Perusahaan: Bloomberg

  • Prancis Pede Uni Eropa Capai Kesepakatan Dagang dengan AS Sebelum 9 Juli

    Prancis Pede Uni Eropa Capai Kesepakatan Dagang dengan AS Sebelum 9 Juli

    Bisnis.com, JAKARTA — Prancis percaya diri bahwa Uni Eropa dan Amerika Serikat dapat mencapai kesepakatan dagang sebelum tenggat 9 Juli, saat Washington berencana menerapkan tarif 50% terhadap hampir seluruh produk asal Eropa.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Prancis Eric Lombard dalam wawancara dengan dengan surat kabar La Tribune Dimanche pada Minggu, (29/6/2025).

    “Dari pengalaman beberapa bulan terakhir, jelas bahwa AS menunjukkan itikad baik dalam perundingan,” ujar Lombard seperti dilansir Bloomberg.

    Lombard menyebutkan energi menjadi salah satu topik utama dalam proses negosiasi dengan AS, terutama terkait impor gas alam cair (LNG).

    “Eropa masih membeli LNG dari Rusia. Saat ini ada tiga fasilitas pencairan gas LNG yang sedang dibangun di Teluk Meksiko. Kita bisa meningkatkan impor gas dari AS, dan itu bisa dimanfaatkan untuk menghindari kenaikan tarif bea masuk sebesar 10%,” jelasnya.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan paket tarif balasan terhadap hampir semua mitra dagang utama AS, termasuk tarif 50% atas produk asing sebagai respons atas hambatan dagang yang dihadapi perusahaan AS, seperti bea masuk, regulasi domestik, dan pajak.

    Selain tarif universal tersebut, Trump juga telah menetapkan tarif tambahan: 25% untuk mobil dan 50% untuk baja dan aluminium.

    Rencana perluasan tarif juga tengah digodok untuk sektor lain, termasuk farmasi, semikonduktor, dan pesawat komersial.

    Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah menyampaikan kepada para pemimpin UE dalam pertemuan tertutup pekan lalu bahwa ia yakin kesepakatan bisa tercapai sebelum batas waktu, guna menghindari eskalasi yang dapat merugikan ekonomi, demikian laporan Bloomberg yang mengutip sumber internal.

    Meski demikian, Lombard menegaskan pentingnya sikap tegas terhadap Washington.

    “Paket sanksi awal atas impor senilai 22 miliar euro dari AS masih ditangguhkan. Kami tengah menyusun paket balasan yang lebih luas bersama Komisi Eropa,” ujarnya.

    Ia menegaskan, idealnya kedua negara dapat mencapai kesepakatan tanpa harus menerapkan sanksi tersebut.

  • Presiden Korea Selatan Tunjuk Calon Menteri Keuangan Baru

    Presiden Korea Selatan Tunjuk Calon Menteri Keuangan Baru

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan Lee Jae-Myung mengusulkan Koo Yun-Cheol sebagai Menteri Keuangan baru dengan tugas mendukung ekonomi di tengah pelemahan pertumbuhan dan tekanan perang dagang AS.

    Dikutip dari Bloomberg pada Minggu (29/6/2025), Kepala Staf Presiden Kang Hoon-sik mengatakan sang Presiden telah mencalonkan Koo Yun-Cheol. “[Dia] seorang ahli kebijakan yang diakui secara luas karena dia adalah sosok yang telah lama merenungkan inovasi Korea dan sangat cocok untuk memetakan jalan menuju pertumbuhan nasional,” ujarnya.

    Koo pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan kedua dan Kepala Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah. Dia akan kembali ke jabatan ekonomi tertinggi saat Presiden Lee membentuk tim untuk melawan hambatan yang meningkat setelah berbulan-bulan terjadi kekacauan politik.

    Saat bertugas di bawah Menteri Keuangan Hong Nam-ki selama pemerintahan Presiden Moon Jae-in, Koo membantu memandu ekonomi Korea melalui pandemi Covid-19 dan guncangan inflasi pada awal 2020.

    Pria berusia 60 tahun ini meraih gelar doktor administrasi bisnis dari Universitas Chung-Ang dan gelar ekonomi dari Universitas Nasional Seoul.

    Koo akan mengambil alih kendali dari Kim Beom-seok, yang telah mengisi peran tersebut sebagai pelaksana tugas sejak Choi Sang-mok mengundurkan diri.

  • Trump Beri Kisi-Kisi Ketua The Fed Pengganti Jerome Powell

    Trump Beri Kisi-Kisi Ketua The Fed Pengganti Jerome Powell

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan memilih pengganti Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang sejalan dengan keinginannya untuk memangkas suku bunga, sebuah langkah yang dinilai mengancam independensi bank sentral AS.

    “Kalau saya pikir seseorang ingin mempertahankan suku bunga seperti sekarang atau tidak melakukan apa pun, saya tidak akan memilihnya. Saya akan memilih orang yang ingin memangkas suku bunga. Ada banyak kandidat seperti itu,” kata Trump dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/7/2025).

    Trump juga meningkatkan tekanannya terhadap Powell atas keputusan The Fed yang kembali menahan suku bunga acuannya. Dia menyebut dirinya akan senang jika Powell mau mengundurkan diri.

    Trump kemudian juga menyebut Powell bagaikan keledai keras kepala dan orang bodoh karena tak mendukung pelonggaran kebijakan moneter.

    Selama beberapa waktu terakhir, Trump gencar menekan The Fed agar menurunkan suku bunga, dan menilai kebijakan Powell membuat biaya pinjaman pemerintah tetap tinggi.

    Masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026. Trump menyebut dirinya telah mengantongi tiga hingga empat nama calon pengganti, namun Menteri Keuangan AS Scott Bessent menepis spekulasi bahwa Trump akan segera melakukan pergantian.

    Meski begitu, Bessent mengindikasikan bahwa Trump bisa saja mengumumkan kandidat pengganti Powell pada akhir tahun ini, menjelang pembukaan kursi dewan pada Januari mendatang, dengan niatan agar kandidat tersebut kelak menjabat sebagai ketua.

    “Ada kemungkinan kandidat yang akan menjadi ketua akan ditunjuk Januari nanti, yang berarti bisa diumumkan pada Oktober atau November,” kata Bessent kepada CNBC International.

    Adapun, masa jabatan Powell sebagai anggota dewan The Fed sendiri berlangsung hingga 2028.

    Pernyataan Trump kali ini kembali menimbulkan keraguan atas independensi The Fed yang sebelumnya dianggap tak tergoyahkan. Dalam dua acara publik pada Jumat, Trump kembali melontarkan kritik terhadap Powell.

    “Kita punya orang di The Fed yang tidak tahu apa yang sedang terjadi,” ujarnya. Bahkan dalam konferensi pers sebelumnya di sela KTT NATO, Trump menyebut Powell sebagai orang dengan IQ rendah untuk pekerjaannya.

    Sementara itu, sejumlah pejabat The Fed pada pekan lalu mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir tahun, yang mengindikasikan dua kali pemangkasan masing-masing 25 bps.

    Namun, beberapa pejabat juga menyatakan masih memerlukan data tambahan selama beberapa bulan ke depan untuk memastikan bahwa tarif tidak menyebabkan inflasi yang persisten, sehingga memperkecil kemungkinan pemangkasan pada pertemuan Juli.

    The Fed mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%–4,5% sejak awal tahun ini. Powell mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemangkasan suku bunga mungkin sudah dilakukan bila hanya berdasarkan pada tren penurunan inflasi, namun ketidakpastian akibat tarif membuat bank sentral perlu lebih berhati-hati.

    Data terbaru pada Jumat menunjukkan inflasi AS masih terkendali pada Mei. Namun, banyak ekonom memperkirakan laju inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan meningkatnya biaya impor yang dibebankan ke konsumen.

  • Menkeu AS: Trump Tunggu Waktu Copot Bos The Fed Jerome Powell

    Menkeu AS: Trump Tunggu Waktu Copot Bos The Fed Jerome Powell

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent meredam spekulasi bahwa Presiden Donald Trump akan segera mengumumkan calon pengganti Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam waktu dekat.

    Melansir Bloomberg pada Sabtu (28/6/2025), Bessent menyebut skenario yang paling mungkin adalah pencalonan Ketua The Fed dilakukan pada Oktober atau November tahun ini, untuk mengisi posisi yang lowong pada awal 2026.

    “Saya rasa saat ini belum ada pembicaraan yang serius soal itu,” ujarnya ketika ditanya apakah Trump akan menunjuk ‘shadow chair’ atau ketua bayangan untuk The Fed.

    Saat ditanya kemungkinan dirinya menjadi kandidat Ketua The Fed berikutnya, Bessent menjawab dirinya akan melakukan apa yang diinginkan Presiden Trump. Meski demikian, dirinya merasa sudah memiliki pekerjaan terbaik di Washington sebagai Menteri Keuangan AS.

    Bessent menjelaskan ada dua posisi yang akan lowong di Dewan Gubernur The Fed awal tahun depan, yakni kursi Adriana Kugler yang habis masa jabatannya pada Januari dan kursi Powell sebagai Ketua yang berakhir pada Mei.

    Namun, Powell masih memiliki masa jabatan terpisah sebagai anggota dewan hingga 2028.

    “Jadi, Ketua Powell tidak harus pergi. Dia bisa tetap duduk sebagai anggota dewan, meski bukan sebagai ketua,” ujar Bessent.

    Jika skenario itu terjadi, dan Trump tidak memilih anggota dewan yang saat ini menjabat sebagai ketua baru, maka pemerintahan harus menggunakan posisi yang ditinggalkan Kugler untuk menunjuk ketua baru. Skenario tersebut juga disinggung oleh Bessent.

    “Artinya, ada kemungkinan calon ketua The Fed yang baru ditunjuk pada Januari, dan itu berarti pengumumannya mungkin terjadi sekitar Oktober atau November,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Bessent juga mengatakan bahwa Trump jelas khawatir The Fed kembali tertinggal karena belum juga melanjutkan pemangkasan suku bunga, meskipun inflasi telah turun signifikan.

  • Trump Siap Ganti Ketua The Fed, Prioritaskan yang Pro Pangkas Suku Bunga

    Trump Siap Ganti Ketua The Fed, Prioritaskan yang Pro Pangkas Suku Bunga

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan mengunggulkan kandidat Ketua Federal Reserve (The Fed) yang bersedia memangkas suku bunga acuan. Langkah ini dikhawatirkan memperkuat kekhawatiran atas potensi intervensi presiden terhadap independensi bank sentral.

    Trump terus mengkritik kebijakan Ketua The Fed, Jerome Powell, sejak menjabat sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

    Dia berjanji akan memilih pengganti Powell—yang masa jabatannya akan berakhir pada Mei 2026—dari kalangan yang mendukung pemangkasan suku bunga, ketimbang kandidat yang ingin suku bunga tetap stabil.

    “Kalau saya merasa seseorang akan mempertahankan suku bunga tetap seperti sekarang, saya tidak akan memilih dia untuk posisi itu. Saya akan memilih orang yang mau menurunkan suku bunga. Ada banyak orang seperti itu di luar sana,” kata Trump kepada wartawan pada Jumat, dikutip Bloomberg, Sabtu (28/4/2025).

    Dalam konferensi pers saat menghadiri KTT NATO di Den Haag, Belanda pada Kamis, Trump mengatakan sudah mengantongi tiga hingga empat nama untuk menggantikan posisi Powell.

    Trump tidak menyebutkan nama-nama calon pengganti Powell maupun jadwal pasti pengumuman resminya. Namun, laporan Wall Street Journal menyebut Trump mempertimbangkan untuk mempercepat pengumuman tersebut.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent memberi sinyal bahwa Trump akan mengumumkannya pada akhir tahun ini, sebelum pembukaan dewan berikutnya pada Januari 2026.

    “Ada kemungkinan orang yang akan menjadi ketua akan ditunjuk pada bulan Januari, yang mungkin berarti nominasi pada bulan Oktober atau November,” kata Bessent kepada CNBC.

    Powell tetap menjadi anggota Dewan Gubernur The Fed hingga 31 Januari 2028. Artinya, jika tidak diangkat kembali, Powell akan tetap menjabat sebagai ketua hingga 15 Mei 2026, dan setelahnya masih menjadi anggota dewan hingga awal 2028.

    Trump mendesak pemangkasan suku bunga hingga 2,5 poin persentase dan menuduh The Fed sebagai penyebab tingginya biaya pinjaman pemerintah AS. Ia bahkan berulang kali menjuluki Powell sebagai “Terlambat” (Too Late) dan sempat menggertak akan memecatnya, meskipun kemudian menyatakan tidak akan melakukannya.

    The Fed sebelumnya menahan suku bunga di kisaran 4,25%–4,5% sejak awal 2025 dan belum menunjukkan sinyal pemangkasan dalam waktu dekat. Namun, mayoritas pembuat kebijakan memperkirakan adanya penurunan sekitar 50 basis poin sebelum akhir tahun. (Lorenzo Anugrah Mahardhika)

  • Tenggat Tarif Trump, Korsel Genjot Negosiasi Dagang dengan AS

    Tenggat Tarif Trump, Korsel Genjot Negosiasi Dagang dengan AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan mendorong tercapainya kesepakatan dagang yang saling menguntungkan dengan Amerika Serikat, menjelang tenggat penerapan kembali tarif tinggi Presiden Donald Trump pada 9 Juli 2025.

    Menteri Perdagangan Korea Selatan yang baru, Yeo Han-koo, melakukan kunjungan kerja ke Washington pekan ini dan menggelar serangkaian pertemuan hingga Jumat (27/6/2025) waktu setempat dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Menteri Dalam Negeri Doug Burgum, serta sejumlah anggota parlemen AS.

    Menurut pernyataan resmi Kementerian Perdagangan Korea Selatan yang dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/6/2025), Yeo memperkenalkan kebijakan Presiden baru Korea Selatan Lee Jae-myung dan menegaskan komitmennya untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

    “Negosiasi yang tengah berlangsung bukan hanya soal tarif, tetapi juga menjadi peluang untuk membentuk kerangka kerja sama baru di masa depan,” kata Yeo dalam pernyataannya.

    Yeo melanjutkan, pihaknya akan bernegosiasi secara intensif untuk memastikan momentum kerja sama antara kedua negara tidak tergerus akibat tarif, serta mengubah krisis tersebut menjadi peluang.

    Dalam pertemuannya, Yeo juga menyampaikan kekhawatiran industri terhadap pengetatan kebijakan kontrol ekspor AS, terutama terkait pembatasan transfer teknologi ke negara pesaing seperti China.

    Korea Selatan merupakan sekutu strategis AS sekaligus pusat manufaktur utama global, khususnya di sektor otomotif, semikonduktor, dan baterai. Jika tarif menyeluruh sebesar 25% kembali diberlakukan, tekanan terhadap ekonomi Korea Selatan yang tengah lesu akan semakin berat.

    Sebelumnya, bank sentral Korea Selatan telah memangkas proyeksi pertumbuhan PDB 2025 dari 1,5% menjadi hanya 0,8%.

    Sementara itu, dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan bahwa Washington tengah memfinalisasi kesepakatan dagang dengan 10 negara lainnya menjelang tenggat 9 Juli, meski tidak merinci negara mana saja yang dimaksud.

    Lutnick menambahkan, Presiden Donald Trump berpotensi memperpanjang tenggat waktu tersebut untuk membuka ruang negosiasi, dan mitra dagang akan mendapat respon dari pihak AS.

    Namun, menurut pejabat senior Korea Selatan yang berbicara kepada wartawan di Washington seperti dikutip Yonhap News, hingga saat ini Seoul belum menerima pemberitahuan resmi terkait kemungkinan perpanjangan dan belum berada pada posisi yang dapat merasa aman.

  • Softbank All In di AI, Mau Investasi Rp541,16 Triliun

    Softbank All In di AI, Mau Investasi Rp541,16 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia — Raksasa teknologi Jepang, SoftBank, menyatakan komitmen penuh terhadap OpenAI. CEO Masayoshi Son menegaskan perusahaannya kini “all in” dalam mendukung visi pengembangan artificial superintelligence (ASI) bersama perusahaan pimpinan Sam Altman tersebut.

    Tahun ini, SoftBank telah meningkatkan investasinya di OpenAI dan terlibat dalam proyek-proyek besar seperti Stargate senilai US$500 miliar (sekitar Rp8.150 triliun dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS). Son mengungkapkan bahwa total investasi SoftBank yang direncanakan mencapai 4,8 triliun yen Jepang atau sekitar US$33,2 miliar, yang setara dengan Rp541,16 triliun.

    Melansir CNBC.com, Jumat (27/6/2025), Son mengaku percaya OpenAI kelak akan menjadi perusahaan paling bernilai di dunia. Namun ia juga menekankan bahwa dibutuhkan keberanian besar untuk berinvestasi di perusahaan seperti itu.

    Keyakinan ini telah dimiliki Son sejak lama. Dalam rapat umum pemegang saham, ia membeberkan bahwa sebelum 2019, Sam Altman pernah menawarinya untuk berinvestasi US$10 miliar di OpenAI, setara dengan Rp163 triliun.

    “Saya bilang ya, saya serius karena saya punya sumber daya dari performa Vision Fund,” ujar Son. Namun akhirnya Altman memilih Microsoft sebagai mitra awal OpenAI.

    Microsoft kemudian menjadi penyedia eksklusif komputasi awan untuk penelitian dan produk OpenAI. Namun hubungan eksklusif tersebut berakhir awal tahun ini dan kini menghadapi ketegangan.

    Menurut laporan terbaru, Microsoft belum menyetujui rencana restrukturisasi OpenAI yang bertujuan mengubahnya menjadi entitas for-profit konvensional. Menanggapi hal itu, Son menyiratkan bahwa Altman seharusnya memilih SoftBank sejak awal, walaupun ia mengakui pada saat itu Microsoft lebih unggul dalam skala global dan keahlian teknis.

    SoftBank sebelumnya menyatakan bisa mengurangi porsi investasinya dari US$30 miliar menjadi US$20 miliar jika OpenAI tidak melakukan restrukturisasi sebelum 31 Desember.

    Namun pada Jumat lalu, Son menegaskan bahwa keyakinannya terhadap OpenAI justru semakin kuat dan pihaknya akan terus mempererat kemitraan dengan perusahaan itu, terlepas dari kondisi hubungan dengan Microsoft.

    Sebagian besar optimisme Son datang dari visinya mengenai artificial superintelligence, yakni kecerdasan buatan yang 10.000 kali lebih pintar dari manusia. Ia ingin SoftBank menjadi penyedia platform terbesar untuk ASI dalam satu dekade ke depan, dan berperan sebagai penggerak utama industri di era baru ini.

    Menurutnya, kolaborasi dengan OpenAI dan perusahaan semikonduktor asal Inggris, Arm, yang telah diakuisisi sejak 2016, menjadi kunci ambisi tersebut. SoftBank juga semakin agresif di sektor ini, termasuk mengakuisisi perusahaan desain chip AS, Ampere, senilai US$6,5 miliar.

    Bloomberg melaporkan bahwa Son bahkan mempertimbangkan membangun kompleks industri senilai US$1 triliun di Amerika Serikat untuk mengembangkan teknologi AI. Proyek tersebut jika terealisasi akan bernilai sekitar Rp16.300 triliun dan menegaskan dominasi SoftBank dalam lanskap kecerdasan buatan global.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Startup AI yang Jadi Rebutan Meta dan Apple

    Ini Startup AI yang Jadi Rebutan Meta dan Apple

    Jakarta

    Sebuah startup AI berusia tiga tahun menarik perhatian Meta dan Apple. Apa kelebihan startup bernama Perplexity ini?

    Menurut sumber, Meta berbicara dengan Perplexity tentang kemungkinan akuisisi, meski kesepakatan tidak tercapai. Secara terpisah, Bloomberg menyebut Apple secara internal juga membahas akuisisi Perplexity, dihimpun dari CNN, Jumat (27/6/2025).

    Apple dan Meta dianggap tertinggal dalam layanan AI sementara pesaing seperti Google dan OpenAI terus melaju. Perplexity adalah tool pencarian AI. Jawaban biasanya diunggah sebagai ringkasan dan tautan ke sumbernya. Perusahaan ini didirikan Agustus 2022 dan meluncurkan mesin pencarinya Desember 2022.

    Perplexity menawarkan dua mode yaitu pencarian cepat dan pencarian pro. Yang pertama ditujukan untuk kueri pencarian umum, sedangkan satunya lagi akan memberikan respons lebih terperinci.

    Namun, Perplexity dapat melakukan lebih dari sekadar menjawab kueri pencarian. Anda juga dapat mengajukan pertanyaan, memintanya menangani proyek, membuat gambar, dan menelusuri halaman yang dikurasi berdasarkan topik yang diminati. Pendek kata, mirip ChatGPT dan layanan AI lainnya.

    Sayangnya banyak dari fitur tambahan tersebut termasuk dalam paket berbayar Perplexity, yang biayanya USD 20 per bulan. Perplexity juga tengah mengerjakan peramban web bernama Comet.

    Namun memang Perplexity masih jauh pangsa pasarnya dibanding ChatGPT. BBC baru-baru ini mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap Perplexity, mengklaimnya menyalin kontennya tanpa izin. Dow Jones, perusahaan induk The Wall Street Journal dan New York Post, juga menggugat Perplexity.

    Kesepakatan dengan Perplexity sesuai dengan ambisi AI Apple atau Meta. Kedua perusahaan menggabungkan AI ke produk mereka yang terpenting. Bagi Apple, itu adalah iPhone, dan bagi Meta adalah aplikasi seperti Instagram dan WhatsApp.

    Apple sedang menjajaki kemungkinan memasukkan mesin pencari AI ke browser Safari. Google saat ini membayar Apple miliaran dolar untuk menjadi mesin pencari default Safari. Namun, kesepakatan itu kini diawasi sebagai bagian gugatan antimonopoli Departemen Kehakiman terhadap Google.

    Kesepakatan dengan Perplexity, jika benar terwujud, akan memberikan dorongan lain bagi aplikasi dan layanan Apple saat ini sembari terus mengerjakan Siri. Perusahaan tersebut telah bermitra dengan OpenAI dan Google untuk fitur AI iPhone.

    “Apple perlu relevan di sini. Dan fakta bahwa mereka tidak memiliki banyak hal untuk ditunjukkan atas upaya mereka di AI menurut saya membuat kebanyakan orang khawatir,” kata Ben Bajarin, CEO firma riset pasar Creative Strategies.

    Meta sendiri berusaha keras menarik bakat AI papan atas. Misalnya, Meta menawarkan paket gaji USD 100 juta ke beberapa pakar AI. CEO OpenAI Sam Altman mengatakan Meta menawarkan bonus penandatanganan USD 100 juta ke karyawannya.

    Meta juga baru saja melakukan investasi besar di startup Scale AI. Raksasa media sosial itu merekrut pendiri Scale AI Alexandr Wang sebagai bagian dari kesepakatan.

    (fyk/hps)

  • Tarif Menggunakan Robotaxi Tesla Milik Elon Musk

    Tarif Menggunakan Robotaxi Tesla Milik Elon Musk

    Bisnis.com, JAKARTA – Kekayaan bersih Elon Musk melonjak sebesar US$19 miliar atau setara dengan Rp310 triliun pada Senin (23/6/2025), dan menjadi “Top Gainer” dalam sehari.

    Mengutip Indeks Miliarder Bloomberg, lonjakan kekayaan ini terjadi seiring dengan peluncuran Robotaxi oleh Tesla, perusahaan mobil listrik miliknya, di Austin.

    Tesla secara resmi meluncurkan layanan taksi tanpa pengemudi pada Minggu (22/6) kepada sekelompok pengguna tertentu di kota asalnya, dengan biaya tetap sebesar US$4,20 per perjalanan.

    Untuk mendukung memperkenalkan layanan komersil ini, Tesla pun mengundang sejumlah influencer untuk melakukan uji coba.

    Mereka diminta untuk mengunggah video menggunakan Robotaxi, yang mana di dalamnya memperlihatkan layanan pesanan, penjemputan dan pengantaran.

    “Jika Tesla sukses di Austin, itu baru akhir dari tahap awal, bukan awal dari akhir,” kata Profesor teknik komputer dari Carnegie Mellon University, Philip Koopman, dikutip dari Reuters.

    Namun dalam peluncuran Robotaxi ini, perjalanan masih didampingi oleh karyawan Tesla demi keselamatan penumpang.

    Banyak analis percaya bahwa nilai saham Tesla yang sangat tinggi saat ini sebagian besar bertumpu pada kemampuan mereka menghadirkan robotaxi serta robot humanoid di masa depan.

    Sahamnya melonjak hingga 11% dalam perdagangan hari Senin sebelum ditutup naik 8% pada US$348,68, memangkas kerugian tahun berjalannya menjadi hanya di bawah 7%.

    Reli satu hari itu menghasilkan keuntungan sebesar US$19 miliar, atau sekitar Rp310 triliun bagi Musk, yang sekarang memiliki kekayaan sebesar US$385 miliar alias sekitar Rp6.282 triliun di Bloomberg Billionaires Index.

    Hal ini semakin memperkuat posisinya di puncak daftar orang terkaya di dunia meskipun telah mengalami kerugian sebesar US$47,5 miliar sejak awal 2025.

    Namun, para analis tetap berhati-hati dan memperingatkan bahwa meskipun visi robotaxi Tesla menarik, keberhasilannya bergantung pada mengatasi rintangan utama dalam hal keselamatan, infrastruktur operasional, keterbatasan sensor, dan penerapan di dunia nyata, yang semuanya masih belum terbukti.

  • Dekati Deadline, Begini Update Negosiasi Dagang dengan AS dari Sri Mulyani

    Dekati Deadline, Begini Update Negosiasi Dagang dengan AS dari Sri Mulyani

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah sedang melanjutkan perundingan intensif dengan Amerika Serikat terkait tarif perdagangan, usai Presiden AS Donald Trump ingin menetapkan bea masuk sebesar 32% untuk produk asal Indonesia.

    Adapun, waktu negosiasi tarif perdagangan antara Indonesia dan AS akan berakhir pada 8 Juli 2025. Jika tidak ada kesepakatan antardua negara maka tarif 32% itu akan berlaku.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengaku komunikasi dengan otoritas perdagangan AS berjalan baik dan positif, terutama setelah kunjungannya ke Washington DC pada April 2025.

    “Kami berkomunikasi intensif dengan USTR, Departemen Perdagangan, dan Departemen Keuangan AS. Mereka sangat menghargai niat Indonesia dalam menyampaikan proposal yang komprehensif,” ujar Sri Mulyani seperti yang disiarkan kanal YouTube Bloomberg Television, dikutip Kamis (26/6/2025).

    Proposal yang dimaksud mencakup sejumlah isu penting seperti tarif impor, hambatan teknis perdagangan, akses pasar produk pertanian AS, peluang kerja sama di sektor mineral kritis, hingga investasi strategis.

    Bendahara negara mengungkapkan salah satu perhatian utama dari pihak AS adalah standar karantina dan kesehatan terhadap produk pangan, seperti daging sapi, yang dinilai menjadi hambatan non-tarif dalam memasuki pasar Indonesia.

    “Tujuannya agar tidak menciptakan risiko bagi Indonesia, tetapi tetap membuka peluang yang adil bagi produk AS,” kata Sri Mulyani.

    Selain sektor pertanian, kedua negara juga membahas potensi kemitraan di bidang mineral strategis, termasuk rare earth dan baterai kendaraan listrik. Indonesia menawarkan pendekatan kemitraan yang tidak hanya berorientasi pada perdagangan, tetapi juga pengembangan industri dalam negeri.

    Meski belum mencapai kesepakatan final, Sri Mulyani mengaku optimistis arah negosiasi akan mengarah pada kerja sama yang saling menguntungkan.

    “Ini bukan soal konsesi sepihak, tetapi kemitraan. Kami membuka diri terhadap semua peluang, selama tetap sesuai dengan kepentingan nasional,” ucapnya.

    Di samping itu, dia menyatakan perundingan dengan AS tidak akan merusak hubungan Indonesia dengan China. Sri Mulyani mencontohkan terkait kemitraan di baterai kendaraan, China dan AS sama-sama memiliki dan pengetahuan sehingga keduanya bisa masuk ke Indonesia.

    Pada kesempatan berbeda, Kementerian Perdagangan menyatakan proses negosiasi tarif resiprokal Trump hingga saat ini masih berjalan. Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan dua negara masih mencari kesepakatan seiring dengan batas akhir negosiasi.

    “Ya pasti ada kesepakatan lah. Artinya cepat ada kesepakatan, karena sampai sekarang dia juga belum memutuskan kan. Artinya negosiasinya masih berjalan terus,” terangnya saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (26/6/2025).