Perusahaan: Bloomberg

  • Jepang Mau Longgarkan Standar Keselamatan Mobil Gegara Tarif Trump

    Jepang Mau Longgarkan Standar Keselamatan Mobil Gegara Tarif Trump

    Jakarta

    Jepang bakal melonggarkan standar keamanan mobilnya sebagai bagian dari negosiasi tarif dengan Amerika Serikat.

    Jepang dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk melakukan peninjauan kembali terhadap aturan standar keamanan mobil. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Presiden AS Donald Trump, demikian dilaporkan Nikkei Asia yang dikutip Bloomberg.

    Laporan tersebut muncul usai kepala negosiator Jepang Ryosei Akazawa mulai membuka diskusi tarif dengan beberapa rekannya di Washington pekan lalu. Kini persiapan negosiasi kedua pun akan dilakukan. Para produsen mobil AS sudah lama mengeluhkan adanya hambatan nontarif yang menghalangi produknya masuk ke pasar Jepang. Salah satunya standar pengujian keselamatan mobil yang sangat ketat.

    Dalam sebuah laporan dari Perwakilan Dagang AS pada bulan lalu disebutkan bahwa Jepang tidak menerima sertifikasi standar keselamatan AS. Ini lantaran standar keselamatan AS itu dianggap tidak memberikan tingkat perlindungan yang setara dengan standar di Jepang, protokol pengujiannya berbeda, serta adanya hambatan untuk membangun jaringan distribusi dan layanan lainnya.

    Perdana Menteri Shigeru Ishiba percaya masih ada ruang untuk pelonggaran kriteria keselamatan, salah satunya dalam pengujian tes tabrak.

    “Kita harus menyadari perbedaan kondisi lalu lintas,” kata Ishiba dalam sebuah program TV.

    Ishiba menyebut Jepang memang lebih fokus untuk keselamatan pejalan kaki. Sementara di AS, standar keselamatan lebih condong ke perlindungan penumpang dari tabrakan keras.

    “Meskipun demikian, kami ingin memastikan bahwa kami tidak dianggap tidak adil,” urai Ishiba.

    Tarif impor yang diumumkan Trump memang disebut memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap industri otomotif Jepang. Trump bahkan mengkritik kondisi perdagangan otomotif yang melibatkan dua negara di Asia itu. Secara khusus bahkan Trump menyinggung Toyota yang disebutnya bisa menjual satu juta unit mobil ke AS. Kondisi sebaliknya justru dialami AS yang produk otomotifnya sulit tembus Negeri Sakura.

    “Toyota menjual 1 juta mobil buatan luar negeri ke Amerika Serikat dan General Motors hampir sama sekali tak menjual (mobil) di Jepang,” kata Trump

    (dry/din)

  • Dolar AS Kembali Perkasa, Tembus Rp 16.861

    Dolar AS Kembali Perkasa, Tembus Rp 16.861

    Jakarta

    Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap rupiah. Nilainya masih di atas Rp 16.500 dan mendekati Rp 17.000.

    Dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/4/2025), dolar AS berada di level Rp 16.861. Dolar AS menguat sebanyak 54,5 poin atau 0,32%.

    Dolar AS juga menguat terhadap sejumlah mata uang. Dolar AS menguat sebanyak 0,06% terhadap dolar Australia, menguat 0,12% terhadap dolar Singapura, menguat 0,29% terhadap won Korea Selatan dan menguat 0,24% terhadap yuan China.

    Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar beberapa negara di Asia akan melemah terhadap dolar. Dia menilai pasar masih khawatir dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump.

    “Kelihatannya konsolidasi (dolar AS) terjadi lagi, pasar masih khawatir dengan masa depan ekonomi global karena kenaikan tarif Trump meskipun Trump sudah melakukan relaksasi dan membuka negosiasi,” sebut Ariston.

    (acd/acd)

  • Nilai Tukar Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Melemah

    Nilai Tukar Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Melemah

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah melemah dari mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan, Selasa (22/4/2025). Pelemahan rupiah diikuti oleh mayoritas mata uang Asia.

    Melansir Bloomberg, rupiah hingga pukul 09.17 WIB turun 87,5 poin atau 0,52% menjadi Rp 16.894 per dolar AS.

    Senada dengan nilai tukar rupiah, beberapa mata uang Asia catat penurunan, yakni dolar Hong Kong turun tipis 0,01% menjadi 7,76 dolar Hong Kong per dolar AS, dolar Singapura turun 0,08% menjadi 1,3 dolar Singapura per dolar AS, won Korea melemah 0,30% menjadi 32,4 won per dolar AS, dan pesi Filipina melemah 0,24% menjadi 56,7 peso per dolar AS.

    Kemudian, yuan China tertekan hingga turun 0,23% menjadi 7,3 yuan per dolar AS, ringgit Malaysia berkurang 0,21% menjadi 4,3 ringgit per dolar AS, dan baht Thailand ambles 0,30% menjadi 33,2 baht per dolar AS.

    Namun, beberapa mata uang Asia lainnya catat kenaikan saat nilai tukar rupiah turun. Yen Jepang naik 0,07% menjadi 140 yen per dolar AS dan rupe India menguat 0,28% menjadi 85,1 rupe per dolar AS.

  • AS Kenakan Bea Masuk Baru untuk Solar Panel dari 4 Negara Asean

    AS Kenakan Bea Masuk Baru untuk Solar Panel dari 4 Negara Asean

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerapkan bea masuk baru untuk solar panel yang berasal dari empat negara Asia Tenggara (Asean).

    Dilansir Bloomberg pada Selasa (22/4/2025), kebijakan tersebut menjadi angin segar untuk produsen domestik di saat pengembangan sumber energi terbarukan di AS mengalami sejumlah tantangan.

    Bea masuk baru itu diumumkan pada Senin kemarin usai penyelidikan dalam waktu satu tahun menemukan bukti bahwa produsen solar panel di Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Thailand mendapatkan keuntungan dari subsidi pemerintah dan menjual ke AS dengan Harga lebih rendah dari biaya produksi.

    Penyelidikan tersebut diminta oleh produsen solar panel dalam negeri AS dan dimulai sejak pemerintahan Presiden Joe Biden.

    Bea masuk nasional ditetapkan setinggi 3.521% untuk Kamboja, yang mencerminkan keputusan negara tersebut untuk berhenti berpartisipasi dalam penyelidikan, menurut Departemen Perdagangan.

    Perusahaan yang tidak disebutkan namanya di Vietnam dikenakan bea masuk sebesar 395,9% dan Thailand ditetapkan sebesar 375,2%. Tarif nasional untuk Malaysia ditetapkan sebesar 34,4%.

    Jinko Solar dinilai bea masuk sekitar 245% untuk ekspor dari Vietnam dan 40% untuk ekspor dari Malaysia. Trina Solar di Thailand dikenakan pungutan sebesar 375% dan lebih dari 200% dari Vietnam. Modul JA Solar dari Vietnam dapat bea masuk sekitar 120%.

    Meskipun bea masuk itu disebut menguntungkan produsen dalam negeri, tetapi ada risiko merugikan pengembang energi terbarukan AS yang telah lama bergantung pada pasokan asing yang murah, sehingga meningkatkan ketidakpastian bagi sektor yang terombang-ambing oleh perubahan politik dan kebijakan di Washington.

    Pemungutan bea masuk tersebut akan menjadi tambahan bagi bea masuk baru yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump yang telah menganggu rantai pasokan dan pasar global.

    Bea masuk antidumping dan bea masuk imbalan, sebagaimana dikenal, dirancang untuk mengimbangi nilai subsidi dan penetapan harga yang diduga tidak adil, sebagaimana dihitung oleh Departemen Perdagangan AS.

    Keputusan departemen tersebut merupakan kemenangan bagi manufaktur dalam negeri yang telah coba digalakkan oleh Trump dan Biden. Penerima manfaat potensial termasuk Hanwha Q Cells dan First Solar Inc.

    Meskipun janji subsidi dan permintaan yang dipicu oleh Undang-Undang Pengurangan Inflasi Biden telah membantu mendorong gelombang minat dan investasi di pabrik panel surya domestik baru di seluruh AS, produsen memperingatkan bahwa pabrik-pabrik tersebut terancam oleh pesaing asing yang menjual peralatan mereka dengan harga di bawah harga pasar.

    “Ini adalah kemenangan yang menentukan bagi manufaktur Amerika,” kata Tim Brightbill, wakil ketua praktik perdagangan internasional Wiley dan penasihat hukum utama untuk koalisi perusahaan tenaga surya yang menangani kasus tersebut.

    Adapun, menurut BloombergNEF, AS mengimpor peralatan surya senilai US$12,9 miliar pada tahun lalu dari empat negara yang akan dikenai bea masuk baru. Jumlah tersebut mewakili sekitar 77% dari total impor modul.

  • Trump Desak Bos The Fed Pangkas Suku Bunga, Klaim Tak Ada Inflasi

    Trump Desak Bos The Fed Pangkas Suku Bunga, Klaim Tak Ada Inflasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan ekonomi dapat melambat jika bank sentral tidak segera menurunkan suku bunga, dalam serangan terbarunya terhadap Ketua The Fed Jerome Powell.

    Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada Senin (21/4/2025) bahwa hampir tidak ada inflasi, menunjuk pada harga energi dan pangan yang lebih rendah.

    “Tetapi ekonomi dapat melambat kecuali Tuan Terlambat [Mr. Too Late], menurunkan suku bunga, sekarang,” kata Trump dikutip dari Bloomberg pada Selasa (22/4/2025), mengacu pada Powell.

    Para ekonom secara luas memperkirakan tarif Trump akan meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan, meskipun hanya sementara. Meski inflasi telah mendingin secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, inflasi tetap tinggi. 

    Powell, bersama dengan beberapa rekannya, telah menggarisbawahi bahwa bank sentral harus memastikan pungutan baru tidak menyebabkan inflasi yang lebih persisten.

    Trump telah mengguncang Wall Street dengan berulang kali mengkritik Powell dan menyatakan bahwa dia memiliki kemampuan untuk menyingkirkan Ketua Fed sebelum akhir masa jabatannya. Pasar saham AS anjlok pada Senin (21/4/2025) karena para pedagang mempertimbangkan kemungkinan Powell dipecat, dengan Indeks S&P 500 turun lebih dari 3%.

    Trump telah secara pribadi bertanya kepada para penasihatnya tentang kemungkinan menyingkirkan Powell, sementara beberapa pejabat pemerintahan telah memperingatkannya agar tidak melakukannya, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. 

    Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett pekan lalu mengatakan kepada wartawan bahwa Trum sedang mempelajari apakah dia dapat memecat Powell.

    Meski ekonomi AS tumbuh dengan baik tahun lalu, para ekonom melihat penurunan investasi bisnis dan konsumsi yang disebabkan oleh tarif mendorong perlambatan akhir tahun ini.

    Sementara itu, kemajuan dalam mendinginkan inflasi kembali ke target The Fed sebesar 2% telah terhenti, tetapi pertumbuhan harga melambat lagi pada bulan Maret, dengan indeks harga konsumen naik 2,4% dari tahun sebelumnya. 

    Pendinginan bulan lalu itu mendorong beberapa pengamat Fed, dan Trump, untuk memperbarui seruan agar bank sentral menurunkan suku bunga untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan.

    Presiden AS itu melontarkan omelan terhadap Powell minggu lalu tepat sebelum Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga acuannya seperempat poin menjadi 2,25%. Presiden AS berulang kali mengeluh bahwa The Fed tidak memangkas suku bunga dengan cukup cepat.

    Namun, para pembuat kebijakan di kawasan Eropa bergulat dengan pertumbuhan yang sudah rendah. Inflasi di sana juga berada pada jalur yang jauh lebih jelas menuju target 2% ECB, memberi mereka ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Di AS, pejabat Fed khawatir dengan lambatnya laju disinflasi dan banyak yang khawatir tarif dapat memicu kembali tekanan harga.

    Komentar presiden muncul saat para bankir sentral dan pembuat kebijakan ekonomi dari seluruh dunia akan bertemu di Washington minggu ini untuk pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

    “Saya tidak senang dengannya. Saya sudah memberi tahu dia. Dan jika saya ingin dia keluar, dia akan segera keluar dari sana, percayalah,” kata Trump kepada wartawan selama pertemuan dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

    Dalam pidatonya minggu lalu di Economic Club of Chicago, Powell mengatakan bahwa The Fed harus memastikan tarif tidak memicu masalah inflasi yang sedang berlangsung.

    Powell  menambahkan stabilitas harga sangat penting untuk mencapai pasar tenaga kerja yang kuat. Kepala The Fed, bersama dengan rekan-rekannya, mengatakan bahwa para pejabat ingin menunggu kejelasan yang lebih besar tentang dampak ekonomi dari berbagai perubahan kebijakan pemerintah sebelum menyesuaikan biaya pinjaman.

    Powell juga mencatat bahwa independensi bank sentral adalah masalah hukum. Dia juga mengatakan bahwa para pejabat The Fed tidak dapat disingkirkan kecuali karena alasan tertentu.

  • China Ingatkan Negara Lain Waspada dengan Negosiasi AS soal Tarif Impor – Halaman all

    China Ingatkan Negara Lain Waspada dengan Negosiasi AS soal Tarif Impor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China menuduh Amerika Serikat (AS) menyalahgunakan tarif impor.

    China juga memperingatkan negara-negara lain agar tidak mencapai kesepakatan ekonomi yang lebih luas dengan AS terkait tarif baru yang dikenakan Presiden AS Donald Trump.

    Pasalnya ada maksud tersembungi di balik negosiasi AS dengan negara lain.

    Peringatan China ini muncul pada hari ini, Senin (21/4/2025) di tengah perang dagang yang meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

    China  akan dengan tegas menentang pihak mana pun yang membuat kesepakatan dengan AS dan merugikan China.

    “Kami akan mengambil tindakan balasan dengan cara yang tegas dan timbal balik,” kata Kementerian Perdagangan China dikutip dari Reuters.

    Kementerian tersebut menanggapi laporan Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, bahwa pemerintahan Trump sedang bersiap untuk menekan negara-negara yang mencari pengurangan tarif atau pengecualian dari AS untuk mengekang perdagangan dengan China, termasuk mengenakan sanksi moneter.

    Presiden Donald Trump menghentikan sementara tarif besar-besaran yang diumumkannya terhadap puluhan negara pada tanggal 2 April kecuali terhadap China.

    Dan menunjuk ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sebagai negara yang dikenai pungutan terbesar .

    Dalam serangkaian langkah, Washington telah menaikkan tarif impor China hingga 145 persen, yang mendorong Beijing untuk mengenakan bea balasan sebesar 125% atas barang-barang AS.

    “Amerika Serikat telah menyalahgunakan tarif pada semua mitra dagang dengan mengatasnamakan apa yang disebut ‘kesetaraan’, sementara juga memaksa semua pihak untuk memulai apa yang disebut negosiasi ‘tarif timbal balik’ dengan mereka,” kata juru bicara kementerian tersebut.

    China bertekad dan mampu menjaga hak dan kepentingannya sendiri, dan bersedia memperkuat solidaritas dengan semua pihak, kata kementerian tersebut.

    “Faktanya, tidak ada seorang pun yang ingin memihak,” kata Bo Zhengyuan, mitra di konsultan kebijakan Plenum yang berpusat di China.

    “Jika negara-negara sangat bergantung pada China  dalam hal investasi, infrastruktur industri, pengetahuan teknologi, dan konsumsi, saya rasa mereka tidak akan menuruti permintaan AS. Banyak negara Asia Tenggara termasuk dalam kategori ini.”

    Kebijakan tarif Trump telah mengguncang pasar keuangan karena investor khawatir gangguan parah dalam perdagangan dunia dapat menjerumuskan ekonomi global ke dalam resesi.

    Presiden China  Xi Jinping mengunjungi tiga negara Asia Tenggara minggu lalu dalam upaya memperkuat hubungan regional, dan menyerukan mitra dagang untuk menentang intimidasi sepihak.

    China  mengatakan pihaknya sedang “meruntuhkan tembok” dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah pertikaian perdagangan.

    Taruhannya tinggi bagi negara-negara Asia Tenggara yang terjebak perang dagang AS-China,  terutama mengingat besarnya perdagangan dua arah blok ASEAN regional dengan China  dan Amerika Serikat.

    Menteri ekonomi dari Thailand dan Indonesia saat ini berada di Amerika Serikat.

    Malaysia akan bergabung akhir minggu ini, semuanya berupaya untuk melakukan negosiasi perdagangan dengan AS.

    Enam negara di Asia Tenggara dikenakan tarif berkisar antara 32% hingga 49%.

    ASEAN adalah mitra dagang terbesar China, dengan total nilai perdagangan mencapai $234 miliar pada kuartal pertama tahun 2025, kata badan bea cukai China minggu lalu.

    Perdagangan antara ASEAN dan AS berjumlah sekitar $476,8 miliar pada tahun 2024, menurut angka AS, menjadikan AS mitra dagang terbesar keempat blok regional tersebut.

    “Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif,” kata Xi dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Vietnam, tanpa menyebut Amerika Serikat.

     

  • IHSG Menguat Tipis 0,12 Persen di Tengah Volatilitas Pasar

    IHSG Menguat Tipis 0,12 Persen di Tengah Volatilitas Pasar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat tipis pada akhir sesi perdagangan hari ini, Senin (21/4/2025), setelah bergerak fluktuatif sepanjang hari.

    IHSG hari ini menguat 0,12 persen atau 7,69 poin ke level 6.445,9. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak dalam rentang 6.406 hingga 6.472, mencerminkan volatilitas pasar yang masih cukup tinggi.

    Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 289 saham menguat, 295 saham melemah, dan 220 saham stagnan.

    Volume perdagangan tercatat mencapai 14,7 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 8,43 triliun dari 897.805 kali transaksi.

    IHSG yang menguat terjadi di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang relatif stabil terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, rupiah ditutup menguat tipis sebesar 70 poin atau 0,41 persen ke level Rp 16.806 per dolar AS.

  • 6 Saham Ini Naik Saat IHSG Sesi I Jatuh

    6 Saham Ini Naik Saat IHSG Sesi I Jatuh

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (21/4/2025).

    Setelah sempat dibuka menguat, IHSG langsung tergelincir ke zona merah hingga ditutup melemah 17,24 poin atau 0,27 persen ke level 6.421.

    Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak dalam rentang 6.410 hingga 6.472.

    Volume perdagangan tercatat mencapai 9,4,4 miliar lembar saham senilai Rp 5,11 triliun dari total 601.976 kali transaksi. Terdapat 259 saham yang menguat, 293 saham melemah, dan 246 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini jatuh, sebanyak enam saham naik lebih dari 10% dan masuk daftar top gainers. Keenam saham tersebut adalah saham PT Hotel Ditra International Tbk (FITT) yang naik 26,3%, saham PT Fortune Mate Indonesia Tbk naik 26,3%, saham PT Intiland Development Tbk (DILD) naik 16,6%.

    Saham lainnya yang juga mengalami kenaikan yaitu PT Multitrend Indo Tbk (BABY) sebesar 13,2%, saham PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE) meningkat 10,1, dan PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) naik 10%.

    Sementara itu, terdapat lima saham yang masuk daftar saham top losers, yaitu saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) turun 10,2%, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) anjlok 10,1%, saham PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) melemah 9,6%, saham PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) melemah 9,6%, dan saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) anjlok 8,5%.

    Pada saat IHSG sesi I jatuh, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat. Dikutip dari data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah siang ini berada pada level Rp 16.815 per dolar AS atau menguat 61,5 poin (0,36%).

  • Surplus Neraca Dagang US,33 Miliar pada Maret 2025, Rekor 59 Bulan Beruntun

    Surplus Neraca Dagang US$4,33 Miliar pada Maret 2025, Rekor 59 Bulan Beruntun

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan mencatatkan surplus senilai US$4,33 miliar pada Maret 2025.

    Sebagai informasi, pada Februari 2025 surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$3,12 miliar. Secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari hingga Maret 2025 mencapai US$10,92 miliar.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai surplus tersebut naik US$1,23 miliar secara bulanan. “Indonesia mencatatkan surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020,” ujarnya dalam Rilis BPS, Senin (21/4/2025).

    Amalia menyebutkan surplus ditopang komoditas nonmigas dengan surplus perdagangan senilai US$6 miliar. Sejumlah komoditas pendorong surplus antara lain lemak dan hewan minyak nabati, bahan bakan mineral, serta besi dan baja.

    “Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas defisit US$1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” jelasnya.

    Surplus tersebut juga didorong oleh kinerja ekspor Indonesia yang tumbuh 3,16% YoY menjadi US$23,25 miliar pada Maret 2025. Sementara, total nilai impor mencapai Us$18,92 miliar atau naik 5,34% YoY.

    Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan surplus neraca perdagangan yang berasal dari kinerja ekspor dan impor akan melanjutkan tren penurunan pada Maret 2025.

    Josua menilai meski pada bulan tersebut belum terdampak efek tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump, tetapi penurunan mulai terjadi akibat faktor musiman. Umumnya, selama bulan Ramadan menyebabkan kinerja ekspor melemah dan impor meningkat.

    “Setelah mencatat surplus sebesar US$3,12 miliar pada Februari 2025, kami memproyeksikan surplus akan turun menjadi US$2,62 miliar pada Maret 2025,” ujarnya, Senin (21/4/2025).

    Proyeksi tersebut sedikit lebih rendah dari konsensus 15 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah atau median surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 diproyeksikan sebesar US$2,9 miliar.

  • Top 3 Tekno: Aksi Kocak Robot Ikut Setengah Maraton hingga Bocoran Spesifikasi iPhone Fold – Page 3

    Top 3 Tekno: Aksi Kocak Robot Ikut Setengah Maraton hingga Bocoran Spesifikasi iPhone Fold – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Berlari berdampingan dengan para pelari manusia, aksi para robot humanoid di Yuzhuang Half Marathon di E-Town, Beijing, China diwarnai dengan kejadian-kejadian lucu.

    Berita ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (20/4/2025) kemarin.

    Informasi lain yang juga populer datang dari bocoran spesifikasi iPhone Fold atau ponsel lipat pertama dari Apple.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. Aksi Kocak Robot Humanoid Ramaikan Lomba Setengah Maraton di Beijing

    Sebuah pemandangan tak biasa tersaji di Beijing ketika sejumlah robot humanoid ambil bagian dalam lomba half-marathon (setengah maraton), yang disebut-sebut sebagai yang pertama di dunia.

    Berlari berdampingan dengan para pelari manusia, aksi para robot di Yuzhuang Half Marathon di E-Town, Beijing, China ini justru diwarnai dengan kejadian-kejadian menggelikan.

    Menurut laporan Bloomberg, dikutip Minggu (20/4/2025), dari 21 robot yang berpartisipasi, sebagian besar tampak kesulitan menaklukkan rute sepanjang lebih dari 21 kilometer tersebut, apalagi mencapai garis finis dalam batas waktu empat jam.

    “Satu robot terjatuh tepat di garis start. Robot lain kepalanya terlepas dan menggelinding di tanah. Sementara itu, satu robot ambruk dan pecah berkeping-keping,” demikian dilaporkan Bloomberg.

    Kendati demikian, satu robot berhasil mencuri perhatian. Tiangong Ultra, robot setinggi 178 sentimeter dari X Humanoid, menjadi salah satu dari hanya empat robot yang berhasil menyelesaikan perlombaan dalam waktu yang ditentukan.

    Catatan waktu Tiangong Ultra, dua jam 40 menit, terpaut lebih dari dua kali lipat dari catatan waktu pelari manusia tercepat.

    Baca selengkapnya di sini