Perusahaan: Bloomberg

  • CEO Kohl’s Dipecat Akibat Cawe-cawe Bisnis dengan Kekasihnya

    CEO Kohl’s Dipecat Akibat Cawe-cawe Bisnis dengan Kekasihnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan ritel Kohl’s Corp. Memecat CEO Ashley Buchanan karena mendorong kerja sama bisnis dengan salah satu vendor yang ternyata memiliki hubungan pribadi dengannya. Pemecatan ini terjadi setelah Buchanan menjabat sebagai CEO selama lebih dari 100 hari.

    Buchanan diketahui menjalankan urusan bisnis dengan seorang wanita bernama Chandra Holt, yang memiliki hubungan romantis alias kekasihnya. Pada akhir 2010, keduanya pernah bekerja bersama di Sam’s Club, jaringan diskon milik Walmart Inc. Kendati, Holt mengaku dirinya tidak menerima kompensasi apapun dari Kohl’s untuk bisnisnya. 

    “Saya sudah mengenal Ashley Buchanan selama 10 tahun, tetapi saya tidak menerima kompensasi apapun dari Kohl’s untuk bisnis Incredibrew saya,” ujar Holt sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Jumat (2/5/2025).

    Adapun, pemecatan Buchanan ini merupakan hasil investigasi eksternal yang diawasi oleh komite audit dewan direksi. Investigasi tersebut menemukan dua pelanggaran.

    Pertama, Buchanan menginstruksikan perusahaan untuk menjalin kerja sama bisnis dengan vendor yang didirikan oleh seseorang yang memiliki hubungan pribadi dengannya dan dengan syarat yang sangat tidak lazim serta menguntungkan vendor tersebut.

    Kedua, dia turut mendorong perusahaan untuk menandatangani kontrak konsultasi bernilai jutaan dolar dengan tim yang di dalamnya juga terdapat Chandra Holt. Tim konsultan ini berasal dari Boston Consulting Group (BCG), tempat Holt menjabat sebagai penasihat.

    Juru bicara (jubir) BCG mengaku terkejut dengan hubungan antara Chandra Holt dan Ashley Buchanan. Dengan demikian, BCG mengklaim pihaknya telah mengakhiri kontrak dengan Holt.

    “Kami memiliki aturan ketat yang mewajibkan penasihat senior kami mengungkap potensi konflik kepentingan. Karena ketidakterbukaan ini, kami telah mengakhiri kontrak Chandra Holt,” ucap jubir tersebut.

    Sementara itu, Kohl’s menyatakan bahwa dalam kedua kasus tersebut, Buchanan tidak mengungkapkan hubungan pribadi itu. Padahal, hal tersebut diwajibkan dalam kode etik perusahaan.

    Dengan demikian, Buchanan dipecat dan diwajibkan mengembalikan dana sebesar US$2,5 juta dari bonus penandatanganannya. Meski dia dipecat, Kohl’s menekankan bahwa pemecatannya tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 

    Untuk mengisi kekosongan jabatan Buchanan itu, Kohl’s menunjuk Michael Bender sebagai CEO sementara dan pencarian CEO permanen sedang dilakukan Kohl’s saat ini.

  • Harta Kekayaan Zuckerberg Mendadak Bertambah Rp 130 Triliun Semalam

    Harta Kekayaan Zuckerberg Mendadak Bertambah Rp 130 Triliun Semalam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) menanjak hingga 5% setelah perusahaan melaporkan pendapatan yang lebih baik dari estimasi di kuartal-I (Q1) 2025. Meta juga mematok kinerja Q2 2025 yang sesuai dengan ekspektasi Wall Street.

    Meta berhasil membukukan pendapatan sebesar US$42,31 miliar di Q1 2025 atau lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar US$41,40 miliar.

    Penjualan Q1 2025 Meta naik 16% secara tahun-ke-tahun (YoY), sementara penghasilan bersihnya terbang 35% menjadi US$16,64 miliar.

    Penjualan pada Q2 2025 diprediksi akan berada pada rentang US$42,5-45,5 miliar, menurut CFO Meta Susan Li. Angka itu sejalan dengan ekspektasi analis yang mematok US$44,03 miliar.

    Kendati demikian, Li juga mengantisipasi penurunan pengeluaran iklan dari eksportir e-commerce Asia. Agaknya, hal ini dipicu ketidakpastian ekonomi yang disebabkan perang dagang AS dan China.

    “Bisnis kami menunjukkan performa yang sangat baik dan saya rasa posisi kami cukup kuat untuk menavigasi ketidakpastian makroekonomi, kata CEO Meta Mark Zuckerberg dalam paparan kinerja perusahaan pada Rabu (30/4) waktu setempat.

    Harta kekayaan Mark Zuckerberg turut melonjak gara-gara kepemilikan sahamnya di Meta. Pantauan CNBC Indonesia dari Bloomberg Billionaires Index per hari ini, Jumat (2/5/2025), harta kekayaan Zuckerberg bertambah US$7,96 miliar atau setara Rp130,9 triliun.

    Di atas kertas, harta kekayaan Zuckerberg mencapai US$203 miliar atau setara Rp3.339 triliun. Ia menempati posisi ke-3 sebagai orang terkaya di dunia.

    Zuckerberg berada di bawah Elon Musk yang masih bertengger sebagai orang terkaya nomor 1 di dunia dengan kekayaan US$332 miliar (Rp5.465 triliun). Tekanan yang dialami Tesla sejatinya membuat harta kekayaan Musk berkurang US$1,17 miliar, tetapi total hartanya tetap lebih banyak ketimbang Zuckerberg.

    Sementara itu, di posisi ke-2 ada pendiri Amazon dan Blue Origin Jeff Bezos. Harta kekayaannya sedikit lebih banyak ketimbang Zuckerberg, yakni US$212 miliar atau sekitar Rp3.487 triliun.

    (fab/fab)

  • Suramnya Industri Asia, PMI Manufaktur Terkontraksi Massal per April 2025

    Suramnya Industri Asia, PMI Manufaktur Terkontraksi Massal per April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur di sebagian besar negara Asia terkontraksi pada April 2025. Perusahaan-perusahaan berjuang menghadapi permintaan yang lebih lemah dan kehilangan pesanan baru akibat tarif dasar 10% dari Presiden AS Donald Trump. 

    Melansir Bloomberg, Jumat (2/5/2025), survei yang diterbitkan oleh S&P Global menunjukkan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur untuk negara-negara Asia, termasuk Korea Selatan dan Taiwan, merosot tajam bulan lalu karena ketidakpastian perdagangan global. Kondisi yang menyebabkan penurunan pesanan baru dan pemotongan produksi.

    Indikator perdagangan Taiwan mencatat PMI sebesar 47,8 pada bulan April, terendah dalam 16 bulan dan masih jauh di bawah ambang batas 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi. Bisnis baru turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, yang menyebabkan penurunan produksi dan pembelian. 

    Disebutkan permintaan yang lebih lemah di dalam negeri dan di pasar ekspor utama di Asia dan Eropa, dengan beberapa mengaitkannya dengan kenaikan tarif Trump sebagai penyebab kondisi ini.

    “Dampak tarif AS dan ekspektasi pertumbuhan global yang lebih lambat juga meredam proyeksi untuk tahun mendatang,” kata Annabel Fiddes dari S&P Global Market Intelligence dalam sebuah pernyataan tentang data Taiwan. 

    Dia melanjutkan, perusahaan umumnya mengantisipasi produksi akan menurun selama 12 bulan ke depan, dengan tingkat pesimisme yang paling menonjol sejak Januari 2023.

    Sementara itu, PMI Korea Selatan turun menjadi 47,5, angka terlemahnya sejak September 2022. Perusahaan memilih untuk melakukan PHK karena produksi menyusut pada bulan April dan prospek untuk tahun mendatang berubah negatif.

    Di Asia Tenggara, aktivitas pabrik juga menyusut di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Filipina menjadi yang paling menonjol pada bulan April karena pemilihan umum daerah yang akan datang mendorong PMI-nya ke wilayah ekspansi di angka 53, dari 49,4 pada bulan sebelumnya.

    Data terbaru menunjukkan dampak setelah Trump memberlakukan bea masuk AS tercuram dalam lebih dari satu abad, termasuk tarif 145% pada banyak produk dari China; tarif 25% pada sebagian besar impor dari Kanada dan Meksiko; bea masuk pada beberapa sektor seperti baja dan aluminium; serta tarif dasar 10% pada mitra dagang negara lainnya.

    Presiden AS menangguhkan tarif yang lebih tinggi dan disesuaikan pada sebagian besar negara selama 90 hari. Sejak itu, ada banyak negosiasi karena para pejabat di seluruh dunia berusaha menghindari biaya. 

    Negara-negara Asia akan menjadi yang paling terpukul dalam perang dagang seperti Vietnam dan Kamboja sangat bergantung pada ekspor ke AS.

    Kawasan ini juga telah meningkatkan pengiriman ke AS sejak pandemi dan sengketa dagang pada masa jabatan pertama Trump. Kini, perusahaan manufaktur tengah berupaya mendiversifikasi rantai pasokan untuk menghindari pungutan yang lebih tinggi dan ketidakpastian yang terkait dengan China.

  • Aplikasi Temu Kini Jualan Produk Lokal AS Imbas Tarif Trump

    Aplikasi Temu Kini Jualan Produk Lokal AS Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Platform e-commerce asal China, Temu, akan meninggalkan model yang berpusat pada impor murah dari China yang melambungkan kesuksesannya di AS. Mereka bertujuan hanya menjual barang dari pedagang lokal kepada konsumen Amerika di masa mendatang.

    Dalam pernyataan resmi yang dilansir dari Bloomberg pada Jumat (2/5/2025), platform ritel yang dimiliki PDD Holdings Inc. itu bermaksud beralih ke apa yang disebutnya model “pemenuhan lokal”. 

    Temu menjelaskan, perusahaan tersebut secara aktif merekrut pedagang AS dan hanya akan menjual barang dagangan lokal mereka. Hal itu diharapkan memungkinkan perusahaan milik China tersebut untuk menghindari tarif dan dikatakan bermaksud untuk mempertahankan harga bagi warga Amerika tidak berubah. 

    Pergeseran Temu terjadi saat pengecer dari Shein hingga Alibaba Group Holding Ltd. bergulat tidak hanya dengan melonjaknya pajak impor, tetapi juga dengan pencabutan pengecualian tarif de minimis untuk paket kecil.

    Sebelum langkah tersebut, raksasa e-commerce seperti Temu dan Shein melihat harga melonjak di AS. Presiden Donald Trump memberlakukan pungutan untuk mencoba memaksa Beijing mencari kesepakatan perdagangan yang memangkas defisit perdagangan bilateral, dan mengatakan dia memperkirakan China akan “memakan” tarif tersebut.

    “Langkah ini dirancang untuk membantu pedagang lokal menjangkau lebih banyak pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka Ini juga bagian dari penyesuaian berkelanjutan Temu untuk meningkatkan tingkat layanan,” jelas Temu dalam pernyataannya.

    Hingga minggu lalu, unit PDD tampaknya telah meneruskan hampir semua pajak impor baru Donald Trump kepada konsumen AS, dengan menambahkan biaya tambahan yang diberi label jelas bagi pembeli di kasir. Raksasa mode cepat Shein juga menaikkan harga produknya di AS, dengan kenaikan lebih dari 300% untuk barang-barang tertentu.

    Temu telah meminta pabrik-pabrik China untuk mengirimkan barang-barang mereka dalam jumlah besar ke gudang-gudang Amerika pada Februari dalam kerangka kerja yang disebut sebagai “setengah-penahanan”, dengan hanya mengelola pasar daring. 

    Namun, karena persediaan di AS menipis seiring waktu, harga pada akhirnya dapat naik ketika pabrik-pabrik mengisi kembali stok jika tarif impor China tetap tinggi pada 145%.

    Pengecer-pengecer besar AS belum menaikkan harga barang-barang di rak-rak. Namun, mereka terjebak dalam kesulitan, karena pemasok-pemasok China menolak untuk menyerap tarif dan ketidakpastian meningkat mengenai berapa lama pungutan tambahan akan diberlakukan.

    Perusahaan-perusahaan seperti Walmart Inc. dan Target Corp. juga dapat berada di bawah tekanan politik untuk menyerap sebagian — jika tidak semua — kenaikan biaya, yang dapat membantu meredam dampak langsung pada pembeli.

    Amazon.com Inc. menyebut mereka tidak akan menampilkan biaya tarif AS atas produk, setelah Gedung Putih mengecam tindakan yang dilaporkan dan Trump mengeluh kepada Jeff Bezos — menggarisbawahi posisi sulit yang dihadapi pengecer konsumen AS.

  • China Buka Peluang Berunding dengan AS Bahas Tarif Trump, Ini Syaratnya!

    China Buka Peluang Berunding dengan AS Bahas Tarif Trump, Ini Syaratnya!

    Bisnis.com, JAKARTA – China sedang mengkaji kemungkinan perundingan dagang dengan AS, tanda pertama sejak Presiden Donald Trump menaikkan tarif resiprokal bulan lalu bahwa negosiasi dapat dimulai antara kedua belah pihak. 

    Melansir Bloomberg pada Jumat (2/5/2025), Kementerian Perdagangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan menyebut pihaknya telah mencatat pejabat senior AS berulang kali menyatakan kesediaan mereka untuk berbicara dengan Beijing tentang tarif sekaligus mendesak pejabat di Washington untuk menunjukkan “ketulusan” terhadap China. 

    “AS baru-baru ini mengirim pesan ke China melalui pihak-pihak terkait, dengan harapan untuk memulai perundingan dengan China. Kami saat ini sedang mengevaluasi hal ini,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut. 

    Meski menyatakan keterbukaan baru untuk berunding, Kementerian Perdagangan China membingkai pernyataannya sebagai sesuatu yang konsisten dengan posisi Beijing sebelumnya.

    Sebagai syarat negosiasi, mereka meminta AS untuk menunjukkan ketulusannya dan bersiap untuk memperbaiki praktiknya yang salah dengan menghapuskan tarif sepihak.

    “Jika kita berjuang, kita akan berjuang sampai akhir; jika kita berbicara, pintunya terbuka. Jika Amerika Serikat ingin berbicara, ia harus menunjukkan ketulusannya dan bersiap untuk memperbaiki praktiknya yang salah dan membatalkan tarif sepihak,” kata Kementerian Perdagangan China. 

    Pernyataan tersebut mengisyaratkan kebuntuan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dapat berubah, setelah Trump menaikkan tarif AS ke level tertinggi dalam satu abad dan Beijing membalasnya dengan cara yang sama. 

    Trump telah berulang kali mengatakan Presiden Xi Jinping perlu menghubunginya untuk memulai pembicaraan tarif. Awal minggu ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan terserah Beijing untuk mengambil langkah pertama guna meredakan perselisihan antara kedua negara. 

    “Tingginya tarif timbal balik terhadap China tidak berkelanjutan, jadi pasar mengharapkan AS dan China untuk mulai bernegosiasi di beberapa titik,” kata Woei Chen Ho, ekonom di United Overseas Bank Ltd. 

    Dia menambahkan awal negosiasi kemungkinan akan mendorong volatilitas pasar lagi karena diperkirakan tidak akan berjalan mulus.

    Sementara itu, perombakan mengejutkan yang diumumkan Trump pada Kamis dapat memperumit hubungan bilateral dengan memperluas portofolio Menteri Luar Negeri Marco Rubio, orang pertama dalam jabatannya yang dikenai sanksi oleh Beijing. 

    Presiden AS mengumumkan Rubio akan menjabat sebagai penasihat keamanan nasional sementara sambil tetap mempertahankan jabatannya sebagai menteri luar negeri. Michael Waltz, penasihat keamanan nasionalnya saat ini, akan dicalonkan menjadi duta besar AS berikutnya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

    Diplomat tertinggi AS sebelumnya telah berjanji untuk mengatasi “tindakan destabilisasi” Beijing di Laut Cina Selatan.

    Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Sean Hannity dari Fox News yang disiarkan pada Kamis malam, Rubio mengatakan China tengah mencari “akomodasi jangka pendek” dengan AS dan melihat bahwa bea masuk tersebut berdampak besar pada ekonominya.

    “China sedang berusaha keras. Mereka ingin bertemu, mereka ingin berbicara,” kata Rubio. 

    Perwakilan Gedung Putih, Kantor Perwakilan Dagang AS, dan Departemen Keuangan dan Perdagangan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Aktivitas manufaktur China merosot ke kontraksi terburuk sejak Desember 2023. Pesanan ekspor baru turun ke level terendah sejak Desember 2022 dan mencatat penurunan terbesar sejak April tahun itu, ketika Shanghai memasuki karantina wilayah akibat pandemi di seluruh kota. 

  • Dolar AS Pagi Ini Melemah ke Rp 16.566

    Dolar AS Pagi Ini Melemah ke Rp 16.566

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam pagi ini berada di level Rp 16.500-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Jumat (2/5/2025), sekitar pukul 09.15, nilai tukar dolar AS turun 10,0 poin atau 0,06% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Dolar AS pun bertengger pada level Rp 16.566.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya juga cenderung melemah. Dolar AS melemah 0,11% terhadap won Korea Selatan. Begitu juga terhadap dolar baru Taiwan 1,37%.

    Selanjutnya, nilai tukar dolar AS juga melemah terhadap peso Filipina 0,06 %, turun terhadap rupee India 0,89%, serta berkurang terhadap ringgit Malaysia 0,07%.

    Dolar AS juga melemah terhadap baht Thailand 0,08%.Nilai Dolar AS juga mengalami pelemahan dolar Hong Kong 0,01%, serta terhadap dolar Singapura juga melemah 0,21%

    Sementara itu, nilai tukar dolar AS terhadap mata uang yen Jepang justru menguat sebesar 0,01%. Sedangkan terhadap mata uang yuan China terpantau nilainya stagnan.

    (shc/ara)

  • Hashim Tegaskan Komitmen RI untuk Transisi Energi di Forum Internasional BNEF Summit 2025 – Halaman all

    Hashim Tegaskan Komitmen RI untuk Transisi Energi di Forum Internasional BNEF Summit 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia, melalui Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, menegaskan komitmen kuat Indonesia dalam transisi energi global.

    Hal tersebut ditegaskan Hashim pada acara Bloomberg New Energy Finance (BNEF) Summit 2025 yang berlangsung di InterContinental New York Barclay pada 29–30 April 2025. 

    Dalam forum yang mempertemukan para pemimpin industri, keuangan, dan teknologi dari seluruh dunia, Hashim menyampaikan visi Indonesia untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat.

    Ia menyampaikan, langkah konkret pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk pembangunan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 75 persen dari energi baru terbarukan dan pembangunan 70.000 kilometer jalur transmisi pintar yang akan menyalurkan listrik ke seluruh pulau-pulau utama dan terpadat di Indonesia. 

    Hashim juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan teknologi energi bersih dan investasi berkelanjutan, guna memastikan pertumbuhan ekonomi yang hijau, tangguh, dan inklusif bagi kepentingan bersama.

    “Indonesia is open for business. Sebagai salah satu negara netral di dunia, dan berteman dengan semua, Indonesia menjadi negara yang aman terhadap kerja sama dan investasi global,” ujar Hashim dalam keterangannya, Selasa (1/5/2025).

    “Melalui berbagai program strategis dan dukungan regulasi yang kuat, kami berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan berkelanjutan yang inklusif,” sambungnya.

    Kehadiran Hashim pada acara tersebut untuk mencerminkan komitmen Indonesia dalam memainkan peran aktif di panggung global dalam isu-isu iklim dan energi.

    Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah Presiden Prabowo untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam transisi ke energi bersih di kawasan Asia Tenggara.

  • iPhone 17 Pro Batal Dapat Layar Anti-Pantulan, Kenapa Bisa Begitu? – Page 3

    iPhone 17 Pro Batal Dapat Layar Anti-Pantulan, Kenapa Bisa Begitu? – Page 3

    Langkah Apple dalam memperkenalkan iPhone 16E di awal tahun ini memunculkan spekulasi menarik di kalangan pengamat teknologi.

    Dengan hadirnya seri E ini menimbulkan pertanyaan apakah Apple bakal merilis iPhone E baru setiap tahun?

    Menurut analisis terkemuka dari Bloomberg, Mark Gurman, Apple sendiri belum mengambil keputusan final terkait strategi ini.

    Menurutnya, langkah cerdas Apple adalah memasarkan lini iPhone 16, bukan sebagai iPhone SE baru. Dan ini memberikan daya tarik lebih di pasar Tiongkok, jadi Apple belum membuat keputusan akhir.

    Jika Apple memutuskan untuk meluncurkan iPhone 17E, kemungkinan besar perangkat ini bakal debut pada periode akhir musim dingin atau awal musim semi (sekitar Februari), mengikuti pola waktu rilis model iPhone SE sebelumnya dan iPhone 16E saat ini. 

  • Sosok di Balik BYD, Bikin Perusahaan Mobil Lokal China Jadi Mendunia

    Sosok di Balik BYD, Bikin Perusahaan Mobil Lokal China Jadi Mendunia

    Jakarta

    BYD kini menjadi salah satu merek mobil listrik China yang mulai banyak dijumpai di jalanan Indonesia. Berdasarkan data Gaikindo, BYD masuk dalam 10 besar mobil terlaris pada Januari-Maret 2025 ini.

    Perusahaan teknologi dan manufaktur bernama Build Your Dream ini didirikan pada 1995 dan berpusat di Shenzhen, Guangdong, China. BYD kini memiliki lebih dari 30 kawasan industri di seluruh dunia.

    Tahukah detikers siapa sosok pendiri BYD? Yuk ketahui sosok di balik BYD, lengkap dengan sejarah awal hingga kini menjadi produsen mobil listrik dunia.

    Sosok Pendiri BYD

    Dia adalah Wang Chuanfu, yang merupakan pendiri, chairman, dan CEO BYD. Dikutip dari laman Interconnect, pria kelahiran Wuwei, Provinsi Anhui, pedalaman Tiongkok bagian tengah ini berasal dari keluarga petani.

    Berdasarkan situs Medium, Wang sudah menjadi anak yatim piatu sejak kecil, kemudian dibesarkan oleh kakak laki-laki dan kakak iparnya. Kondisi ekonominya tidak mampu, sehingga dia menempuh pendidikan di sekolah menengah biasa.

    Meski demikian, sang kakak ingin adiknya fokus belajar agar bisa masuk universitas. Sementara sang kakak terus mendukung finansialnya.

    Wang kemudian bisa berkuliah di jurusan kimia Central South University of Technology. Awalnya dia menempuh jalur akademis, setelah lulus dia masuk ke program magister di Beijing General Research Institute of Nonferrous Metals untuk melanjutkan studi kimia.

    Saat ini, Wang menjadi orang sukses melalui perusahaan BYD. Dia pun ditunjuk sebagai anggota pendiri ‘Komite Penasihat Pembangunan Berkelanjutan’ di PBB. Dia juga dianugerahi penghargaan pencapaian seumur hidup ‘Zayed Future Energy Prize’ 2014 atas respons global BYD terhadap iklim, krisis energi, dan masa depan berkelanjutan.

    Beberapa tahun belakangan, Wang Chuanfu mendapatkan berbagai penghargaan. Dia merupakan salah satu The Green 30 for Bloomberg 2020. Fortune menobatkannya sebagai salah satu dari 25 pemimpin terbesar dan orang paling berpengaruh di masa pandemi pada 2020. Forbes China menobatkannya sebagai CEO Terbaik China dalam daftar 50 CEO Teratas tahunan secara konsekutif dari 2022 sampai 2023.

    Sejarah Awal BYD

    Kebesaran BYD saat ini tidak terjadi secara instan. BYD berawal pada 1995 yang fokus dalam pembuatan baterai, berbekal ilmu kimia yang dikuasainya. Saat itu dia mendanai pendirian perusahaan dengan meminjam dana 250.000 RMB dari sepupunya yang bekerja di bidang keuangan.

    Terkait nama, BYD sebenarnya tidak berarti apa pun. Dia memilih huruf B di awal karena termasuk urutan huruf awal dalam alfabet, sehingga nama perusahaan itu akan terlihat di barisan atas dalam daftar ketika ikut pameran atau konferensi.

    Dia pun harus bersaing dengan perusahaan baterai berskala global seperti Sanyo, Panasonic, dan Phillips. Tapi Sanyo adalah perusahaan yang secara khusus ingin dia kalahkan.

    Karena terkendala dana, Wang tidak mampu membeli peralatan canggih atau jalur perakitan seperti yang dipakai produsen Jepang. Wang merekayasa balik proses pembuatannya dan mempekerjakan tenaga kerja murah.

    Dengan keterampilan kimianya, dia dengan cepat menguasai teknologi baterai, mulai dari nikel-kadmium, nikel-metal hibrida, hingga lithium. BYD lalu memproduksinya dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan pesaingnya dari Jepang.

    Awal 2000, BYD menjadi pemimpin global semua jenis baterai isi ulang yang dipakai untuk berbagai ponsel dan peralatan lainnya dan mengalahkan Sanyo. Beberapa merek yang menggunakan baterai ini adalah Motorola dan Nokia.

    BYD Membuat Kendaraan Listrik

    Langkah awal BYD menjadi perusahaan otomotif bermula pada Januari 2003 ketika mereka membeli perusahaan mobil lokal bernama Qichuan Motors. Seperti keinginannya mengalahkan Sanyo, Wang yang kagum dengan Toyota, kini ingin menyaingi perusahaan tersebut.

    Pada produksi pertamanya, BYD masih meniru Toyota Corolla. BYD pun sempat diejek sebagai peniru ulung karena mobil buatannya itu.

    Pada 2008, Berkshire Hathaway milik Warren Buffet melirik BYD dan melakukan investasi sebesar USD 232 juta. Dari 2009 hingga 2010, Wang memproduksi dan memasarkan mobil sebanyak mungkin di Tiongkok. Namun permintaan melemah dan banyak dealer besar mulai menolak BYD dan memutuskan hubungan.

    Beruntung Tiongkok saat itu menerapkan kebijakan yang mendukung proyek dan energi terbarukan. BYD dengan cepat bertransisi mengikuti arus dan merilis kendaraan hybrid dan listrik, mulai dari mobil, bus, hingga kendaraan listrik komersial.

    BYD harus bersaing dengan Tesla yang baru masuk ke China dan mulai menjual kendaraan listrik pada 2014. Tesla lalu menguasai pasar premium. Wang memilih menggunakan konsep lain, yakni memakai Baterai Blade, faktor bentuk baru yang bisa mengemas kepadatan daya lebih besar dan melepas panas lebih cepat dari paket baterai standar.

    Pada Maret 2020, Baterai Blade mulai digunakan pada kendaraan listrik BYD. Sejak 2020 hingga 2022, penjualan BYD meningkat hingga empat kali lipat. Pada 2022, BYD sudah sanggup melampaui penjualan Tesla dan merebut pasar secara signifikan.

    (bai/row)

  • Kinerja Manufaktur China Anjlok Gara-Gara Tarif Trump, Butuh Stimulus Tambahan?

    Kinerja Manufaktur China Anjlok Gara-Gara Tarif Trump, Butuh Stimulus Tambahan?

    Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur di China merosot ke kontraksi terburuk sejak Desember 2023, menunjukkan dampak awal tarif Donald Trump dan mendorong seruan untuk peningkatan kebijakan yang cepat.

    Data Biro Statistik Nasional (NBS) yang dilansir dari Bloomberg pada Rabu (30/4/2025) mencatat, Indeks purchasing managers’ index (PMI) manufaktur China pada April turun lebih dari ekspektasi menjadi 49 dari 50,5 bulan sebelumnya. Indeks nonmanufaktur menunjukkan aktivitas di bidang konstruksi dan jasa tumbuh kurang dari yang diperkirakan.

    Zhao Qinghe, seorang ahli statistik senior NBS, mengutip basis yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan perubahan cepat dalam lingkungan eksternal sebagai penyebab penurunan tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis tersebut, analis resmi tersebut menegaskan kembali sikap pemerintah bahwa perang dagang tidak memiliki pemenang, dan menunjuk pada perlambatan aktivitas manufaktur di negara-negara ekonomi utama termasuk AS, Inggris, dan Jepang.

    Indikator tersebut memberikan gambaran resmi pertama yang mengkhawatirkan tentang kesehatan ekonomi China setelah pemerintahan Trump mengenakan tarif besar-besaran sebesar 145% pada produk-produk China, tingkat yang diperkirakan akan merugikan sektor yang berkontribusi terhadap hampir sepertiga pertumbuhan ekonomi tahun lalu.

    “Ini jelas lebih buruk dari yang diharapkan. Ini menunjukkan tarif mulai berlaku,” kata Robin Xing, kepala ekonom China di Morgan Stanley.

    Dia memperkirakan perlambatan ekonomi yang signifikan pada kuartal ini yang dapat memicu lebih banyak stimulus.

    Perang dagang telah mendorong banyak lembaga keuangan besar, termasuk UBS Group AG dan Goldman Sachs Group Inc, untuk menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan China pada 2025 menjadi sekitar 4% atau lebih rendah dalam beberapa minggu terakhir. 

    Indikator yang suram untuk pabrik-pabrik mengikuti tanda peringatan sebelumnya bagi para eksportir China, dengan pengiriman kargo kemungkinan anjlok hingga 60%, menurut satu perkiraan.

    Pesanan ekspor baru turun ke level terendah sejak Desember 2022 dan mencatat penurunan terbesar sejak April tahun itu, ketika Shanghai memasuki karantina wilayah akibat pandemi di seluruh kota. Sebuah sub-pengukur menunjukkan bahwa lapangan kerja di sektor manufaktur mengalami kontraksi pada laju terburuk sejak Februari tahun lalu, menambah tekanan pada otoritas untuk menstabilkan pasar kerja.

    Untuk membantu meringankan tekanan pada eksportir, Beijing minggu ini menyusun rencana untuk membantu perusahaan yang kesulitan mendapatkan pinjaman dan meningkatkan konsumsi domestik, tetapi tidak mengumumkan stimulus ekonomi yang lebih agresif. Sebaliknya, para pejabat berfokus pada pelaksanaan paket stimulus yang disetujui pada awal Maret.

    Beijing juga tampaknya tidak terburu-buru untuk bernegosiasi dengan Washington. Menteri Luar Negeri Wang Yi  memperingatkan negara-negara agar tidak menyerah pada ancaman tarif AS, dengan mengatakan bahwa pelonggaran hanya akan membuat pengganggu semakin berani.

    Sementara itu, PMI manufaktur swasta dari Caixin untuk April 2025 adalah 50,4, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 49,7. Angka-angka tersebut menunjukkan pertumbuhan dari bulan sebelumnya meskipun pada kecepatan yang lebih lambat. 

    Indeks pengukur swasta cenderung mencerminkan aktivitas di perusahaan-perusahaan yang lebih kecil dan lebih berorientasi ekspor.

    “Kenaikan tarif AS berdampak pada permintaan eksternal, dengan pesanan ekspor baru menurun pada tingkat tercepat sejak Juli 2023, yang menyebabkan hanya sedikit peningkatan pada total pesanan baru pada bulan April,” kata Wang Zhe, ekonom senior di Caixin Insight Group.