “Menghambat kemampuan kita untuk meningkatkan kapasitas manufaktur dalam negeri yang maju, melemahkan rantai pasokan penting dan membuat basis industri pertahanan kita bergantung pada musuh asing,” paparnya.

    Berikut daftar 10 Negara dengan tarif timbal balik terbesar:

    1. Lesotho: 50%; 

    2. Kamboja: 49%; 

    3. Laos: 48%;

    4. Madagaskar: 47%;

    5. Vietnam: 46%;

    6. Sri Lanka: 44%;

    7. Myanmar: 44%; 

    8. Suriah: 41%; 

    9. Mauritius: 40%; dan

    10. Irak: 39%.  

  • Korsel Kena Tarif Jumbo 25% dari AS, Pemimpin Sementara Umumkan Langkah Penanganan

    Korsel Kena Tarif Jumbo 25% dari AS, Pemimpin Sementara Umumkan Langkah Penanganan

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden sementara Korea Selatan Han Duck-soo mendesak para pejabat untuk terlibat aktif dalam negosiasi dengan Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif jumbo pada mitra dagangnya termasuk wilayahnya. 

    Hal tersebut dia ungkapkan kepada para pejabat pemerintahan Korea Selatan dalam sebuah pertemuan yang diadakan pada Kamis (3/4/2025) waktu setempat tak lama setelah pengumuman tarif Trump.

    “Ini adalah situasi yang sangat serius di mana perang tarif global telah menjadi kenyataan. Pemerintah harus mengerahkan semua kemampuannya untuk mengatasi krisis perdagangan,” kata Han dikutip dari Bloomberg.

    Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang terkena tarif yang lebih besar sebesar 25%, bersama dengan Jepang sebesar 24%, India sebesar 26% dan Kamboja sebesar 49%.

    Trump mengatakan pada hari Rabu di Washington bahwa ia akan menerapkan tarif minimum 10% pada semua impor ke AS dan mengenakan bea masuk tambahan pada sekitar 60 negara dengan ketidakseimbangan perdagangan terbesar dengan AS.

    Itu termasuk tarif yang jauh lebih tinggi pada beberapa mitra dagang terbesar negara itu, seperti China — yang sekarang menghadapi tarif setidaknya 54% pada banyak barang — Uni Eropa dan Vietnam.

    Eks Menteri Perdagangan Korea Selatan Yeo Han-koo menyebut dibandingkan dengan negara-negara lain, Korea Selatan diperlakukan tidak adil dengan tarif impor dari Amerika tersebut.

    “Menurut saya, harus ada proses di mana kedua negara duduk bersama dan menghasilkan kondisi yang lebih menguntungkan,” katanya.

    Korea Selatan termasuk negara yang paling rentan terhadap kebijakan proteksionis karena ekonominya sangat bergantung pada pendapatan dari luar negeri. Risiko perdagangan semakin menghambat kemampuan Seoul untuk mengatasi krisis.

    Di sisi lain, Korea Selatan juga masih terguncang oleh dampak buruk dari deklarasi darurat militer yang berlaku singkat oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada bulan Desember.

    Setelah berbulan-bulan ketidakpastian politik, Mahkamah Konstitusi akan mengumumkan pada Jumat (4/4/2025) apakah Yoon akan digulingkan secara permanen dari jabatannya atau dikembalikan ke tampuk kekuasaan sebagai presiden negara tersebut. 

    Perjudian politik Yoon telah membuat ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut tidak memiliki arah kebijakan yang jelas sementara negara-negara lain berjuang untuk menghadapi kampanye tarif Trump. 

    Gedung Putih AS menyebut, tarif baru akan berlaku setelah tengah malam pada Sabtu (5/4/2025) dan bea masuk yang lebih tinggi akan berlaku pada pukul 12:01 dini hari pada 9 April. 

  • Negara Asean Terdampak Tarif Baru Trump: Indonesia 32%, Vietnam 46%, Malaysia 24%

    Negara Asean Terdampak Tarif Baru Trump: Indonesia 32%, Vietnam 46%, Malaysia 24%

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu negara yang terimbas kebijakan tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Kebijakan tersebut menetapkan bahwa semua negara akan dikenakan tarif setidaknya 10% ke depannya, sementara negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar. 

    Dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/4/2025), pungutan baru ini bersifat tambahan terhadap tarif yang telah berlaku sebelumnya, termasuk pajak 20% terhadap barang-barang China yang terkait dengan fentanil. Selain itu, pengecualian untuk barang-barang jangka pendek juga telah dicabut.

    Kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal ini juga dikenakan pada negara-negara Asia Tenggara lain. Indonesia tercatat menjadi negara dengan tarif tertinggi keenam diantara sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara.

    Tarif yang dikenakan ke Indonesia adalah sebesar 32%, lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia sebesar 24% dan Filipina yang mendapat bea pungutan 17%. Adapun, tarif yang didapat Indonesia lebih rendah dibandingkan Thailand yang dikenakan 36%

    Sementara itu, Kamboja menjadi negara dengan tarif timbal balik tertinggi di kawasan Asean dengan 49% disusul oleh Laos yang dikenakan pungutan 48%.

    Selanjutnya, Vietnam juga dikenakan tarif timbal balik di atas 40%, yakni sebesar 46%. Negara Asia Tenggara lain yang senasib dengan Kamboja, Laos, dan Vietnam adalah Myanmar yang terkena tarif 44%.

    Berikut adalah daftar tarif timbal balik AS untuk negara-negara Asean yang diumumkan Presiden AS Donald Trump:

    Kamboja: 49%

    Laos: 48%

    Vietnam: 46%

    Myanmar: 44%

    Thailand: 36%

    Indonesia: 32%

    Brunei Darussalam: 24%

    Malaysia: 24%

    Filipina: 17%

    Singapura: 10%

    Bursa Asia Melemah

    Sementara itu, Bursa saham Asia memerah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif impor terhadap mitra dagang AS di seluruh dunia.

    Berdasarkan data Bloomberg pada awal perdagangan Kamis (3/4/2025), indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 3,23%, Shanghai Composite China turun 0,56%, Hang Seng Index Hong Kong merosot 2,08%, Kospi Index Korea Selatan melemah 1,55%, dan All Ordinary Index Australia turun 1,28%. 

    Di kawasan Asia Tenggara, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turun tipis 0,36%, Strait Times Index STI -0,55%, dan PSEi Filipina turun 0,87%. 

    Berbanding terbalik, indeks saham Vietnam Ho Chi Minh Stock Index naik tipis 0,04% dan Stock Exchange of Thailand Index menguat 0,4%. 

    Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham Singapura sempat jatuh 1,3% sebelum memangkas penurunan pada perdagangan hari ini. Sementara itu, indeks saham Malaysia sempat turun 0,7%.