Perusahaan: Bloomberg

  • Paket Stimulus Jumbo Jepang Rp1.881 Triliun Berisiko Menambah Beban Keuangan Negara

    Paket Stimulus Jumbo Jepang Rp1.881 Triliun Berisiko Menambah Beban Keuangan Negara

    Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akan mengeluarkan paket stimulus terbesar sejak masa pandemi, senilai ¥17,7 triliun (atau setara Rp1.881,4 triliun) yang berpotensi menambah tekanan pada keuangan negara di tengah lonjakan kebutuhan penerbitan obligasi.

    Dalam sebuah dokumen yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (21/11/2025) menunjukkan paket stimulus tersebut mencakup belanja sebesar ¥17,7 triliun atau sekitar US$112 miliar melalui anggaran tambahan. Angka tersebut meningkat tajam dari paket ¥13,9 triliun yang diluncurkan mantan PM Shigeru Ishiba tahun lalu.

    Menurut seorang sumber, dengan nilai yang lebih besar, penerbitan obligasi tambahan juga diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu, sehingga menambah tekanan terhadap kondisi fiskal Jepang.

    Total nilai paket stimulus, termasuk sejumlah pos yang telah dianggarkan sebelumnya, mencapai ¥21,3 triliun. Adapun, hingga saat ini Kementerian Keuangan Jepang, belum memberikan komentar terkait kabar itu

    Jika digabung dengan belanja sektor swasta, dampak total paket tersebut diperkirakan membesar hingga ¥42,8 triliun, seiring pemerintah berupaya menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tekanan inflasi, pendanaan sektor strategis, hingga penguatan diplomasi dan pertahanan.

    Akhir pekan lalu, media lokal memberitakan bahwa anggaran tambahan akan berada di kisaran ¥14 triliun, mengindikasikan adanya negosiasi menit terakhir untuk menambah belanja. Dalam beberapa hari terakhir, laporan baru juga menyebutkan bahwa pemerintahan Takaichi merencanakan tambahan bantuan tunai senilai ¥20.000 per anak.

    Kohei Okazaki, Kepala Ekonom Pasar Nomura Securities, mengatakan ukuran paket stimulus tersebut berpotensi memanaskan ekonomi secara berlebihan. 

    “Namun, menurut penasihat dekat Takaichi, ekonomi justru seharusnya berada pada tingkat yang sangat panas. Jadi, angka sebesar ini tidak mengejutkan bagi mereka,” jelasnya.

    Awal pekan ini, data menunjukkan produk domestik bruto (PDB) riil Jepang menyusut 1,8% secara tahunan pada kuartal III/2025, kontraksi pertama dalam enam kuartal. Kondisi ini memberi alasan tambahan bagi pemerintahan Takaichi untuk meningkatkan belanja.

    Meski total biaya paket berada di kisaran ¥21,3 triliun, lebih rendah dari tahun lalu, sebagian pos akan didanai dari cadangan anggaran sebelumnya. Anggaran tambahan menjadi indikator utama seberapa besar belanja baru yang benar-benar akan dikucurkan.

    Peningkatan belanja ini berpotensi memperburuk beban utang terbesar di antara negara maju. IMF memperkirakan utang pemerintah Jepang akan setara 230% dari PDB tahun ini. Dengan Bank of Japan telah menaikkan suku bunga tiga kali sejak Maret 2024, biaya layanan utang diperkirakan semakin meningkat dan memberi tekanan lebih lanjut pada fiskal Jepang.

    Kekhawatiran atas kenaikan utang mendorong imbal hasil obligasi pemerintah tenor 5 dan 10 tahun menyentuh level tertinggi sejak 2008 pada Kamis, sementara imbal hasil jangka panjang terus merangkak naik. Yen melemah melewati level ¥157 per dolar AS, terlemah sejak Januari, memicu peringatan verbal dari pejabat senior pemerintah.

    Sejumlah ekonom mempertanyakan kebutuhan stimulus sebesar ini, mengingat kondisi ekonomi saat ini. Meski PDB Jepang terkontraksi pada kuartal III, konsumsi rumah tangga dan investasi korporasi masih bertahan dibandingkan kuartal sebelumnya, menunjukkan permintaan domestik yang relatif solid meski tertekan tarif AS.

    “Paket ekonomi ini hanya peluncuran awal dari sejumlah kebijakan kunci. Strategi pertumbuhan yang lebih luas, mencakup 17 sektor prioritas, masih akan diumumkan. Jadi, kemungkinan ini bukan akhir dari rangkaian belanja besar Takaichi,” ujar Okazaki. 

  • Gokil, Cuan Nvidia Tembus Rp 66,9 Juta Tiap Detik

    Gokil, Cuan Nvidia Tembus Rp 66,9 Juta Tiap Detik

    Jakarta

    Nvidia kembali mencatatkan kinerja luar biasa di laporan keuangan Q3 fiskal 2026. Perusahaan yang dipimpin Jensen Huang itu membukukan pendapatan USD 57 miliar, angka tertinggi sepanjang sejarah Nvidia, sekaligus melampaui proyeksi internal Nvidia. Jika dirata-ratakan, Nvidia meraup kira-kira USD 4.000 keuntungan bersih per detik.

    Lonjakan terbesar kembali datang dari bisnis pusat data (data center), segmen yang menjadi motor pertumbuhan Nvidia sejak era ledakan AI generatif. Pada kuartal ini, pendapatan data center perusahaan mencapai USD 51,2 miliar, naik 66 persen dibanding tahun sebelumnya. Artinya, Nvidia berhasil menambah sekitar USD 10 miliar revenue data center hanya dalam tiga bulan.

    Dunia teknologi menyoroti performa data center Nvidia karena dianggap sebagai indikator utama apakah AI bubble sedang mendekati puncaknya. Namun Nvidia tampak belum melihat tanda perlambatan. Untuk Q4, Nvidia menargetkan pendapatan USD 65 miliar, yang berarti butuh tambahan sekitar USD 8 miliar lagi pada kuartal berikutnya.

    “Penjualan Blackwell sangat luar biasa, dan cloud GPU sudah terjual habis,” kata CEO Nvidia Jensen Huang, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (20/11/2025).

    Namun dalam wawancara dengan Bloomberg TV, ia meluruskan bahwa bukan berarti stok benar-benar habis.

    “Kami masih punya banyak Blackwell untuk dijual kepada anda, akan banyak Blackwell yang datang (dari pabrik),” tambahnya.

    Dalam penjelasan ke investor, Nvidia menyebut arsitektur Blackwell Ultra menjadi pendorong terbesar lonjakan pendapatan pusat data pada kuartal ini.

    Selain bisnis AI, segmen gaming juga menunjukkan perbaikan. Pendapatannya tumbuh 30 persen year-on-year, kabar baik bagi lini GPU gaming berbasis Blackwell yang sebelumnya mendapat respons beragam, terutama dari ulasan awal seri RTX 50.

    Soal kekhawatiran gelembung AI, Huang terlihat percaya diri dalam sesi tanya jawab dengan investor. Ia menegaskan bahwa AI telah mencapai titik puncaknya, dan menyebut pergeseran menuju agentic AI dan physical AI sebagai gelombang revolusi teknologi selanjutnya.

    Dengan permintaan GPU yang belum menunjukkan tanda melambat dan pelanggan yang terus memborong chip AI, Nvidia berada di posisi yang semakin dominan dalam industri komputasi modern — meskipun kekhawatiran soal keberlanjutan pertumbuhan AI semakin sering muncul dari berbagai analis.

    (asj/asj)

  • Jadwal Rilis iPhone Terbaru Terungkap, Apple bakal Hadirkan Dua Peluncuran iPhone Setahun

    Jadwal Rilis iPhone Terbaru Terungkap, Apple bakal Hadirkan Dua Peluncuran iPhone Setahun

    Liputan6.com, Jakarta – Pengamat teknologi kenamaan, Mark Gurman, kembali mengungkap bocoran terbaru mengenai arah strategi Apple dalam beberapa tahun mendatang.

    Lewat laporannya di Bloomberg, Mark menyebut raksasa teknologi berbasis di Cupertino tersebut akan melakukan perubahan besar pada strategi perilisan perangkat.

    “Perubahan paling besar justru terjadi pada jadwal rilis, bukan pada desain produknya,” tulis Mark Gurman dalam laporannya, Kamis (20/11/2025). Dia mengatakan, Apple akan semakin memperkuat posisi iPhone sebagai tulang punggung bisnis.

    Selama bertahun-tahun hingga 2025, Mark menyebut perusahaan sedang menyiapkan jadwal peluncuran lebih cepat dan merata sepanjang tahun. “Apple akan mengubah strategi tersebut dengan jadwal peluncuran lebih cepat dan konsisten,” katanya.

    iPhone Fold Rilis Akhir 2026

    Rencananya, Apple diprediksi bakal merilis tiga perangkat sekalius pada akhir 2026, mulai dari iPhone 18 Pro, iPhone 18 Pro Max, dan iPhone Fold.

    Sementara untuk varian iPhone 18, iPhone 18e, dan iPhone Air 2 kemungkinan diluncurkan pada musim semi 2027. Banyak pihak meyakini, ketiga model ini akan hadir sebagai pelengkap lini menengah.

    Pola peluncuran bertahap ini disebut-sebut akan menjadi standar baru perusahaan di masa mendatang.

    Kejutan lain muncul pada 2027. Enam bulan setelah peluncuran iPhone sebelumnya, perusahaan disebutkan bakal mengumumkan kehadiran iPhone 20.

    Berdasarkan bocoran yang beredar sebelumnya, iPhone 20 series bakal membawa konsep layar kaca lengkung tanpa bezel, dengan tampilan mengalir hingga sisi bodi.

    Mark Gurman menilai, pola peluncuran yang disebar sepanjang tahun ini dapat menjadi strategi tepat untuk Apple. Dengan ini, perusahaan bisa menjaga momentum penjualan iPhone sepanjang tahun.

    Tak hanya itu, dengan ini juga diharapkan masing-masing model iPhone baru bisa mendapat panggung mereka sendiri. Varian premium tak lagi bertabrakan dengan model lebih terjangkau.

  • 8
                    
                        Jokowi Bertemu Eks Perdana Menteri Singapura, Bahas Apa?
                        Nasional

    8 Jokowi Bertemu Eks Perdana Menteri Singapura, Bahas Apa? Nasional

    Jokowi Bertemu Eks Perdana Menteri Singapura, Bahas Apa?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan eks Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, di Singapura pada Kamis (20/11/2025) pagi.
    Momen
    pertemuan

    Jokowi
    dan Menteri Senior Singapura itu juga diunggah lewat akun Instagram Jokowi
    ,
     @jokowi.

    Pagi ini di Singapura, saya bertemu dengan Senior Minister Singapura, Lee Hsien Loong
    ,” kata tulis Jokowi di akun Instagram-nya, Kamis.
    Berdasarkan foto yang dibagikan, keduanya bertemu memakai baju batik lengan panjang berwarna coklat.
    Jokowi mengunggah beberapa foto kebersamaan dalam pertemuan, termasuk saat keduanya makan berdua.
    Menurut Jokowi, pertemuan pagi tadi membahas soal peluang memperkuat hubungan kedua negara.

    Kami berbincang santai sekaligus bertukar pandangan mengenai kontribusi bagi perkembangan kedua negara dan peluang memperkuat persahabatan Indonesia-Singapura ke depan
    ,” tutur Jokowi.
    Diketahui, Jokowi berada di Singapura untuk menghadiri forum internasional
    Bloomberg New Economy Forum
    yang diselenggarakan pada 19-21 November 2025 di negara tersebut.
    Menurut rencana, Jokowi akan memberikan pidato dalam forum tersebut pada Jumat (21/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jokowi Hadiri Bloomberg New Economy Forum di Singapura

    Jokowi Hadiri Bloomberg New Economy Forum di Singapura

    Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Bloomberg New Economy Forum yang berlangsung di Singapura pada 19 hingga 21 November 2025. Kehadiran Jokowi dalam forum bergengsi ini bukan hanya sebagai tamu undangan, melainkan sebagai anggota Dewan Penasihat Ekonomi Baru (New Economy Advisory Board) tahun 2025.

    Dalam struktur forum tahun ini, Jokowi bergabung dengan jajaran tokoh global terkemuka dalam Dewan Penasihat. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Mario Draghi (Mantan Perdana Menteri Italia), Rishi Sunak (Mantan Perdana Menteri Inggris), dan Gina Raimondo (Mantan Menteri Perdagangan AS).

    Berdasarkan undangan yang diterima Liputan6.com, Kamis (20/11/2025), forum tahun ini mengusung tema “Thriving in an Age of Extremes”. Para pemimpin sektor publik dan swasta akan berkumpul untuk menganalisis pergeseran dramatis dalam ekonomi global, mulai dari evolusi kecerdasan buatan (AI) hingga kebangkitan proteksionisme dan geopolitik.

    Bloomberg New Economy Forum 2025 dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu kritis melalui pilar editorial utama, termasuk disrupsi teknologi, transisi energi, dinamika finansial, dan risiko iklim. Acara ini akan dihadiri oleh komunitas yang terdiri dari 500 pemimpin berpengaruh yang berkomitmen membangun masa depan yang berkelanjutan dan inklusif.

    Lokasi utama forum ini bertempat di Capella Singapore Hotel, sementara beberapa agenda sosial diadakan di lokasi strategis lainnya di Singapura.

     

  • Harga Emas Perhiasan Hari Ini 20 November 2025: Termurah Sentuh Level Segini

    Harga Emas Perhiasan Hari Ini 20 November 2025: Termurah Sentuh Level Segini

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas stabil setelah menguat selama dua hari. Hal ini seiring investor mengurangi harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) bulan depan.

    Harga emas batangan diperdagangkan mendekati USD 4.075 per ounce, setelah naik hampir 1%  selama dua sesi sebelumnya. AS tidak akan merilis laporan ketenagakerjaan pada Oktober sehingga para pembuat kebijakan the Fed tidak memiliki data penting sebelum pertemuan terakhir tahun ini. Demikian mengutip Yahoo Finance, Kamis, (20/11/2025).

    Harga logam mulia ini sedikit berubah di level USD 4.074,68 per ounce pada pukul 11.31 pagi waktu Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot stagnan setelah naik 0,5% pada hari Rabu. Perak diperdagangkan di atas USD 51 per ounce setelah berfluktuasi antara naik dan turun, sementara platinum dan paladium menguat.

    Sementara itu, risalah pertemuan Oktober menunjukkan banyak pejabat mengatakan mempertahankan suku bunga tetap mungkin tepat pada akhir 2025.

    Emas batangan cenderung diuntungkan oleh suku bunga yang lebih rendah karena tidak membayar bunga, jadi jika the Fed tidak mengubah kebijakannya, hal itu dapat mengurangi daya tarik komoditas tersebut.

    Selain itu, nilai tukar dolar AS menguat, dan catat kenaikan tertinggi sejak akhir September pada Rabu yang juga menjadi hambatan karena membuat logam itu lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.

    Emas telah menguat tajam tahun ini, naik lebih dari 50% dan mencapai rekor tertinggi pada Oktober, sebelum kembali mencatatkan kenaikan. Kemajuan tersebut didukung oleh dua pemangkasan suku bunga sebelumnya dari Fed, serta meningkatnya pembelian bank sentral dan arus masuk ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas batangan.

  • Jokowi Bakal Pidato di Bloomberg New Economy Forum, Ini Bocorannya

    Jokowi Bakal Pidato di Bloomberg New Economy Forum, Ini Bocorannya

    Jakarta

    Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri agenda 7th Annual Bloomberg New Economy Forum, di Singapura. Dia menyatakan dirinya bakal memberikan pidato dalam acara tersebut.

    Jokowi menyatakan dirinya bakal berpidato sebagai Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Dia menyebutkan pidatonya akan berisi soal arah pembangunan dan juga peran Indonesia pada ekonomi global.

    Dia mengatakan dirinya akan berpidato esok hari, Jumat 21 November 2025. Dilihat dari website resmi Bloomberg New Economy Forum, Jokowi dijadwalkan mengisi sesi pidato penutupan acara sekitar pukul 12.20 waktu setempat.

    “Sebagai Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, saya dijadwalkan menyampaikan pidato mengenai arah pembangunan Indonesia dan peran kita dalam ekonomi global pada Jumat mendatang,” ujar Jokowi dikutip dari Instagram resmi @jokowi, Kamis (20/11/2025).

    “Semoga dialog lintas-negara dan lintas-sektor di forum ini memperkuat kolaborasi dan mendorong inovasi,” lanjutnya.

    Bloomberg New Economy Forum sendiri akan dihadiri langsung oleh Chairman Michael Bloomberg serta lebih dari 50 tokoh dunia dari pemerintahan dan bisnis global.

    Agenda ini akan mengkaji prospek pertumbuhan dan kemakmuran global seiring prioritas baru Amerika di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump yang berbenturan dengan ambisi dan pengaruh China.

    Semua negara harus mengevaluasi dampak dari kondisi baru dan menantang ini, tidak hanya secara regional tetapi juga jauh melampauinya, di Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika.

    Berkembang di era yang ekstrem seperti ini membuat semua pihak harus mengevaluasi kembali asumsi lama tentang pergerakan perdagangan, teknologi, dan investasi. Hal ini membutuhkan pembangunan aliansi baru yang tangguh terhadap volatilitas geopolitik.

    Seiring pemerintah dan perusahaan bersiap menghadapi ketidakpastian selama bertahun-tahun, Bloomberg New Economy membentuk perdebatan penting tentang strategi untuk bertahan dan meraih kesuksesan.

    (hal/fdl)

  • Makin Mahal! Dolar AS Pagi Ini Tembus ke Level Rp 16.746

    Makin Mahal! Dolar AS Pagi Ini Tembus ke Level Rp 16.746

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Penguatan membawa mata uang Paman Sam itu sempat mencapai level Rp 16.746/US$ pada pagi ini.

    Dikutip dari data Bloomberg, Kamis (20/11/2025), dolar AS dibuka di Rp 16.748. Lalu sekitar pukul 09.15, nilai tukar dolar AS turun tipis ke posisi Rp 16.746. Nilainya naik 38,0 poin atau 0,23% dari penutupan perdagangan hari kemarin di Rp 16.708.

    Adapun pergerakan nilai dolar tertinggi hingga terendah pada pagi hari ini berada di rentang Rp 16.731 s.d Rp 16.752. Sedangkan dalam periode 52 minggu atau dalam satu tahun ke belakang, nilainya bergerak pada rentang Rp 15.828 s.d 17.224.

    Sementara itu, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia-Pasifik lainnya cukup bervariasi. Dolar AS terpantau menguat terhadap dolar baru Taiwan 0,02%. Begitu juga terhadap won Korea Selatan 0,08%.

    Nilai tukar dolar AS juga mengalami penguatan terhadap peso Filipina 0,29%, yuan China 0,05%, dan terhadap ringgit Malaysia sebesar 0,28%.

    Dolar AS juga menguat terhadap bath Thailand 0,09% dan juga terhadap mata uang yen Jepang 0,17%. Selain itu, nilainya juga mengalami penguatan terhadap dolar Singapura juga menguat 0,05% dan dolar Australia 0,02%.

    Namun demikian, dolar AS justru mengalami pelemahan terhadap mata uang rupee India sebesar 0,02% dan juga terhadap dolar Hong Kong 0,07%.

    (shc/eds)

  • Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Jokowi Bakal Pidato soal Ekonomi RI

    Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Jokowi Bakal Pidato soal Ekonomi RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi akan menyampaikan pidato di forum Bloomberg New Economy yang digelar pada pekan ini di Singapura.

    Jokowi akan berpidato pada hari Jumat (21/11/2025). Hadir sebagai Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Jokowi bakal memaparkan peran ekonomi Indonesia terhadap global.

    “Sebagai Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, saya dijadwalkan menyampaikan pidato mengenai arah pembangunan Indonesia dan peran kita dalam ekonomi global pada Jumat mendatang,” tulis Jokowi melalui salah satu postingan di akun Instagram pribadinya, dikutip Kamis (20/11/2025).

    Jokowi berharap melalui forum bergengsi ini mampu memperkuat kolaborasi antar negara sehingga menciptakan berbagai inovasi untuk kedepannya.

    Forum Bloomberg New Economy dihadiri oleh Chairman Michael Bloomberg serta 50 tokoh dunia dari sektor pemerintah dan bisnis global.

    Jokowi telah terbang ke Singapura pada Rabu (19/11/2025). Agenda dari forum itu di antaranya akan diisi dengan program pleno, sesi diskusi kelompok, dan kesempatan berjejaring dengan tema utama “Thriving in an Age of Extremes”.

    Sejak didirikan pada 2018, Bloomberg New Economy berkembang menjadi komunitas global yang beranggotakan CEO perusahaan multinasional, pejabat tinggi pemerintah, inovator, serta tokoh keuangan dunia. 

    Melalui forum di Singapura, Beijing, Panama City, Dublin, Marrakesh, hingga Sao Paulo, serta lewat inisiatif Coalitions dan Catalyst, platform ini berhasil memperkuat kolaborasi lintas negara sekaligus menggerakkan modal untuk kepentingan publik

    Mitra pendiri tahun ini meliputi Envision, HSBC, dan Tata Sons, dengan PwC sebagai Presenting Partner, sementara Singapura kembali dipercaya sebagai Host Country Partner.

  • Risalah FOMC: The Fed Dorong Suku Bunga Stabil di Sisa 2025

    Risalah FOMC: The Fed Dorong Suku Bunga Stabil di Sisa 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Banyak pejabat Federal Reserve (The Fed) menilai suku bunga acuan sebaiknya dipertahankan stabil di sisa 2025.

    Hal tersebut terungkap melalui risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 28—29 Oktober 2025 yang dirilis di Washington pada Rabu (19/1/2025) waktu setempat.

    Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa beberapa pembuat kebijakan menolak pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan tersebut.

    “Banyak peserta menyarankan bahwa berdasarkan proyeksi ekonomi mereka, rentang target suku bunga kemungkinan tetap tidak berubah sepanjang sisa tahun ini,” demikian kutipan isi risalah sebagaimana dilansir dari Bloomberg pada Kamis (20/11/2025).

    Meski demikian, sejumlah peserta menyatakan bahwa pemangkasan lanjutan pada Desember 2025 masih mungkin sesuai jika kondisi ekonomi berkembang seperti yang mereka perkirakan sebelum pertemuan berikutnya.

    Dalam hierarki istilah teknis yang digunakan dalam risalah The Fed, kata “many” berada di bawah “most/majority”. Artinya, kelompok yang menilai pemangkasan suku bunga Desember 2025 tidak perlu masih berada dalam posisi minoritas pada saat pertemuan Oktober 2025 berlangsung.

    Risalah tersebut menegaskan masih tingginya ketidakpastian mengenai peluang penurunan suku bunga bulan depan, seiring perbedaan pandangan internal The Fed terkait risiko terbesar bagi ekonomi AS—apakah inflasi atau pengangguran.

    Mayoritas panel pemungutan suara menyetujui pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk kedua kalinya secara beruntun, meski dua pejabat menyampaikan perbedaan pendapat (dissenting vote).

    Gubernur Stephen Miran, pejabat yang baru ditunjuk Presiden Donald Trump, memilih pemangkasan setengah poin. Adapun, Presiden Fed Kansas City Jeff Schmid mendukung penahanan suku bunga.

    Dalam konferensi pers usai pertemuan, Ketua The Fed Jerome Powell mengejutkan pasar dengan menegaskan bahwa pemangkasan Desember bukan sesuatu yang sudah pasti.

    Tiga minggu setelah pertemuan tersebut, pejabat Fed yang lebih khawatir terhadap inflasi—dan kurang mendukung penurunan suku bunga pada Desember—lebih mendominasi percakapan publik mengenai arah kebijakan moneter.

    Ekspektasi investor terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember 2025 pun kini turun menjadi sekitar 30%, berdasarkan harga kontrak federal funds futures.

    Dalam pembahasan mengenai risiko stabilitas keuangan, sejumlah pejabat menyoroti penilaian aset yang terlalu tinggi di pasar keuangan. Beberapa di antaranya memperingatkan potensi penurunan tajam harga saham, terutama jika terjadi perubahan persepsi secara mendadak terhadap prospek teknologi berbasis artificial intelligence (AI).

    Risalah juga menunjukkan bahwa “hampir semua peserta” menilai tepat untuk menghentikan pengurangan neraca (balance sheet runoff) The Fed pada 1 Desember 2025, atau setidaknya mendukung keputusan tersebut. 

    The Fed telah mengurangi neracanya sejak pertengahan 2022 dan pada pertemuan Oktober sepakat untuk mengakhiri proses itu mulai bulan depan.

    Di sisi lain, sebagian pelaku pasar khawatir The Fed terlalu lama menunggu untuk menghentikan runoff, sehingga tekanan likuiditas berpotensi memicu volatilitas pada suku bunga pendanaan overnight.