Perusahaan: Bloomberg

  • Bos The Fed Jerome Powell Bawa Data Inflasi Lapor ke Kongres AS

    Bos The Fed Jerome Powell Bawa Data Inflasi Lapor ke Kongres AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan melaporkan pandangan ke Kongres AS pekan ini, yang akan memberikan sinyal arah kebijakan moneter.

    Melansir dari Bloomberg, Minggu (22/6/2025), setelah rilis data kunci pada Jumat dan pengumuman The Fed pekan ini mempertahankan suku bunga tetap, Jerome Powell akan menghadiri sidang dihadapan kongres di Capitol Hill selama dua har. Dia akan kembali menjelaskan alasan di balik pendekatan kebijakan moneter yang hati-hati dari bank sentral.  

    Ketua Fed kemungkinan akan menekankan tentang meskipun pemotongan suku bunga mungkin terjadi tahun ini, pejabat bank sentral ingin lebih jelas tentang dampak kebijakan perdagangan Gedung Putih terhadap ekonomi. 

    Para ekonom memperkirakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) tanpa makanan dan energi akan naik 0,1% pada Mei untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal ini akan menandai periode tiga bulan terlemah sejak pandemi lima tahun lalu.

    Pejabat bank sentral AS secara umum melihat penggunaan tarif yang diperluas oleh pemerintahan Trump akan memberikan tekanan naik pada harga, pada akhirnya. Namun, proyeksi ekonomi terbaru mereka juga menunjukkan bahwa pejabat melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi tahun ini.

    Gubernur The Fed Christopher Waller pada Jumat mengatakan kepada CNBC bahwa dampak inflasi dari bea impor kemungkinan akan bersifat sementara, dan dia melihat ruang untuk melanjutkan penurunan biaya pinjaman mulai bulan depan. Keputusan kebijakan Fed berikutnya akan diumumkan pada 30 Juli.  

    Sejumlah Ekonom Bloomberg Estelle Ou, Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, dan Chris G. Collins menyampaikan bahwa indikator inflasi inti PCE yang menjadi acuan The Fed kemungkinan naik hanya 2 basis poin pada Mei, kenaikan moderat yang tidak memberikan kejelasan tentang risiko kenaikan inflasi dalam beberapa bulan ke depan.  

    “Hal ini kemungkinan akan membuat beberapa pejabat The Fed tetap menyeimbangkan kedua sisi mandatnya, daripada beralih fokus ke risiko kenaikan inflasi,” tulis ekonom tersebut.

    Bersama dengan data inflasi Mei, laporan pemerintah pada Jumat ini diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan moderat selama dua bulan berturut-turut dalam pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. 

    Dua bulan terakhir mencatat penurunan tajam dalam sentimen, sebagian terkait dengan kekhawatiran meningkat tentang dampak tarif yang lebih tinggi terhadap harga.

    Para ekonom juga akan memperhatikan data pendapatan pribadi dalam laporan tersebut untuk menilai kemampuan konsumen untuk terus berbelanja. Dalam tiga bulan hingga April, pertumbuhan pendapatan disposable yang disesuaikan dengan inflasi rata-rata 0,6%, yang terkuat dalam lebih dari dua tahun. 

    Data AS lainnya dalam minggu ini termasuk penjualan rumah existing dan baru pada Mei, serta dua survei kepercayaan konsumen Juni. Pada Kamis, pemerintah akan menerbitkan laporan indikator ekonomi awal yang mencakup perkiraan awal defisit perdagangan barang untuk Mei.

    Selain Powell yang menyampaikan laporan kebijakan semi-tahunan The Fed—dia akan bersaksi di depan panel DPR pada Selasa dan Komite Perbankan Senat pada Rabu—sejumlah bankir sentral lain, termasuk Presiden Federal Reserve New York John Williams, akan tampil di forum publik.

    Di utara, Statistik Kanada akan merilis data inflasi pertama dari dua data inflasi sebelum keputusan suku bunga Bank Kanada pada Juli. Pembuat kebijakan memantau inflasi inti yang lebih tinggi dari perkiraan dan telah memberi sinyal bahwa mereka akan tetap menahan diri kecuali tekanan harga mendasar mereda.  

    Data produk domestik bruto (PDB) berdasarkan sektor industri untuk April dan perkiraan awal untuk Mei kemungkinan akan menunjukkan penurunan ekspor dan investasi bisnis seiring penerapan tarif Trump. 

    Di tempat lain, rilis data inflasi di Asia, penampilan para kepala bank sentral zona euro dan Inggris, serta kemungkinan pemotongan suku bunga di Meksiko mungkin menjadi sorotan utama. 

  • Google Sudah Ditinggal, Aplikasi Penggantinya Makin Ramai Diserbu

    Google Sudah Ditinggal, Aplikasi Penggantinya Makin Ramai Diserbu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple dilaporkan berencana untuk mencaplok Perplexity, layanan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) yang merupakan pesaing Google.

    Para petinggi Apple dilaporkan telah mengadakan pembicaraan internal terkait hal tersebut, menurut laporan dari Bloomberg News, berdasarkan keterangan orang-orang yang mengetahui diskusi itu.

    Pembahasan soal rencana Apple mencaplok Perplexity masih dalam tahap awal dan mungkin tidak akan menghasilkan penawaran, kata laporan Bloomberg. Pasalnya, Apple belum membahas penawaran ini dengan manajemen Perplexity.

    “Kami tidak mengetahui adanya diskusi M&A saat ini atau di masa mendatang yang melibatkan Perplexity,” kata Perplexity menanggapi permintaan komentar Reuters, dikutip Minggu (22/6/2025).

    Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

    Perusahaan teknologi besar berlomba-lomba menggelontorkan investasi untuk meningkatkan kemampuan AI di tengah kompetisi yang kian sengit.

    Bloomberg News juga melaporkan bahwa Meta Platforms mencoba membeli Perplexity pada awal tahun ini. Namun, kabar itu belum terkonfirmasi.

    Pada pekan lalu, Meta mengumumkan investasi sebesar US$14,8 miliar ke Scale AI dan menunjuk CEO Scale AI Alexandr Wang untuk memimpin unit superintelijen barunya.

    Sebelumnya, Apple dilaporkan berencana untuk mengintegrasikan kemampuan pencarian yang digerakkan oleh AI, seperti Perplexity AI, ke dalam peramban Safari-nya.

    Hal ini berpotensi mengancam kemitraan bisnis antara Apple dan Google yang sudah berlangsung lama. Google selama ini membayar Apple untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai layanan default di perangkat-perangkat Apple.

    Namun, strategi itu kian mendapat tekanan dari Departemen Kehakiman AS (DOJ) karena dinilai melanggar aturan anti-monopoli.

    Sejauh ini, mesin pencari tradisional seperti Google masih mendominasi pangsa pasar global. Kendati demikian, opsi pencarian bertenaga AI yang ditawarkan Perplexity dan ChatGPT makin menonjol dan mengalami peningkatan adopsi pengguna, terutama di kalangan generasi muda.

    Perplexity baru-baru ini menyelesaikan putaran pendanaan yang menilai perusahaan itu sebesar US$14 miliar, menurut laporan Bloomberg News.

    Google Makin Ditinggal

    Sebelumnya, laporan The Verge berkolaborasi dengan tim Research dan Insights dari Vox Media serta Two Cents Insights, mengungkap adanya perubahan tren dalam cara netizen mencari informasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk AI.

    Laporan tersebut menyimpulkan, kekuatan kini mulai beralih kembali ke tangan pengguna. Masyarakat makin mengutamakan komunitas yang memiliki nilai dan kredibilitas tinggi dalam menyerap informasi yang dapat dipercaya.

    “Teknologi warisan seperti Google dan platform sosial lainnya mulai kehilangan kepercayaan masyarakat. Banyak orang yang beralih ke chatbot AI dan komunitas kecil, serta platform semacam TikTok,” kata laporan The Verge.

    Kesimpulan yang didapat The Verge dan mitranya dihasilkan dari survey 2.000 pengguna internet di Amerika Serikat. Secara angka, 42% mengatakan mesin pencari seperti Google makin tak berguna.

    Sebanyak 66% mengatakan kualitas informasi di internet kian buruk dan sulit mencari sumber informasi yang bisa diandalkan. Sebanyak 55% memilih bertumpu pada komunitas mereka untuk mencari informasi terbaru, lebih dari platform pencarian seperti Google.

    Sementara itu, 52% telah beralih ke chatbot AI dan platform alternatif seperti TikTok untuk mencari informasi, ketimbang mengandalkan Google.

    Menurunnya tingkat kepercayaan pengguna internet terhadap Google tidak datang dari ruang hampa. Sebanyak 76% responden mengatakan lebih dari seperempat hasil pencarian mereka di Google ketika hendak belanja online menunjukkan konten bersponsor atau sengaja dipromosikan secara berbayar.

    Hanya 14% dari konten bersponsor tersebut yang dinilai benar-benar membantu pengalaman pencarian pengguna.

    Sebanyak 61% Gen Z dan 53% milenial mengatakan mereka menggunakan tool AI untuk menggantikan Google dalam mencari informasi terkait topik yang spesifik.

    Saat ini, sudah banyak tool AI yang beredar di pasaran dan bisa dijadikan alternatif pengganti mesin pencari Google. Selain Perplexity dan OpenAI yang populer, ada juga mesin pencari AI yang relatif belum banyak terdengar. Misalnya iAsk.Ai, Komo AI, Brave Search, Andi Search, hingga You.com.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elon Musk Tepis Kabar xAI Bakar Rp 16,4 Triliun Perbulan

    Elon Musk Tepis Kabar xAI Bakar Rp 16,4 Triliun Perbulan

    Jakarta

    Startup kecerdasan buatan (AI) xAI besutan Elon Musk disebut menghabiskan setidaknya USD 13 miliar selama tahun 2025, atau setara USD 1 miliar ( Rp 16,4 triliun) setiap bulannya.

    Bloomberg, yang mengutik sumber anonim, menyebut setiap USD 500 juta yang dihasilkan oleh xAI akan terlihat sangat kecil dibanding pengeluaran mereka sebesar USD 13 miliar selama tahun 2025.

    Lewat postingan di X, Elon Musk menyebut laporan tersebut tidak benar. Ia pun mengiyakan postingan lain yang menyebut banyak orang tidak tahu apa yang menjadi pertaruhan di pengembangan xAI ini.

    Bahkan dana sebesar USD 14 miliar yang berhasil dikumpulkan sejak 2023 kini, pada Q1 2025, tersisa USD 4 miliar, dan nyaris tak akan tersisa lagi pada Q2 2025, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (20/6/2025).

    xAI mengaku tengah memfinalisasi suntikan dana sebesar USD 4,3 miliar dalam bentuk pendanaan ekuitas baru, dan berencana menggalan dana sebesar USD 6,4 miliar pada tahun 2026 mendatang. Dana ini di luar utang sebesar USD 5 miliar yang dikumpulkan oleh Morgan Stanley.

    Dana sebesar itu akan dipakai untuk membiayai pengembangan sejumlah data center Colossus xAI. Salah satu fasilitas data center itu, Memphis Supercluster, akan berisi 200 ribu GPU Nvidia Hopper, yang ditenagai dari baterai Tesla Megapack berkapasitas 150MW.

    Pada Q1 2025 valuasi xAI mencapai USD 80 miliar, meningkat jauh dibanding valuasinya pada akhir 2024 yang “hanya” USD 51 miliar. Startup besutan Musk ini sukses menarik banyak investor seperti Andreessen Horowitz, Sequoia Capital, dan VY Capital.

    Beberapa orang memprediksikan kalau xAI sudah bisa meraup keuntungan pada 2027. Prediksi ini lebih cepat ketimbang OpenAI, yang diperkirakan baru bisa mendapat keuntungan pada 2029 mendatang.

    (asj/asj)

  • Sekjen Partai Komunis Vietnam akan Temui Trump, Finalisasi Kesepakatan Tarif Dagang

    Sekjen Partai Komunis Vietnam akan Temui Trump, Finalisasi Kesepakatan Tarif Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, tengah bersiap melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dalam beberapa pekan mendatang. 

    Langkah itu menjadi bagian dari upaya kedua negara untuk menyelesaikan kesepakatan dagang sebelum tarif impor baru yang lebih tinggi dari Presiden Donald Trump diberlakukan.

    Dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/6/2025), sumber yang mengetahui rencana tersebut mengungkapkan kunjungan Lam ditujukan untuk bertemu langsung dengan Trump guna memfinalisasi perjanjian dagang.

    Meski jadwal pasti belum dikonfirmasi, persiapan sedang dilakukan agar delegasi Vietnam bisa tiba dalam waktu dekat. Lam disebut akan memimpin rombongan pejabat tinggi dan pelaku bisnis dari Vietnam.

    Perjalanan ini merupakan bagian dari strategi Vietnam untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS dengan meningkatkan pembelian produk-produk asal AS.

    Dalam keterangan resmi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Pham Thu Hang menyatakan belum menerima informasi terkait rencana kunjungan tersebut. Sementara itu, Gedung Putih menolak memberikan komentar.

    Sebelumnya, Bloomberg juga melaporkan bahwa kedua negara hampir mencapai kesepakatan kerangka kerja. Dalam perundingan, Vietnam mendorong agar tarif impor tetap berada dalam kisaran 20%–25%, sedangkan AS menuntut penegakan yang lebih ketat terhadap praktik transshipment barang asal China dan penghapusan hambatan non-tarif.

    Pada Kamis (19/6/2025), pembicaraan lanjutan dilakukan secara virtual antara Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dengan Menteri Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien.

    Dalam pernyataan resminya, Dien menekankan pentingnya membentuk aturan yang “praktis dan harmonis” guna mencegah ekspor ilegal. Dia juga menyambut baik usulan dari pihak AS untuk mempercepat proses negosiasi.

    Trump sendiri menetapkan tarif dagang resiprokal atas barang impor asal Vietnam sebesar 46%. Hanya saja penerapan penuh tarif itu ditunda hingga 9 Juli 2025 guna memberi ruang bagi negosiasi lanjutan.

    Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pejabat senior Vietnam telah aktif melobi dukungan dari berbagai pihak di AS. Menteri Pertanian Vietnam berhasil mengamankan kesepakatan sementara senilai US$3 miliar dalam lawatannya ke beberapa negara bagian.

    Sementara itu, Menteri Perdagangan Vietnam mengadakan pertemuan dengan para eksekutif dari Nike Inc., Gap Inc., dan Walmart Inc. untuk mendorong dukungan dari pelaku industri utama.

    Vietnam menjadi basis industri penting bagi berbagai perusahaan besar AS. Pabrik-pabrik di negara tersebut memproduksi beragam barang mulai dari kaus, celana jeans, hingga sepatu basket.

    Ketegangan dagang antara AS dan China dalam satu dekade terakhir turut mendorong peralihan basis produksi ke Vietnam, menjadikannya sebagai salah satu pusat manufaktur global terbesar.

    Hubungan dagang Vietnam dengan China—mitra dagang bilateral terbesarnya—masih menjadi titik krusial dalam negosiasi. Selama masa jabatan pertamanya, Trump kerap menyoroti surplus perdagangan besar Vietnam sebagai dampak dari relokasi produksi dari China, yang menurutnya merugikan ekonomi AS.

  • Toyota dan Tokio Marine Gugat Pemerintah di Afsel Karena Tak Antisipasi Banjir

    Toyota dan Tokio Marine Gugat Pemerintah di Afsel Karena Tak Antisipasi Banjir

    Bisnis.com, JAKARTA – Toyota South Africa Motors, Tokio Marine & Nichido Fire Insurance mengajukan gugatan hukum sebesar 6,5 miliar rand (US$361 juta) ke pengadilan Afrika Selatan atas kerusakan akibat banjir 2022. Kala itu, pabrik Toyota di Afrika Selatan di dekat Durban harus tutup lama akibat banjir. 

    Dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/6/2025), gugatan oleh Toyota dan perusahaan asuransi yang mendukungnya dilakukan terhadap Transnet SOC Ltd., Departemen Transportasi KwaZulu-Natal, dan Kotamadya eThekwini.

    Dalam gugatan disebutkan akibat banjir pabrik Prospecton tutup selama 4 bulan. Kondisi ini disebut merugikan perusahaan 4,5 miliar rand untuk perbaikan dan rehabilitasi pabrik. Selanjutnya terdapat kerugian 2 miliar rand untuk gangguan bisnis.

    Pengajuan gugatan didasari keyakinan Toyota bahwa pemerintah tidak memelihara saluran air dan sistem drainase yang mengakibatkan bajir. Ketiga pihak yang dituntut diminta berbagi tanggung jawab atas kerusakan tersebut.

    “Kasus yang berhasil atas nama Toyota dapat mendorong pihak lain untuk mencari kompensasi dari pemerintah kota dan perusahaan milik negara yang mengalami kerugian akibat kegagalan mereka dalam memenuhi kewajiban,” Ulas seorang pengacara yang tidak terkait dengan kasus tersebut.

    Segera setelah banjir, Toyota memperkirakan penurunan produksi kendaraan yang direncanakan sebesar 33% pada 2022 dan potensi kerugian pendapatan penjualan lebih dari 27 miliar rand tulis Bloomberg mengutip Business Day.

    Prospecton membangun truk pikap Hilux, SUV Fortuner, mobil Quest dan Corolla Cross, minibus HiAce, serta truk dan bus Hino. Sekitar setengah dari produksi diekspor, terutama ke Eropa.

    Banjir dan tanah longsor KwaZulu-Natal tahun 2022 dinyatakan sebagai bencana nasional dan menewaskan lebih dari 400 orang.

  • IAEA Kehilangan Jejak di Mana Stok 409 Kg Uranium Level Bom Nuklir Iran Kini Disimpan

    IAEA Kehilangan Jejak di Mana Stok 409 Kg Uranium Level Bom Nuklir Iran Kini Disimpan

    GELORA.CO – Badan Energi Atom Internasional (IAEA) saat ini mengaku tidak bisa memverifikasi lokasi di mana stok uranium level bom nuklir Iran disimpan usai Israel melancarkan serangkaian serangan ke fasilitas nuklir Iran sejak Jumat pekan lalu. Dalam wawancara dengan Bloomberg dilansir Ynet, Direktur IAEA Rafael Grossi mengatakan, lembaganya kini tidak bisa mengakses titik-titik lokasi penyimpanan stok uranium Iran.

    Sekitar 409 kilogram uranium dengan level pemurnian hampir bisa digunakan untuk membuat bom nuklir diyakini selama ini disimpan oleh Iran di fasilitas nuklir di Isfahan di bawah pengawasan IAEA. Namun, sejak serangan Israel, Iran mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan memindahkan stok uraniumnya tanpa sepengetahuan IAEA.

    “Saya tidak yakin,” kata Grossi saat ditanya Bloomberg di mana stok uranium Iran saat ini disimpan.

    “Pada masa perang, semua fasilitas nuklir ditutup. Tidak ada inspeksi, tidak ada aktivitas normal yang bisa dilakukan.”

    Grossi mengonfirmasi bahwa, fasilitas nuklir di Isfahan sudah beberapa kali menjadi target serangan militer Israel di mana sebagian bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. Menurut laporan Bloomberg, sebelum perang pecah, pemeriksa IAEA melakukan inspeksi lebih dari sekali dalam sehari.

    Grossi juga mengatakan bahwa Iran tidak menginformasikan kepada iAEA soal “tindakan khusus” yang diambil untuk melindungi stok uranium dari serangan Israel. “Iran sadar bahwa stok uraniumnya harus di bawah pemeriksaan IAEA secara konstan.”

    Rafael Grossi mengungkapkan bahwa operasi militer Israel telah menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Isfahan. Adapun, situs nuklir Fordow belum terdampak.

    “Sejak awal operasi, telah terjadi sejumlah serangan. Pertama, fasilitas penting di Natanz terkena serangan hebat, dengan seluruh aula pengayaan di atas tanah hancur total,” kata Grossi kepada Bloomberg.

    “Selain itu, gardu listrik dan infrastruktur daya di fasilitas besar ini juga dihancurkan, yang berdampak langsung pada fasilitas pengayaan bawah tanah yang sangat vital,” kata Grossi menambahkan.

    Grossi menambahkan bahwa kompleks nuklir di Isfahan juga “berulang kali diserang, dengan beberapa bangunan terdampak.”

    “Satu-satunya fasilitas yang tampaknya belum mengalami kerusakan serupa sejauh ini adalah Fordow, yang merupakan lokasi sangat penting dengan bagian paling sensitif berada jauh di bawah tanah, tersembunyi di dalam pegunungan,” tambah Grossi.

    Serangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran dinilai bisa menyebabkan pencemaran radioaktif yang jauh lebih banyak daripada ledakan nuklir, meski reaktor di dalamnya tidak bisa meledak. Hal itu diungkapkan kata Wakil Direktur Jenderal IAEA Mikhail Chudakov kepada RIA Novosti pada Rabu (18/6/2025) di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) di Rusia.

    “Berdasarkan pengalaman dan akal sehat saya, tidak ada satu pun pembangkit listrik di dunia yang terlindungi dari perang… Jika Anda menembakkan rudal ke reaktor, Anda akan melihat pencemaran di wilayah itu. Anda tidak akan melihat ledakan nuklir,” kata Chudakov.

    Dia menegaskan bahwa insiden terkait reaktivitas nuklir telah diantisipasi oleh teknologi reaktor modern. Insiden semacam itu terakhir kali terjadi di PLTN Chernobyl pada 1986.

    Menurut Chudakov, PLTN tidak bisa meledak seperti bom nuklir, tetapi bisa rusak dan menyebarkan radiasi ke wilayah sekitarnya.

    “Sayangnya, akan ada lebih banyak pencemaran (radioaktif) dalam peristiwa seperti itu daripada dari ledakan nuklir,” katanya, menambahkan.

    Data IAEA menunjukkan bahwa Iran saat ini memiliki sebuah reaktor tenaga nuklir di PLTN Bushehr (BNPP)-Unit 1, yang mulai beroperasi secara komersial pada 2013 dan menyumbang hampir 1,7 persen dari total produksi listrik nasional pada 2023.

    PLTN Bushehr berada sekitar 1.200 kilometer di sebelah selatan ibu kota Iran, Teheran. Pembangunannya dimulai pada 1975 oleh perusahaan-perusahaan Jerman, tetapi proyek itu dihentikan setelah Revolusi Iran meletus pada 1979. PLTN itu juga beberapa kali dihantam bom selama Perang Iran-Irak (1980-1988).

    Pada 1995, kontrak untuk menyelesaikan PLTN tersebut ditandatangani oleh Iran dan Kementerian Energi Atom Rusia. PLTN itu mulai memproduksi listrik pada September 2011. Acara pembukaannya dihadiri sejumlah pejabat Rusia. []

  • Akhir Pekan, Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.373

    Akhir Pekan, Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.373

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam berada pada level Rp 16.300-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Jumat (20/6/2025), sekitar pukul 09.20 WIB, nilai tukar dolar AS turun 33 poin atau 0,20% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Dolar AS bertengger pada level Rp 16.373.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya juga cenderung melemah. Dolar AS terpantau melemah 0,57% terhadap won Korea Selatan. Begitu juga, terhadap peso Filipina, dolar AS melemah sebesar 0,38% serta melemah pada dolar baru Taiwan 0,25%.

    Nilai tukar dolar AS juga melemah terhadap ringgit Malaysia 0,20%. Sementara itu, terhadap mata uang yen Jepang minus 0,11%. Lalu terhadap dolar Hong Kong melemah 0,01%.

    Nilai dolar AS menguat terhadap rupee India 0,30%. Dolar AS menguat terhadap baht Thailand 0,15%, serta terhadap mata uang yuan China menguat 0,09%.

    (rea/rir)

  • Negosiasi dengan AS Buntu, Kanada Ancam Naikkan Tarif Baja dan Aluminium

    Negosiasi dengan AS Buntu, Kanada Ancam Naikkan Tarif Baja dan Aluminium

    Bisnis.com, JAKARTA — Kanada mengancam menaikkan tarif impor terhadap baja dan aluminium asal Amerika Serikat (AS) mulai bulan depan jika negosiasi dagang dengan pemerintahan Presiden Donald Trump tidak mencapai kemajuan.

    Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (20/6/2025), pemerintah Kanada menyampaikan akan menyesuaikan tarif balasan terhadap produk baja dan aluminium AS pada 21 Juli 2025. 

    Penyesuaian ini akan didasarkan pada sejauh mana kemajuan yang dicapai dalam pembahasan perjanjian dagang yang lebih luas antara kedua negara.

    Saat ini, AS menerapkan tarif sebesar 50% terhadap baja dan aluminium asing, sementara Kanada memberlakukan tarif balasan sebesar 25% terhadap produk logam asal AS. Namun, kedua negara tengah melakukan perundingan untuk mencapai kesepakatan dagang, dengan tenggat sementara ditetapkan pertengahan Juli.

    Perdana Menteri Kanada Mark Carney dalam sebuah konferensi pers mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan negosiasi ini secara itikad baik. 

    “Namun, pada saat yang sama, kami juga harus memperkuat ketahanan dalam negeri dan melindungi pekerja serta bisnis Kanada dari tarif yang tidak adil dari AS,” ujar Carney.

    Pemerintah Kanada juga akan menerapkan aturan baru untuk proyek-proyek federal, yang mewajibkan penggunaan baja dan aluminium yang diproduksi di Kanada atau oleh mitra dagang yang dianggap terpercaya dan memberikan akses resiprokal melalui perjanjian dagang.

    Kanada juga menetapkan kuota tarif baru untuk membatasi impor baja dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang resmi dengan Kanada. Pemerintah berencana mengumumkan langkah tarif tambahan dalam beberapa pekan mendatang guna mengantisipasi praktik dumping baja dan aluminium. 

    Carney dan jajaran kabinetnya khawatir bahwa tarif logam 50% dari AS akan mendorong produsen global untuk mengalihkan pengiriman ke pasar Kanada.

    Carney menegaskan bahwa kuota baru tersebut bukanlah permintaan dari pihak AS dalam perundingan dagang, melainkan konsekuensi langsung dari kebijakan AS.

    Dalam kesempatan yang sama, Carney juga menyoroti fasilitas pinjaman federal senilai C$10 miliar yang ditujukan untuk memberi likuiditas bagi perusahaan besar yang kesulitan memperoleh pembiayaan dari pasar konvensional.

    Pengumuman ini disampaikan Carney bersama Menteri Dominic LeBlanc dan Menteri Luar Negeri Melanie Joly. Carney menyebut dirinya cukup rutin berkomunikasi dengan Presiden Donald Trump.

    Adapun, LeBlanc mengaku tengah melakukan diskusi berkelanjutan dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan dijadwalkan berbicara dengan Perwakilan Dagang Jamieson Greer pada Jumat.

    Saat ditanya apakah Kanada bersedia menerima sebagian tarif dari AS sebagai bagian dari kesepakatan, Carney menjawab bahwa perdagangan bebas sejati adalah kepentingan bersama kedua negara.

    “Ini adalah proses negosiasi. Jika itu menguntungkan bagi Kanada, kami akan menandatanganinya. Jika tidak, kami tidak akan melakukannya,” katanya.

  • Nippon Steel Pertimbangkan Terbitkan Saham Baru untuk Danai Akuisisi US Steel

    Nippon Steel Pertimbangkan Terbitkan Saham Baru untuk Danai Akuisisi US Steel

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan baja Jepang, Nippon Steel Corp., membuka kemungkinan menerbitkan saham baru guna mendanai akuisisi United States Steel Corp. (US Steel) senilai US$14,1 miliar, termasuk investasi tambahan yang dijanjikan.

    Dilansir dari Bloomberg, Wakil Ketua Nippon Steel Takahiro Mori menyampaikan bahwa opsi peningkatan modal melalui penerbitan ekuitas tidak dikesampingkan, meski perusahaan akan menghindari struktur pendanaan yang dapat merugikan investor eksisting dan menurunkan laba per saham (EPS).

    “Melihat besarnya dana yang dibutuhkan, ini jelas masuk dalam pertimbangan kami. Namun, kami tidak mempertimbangkan aksi korporasi yang menyebabkan dilusi,” ujar Mori dalam konferensi pers di Tokyo, Kamis (19/6/2025).

    Langkah itu diambil setelah otoritas AS menyetujui akuisisi tersebut, disertai sejumlah syarat, termasuk komitmen investasi sebesar US$11 miliar dan pemberian saham emas (golden share) kepada pemerintah AS, yang memberikan hak veto atas keputusan strategis US Steel.

    Dalam catatan Analis Jefferies, Thanh Ha Pham, disebutkan bahwa Nippon Steel juga akan mengisi delapan dari sembilan kursi dewan direksi US Steel. Dua di antaranya berasal dari warga negara AS. Jabatan-jabatan kunci juga akan diisi oleh profesional asal Amerika.

    Untuk menjaga rasio utang terhadap ekuitas tetap terkendali, Nippon Steel berencana mengajukan pinjaman hibrida senilai 500 miliar yen (sekitar US$3,4 miliar).

    Sementara itu, kekhawatiran investor terhadap potensi dilusi dari penerbitan saham baru sempat menekan harga saham perusahaan awal pekan ini. Saham Nippon Steel sempat menguat hingga 5,1% pada perdagangan Kamis, namun ditutup naik hanya 2,3% setelah dua hari berturut-turut melemah.

    “Ketidakpastian soal waktu dan skema penghimpunan dana akan menjadi tekanan jangka pendek bagi harga saham,” tulis analis SMBC Nikko Securities Atsushi Yamaguchi dan Takuya Maeda dalam risetnya.

    Selain, sambung mereka, pelaku pasar juga menunggu apakah kinerja US Steel benar-benar akan tumbuh. Apalagi biasanya hasil investasi biasanya tidak langsung terlihat.

    Sementara itu CEO Nippon Steel Eiji Hashimoto mengklaim bahwa kesepakatan itu akan tetap menguntungkan perusahaan dan memberikan fleksibilitas manajerial yang dibutuhkan untuk mengelola US Steel secara efektif.

    “Tidak ada satu pun pejabat pemerintah AS yang pernah menjalankan perusahaan baja secara langsung. Jika kami dibatasi, maka akan mustahil untuk memulihkan kinerja US Steel,” ujar Hashimoto.

    Dia menambahkan bahwa akuisisi ini merupakan bagian penting dari ekspansi global perusahaan dan menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada pasar domestik yang kian menyusut, serta menghadapi tekanan dari ekspor baja murah asal China.

    Pemerintah Jepang pun menyambut baik aksi korporasi ini dan menyebutnya akan memperkuat iklim investasi serta hubungan strategis antara Tokyo dan Washington.

  • Microsoft Bakal Kembali PHK Massal Karyawan, Divisi Penjualan jadi Sasaran

    Microsoft Bakal Kembali PHK Massal Karyawan, Divisi Penjualan jadi Sasaran

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa teknologi Microsoft Corp. berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan, terutama di divisi penjualan (sales).

    Melansir Bloomberg, Kamis (19/6/2025), perampingan ini merupakan bagian dari upaya efisiensi perusahaan di tengah gelombang investasi besar-besaran dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Mengutip sumber yang mengetahui rencana tersebut, pengumuman PHK kemungkinan akan dilakukan pada awal Juli 2025, setelah berakhirnya tahun fiskal Microsoft. Namun, waktu pelaksanaan masih bisa berubah dan pemangkasan tidak akan terbatas pada tim penjualan saja.

    Adapun, hingga saat ini, Microsoft menolak memberikan komentar terkait kabar PHK tersebut.

    Langkah ini akan menjadi putaran PHK lanjutan setelah pada Mei lalu perusahaan memangkas sekitar 6.000 karyawan, yang mayoritas berasal dari divisi produk dan teknik, sementara posisi yang berhadapan langsung dengan pelanggan seperti penjualan dan pemasaran sebagian besar tidak terdampak.

    Sebelumnya pada April, Microsoft juga telah menginformasikan kepada karyawannya bahwa penjualan perangkat lunak untuk pelanggan usaha kecil dan menengah akan semakin banyak dialihkan ke pihak ketiga.

    Microsoft menyatakan pihaknya secara rutin mengevaluasi struktur organisasi untuk memastikan alokasi investasi difokuskan pada pertumbuhan jangka panjang. Dengan belanja puluhan miliar dolar AS untuk kebutuhan server dan pusat data, manajemen telah berkomitmen kepada investor untuk menekan pengeluaran di area lain.

    Per Juni 2024, Microsoft memiliki sekitar 228.000 karyawan, dengan sekitar 45.000 orang bekerja di divisi penjualan dan pemasaran. 

    Microsoft juga dikenal kerap melakukan perombakan struktur organisasi dan perubahan tim menjelang akhir tahun fiskalnya yang jatuh pada bulan Juni.