Perusahaan: Bloomberg

  • Google Dituntut Rp5,1 Triliun atas Penyalahgunaan Data di Amerika Serikat

    Google Dituntut Rp5,1 Triliun atas Penyalahgunaan Data di Amerika Serikat

    Bisnis.com, JAKARTA — Juri pengadilan California menjatuhkan vonis terhadap Google atas penyalahgunaan data smartphone. Google harus membayar sekitar US$314 juta atau sekitar Rp5,1 triliun (kurs saat ini) akibat kesalahan tersebut.

    Juri pengadilan San Jose menyetujui penggugat bahwa Google Alphabet bertanggung jawab atas pengiriman dan penerimaan informasi dari perangkat tanpa izin saat perangkat tidak digunakan. 

    Pengiriman dan penerimaan informasi tersebut disebut juga sebagai “beban wajib dan tidak dapat dihindari yang ditanggung oleh pengguna perangkat Android demi keuntungan Google.”

    “Keputusan ini merupakan kemunduran bagi pengguna, karena salah mengartikan layanan yang penting bagi keamanan, kinerja, dan keandalan perangkat Android” kata juru bicara Google, Jose Castaneda menanggapi tuntutan tersebut, dilansir Bloomberg.

    Castaneda juga mengatakan bahwa transfer yang dibahas dalam kasus tersebut diperlukan untuk menjaga kinerja miliaran perangkat Android di seluruh dunia, transfer ini menggunakan lebih sedikit data seluler daripada mengirim satu foto.

    Dia juga menambahkan bahwa pengguna Android seharusnya sudah menyetujui transfer tersebut lewat berbagai perjanjian ketentuan pengguna dan opsi pengaturan perangkat.

    Dengan kata lain, Castaneda mewakili Google, menyatakan pada pengadilan bahwa tidak ada pengguna Android yang dirugikan oleh transfer data tersebut dan sudah ada persetujuan terkait hal itu.

    Dalam dokumen pengadilan, penasihat hukum eksternal Google juga ikut berpendapat bahwa pengguna Android tidak mengalami kerugian apapun atas transfer data yang terjadi. Mereka juga membantah bahwa tunjangan data seluler dianggap sebagai “properti” menurut hukum California, dan dikenakan hukum perdata apabila terjadi pengambilan properti seseorang tanpa izin.

    Dikutip dari Reuters, para penggugat atas nama 14 juta warga California telah mengajukan gugatan class action. Mereka berpendapat bahwa Google sudah mengumpulkan, dapat juga dikatakan ‘menyadap’ informasi dari ponsel-ponsel Android yang tidak aktif untuk keperluan perusahaan mesin pencarian internet tersebut. 

    Keperluannya berupa iklan bertarget, yang menghabiskan data seluler pengguna perangkat Android dengan data seluler yang dibeli pengguna secara tidak benar.

    Adapun kelompok lainnya juga ikut mengajukan gugatan terpisah di pengadilan federal San Jose, dengan mengajukan klaim yang serupa terhadap Google atas nama para pengguna Android di 49 negara bagian lainnya. 

    Kasus terpisah tersebut rencananya terjadwal akan disidangkan pada April 2026. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Menkeu proyeksikan harga minyak di kisaran 66-94 dolar AS per barel

    Menkeu proyeksikan harga minyak di kisaran 66-94 dolar AS per barel

    Kami memperkirakan harga minyak cukup lebar antara 66 hingga 94 dolar AS per barel di semester II

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan harga minyak dunia akan berada pada kisaran 66 hingga 94 dolar AS per barel pada semester II tahun 2025.

    Proyeksi ini mempertimbangkan dinamika geopolitik global, termasuk ketegangan di Timur Tengah serta arah kebijakan dari negara-negara produsen minyak.

    “Kami memperkirakan (harga minyak) cukup lebar antara 66 hingga 94 dolar AS per barel di semester II,” kata Sri Mulyani dikutip di Jakarta, Rabu.

    Meski demikian, dirinya mengakui outlook harga minyak ke depan masih diliputi ketidakpastian.

    Harga minyak dunia sendiri sempat melonjak akibat insiden pengeboman di Iran oleh Israel.

    Namun, Menkeu yakin kondisi perlahan akan mereda dan mendorong keyakinan bahwa harga minyak tidak akan menembus angka psikologis 100 dolar AS per barel hingga akhir tahun.

    “Semoga tetap terjaga suasana kondusif dari sisi geopolitik dan perang di Timur Tengah,” ujarnya.

    Di sisi lain, Bendahara Negara itu mencermati sejumlah proyeksi dari lembaga global yang menunjukkan angka bervariasi.

    Lembaga Energi Dunia memperkirakan harga minyak bisa berada di level 66 dolar AS per barel, Bloomberg menempatkannya di angka 69 dolar AS, sementara Bank Dunia lebih konservatif dengan estimasi 64 dolar AS per barel.

    Sementara mengenai lifting minyak, pemerintah memperkirakan volume produksi minyak pada semester kedua berada di kisaran 593 ribu hingga 597 ribu barel per hari, termasuk tambahan dari lapangan minyak Banyu Urip.

    Kemudian, lifting gas diproyeksikan antara 976 ribu hingga 980 ribu barel setara minyak per hari.

    “Untuk lifting (minyak) tadi selain yang kami sampaikan di Rapat Paripurna DPR mengenai tambahan dari (lapangan minyak) Banyu Urip, ini adalah antara 593 ribu-597 ribu barel per hari. Sedangkan gas masih di bawah 1 juta, yaitu 976-980 dolar AS per bsmph di semester II,” tutur Menkeu..

    Lebih lanjut, dalam paparannya, Sri Mulyani menjelaskan bahwa pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada semester I tahun 2025 cenderung mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh faktor permintaan global serta dinamika kebijakan luar negeri.

    Intervensi AS terhadap kebijakan OPEC+ untuk menaikkan produksi mulai Juli 2025, serta peluang kesepakatan dagang AS-China, turut memengaruhi ekspektasi pasar.

    Sementara untuk semester II harga masih akan dinamis, dengan potensi tren naik akibat gangguan suplai dari konflik Timur Tengah.

    Namun, menurutnya, tetap ada sinyal OPEC+ untuk melanjutkan rencana peningkatan produksi.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Israel Desak China Tekan Iran untuk Kendalikan Ambisi Nuklirnya

    Israel Desak China Tekan Iran untuk Kendalikan Ambisi Nuklirnya

    Jakarta

    Pemerintah Israel mendesak China untuk menggunakan pengaruh ekonomi dan politiknya guna mengendalikan ambisi nuklir dan militer Iran.

    “China adalah satu-satunya yang mampu mempengaruhi Iran,” kata Ravit Baer, konsul jenderal Israel di Shanghai kepada para wartawan pada hari Selasa (1/7) di kota itu.

    “Iran akan kolaps jika China tidak membeli minyaknya,” imbuhnya, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (2/7/2025).

    Pernyataan Baer disampaikan di tengah menegangnya hubungan Israel-China akibat perang Israel di Gaza, dan serangan bulan lalu terhadap Iran, mitra utama Beijing di Timur Tengah.

    Baer mengulangi komentarnya dalam sebuah wawancara Bloomberg TV pada hari Rabu (2/7), dengan mengatakan pembelian minyak Iran oleh China telah memberinya pengaruh atas Teheran.

    “Sayangnya, banyak uang dan pendapatan yang diperoleh dari penjualan minyak – minyak Iran – di Iran digunakan untuk kegiatan jahat Iran di kawasan itu,” kata Baer dalam wawancara televisi tersebut.

    Konsulat Iran di Shanghai dan Kementerian Luar Negeri China tidak segera membalas permintaan komentar.

    Selama perang 12 hari antara Israel dan Iran, situs-situs militer dan nuklir Republik Islam tersebut telah rusak parah, dan beberapa komandan militer dan ilmuwan atom tewas.

    China dan Rusia – mitra utama Iran di antara negara-negara besar dunia – sama-sama mengutuk serangan Israel tersebut, tetapi tidak berbuat banyak untuk mendukung Teheran. Beijing juga secara konsisten menyerukan agar Israel mengakhiri konfliknya di Gaza melawan Hamas, dan mengambil langkah-langkah menuju solusi dua negara.

    Dilaporkan bahwa China membeli sekitar 90 persen dari ekspor minyak Iran yang jumlahnya sekitar 1,7 juta barel per hari. Selain itu, Beijing menandatangani kemitraan strategis pada tahun 2021 yang menguraikan potensi investasi China senilai US$400 miliar selama 25 tahun di Iran.

    “Mereka dapat menekan Iran, mereka memiliki kekuatan politik atas Iran, mereka dapat membantu mengubah aktivitasnya yang tercela di kawasan tersebut,” kata Baer. “Ada banyak hal yang dapat dilakukan China,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tarif Timbal Balik Ancam RI, Pemerintah Tunggu Sinyal dari Washington

    Tarif Timbal Balik Ancam RI, Pemerintah Tunggu Sinyal dari Washington

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tengah menunggu jawaban dari Amerika Serikat (AS) terkait proposal perdagangan menjelang tenggat pemberlakuan tarif timbal balik Presiden Donald Trump pada 9 Juli 2025.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah Indonesia telah mengajukan proposal penawaran kedua kepada pihak AS. Dia menuturkan, proposal kedua tersebut dikirimkan setelah adanya counter offer dari AS terkait usulan pertama RI.

    Airlangga melanjutkan, tawaran dari Indonesia juga telah diterima dan dikaji oleh tim negosiator dagang AS, yaitu US Trade Representative (USTR). Menurutnya, kini Indonesia tengah menunggu respons dari tim USTR terkait proposal dagang terbaru tersebut.

    Dia memperkirakan, jawaban dari pihak AS kemungkinan baru akan keluar pada 4 Juli 2025 mendatang. Pasalnya, Pemerintahan Trump saat ini tengah sibuk membahas RUU pajak dan belanjanya yang baru saja lolos dari Senat AS.

    “Kita tunggu saja bagaimana pemerintah Amerika merespons. Hari ini mereka sibuk urusan big budget (RUU pajak dan belanja) sampai tanggal 4. Jadi mungkin sesudah itu baru masalah tarif ini bisa kembali dibahas,” ujar Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (2/7/2025).

    Dia melanjutkan, melalui pembicaraan dagang, Pemerintah Indonesia berharap agar terhindar tarif timbal balik yang akan dikenakan AS pada 9 Juli mendatang jika RI tidak mencapai kata sepakat dengan AS.

    “Tentu kita ingin agar tarif resiporkal tidak dikenakan terhadap Indonesia. Tetapi, tentu mereka (AS) punya kebijakan tersendiri,” jelasnya.

    Sementara itu, Trump telah menegaskan tidak akan mempertimbangkan penundaan tenggat waktu 9 Juli untuk pemberlakuan kembali tarif impor. 

    “Tidak, saya tidak memikirkan jeda itu. Saya akan mengirimkan surat ke banyak negara,” kata Trump dikutip dari Bloomberg pada Rabu (2/7/2025), ketika ditanya oleh wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One terkait kemungkinan perpanjangan masa negosiasi dengan mitra dagang. 

    Pernyataan Trump tersebut memicu pelemahan di pasar saham AS. Investor memantau dengan cermat keputusan Presiden mengenai kebijakan tarif yang sebelumnya diberlakukan pada 2 April dan ditangguhkan selama 90 hari untuk membuka ruang negosiasi.

  • Elon Musk Bekali AI Baru di Platform X

    Elon Musk Bekali AI Baru di Platform X

    Bisnis.com, JAKARTA—Elon Musk bakal membekali teknologi AI di plaform X, semula Twitter untuk membuat catatan komunitas atau community notes sehingga mendorong cek fakta dan jangkauan pengguna.

    Dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/7/2025), pengembang akan menempatkan agen AI atau artificial intelligence yang menulis catatan komunitas. Bila perusahaan menilai catatan ini berguna, bot akan memasang catatan itu dan muncul ke publik.

    Product Executive X Keith Coleman mengatakan bahwa peran manusia masih dibutuhkan dalam catatan yang dibuat AI. Catatan ini hanya akan muncul bila kelompok pengguna yang beragam menilai bahwa catatan ini memang berguna. Adapun, fitur ini berjalan pada bulan ini.

    “Mereka (bot) bisa membantu menyampaikan lebih banyak catatan lebih cepat dengan kerja lebih sedikit, tetapi keputusan soal apa yang cukup berguna tetap melibatkan peran manusia,” katanya.

    Menurutnya, fitur ini sangat kuat untuk menghadapi ratusan catatan yang beredar setiap harinya di X. Fitur ini merupakan kelanjutan dari fitur cek fakta di X yang sudah ada sebelum Elon Musk mengambil alih platform tersebut pada 2022. Namun, tangan Musk memberikan pengaruh lebih banyak pada fitur catatan komunitas yang ternyata ditiru oleh platform media sosial lain, seperti Facebook milik Meta dan TikTok milik ByteDance.

    Musk menyebut fitur ini sebagai alat memerangi berita palsu kendati masih menemukan informasi yang tak akurat muncul dari catatan komunitas. Sebelumnya, dia bahkan menyebut fitur ini bisa diakali oleh pemerintah dan media massa.

    Terlepas dari itu, Coleman menilai bahwa fitur ini memiliki kekuatan mumpuni sehingga ditiru oleh platform lain. Gabungan AI dan peran manusia yang menyaring informasi dalam catatan ini memberikan lingkaran umpan balik sehingga meningkatkan kualitas bot.

    “Model ini bisa ditingkatkan tak hanya dengan umpan balik satu orang secara acak, melainkan dari audiens yang beragam,” katanya.

    Bukan hanya Grok, yang kini terpasang, teknologi AI bisa muncul dengan teknologi apa pun. Salah satunya, dia menyebut bot dibuat oleh startup AI, xAI besutan Musk.

  • Zuckerberg Umumkan Tim AI Super Dipimpin Bos Genius

    Zuckerberg Umumkan Tim AI Super Dipimpin Bos Genius

    Jakarta

    Bos Meta Mark Zuckerberg, telah membentuk tim super untuk memuluskan ambisinya membuat kecerdasan buatan atau AI tak tertandingi. Ia mengungkap restrukturisasi operasi AI perusahaan saat mengejar apa yang disebutnya kecerdasan super, kecerdasan AI yang diharapkan melebihi manusia.

    Zuck memberi tahu karyawan bahwa Meta Superintelligence Labs yang baru dibentuk akan dinakhodai mantan CEO Scale AI Alexandr Wang. Wang yang berusia 28 tahun itu, bergabung dengan Meta usai Zuckerberg menghabiskan hampir USD 15 miliar untuk 49% saham startup itu.

    “Seiring dengan percepatan kemajuan AI, pengembangan kecerdasan super mulai terlihat,” kata Zuckerberg dalam pesan internal kepada karyawan yang pertama kali diperoleh Bloomberg.

    “Saya yakin ini akan menjadi awal era baru bagi umat manusia, dan saya berkomitmen penuh untuk melakukan apa pun yang diperlukan agar Meta memimpin jalan,” tambahnya, dikutip detikINET dari NY Post.

    Zuckerberg mengatakan Wang, yang akan menjabat sebagai Chief AI Officer, adalah pendiri startup paling mengesankan di generasinya. Wang akan bekerja erat dengan mantan CEO GitHub Nat Friedman, yang akan mengawasi produk AI dan penelitian terapan.

    Kabar ini membuat harga saham Meta meroket. Investor mengirim induk perusahaan Facebook dan Instagram itu ke level tertinggi USD 747,90 sebelum turun ke rekor penutupan USD 738,09 per saham.

    Meta bersaing dengan perusahaan seperti Google dan OpenAI dalam perlombaan mengembangkan AI tingkat lanjut. Zuckerberg lebih menyukai model AI open source yang tersedia untuk umum bagi siapa saja untuk digunakan, sementara Google dan OpenAI memiliki model sumber tertutup.

    Dalam memonya, Zuckerberg mengonfirmasi bahwa Meta telah merekrut lagi empat peneliti OpenAI, yakni Jiahui Yu, Shuchao Bi, Shengjia Zhao, dan Hongyu Ren.

    Peneliti OpenAI Trapit Bansal, kontributor utama untuk model penalaran AI pertama OpenAI o1, juga telah bergabung dengan Meta. Secara total, Zuckerberg mengumumkan 11 perekrutan baru, termasuk mantan karyawan Google dan Anthropic.

    Bos Open AI Sam Altman secara terbuka mengeluh tentang upaya Zuckerberg membajak karyawannya. Ia mengklaim pada sebuah podcast bahwa pendiri Facebook itu telah menawarkan bonus penandatanganan USD 100 juta dalam upaya menarik bakat terbaik OpenAI.

    (fyk/fyk)

  • Kapal Tanker Raksasa Meledak Misterius Usai Singgah di Rusia, Ada Apa?

    Kapal Tanker Raksasa Meledak Misterius Usai Singgah di Rusia, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah kapal tanker minyak raksasa yang mengangkut sekitar satu juta barel minyak mentah meledak di lepas pantai Libya, menambah daftar panjang insiden misterius yang melibatkan kapal-kapal yang sebelumnya bersandar di pelabuhan Rusia.

    Ledakan yang terjadi pada 27 Juni itu diikuti oleh banjir di ruang mesin dan menyebabkan kapal terombang-ambing di laut sebelum akhirnya ditarik ke perairan timur Mediterania.

    Kapal tanker bernama Vilamoura, berbendera Kepulauan Marshall, diketahui berangkat dari pelabuhan Zuetina, Libya, dan tengah berlayar menuju Gibraltar ketika insiden terjadi. Operator kapal, TMS Tankers, mengonfirmasi kejadian tersebut pada Senin (30/6/2025) sekaligus menyatakan bahwa tidak ada korban luka maupun pencemaran lingkungan yang dilaporkan.

    “Penyebab ledakan masih belum diketahui dan sedang diselidiki,” ujar juru bicara TMS Tankers.

    Vilamoura adalah kapal tanker raksasa yang dibangun pada 2011, dengan kapasitas angkut 158.622 ton. Menurut situs pelacakan kapal VesselFinder, kapal tersebut kini sedang dalam proses penarikan menuju Yunani, di mana kerusakan akan dianalisis lebih lanjut.

    Menurut laporan Bloomberg sebagaimana dikutip dari RT, insiden ini menambah jumlah kejadian serupa yang mencurigakan pada kapal-kapal tanker yang sebelumnya sempat bersandar di pelabuhan minyak Rusia.

    Data pelacakan kapal menunjukkan bahwa Vilamoura sempat singgah di terminal minyak Ust-Luga di Rusia pada awal April, serta di fasilitas Caspian Pipeline Consortium (CPC) dekat Novorossiysk pada Mei lalu, dua lokasi yang dikenal sebagai pengolah utama minyak mentah asal Kazakhstan.

    Sejak awal 2025, empat kapal tanker lainnya telah mengalami insiden serupa setelah melakukan kunjungan ke pelabuhan-pelabuhan Rusia, menurut konsultan risiko maritim Vanguard Tech.

    Insiden-insiden ini terjadi di tengah meningkatnya pengawasan terhadap lalu lintas kapal yang berhubungan dengan Rusia, menyusul pemberlakuan sanksi dari Barat terhadap ekspor minyak Moskow. AS dan Uni Eropa menuduh Rusia menggunakan “armada bayangan” – kapal-kapal tanker yang beroperasi di luar aturan asuransi Barat – untuk menghindari sanksi tersebut.

    Rusia secara konsisten menolak tuduhan ini, dan menyebut pembatasan terhadap sektor pelayaran mereka sebagai tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.

    Adapun sebagai respons terhadap insiden-insiden ini, sejumlah pemilik kapal dilaporkan mulai melakukan pemeriksaan lambung menggunakan penyelam profesional dan kendaraan bawah laut untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan ranjau atau bahan peledak lainnya.

    Hingga kini, belum ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan negara atau kelompok tertentu dalam serangkaian ledakan kapal tanker tersebut. Namun, pola dan lokasi kejadian menimbulkan kekhawatiran bahwa jalur-jalur pengiriman minyak global dapat menjadi target konflik asimetris.

    Meski belum berdampak langsung pada harga minyak global, para analis memperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut, maka gangguan terhadap rantai pasokan energi dunia bisa makin parah.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Proyeksi Neraca Perdagangan Mei 2025: Surplus Naik ke US,39 Miliar

    Proyeksi Neraca Perdagangan Mei 2025: Surplus Naik ke US$2,39 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan masih akan kembali surplus pada Mei 2025 atau melanjutkan tren surplus hingga 61 bulan beruntun.

    Adapun, Badan Pusat Statistik akan mengumumkan kinerja neraca perdagangan Indonesia selama Mei 2025 pada Selasa (1/7/2025) esok.

    Berdasarkan konsensus proyeksi 16 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan pada Mei 2025 diproyeksikan sebesar US$2,39 miliar.

    Proyeksi tersebut lebih tinggi dari realisasi neraca dagang bulan sebelumnya atau pada April 2025 senilai US$160 juta.

    Estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom Mega Capital Indonesia Lionel Priyadi dengan nominal US$4,9 miliar. Sebaliknya, estimasi terendah diberikan oleh ekonom Oversea-Chinese Banking Lavanya Venkateswaran dengan angka -US$1,8 miliar.

    Sementara Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual memproyeksikan surplus dagang mencapai US$4,01 miliar pada Mei 2025. Hanya saja, kenaikan surplus dagang itu lebih karena nilai impor yang melambat tajam.

    Perinciannya, ekspor naik 5,52% secara tahunan (year on year/YoY) dan naik 13,58% secara bulanan (month on month/MoM). Sementara impor naik 0,74% (YoY) dan turun 5,06% (MoM).

    “Secara keseluruhan terms of trade Indonesia turun dibandingkan bulan lalu, terutama karena harga CPO turun relatif lebih dalam dibandingkan minyak atau batubara,” jelas David kepada Bisnis, Senin (30/6/2025).

    Dari big data, sambungnya, belanja importir maupun penerimaan eksportir sama-sama melambat. Hanya saja, dia mengungkapkan importir turun lebih jauh (-20%).

    “Dari rilis data ekspor-impor negara lain terhadap Indonesia, impor Indonesia memang jauh lebih melambat dibandingkan ekspor sehingga surplus membesar,” ungkap David.

  • Bank Sentral Korsel Tunda Pengembangan Mata Uang Digital demi Stablecoin Swasta

    Bank Sentral Korsel Tunda Pengembangan Mata Uang Digital demi Stablecoin Swasta

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral Korea Selatan menghentikan sementara program uji coba mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC).

    Penundaan tersebut dilakukan di tengah menguatnya dorongan Presiden Lee Jae Myung untuk memperluas peran sektor swasta dalam penerbitan stablecoin berbasis mata uang won.

    Melansir Bloomberg pada Senin (30/6/2025), seorang pejabat Bank of Korea (BOK) mengatakan bahwa lembaga tersebut menunda persiapan fase kedua uji coba CBDC yang semula dijadwalkan berlangsung pada kuartal IV tahun ini.

    Langkah ini diambil seiring munculnya masa depan pasar stablecoin sebagai salah satu agenda prioritas Presiden Lee, yang baru dilantik awal bulan ini. Lee mendorong lebih banyak perusahaan dapat terlibat dalam penerbitan stablecoin.

    RUU yang diusulkan partai berkuasa akan membuka peluang bagi perusahaan dengan modal minimal 500 juta won (sekitar US$370.000) untuk menerbitkan stablecoin berbasis won.

    Keputusan BOK sejalan dengan tren global di mana sejumlah bank sentral mulai mempertanyakan urgensi penerbitan CBDC, sembari mendorong kerangka aturan baru guna memastikan stablecoin tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan.

    Pada pertengahan Juni lalu, Senat AS meloloskan rancangan undang-undang penting yang menjadi kerangka regulasi bagi stablecoin yang didukung dolar AS, menjadi kemenangan politik bagi industri kripto sekaligus Presiden Donald Trump. Hong Kong dan Taiwan juga termasuk yurisdiksi Asia yang tengah mengkaji aturan stablecoin.

    CBDC dan stablecoin sama-sama berbentuk uang digital, tetapi memiliki perbedaan signifikan dalam struktur dan pengawasan. Stablecoin diterbitkan oleh entitas swasta dan dirancang untuk mempertahankan nilai tetap, biasanya dipatok pada mata uang fiat.

    Sementara itu, CBDC merupakan representasi digital mata uang kedaulatan yang diterbitkan dan diawasi langsung oleh bank sentral.

    Dalam sebuah konferensi internasional yang digelar BOK awal bulan ini, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyebut stablecoin membuka peluang bagi lembaga non-bank untuk masuk ke industri pembayaran, sehingga memicu persaingan dengan perbankan yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya transaksi. Waller menegaskan dirinya tidak melihat kebutuhan mendesak untuk menerbitkan CBDC.

    Gubernur BOK Rhee Chang Yong sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap stablecoin berbasis won, selama penerbitannya diawasi secara ketat. Pandangan senada juga disampaikan Wakil Gubernur Senior BOK Ryoo Sangdai pekan lalu. Menurutnya, penerbitan stablecoin sebaiknya dilakukan secara bertahap dan dipimpin oleh bank-bank yang telah teregulasi, dengan pengamanan untuk mencegah gejolak pasar dan melindungi konsumen.

    Debat kebijakan dan antusiasme industri terkait stablecoin berbasis won Korea Selatan terus berkembang. Sejumlah bank komersial terbesar di Negeri Ginseng tengah menginisiasi rencana penerbitan stablecoin won yang nilainya dipatok 1:1 terhadap mata uang fisik, dan beroperasi dalam kerangka kerja yang dirancang serta diawasi sektor swasta, bukan bank sentral.

    Korea Selatan tercatat sebagai salah satu pasar aset digital paling aktif di dunia, mendorong lonjakan harga saham perusahaan yang terafiliasi dengan stablecoin. Lebih dari sepertiga populasi negara tersebut, atau sekitar 18 juta orang, tercatat aktif bertransaksi di pasar aset digital. Pada hari-hari tertentu, volume perdagangan kripto di bursa lokal bahkan melampaui nilai transaksi di indeks saham Kospi dan Kosdaq.

    Presiden Lee terus menggaungkan penerbitan stablecoin berbasis won sebagai bagian dari strategi modernisasi sistem keuangan Korea Selatan. 

    Bursa kripto di negara itu mencatat aliran keluar dana sebesar 56,81 triliun won (US$41,8 miliar) pada kuartal I/2025, dengan hampir separuhnya terkait stablecoin berbasis dolar AS seperti USDT milik Tether dan USDC milik Circle, menurut data regulator yang dikutip seorang anggota parlemen bulan ini.

  • Australia Tempat Melahirkan Startup Unicorn Paling ‘Murah’ Saat Pendanaan Seret

    Australia Tempat Melahirkan Startup Unicorn Paling ‘Murah’ Saat Pendanaan Seret

    Bisnis.com, JAKARTA — Australia dinilai menjadi negara yang paling efektif dalam menghasilkan perusahaan rintisan (startup) yang mencapai kategori unicorn. 

    Unicorn adalah sebutan yang biasa digunakan untuk menyebut startup yang nilai valuasi perusahaannya sudah melampaui US$1 miliar (Rp16 triliun).

    Laporan terbaru dari Side Stage Ventures, Dealroom dan Amazon Web Services menunjukkan sejak 2000 Australia mampu melahirkan 1,22 unicorn untuk setiap investasi senilai US$1 miliar. Capaian ini menjadi tertinggi di dunia dan hampir dua kali lipat dari rasio di AS. Sementara itu, China bahkan tidak masuk dalam daftar, menyusul tekanan terhadap sektor swasta yang meningkat sejak 2020.

    Meski demikian, pendanaan startup Australia masih jauh di bawah puncaknya beberapa tahun lalu. Negara tersebut kini berupaya menghidupkan kembali arus investasi.

    Ukuran pasar domestik Australia yang relatif kecil serta jarak geografis dari pusat modal ventura seperti Silicon Valley dan Beijing menjadi tantangan tersendiri. Meski demikian, komunitas startup lokal optimistis dengan mengacu pada kisah sukses global seperti Canva Inc. dan Atlassian Corp.

    Ben Grabiner, Co-Founder Side Stage Ventures mengatakan ekses terhadap modal masih menjadi tantangan besar saat bersaing dengan perusahaan dan pendiri dari negara lain.

    “Namun, semakin banyak orang yang menyadari potensi ekosistem startup di Australia,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Senin (30/6/2025).

    Sektor perangkat lunak mendominasi lanskap startup di Australia, mencerminkan fokus para pendiri pada produk dan layanan yang lebih mudah diekspor ke luar negeri.

    Selain Canva dan Atlassian, perusahaan asal Australia seperti penyedia perangkat lunak logistik WiseTech Global Ltd. dan perusahaan fintech Afterpay Ltd. juga berhasil mencapai valuasi puluhan miliar dolar.

    Grabiner juga mencatat sektor energi, kesehatan, dan industri kreatif sebagai bidang pertumbuhan utama lainnya. Menurutnya, permintaan regional yang meningkat terhadap energi terbarukan turut mendorong inovasi di bidang tenaga surya.

    Meski demikian, Australia masih berada dalam musim dingin pendanaan. Sepanjang 2024, pendanaan startup hanya mencapai US$3,4 miliar, nyaris stagnan dibandingkan tahun sebelumnya dan anjlok dari puncaknya sebesar US$6,5 miliar pada 2021, berdasarkan data PitchBook.

    Salah satu tantangan utama adalah terbatasnya modal lokal dan ketergantungan pada investor asing. Pada 2024, sekitar 39% pendanaan tahap awal di Australia berasal dari luar negeri, jauh lebih tinggi dibandingkan 21% di AS dan 27% di Eropa.

    Startup tahap awal menjadi yang paling terdampak. Tahun lalu, perusahaan rintisan tahap awal di Australia hanya berhasil menghimpun US$1 miliar, jauh di bawah AS dan China yang masing-masing meraup US$24 miliar dan US$10 miliar, menurut laporan yang sama.

    “Pertanyaannya kini bukan lagi apakah startup bisa bertahan di Australia, tetapi seberapa baik mereka bisa tampil,” ujar Grabiner.

    Meski begitu, Phil Cummins, Managing Director StepStone Group menyebut, kondisi ini juga menyimpan peluang. Diaa menjelaskan, valuasi tahap awal dan ukuran dana investasi di Australia masih lebih kecil dibandingkan AS dan Eropa, dengan tingkat persaingan yang juga lebih rendah.