Perusahaan: Bloomberg

  • Finetiks bagikan strategi menabung di tengah gejolak ekonomi global

    Finetiks bagikan strategi menabung di tengah gejolak ekonomi global

    utamakan pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar penting dan tunda pembelian barang mewah yang kurang mendesak

    Jakarta (ANTARA) – CEO dan Founder Finetiks Cameron Goh membagikan sejumlah strategi menabung yang dapat diterapkan masyarakat Indonesia di tengah menghadapi gejolak ekonomi global.

    Ia mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang menabung yang bukan sekadar menyisihkan uang tetapi mengelola uang dengan strategi cerdas agar tetap tumbuh meski meski dunia sedang tidak pasti. Sebagai langkah strategi awal, masyarakat dapat terlebih dahulu menetapkan fokus pada kebutuhan utama.

    “Dengan harga barang impor yang semakin mahal, utamakan pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar penting dan tunda pembelian barang mewah yang kurang mendesak,” kata Cameron dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Selanjutnya, masyarakat dapat menyiapkan dana cadangan. Ia mengingatkan bahwa menabung merupakan kunci untuk menjaga kestabilan keuangan di masa yang tidak menentu.

    Langkah terakhir, pilih cara menabung yang menguntungkan. Dalam hal ini, Cameron mengimbau masyarakat untuk mencari opsi tabungan dengan imbal hasil tinggi dan fleksibilitas yang memudahkan.

    Baru-baru ini, Warren Buffett kembali menjadi perhatian publik setelah Bloomberg Billionaires Index melaporkan bahwa ia merupakan satu-satunya individu di antara jajaran orang terkaya dunia yang mencatat peningkatan kekayaan bersih sepanjang tahun 2025.

    Hal ini terjadi di tengah kondisi pasar saham global yang mengalami penurunan sebesar 10-20 persen sejak awal tahun.

    Secara historis, Buffett dikenal memilih strategi menyimpan cadangan kas dalam jumlah besar saat terjadi resesi atau krisis keuangan.

    Buffett menunggu momentum yang tepat untuk bertindak. Pendekatan ini, catat Finetiks, kembali membuktikan ketangguhannya di tengah gejolak ekonomi global.

    “Holding cash saat pasar panik bukan berarti takut ambil risiko, justru itulah strategi jangka panjang yang membuat Buffett semakin kaya ketika orang lain terpuruk. Momen seperti sekarang adalah pengingat penting bahwa cash is not passive, it’s strategy,” ujar Cameron.

    Adapun mengenai gejolak ekonomi global, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (9/4) waktu setempat telah mengumumkan penundaan kebijakan tarif impor hingga 90 hari ke berbagai mitra dagang, kecuali untuk China dengan tarif impor yang tetap meningkat menjadi 125 persen.

    Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena tarif resiprokal dengan besaran 32 persen. Dengan penundaan ini maka beberapa negara termasuk Indonesia sementara hanya akan dikenakan tarif dasar 10 persen.

    Merespons kondisi tersebut, Cameron menyatakan keprihatinannya atas gejolak ekonomi dunia yang terjadi.

    Ia menyebutkan AS merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi Indonesia dengan nilai ekspor mencapai 28,1 miliar dolar AS pada 2024.

    Apabila tarif impor ditetapkan tinggi untuk Indonesia, imbuh Cameron, maka produk Indonesia akan menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika yang berpotensi menurunkan permintaan dan berdampak negatif pada para eksportir Indonesia.

    Finetiks mencatat bahwa efek kebijakan tarif Trump tersebut langsung terasa di dalam negeri, di mana rupiah terus melemah hingga menyentuh angka Rp16.750 per dolar AS serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 9 persen pada perdagangan 8 April lalu yang diikuti dengan trading halt.

    “Kombinasi potensi tarif tinggi, pelemahan mata uang, dan penurunan pasar saham menunjukkan ketidakpastian global sedang nyata di depan mata. Ini saatnya kita, sebagai masyarakat, bersikap lebih bijak dalam mengelola keuangan,” kata Cameron.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Catat, Pengguna iPhone Tak Bisa Downgrade ke iOS 18.3.2 Usai Update iOS 18.4! – Page 3

    Catat, Pengguna iPhone Tak Bisa Downgrade ke iOS 18.3.2 Usai Update iOS 18.4! – Page 3

    Untuk diketahui, Apple menghadirkan gebrakan kecil dengan merilis iOS 18.5 beta untuk developer. Walaupun bukan update besar-besaran, ada beberapa penyempurnaan kecil agar pengguna semakin nyaman pakai iPhone mereka.

    Saat ini, iOS 18 terbilang sudah cukup matang. Sementara iOS 19, diperkirakan bakal Apple ungkap dalam ajang WWDC Juni nanti. Maka dari itu, iOS 18.5 lebih fokus sebagai sentuhan akhir sebelum Apple beralih ke generasi berikutnya. 

    Walaupun terlihat minim perubahan, ada beberapa pembaruan cukup layak dicatat. Salah satunya ada di aplikasi Mail.

    Dengan pembaruan ini, pengguna kini bisa menonaktifkan foto kontak langsung dari antarmuka Mail tanpa perlu masuk ke menu Settings di iPhone. 

    Selain itu, ada sedikit penyegaran di bagian AppleCare & Warranty di Settings, kini menampilkan banner lebih rapi untuk melihat status perlindungan perangkat dan mengelola paket garansi dengan lebih mudah.

    Di luar itu, iOS 18.5 beta lebih banyak berfokus pada peningkatan performa dan stabilitas. Tidak ada fitur baru yang mencolok atau aplikasi tambahan kali ini.

    Menurut Mark Gurman dari Bloomberg, ini bukan kebetulan. Apple memang sedang menyimpan inovasi besarnya untuk WWDC 2025 pada 9 Juni nanti.

  • Memahami Lebih Dalam Transformasi Digital

    Memahami Lebih Dalam Transformasi Digital

    Bisnis.com, JAKARTA — Transformasi digital tidak sebatas teknologi. Menyangkut budaya perusahaan dan kecepatan beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Berisiko dan tidak nyaman. Digital adalah mindset, bukan teknologi.

    Digitisasi masalah efisiensi. Sedangkan digitalisasi tentang mencipta nilai (value). Dampak digitalisasi yang mendasar adanya perobahan proses bisnis untuk mencipta nilai (value).

    Tujuan transformasi digital adalah pengoptimalan berkelanjutan, agar perusahaan dapat merasakan perubahan di pasar dan merespons dengan cepat untuk mencapai keunggulan daya saing (competitive advantage). Kecepatan kata kuncinya.

    Ada dua pemahaman yang perlu diluruskan tentang digitisasi (digitization) dan digitalisasi(digitalization). Pertama, digitisasi (digitization) adalah konversi atom (phisik) menjadi bit (digital), seperti mengganti kertas dengan file elektronik atau paperless, gambar dengan gambar JPEG, musik dengan MP3.

    Digitisasi dapat memberikan beberapa penghematan, melalui peningkatan efisiensi dan pengurangan tingkat kesalahan. 

    Kedua, digitalisasi (digitalization) adalah transformasi semua bit (digital) menjadi nilai (value) dan mengubah cara perusahaan menjalankan bisnis melalui proses bisnis, cara memikirkan, menciptakan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan perusahaan itu sendiri.

    Dampak dari digitalisasi melahirkan transformasi digital yang menghasilkan nilai (value) kepada kustomer dan perusahaan. Seperti berbelanja secara daring, pembayaran dipintu tol saat ini, memesan tiket perjalanan dan hotel tanpa perusahaan travel yang selama ini secara tradisional.

    Jadi tujuan transformasi digital adalah pengoptimalan berkelanjutan, perusahaan yang dapat merasakan perubahan di pasar dan merespons dengan cepat yang dapat memberikan nilai yg lebih baik lagi bagi pelanggan dan organisasi.

    Dari berbagai penelitian tentang transformasi digital diketahui bahwa transformasi digital tidak terjadi secara kebetulan, dan jarang terjadi secara organik.  

    Persoalan utamanya bukan masalah teknologi atau digital, tapi adalah masalah perubahan (change), sistem (system) dalam proses bisnis, budaya organisasi (organizational culture), dan pola pikir (mindset).

    Transformasi Digital Keniscayaan dan Absolut

    Transformasi digital merupakan keharusan bagi semua usaha dan organisasi mulai dari korporasi besar sampai pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tidak pandang bulu. Mutlak. Tidak ada kata menunda apalagi mundur. Take or leave it. Karena proses digitalisasi ini sangat digandrungi kaum muda mulai dari generasi y, z sampai ke generasi alpha.

    Mereka menikmati era digital ini. Merekalah pemain utamanya. Saat ini semua organisasi menjadi keharusan melakukan transformasi digital. Namun diingatkan tidak agar gegabah. Jangan latah. Ada anggapan yang keliru ketika organisasi sudah membuat website yang interaktif dianggap organisasasi tersebut sudah melakukan transformasi digital.

    Contoh lainnya perusahaan sudah bekerja dengan menggunakan internet untuk melayani pelanggan. Hal ini masih jauh dari cita-cita dan tujuan transformasi digital.

    Lebih jauh pengertian transformasi transformasi digital adalah transformasi atau perubahan yang lebih mendalam dari aktivitas bisnis dan organisasi, proses bisnis dan metode kerja, kompetensi, dan model untuk sepenuhnya memanfaatkan perubahan dan peluang dari perpaduan teknologi digital dan percepatan yang berdampak di masyarakat dengan cara yang strategis dan diprioritaskan.

    Perusahaan yang sudah sampai pada tingkat ini terlihat lebih gesit (agile), berorientasi pada orang, inovatif, berpusat pada pelanggan, efisien, dan mampu mendorong/memanfaatkan peluang  dan memanfaatkan pendapatan baru yang didorong oleh informasi dan layanan.

    Jadi tujuan transformasi digital adalah pengoptimalan berkelanjutan, perusahaan yang dapat merasakan perubahan di pasar dan merespons dengan cepat yang dapat memberikan nilai yg lebih baik lagi.

    Transformasi digital yang sukses secara signifikan kurang fokus pada efisiensi biaya dan lebih fokus pada produk baru atau pelanggan baru dalam penciptaan nilai bagi pelanggan maupun organisasi.

    Transformasi digital adalah sebuah perjalanan (journey), dan sebuah perjalanan membutuhkan peta jalan yang jelas yang diciptakan melalui strategi digital (digital strategy). Strategi digital mendorong kedewasaan digital. Dalam berbagai studi disimpulkan lebih dari 80% perusahaan yang “matang secara digital” memiliki strategi digital yang jelas dan koheren; namun disayangkan hanya 15% dari mereka pada tahap awal yang melakukannya.

    Lebih jauh lagi Sunil Gupta dalam bukunya “Driving Digital Strategy” bahwa transformasi digital tidak hanya menciptakan peluang dan tantangan baru; tetapi  mengubah aturan/cara tradisional, mendefinisikan kembali apa itu keunggulan kompetitif dan bagaimana cara mencapainya melalui peta jalan tadi.

    Bukan Sebatas Teknologi

    Menurut Prof. Westerman (Harvard University), ketika berbicara transformasi digital sering orang terjebak dan terperangkap dengan masalah teknologi digital yang begitu rumit dan menghabiskan energi untuk mencari solusi. Ketika berdiskusi tentang hal di atas, yang terpikir adalah masalah Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), cloud computing, dan lain-lain.

    Transformasi digital bukan masalah teknologi digital tapi masalah perubahan proses bisnis yang lebih baik, nilai-nilai (value) kepada pelanggan dan perusahaan. Transformasi digital bukan melulu soal digital atau teknologi sebagai jawabannya tapi masalah pola pikir (mindset).

    Transformasi digital masalah yang rumit diatasi adalah resistansi/penolakan terhadap kemapanan yang sudah dalam organisasi sudah terbiasa dengan cara lama yang sudah mapan enggan untuk berubah.

    Transformasi digital merupakan masalah penciptaan nilai (value) yang dihasilkan tidak sekadar merubah dari sistem analog ke digital, perlu ada penciptaan nilai yang dihasilkan.

    Pakar revolusi industri 4.0 Schwab menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi ke depan bukan masalah teknologi tetapi tapi bagaimana  sistem yang dibangun akan memberi peningkatan produktivitas dan efisiensi yang lebih baik.

    Transformasi digital yang sebenarnya berisiko. Organisasi yang sukses harus mengembangkan budaya yang mendorong pengambilan risiko dan memungkinkan otonomi diberbagai level dan unit organisasi. Selain itu organisasi juga harus mendorong kolaborasi lintas fungsi (cross functional collaboration) dan menolak pembangunan silo.

    Transformasi digital  lebih berfokus tentang manusia daripada yang lainnya. Beberapa dari orang-orang tersebut berada di luar organisasi. Digitalisasi akan menuntut tingkat fokus pelanggan dan pengguna yang baru; itu juga akan mengharuskan perusahaan untuk membangun kemitraan jenis baru.

    Banyak dari mereka ada di dalam.Transformasi organisasi akan menantang dan memberdayakan karyawan. Studi MIT Sloan/Deloitte 2015 menemukan bahwa para pemimpin digital harus berfokus pada menemukan, mengembangkan, dan mempertahankan orang yang tepat—tidak harus bintang teknologi, tetapi orang-orang dengan kemampuan beradaptasi dan visi untuk berkembang di lingkungan yang berkembang pesat.

    Dalam artikel 2014 untuk Wired, Jason Bloomberg berpendapat bahwa transformasi digital mengharuskan perusahaan untuk melepaskan hierarki lama dan mengembangkan organisasi yang digabungkan secara longgar yang berpusat di sekitar tim yang mengatur diri sendiri yang memiliki otonomi untuk merespons gangguan.

  • Jangan Panik saat Ekonomi Goyang! Ini Cara Bijak Kelola Uang

    Jangan Panik saat Ekonomi Goyang! Ini Cara Bijak Kelola Uang

    Jakarta: Gejolak ekonomi global kembali mengguncang. Kenaikan tarif impor oleh Amerika Serikat terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia, menimbulkan dampak yang tidak bisa diabaikan. 
     
    Tapi, di tengah ketidakpastian ini, ada satu pelajaran penting dari investor legendaris Warren Buffett: pegang uang tunai bukan berarti takut, tapi itu strategi. Yap, saat dunia sedang gamang, keputusan keuangan yang bijak justru bisa menjadi penyelamat.
    Ketika ekonomi tertekan, saatnya cerdas mengelola keuangan
    Pada 3 April 2025, Amerika Serikat menerapkan tarif impor sebesar 32 persen untuk berbagai barang dari Indonesia. Meskipun Presiden Donald Trump kemudian menurunkan tarif sementara menjadi 10 persen untuk beberapa negara (termasuk Indonesia) pada 9 April, dampaknya sudah dirasakan langsung.
     
    Menurut Cameron Goh, CEO dan Founder FINETIKS, langkah ini sangat berpengaruh terhadap ekspor Indonesia.

    “Amerika Serikat merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD28,1 miliar pada tahun 2024. Dampaknya jika tarif impor ditetapkan tinggi untuk Indonesia, maka produk Indonesia akan menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika, yang berpotensi menurunkan permintaan dan berdampak negatif pada para eksportir Indonesia,” jelas Cameron dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 April 2025.
     

    Apa yang harus dilakukan?
    Situasi ini berdampak luas ke pasar domestik. Nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh titik terendah sejak krisis Asia 1998, sementara IHSG jatuh hingga 9 persen pada 8 April, memicu trading halt dan kepanikan di kalangan investor ritel.
     
    Kondisi ini memunculkan ketidakpastian yang nyata. Cameron mengingatkan masyarakat agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan:
     
    “Kombinasi potensi tarif tinggi, pelemahan mata uang, dan penurunan pasar saham menunjukkan ketidakpastian global sedang nyata di depan mata. Ini saatnya kita, sebagai masyarakat, bersikap lebih bijak dalam mengelola keuangan,” tuturnya.
    Belajar dari Warren Buffett
    Sementara banyak investor ketar-ketir, Warren Buffett justru mengalami peningkatan kekayaan di tahun 2025. Bloomberg Billionaires Index mencatat, ia menjadi satu-satunya miliarder yang mengalami kenaikan kekayaan bersih, padahal pasar saham global turun hingga 20 persen sejak awal tahun.
     
    Strategi Buffett? Sederhana, tapi cerdas dalam menyimpan cadangan kas besar ketika pasar bergejolak. Ia menunggu harga aset jatuh untuk masuk di saat yang tepat.
     
    “Holding cash saat pasar panik bukan berarti takut ambil risiko, justru itulah strategi jangka panjang yang membuat Buffett semakin kaya ketika orang lain terpuruk. Momen seperti sekarang adalah pengingat penting bahwa cash is not passive, it’s strategy,” kata Cameron.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Daftar 56 Negara Dapat Penundaan Tarif Trump 90 Hari, Ada Indonesia?

    Daftar 56 Negara Dapat Penundaan Tarif Trump 90 Hari, Ada Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan menunda sementara selama 90 hari atas kebijakan tarif impor “balasan” terhadap puluhan negara mitra dagang. 

    Dikutip melalui Bloomberg, keputusan yang telah berjalan sejak diumumkan pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat ini terjadi hanya kurang dari 24 jam setelah tarif tersebut diberlakukan.

    Dalam pernyataan resminya, Trump menyebut penundaan ini sebagai strategi untuk memberikan ruang negosiasi bagi negara-negara yang terkena dampak. 

    Dari total 75 negara mitra dagang AS yang disebutnya mengajukan permintaan pembicaraan ulang, sebanyak 56 negara secara spesifik tercantum dalam daftar Gedung Putih sebagai pihak yang dikenai tarif balasan atau tarif resiprokal dengan besaran bervariasi.

    Indonesia termasuk salah satu negara yang menerima tarif resiprokal sebesar 32%. Namun, selama masa penundaan, tarif yang berlaku sementara turun ke level tarif dasar, yakni 10% 

    Berbeda dengan negara-negara lain, China justru mengalami peningkatan tarif secara signifikan hingga 125%. Kenaikan tarif untuk China diumumkan langsung oleh Trump yang kesal dengan sikap Beijing. Kenaikan tajam ini memperkuat indikasi memburuknya hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. 

    Kebijakan dadakan ini langsung disambut positif oleh pelaku pasar. Bursa saham utama AS melonjak tajam, menandai pemulihan dari ketegangan pasar yang sebelumnya diwarnai volatilitas tinggi—terburuk sejak awal pandemi Covid-19.

    Kendati memberikan kelonggaran sementara, Gedung Putih menegaskan bahwa tidak semua kebijakan tarif terdampak oleh penundaan ini. Tarif dasar sebesar 10% terhadap sebagian besar produk impor tetap diberlakukan. Selain itu, tarif khusus yang telah lebih dahulu dikenakan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak mengalami perubahan.

    Langkah Trump ini dinilai sebagai bagian dari manuver diplomasi ekonomi yang tengah ia bangun, di tengah tekanan global dan domestik terkait arah kebijakan perdagangannya.

    Berikut daftar 56 negara dan kawasan yang dapat penundaan tarif resiprokal oleh AS

    Aljazair 30%
    Angola 32%
    Bangladesh 37%
    Bosnia dan Herzegovina 35%
    Botswana 37%
    Brunei Darussalam 24%
    Kamboja 49%
    Kamerun 11%
    Chad 13%
    Pantai Gading 21%
    Republik Demokratik Kongo 11%
    Equatorial Guinea 13%
    Uni Eropa 20%
    Kepulauan Falkland 41%
    Fiji 32%
    Guyana 38%
    India 26%
    Indonesia 32%
    Irak 39%
    Israel 17%
    Jepang 24%
    Yordania 20%
    Kazakhstan 27%
    Laos 48%
    Lesotho 50%
    Libya 31%
    Liechtenstein 37%
    Madagaskar 47%
    Malawi 17%
    Malaysia 24%
    Mauritius 40%
    Moldova 31%
    Mozambik 16%
    Myanmar 44%
    Namibia 21%
    Nauru 30%
    Nikaragua 18%
    Nigeria 14%
    Makedonia Utara 33%
    Norwegia 15%
    Pakistan 29%
    Filipina 17%
    Serbia 37%
    Afrika Selatan 30%
    Korea Selatan 25%
    Sri Lanka 44%
    Swiss 31%
    Suriah 41%
    Taiwan 32%
    Thailand 36%
    Tunisia 28%
    Vanuatu 22%
    Venezuela 15%
    Vietnam 46%
    Zambia 17%
    Zimbabwe 18%

  • China Deflasi Dua Bulan Beruntun, Imbas Perang Dagang Lawan Trump

    China Deflasi Dua Bulan Beruntun, Imbas Perang Dagang Lawan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – China mengalami deflasi selama dua bulan beruntun seiring dengan tensi perang dagang yang meningkat dengan AS memberikan tekanan lebih besar pada harga barang.

    Data Biro Statistik Nasional (NBS), China mencatat indeks harga konsumen atau inflasi China turun 0,1% secara year on year (yoy) pada Maret 2025 dibandingkan dengan penurunan 0,7% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, perkiraan median ekonom yang disurvei oleh Bloomberg adalah 0%.

    Inflasi inti China, yang mengecualikan barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan energi, pulih menjadi 0,5% pada bulan Maret dari minus 0,1% pada bulan sebelumnya. Deflasi pabrik bertahan selama 30 bulan, dengan indeks harga produsen mencatat penurunan yang lebih cepat sebesar 2,5% dibandingkan dengan 2,2% pada bulan Februari.

    Dong Lijuan, Kepala Ahli Statistik NBS, mengatakan cuaca yang lebih hangat menyebabkan penurunan harga pangan yang mendorong inflasi bulanan. Dia juga menunjuk pada penurunan biaya minyak dan mengatakan lebih sedikit wisatawan setelah liburan panjang turut menekan harga perjalanan.

    “Dampak kebijakan dari peningkatan permintaan konsumen secara bertahap muncul,” kata Dong dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/4/2025).

    Kepala ekonom China Raya di ING Bank NV, Lynn Song menyebut, kelanjutan deflasi ini memperkuat alasan bank sentral China untuk pemangkasan suku bunga. Song juga menurunkan perkiraan inflasi China 2025 menjadi nol dari 0,7%. 

    Para pemimpin utama China bersiap untuk bertemu pada Kamis waktu setempat untuk membahas stimulus ekonomi tambahan.

    “Inflasi CPI gagal bangkit di atas ambang batas nol pada bulan Maret karena tekanan harga terus berlanjut secara menyeluruh. Dikombinasikan dengan eskalasi tarif yang tajam, hal ini menciptakan peluang yang tepat bagi People’s Bank of China (PBOC) untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter,” jelas Song.

    Urgensi untuk melakukan reflasi ekonomi meningkat sementara konflik perdagangan dengan AS meningkat. Beijing sebelumnya telah menyusun rencana untuk memompa stimulus fiskal dan menjadikan peningkatan konsumsi domestik sebagai prioritas tahun ini.

    Meski liburan Tahun Baru Imlek yang lebih awal dari biasanya membantu menaikkan harga pada awal tahun 2025, risiko deflasi telah meningkat sejak saat itu karena ketegangan antara AS dan China meningkat menjadi siklus kenaikan tarif yang saling berbalas. 

    Harga dapat mengalami pelemahan lebih lanjut jika eksportir mengalihkan beberapa barang ke pasar domestik atau jika negara lain yang menghadapi tarif AS yang lebih tinggi mengalihkan produk mereka ke China.

    Investor di pasar saham sebagian besar mengabaikan prospek inflasi, dengan fokus pada potensi dukungan stimulus lebih lanjut dari Beijing dalam menghadapi ketegangan perdagangan yang memburuk. 

    Indeks utama saham China yang terdaftar di Hong Kong naik sebanyak 3% dalam perdagangan Kamis pagi, sementara indeks acuan dalam negeri CSI 300 naik lebih dari 1%.

    Presiden AS Donald Trump menaikkan bea masuk terhadap China menjadi 125%. Langkah tersebut diambil setelah China mengumumkan rencana untuk membalas dengan tarif 84% terhadap semua impor dari AS. 

    Pemerintahan Trump telah membidik China secara khusus atas praktik perdagangannya dan pendekatan agresifnya terhadap rencana tarif presiden. 

    Perkiraan Blomberg Economics mencatat, serangan mendadak Trump dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi China sebanyak 3%. Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan Beijing memiliki banyak alat kebijakan untuk sepenuhnya mengimbangi guncangan eksternal.

    China juga telah berjanji untuk meningkatkan konsumsi domestik karena tarif mengancam ekspor, yang berkontribusi terhadap hampir sepertiga dari ekspansi ekonomi negara itu pada tahun 2024. 

    China berada di jalur penurunan harga terpanjang secara ekonomi sejak tahun 1960-an sebagai akibat dari pengeluaran yang lemah, sementara jatuhnya harga properti belum mencapai titik terendah.

  • Reaksi Negara-Negara Asia usai Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari

    Reaksi Negara-Negara Asia usai Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah negara-negara di seluruh Asia bereaksi terhadap penangguhan tarif yang lebih tinggi selama 90 hari oleh Presiden AS Donald Trump untuk puluhan mitra dagang. Reaksi dari negara-negara tersebut merupakan campuran kelegaan, kehati-hatian, dan sedikit ejekan.

    Melansir Bloomberg pada Senin (10/4/2025), beberapa negara — seperti Vietnam yang menghadapi pungutan sebesar 46%, dan Jepang dengan pajak tambahan sebesar 24% — terus maju dengan upaya untuk memastikan penangguhan tersebut menjadi permanen bagi ekonomi mereka.

    People’s Daily, surat kabar utama Partai Komunis China, memuat komentar yang menyerukan AS untuk membatalkan tarif sepihaknya dan menggembar-gemborkan manfaat dari hubungan ekonomi dan perdagangan yang “saling menguntungkan”. 

    Trump menaikkan pungutannya atas impor dari China sekali lagi menjadi 125% setelah Beijing mengumumkan rencana untuk membalas dengan bea masuk sebesar 84% atas barang-barang Amerika yang akan dimulai pada hari Kamis.

    Wakil Perdana Menteri Vietnam Ho Duc Phoc bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer di Washington dan setuju untuk memulai negosiasi tentang perjanjian perdagangan “timbal balik”, menurut sebuah posting di situs web pemerintah. Saham-saham negara itu melonjak pada perdagangan awal hari Kamis.

    Sementara itu, Jepang akan terus mendesak Trump untuk meninjau kembali langkah-langkah tarifnya, menurut Ryosei Akazawa, perwakilan perdagangan utama negara itu. 

    “Tidak ada perubahan dalam kebijakan Jepang,” kata Menteri Revitalisasi Ekonomi Akazawa pada Kamis.

    Adapun, Perdana Menteri Australia berhaluan kiri-tengah Anthony Albanese, yang berada di tengah-tengah kampanye pemilihan yang ketat menjelang pemungutan suara pada tanggal 3 Mei, mengatakan bahwa rezim tarif pemerintahan Trump adalah “tindakan merugikan diri sendiri” yang merusak ekonomi AS dan itulah sebabnya presiden memilih untuk menunda.

    Tarif Penguin

    Albanese juga mengejek beberapa langkah tarif pemerintahan AS, termasuk pengenaan bea masuk pada Pulau Heard dan Kepulauan McDonald, wilayah luar Australia yang sebagian besar tandus yang dihuni oleh penguin.

    “Saya tidak yakin apa yang mereka perdagangkan,” katanya tentang pulau-pulau Antartika, sambil menambahkan dengan lebih serius “ini adalah dunia yang sangat tidak pasti tempat kita tinggal.” Albanese, dalam sebuah wawancara radio.

    Albanese juga menegaskan bahwa Australia tidak mengenakan tarif kepada AS dan bahwa Washington tidak boleh melakukannya terhadap produk-produk Australia 

    “Karena itulah yang tercantum dalam perjanjian perdagangan bebas kami,” ujarnya.

    Perubahan Sikap

    Perubahan sikap Trump terjadi sekitar 13 jam setelah bea masuk tinggi terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku, yang memicu kekacauan pasar dan ketakutan akan resesi. Trump menghadapi tekanan besar dari para pemimpin bisnis dan investor untuk mengubah arahnya. 

    Negara-negara yang terkena bea masuk timbal balik yang lebih tinggi yang mulai berlaku Rabu sekarang akan dikenakan pajak pada tarif dasar 10% sebelumnya yang diterapkan untuk negara-negara lain, kecuali China, menurut seorang pejabat Gedung Putih. 

    Jepang diperkirakan akan menjadi salah satu negara yang diprioritaskan dalam negosiasi perdagangan dengan Washington. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dia akan berbicara dengan pejabat dari Jepang, Vietnam, India, dan Korea Selatan dalam beberapa hari mendatang. 

    Jepang masih menghadapi tarif 25% untuk mobil, suku cadang mobil, baja, dan aluminium, sementara barang-barang lainnya tetap dikenakan tarif pajak tetap 10% yang diterapkan untuk semua negara. 

    Akazawa menyebut, Jepang melihat jeda pada beberapa tarif timbal balik sebagai perkembangan positif sementara akan terus menyerukan peninjauan ulang tarif yang masih berlaku.

    Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengusulkan pembentukan blok perdagangan berbasis aturan sebagai tanggapan terhadap tarif Trump. 

    Luxon mengatakan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, perjanjian perdagangan bebas antara 12 negara termasuk Selandia Baru, Jepang, Kanada, dan Inggris, dapat menjadi dasar untuk perjanjian yang lebih luas dengan Uni Eropa yang berupaya untuk mempromosikan perdagangan bebas sebagai jalan menuju kemakmuran.

  • Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Jadi Rp 16.769 Per Dolar AS

    Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Jadi Rp 16.769 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Kamis (10/4/2025) menguat. Penguatan ini terjadi bersamaan dengan mata uang Asia lainnya, yang berada di zona hijau.

    Melansir Bloomberg Asian Pacific Currencies, rupiah hingga pukul 09.18 WIB di pasar spot exchange menguat 103,5 poin atau 0,61% menjadi 16.769 per dolar AS.

    Saat nilai tukar rupiah naik, beberapa mata uang Asia juga catat kenaikan. Yen Jepang naik 0,61% menjadi 146 yen per dolar AS, dolar Taiwan bertambah 0,38% menjadi 32,8 dolar Taiwan per dolar AS, dan ringgit Malaysia bertambah 0,33% menjadi 4,48 ringgit per dolar AS.

    Won Korea juga melesat 0,98% menjadi 1,45 won per dolar AS dan peso Filipina bertambah 0,28% menjadi 57,1 peso per dolar AS.

    Saat nilai tukar rupiah hari ini bertambah, beberapa mata uang Asia melemah, seperti dolar Hong Kong turun tipis 0,01% menjadi 7,7 dolar Hong Kong per dolar AS, dolar Singapura melemah 0,13% menjadi 1,342 dolar Singapura per dolar AS.

  • Ini bukti ekonomi Indonesia kuat dan tahan guncangan akibat aksi Trump

    Ini bukti ekonomi Indonesia kuat dan tahan guncangan akibat aksi Trump

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)

    Ini bukti ekonomi Indonesia kuat dan tahan guncangan akibat aksi Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 14:21 WIB

    Elshinta.com – Kebijakan tarif Amerika Serikat kembali menjadi pusat guncangan pasar global. Kali ini, kebijakan tersebut datang dari pemerintahan Trump yang baru kembali berkuasa. 

    Dalam langkah agresifnya, AS menaikkan tarif impor terhadap produk-produk utama dari Tiongkok, memicu aksi balasan dari Beijing. 

    Efek domino langsung terasa di pasar keuangan global: investor global buru-buru melepas aset berisiko dan memindahkan portofolionya ke safe haven assets seperti dolar AS, emas, dan obligasi negara maju.

    Namun di tengah kepanikan ini, Indonesia justru menunjukkan ketahanan yang relatif baik dibandingkan banyak negara lain.

    Rupiah Stabil, Meski Tertekan

    Dari sisi nilai tukar, data Bloomberg yang diolah Kemenkeu menunjukkan rupiah hanya melemah 0,8% terhadap dolar AS dalam periode 2 hingga 8 April 2025. Ini tergolong stabil jika dibandingkan dengan negara lain seperti Brasil (-4,5%), Meksiko (-2,2%), atau bahkan Euro dan Yen yang masing-masing turun lebih dari 1%.

    Ini menunjukkan bahwa pasar valuta asing tidak terlalu panik terhadap kondisi di Indonesia, bahkan ketika pengumuman kebijakan tarif itu bertepatan dengan masa libur Lebaran di dalam negeri.

    “Nilai tukar rupiah relatif stabil meski ada pelemahan, tetapi dibandingkan negara lain seperti Jepang, kita masih lebih baik,” klaim Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

    IHSG Terkoreksi, Tapi Masih Dalam Kendali

    Meski begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup tajam, yaitu -7,8% selama periode yang sama. Namun jika dilihat secara global, koreksi ini masih lebih baik dibandingkan Argentina (-14,0%), Vietnam (-13,8%), atau bahkan indeks Italia dan Jerman yang masing-masing turun lebih dari -10%.

    “Investor portfolio merespons negatif kebijakan RRT. Kita semuanya hari ini adalah hari pertama pembukaan bursa dan kita sudah melihat Indonesia tadi sesi yang kedua di bawah 8%,” sebut Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Artinya, pasar saham Indonesia masih mampu menahan tekanan eksternal lebih baik dari banyak negara lain, bahkan negara-negara maju.

    Obligasi Masih Diincar Investor

    Yang paling mencolok adalah kinerja pasar obligasi pemerintah Indonesia, yang justru mencatat inflow. Imbal hasil obligasi naik 9 basis poin, mengindikasikan adanya permintaan yang tetap kuat dari investor, terutama saat negara lain seperti Jepang (-24 bps), Arab Saudi (-20 bps), dan bahkan AS (-2 bps) mengalami penurunan yield akibat lonjakan permintaan yang menandakan flight to safety.

    Ini menandakan bahwa Indonesia masih dianggap memiliki daya tarik di mata investor, bahkan di tengah gejolak kebijakan proteksionis AS.

    Kenapa Kebijakan Tarif AS Picu Kepanikan?

    Kebijakan tarif yang diumumkan Trump bertujuan melindungi industri domestik AS, khususnya manufaktur dan teknologi. Namun, langkah ini langsung dibalas oleh Tiongkok dengan menaikkan tarif impor barang-barang dari AS, memperuncing tensi dagang dua ekonomi terbesar dunia.

    Efek langsungnya adalah peningkatan ketidakpastian global, perlambatan perdagangan, dan potensi inflasi karena naiknya harga barang impor. Bagi pasar keuangan, ini adalah sinyal bahaya, terutama bagi negara berkembang yang selama ini bergantung pada ekspor dan aliran modal asing.

    Apa Artinya untuk Indonesia?

    Meskipun IHSG terkoreksi dan rupiah melemah, pasar obligasi yang tetap diminati menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat oleh investor global. Cadangan devisa yang tinggi, inflasi yang terkendali, serta prospek pertumbuhan yang stabil menjadi bantalan penting di tengah ketidakpastian global.

    “Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Analis Mirae Asset Nafan Aji Gusta Utama.

    Namun, ke depan, pemerintah dan pelaku pasar tetap perlu waspada terhadap risiko lanjutan dari tensi dagang global ini. Koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan stabilitas pasar keuangan menjadi kunci menjaga kepercayaan investor di tengah guncangan eksternal.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

    Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan resmi meluncurkan paket pendanaan darurat senilai 3 triliun won atau sekitar US$2 miliar untuk menopang industri otomotif yang terdampak kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat (AS).

    Jika dikonversi ke rupiah, maka nilai insentif tersebut sekitar Rp33,6 triliun (asumsi kurs Rp16.800 per dolar AS). Langkah ini diambil sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump berupa tarif baru sebesar 25% atas seluruh impor kendaraan ke AS.

    Pasalnya, kebijakan Trump tersebut dinilai memberikan tekanan berat pada para produsen otomotif Negeri Ginseng, mengingat Amerika Serikat merupakan pasar ekspor utama bagi sektor tersebut.

    “Pemerintah Korea Selatan menyebut paket stimulus ini akan meningkatkan total pembiayaan berbiaya rendah yang tersedia bagi industri otomotif melalui lembaga-lembaga keuangan milik negara, naik 15% menjadi 15 triliun won,” tulis laporan Bloomberg, dikutip Rabu (9/4/2025).

    Alhasil, peningkatan bantuan ini diharapkan dapat menjaga likuiditas para pelaku industri, khususnya produsen komponen otomotif skala kecil dan menengah.

    Sebagai bagian dari rencana pemulihan ini, Hyundai Motor Co. dan Kia Corp juga akan membentuk program pembiayaan senilai 1 triliun won. Skema tersebut akan melibatkan kolaborasi dengan lembaga keuangan dan dana jaminan kredit, yang ditujukan untuk mempermudah akses terhadap obligasi dan pinjaman bagi para pemasok komponen.

    Selain itu, pemerintah juga memperpanjang masa berlaku subsidi pembelian kendaraan listrik hingga akhir tahun ini, guna mendorong permintaan domestik di tengah menurunnya ekspor. Di sisi lain, teknologi kendaraan otonom kini resmi ditetapkan sebagai teknologi strategis nasional dan akan mendapatkan insentif pajak tambahan.

    “Tarif impor baru ini diperkirakan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri otomotif kami,” ungkap pemerintah Korea Selatan dalam pernyataan resminya.

    Diketahui, pada 2024, sektor otomotif menyumbang hampir separuh dari nilai ekspor Korea Selatan ke AS yang mencapai US$70,8 miliar.

    Bloomberg Economics mencatat bahwa Korea Selatan saat ini menghadapi kombinasi beban tarif ganda, yakni tarif timbal balik sebesar 25% dan tarif global 25% lainnya yang telah diterapkan untuk produk otomotif, baja dan aluminium.

    “Ini merupakan pukulan berat bagi ekonomi yang sangat mengandalkan ekspor,” ujar Analis Bloomberg Economics, Adam Farrar.

    Lebih lanjut, Farrar juga memperkirakan bahwa kebijakan tarif ini dapat memangkas ekspor Korea Selatan ke AS hingga 50% dan mengancam sekitar 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.

    Sementara itu, Bloomberg Intelligence memproyeksikan dampak langsung terhadap pertumbuhan PDB sebesar 0,1 poin persentase.

    Perlu diketahui, Korea Selatan menempati peringkat ketiga sebagai eksportir kendaraan terbesar ke AS, setelah Meksiko dan Jepang, berdasarkan data dari Administrasi Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan AS. Ketergantungan terhadap pasar Amerika menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha dan regulator di Seoul.

    Meskipun Presiden Trump telah memuji komitmen Hyundai untuk menginvestasikan hingga US$21 miliar di AS dalam empat tahun ke depan, apresiasi tersebut tampaknya belum cukup untuk menghindarkan Korea Selatan dari kebijakan tarif yang agresif.

    Untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan telah mengutus Menteri Perdagangan Cheong Inkyo ke Washington guna melakukan perundingan bilateral. Tujuannya adalah menegosiasikan kemungkinan keringanan tarif terhadap ekspor otomotif Korea Selatan.

    Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah lobi diplomatik tersebut akan membuahkan hasil. Kendati demikian, Trump menyatakan bahwa peluang kesepakatan dagang dengan Korea Selatan tampak menjanjikan usai melakukan pembicaraan via telepon dengan penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo.