Perusahaan: Bloomberg

  • Siap-Siap! Harga Uniqlo Bakal Makin Mahal Imbas Tarif Trump

    Siap-Siap! Harga Uniqlo Bakal Makin Mahal Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Brand pakaian asal Jepang, Uniqlo, mengakui kebijakan Tarif Trump yang tinggi akan berdampak besar pada operasional bisnis mereka mulai akhir tahun ini. 

    Dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/7/2025) untuk menekan ongkos produksi Uniqlo berencana menaikkan harga beberapa produknya. Adapun, tarif Trump untuk barang asal Jepang dikenai 25%. 

    Terlebih, Uniqlo memiliki sejumlah fasilitas produksi di berbagai negara yang juga dikenakan tarif tinggi oleh Amerika Serikat (AS), termasuk Indonesia, China, Vietnam, Bangladesh, India, dan lainnya. 

    Manajemen Keuangan PT Fast Retailing, induk usaha Uniqlo, Takeshi Okazaki mengagakan dampak dari kebijakan Trump tersebut sulit dihindari. 

    “Akan sulit untuk menyerap semua biaya. Pendekatan kami adalah menaikkan harga jika memungkinkan dan bukan di tempat yang tidak memungkinkan, sementara pada akhirnya berfokus pada menciptakan bisnis berkelanjutan yang menghasilkan keuntungan dengan aman,” lanjutnya.

    Mayoritas produk Uniqlo yang dijual di AS diproduksi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Namun mulai 1 Agustus, Sri Lanka sebagai salah satu eksportir pakaian utama ke AS akan dikenakan tarif 30%, menurut surat pemberitahuan dari Trump pada Rabu lalu. 

    Vietnam, pesaing utama Sri Lanka, juga akan terkena tarif 20%, sementara pengiriman tidak langsung melalui Vietnam akan dikenakan tarif lebih tinggi yakni 40%.

    Meski demikian, Uniqlo memperkirakan dampak tarif pada tahun fiskal ini masih terbatas. Hal ini karena perusahaan telah mengirimkan banyak stok lebih awal ke AS.

    “Dampak FY2025 kemungkinan akan terbatas, apa pun tarifnya,” tulis perusahaan dalam laporan pendapatannya.

    Dalam periode tiga bulan hingga 31 Mei, Fast Retailing mencatat kenaikan laba operasi sebesar 1,4% menjadi JP¥146,7 miliar atau sekitar US$1 miliar. Namun angka tersebut masih di bawah ekspektasi analis sebesar JP¥ 153,8 miliar, menurut data jajak pendapat LSEG.

    Sebagai informasi, Uniqlo yang bermula dari satu toko kecil di Hiroshima 40 tahun lalu, kini telah berkembang menjadi lebih dari 2.500 gerai di seluruh dunia. Perusahaan itu menjual pakaian kasual seperti jaket bulu dan kemeja katun yang sebagian besar diproduksi di Cina dan wilayah Asia lainnya.

    Namun, model bisnis yang mengandalkan produksi murah dari Asia itu kini menghadapi tekanan akibat kebijakan tarif dari Trump dan menurunnya permintaan di pasar Cina.

    Uniqlo kini mulai mengalihkan fokus pertumbuhannya ke wilayah Amerika Utara dan Eropa. Cina, yang merupakan pasar internasional terbesar mereka dengan lebih dari 900 toko, kini menunjukkan tanda-tanda pelemahan permintaan.

  • Microsoft Hemat Rp8 Triliun Berkat AI Usai PHK Ribuan Karyawan

    Microsoft Hemat Rp8 Triliun Berkat AI Usai PHK Ribuan Karyawan

    Bisnis.com, JAKARTA— Microsoft mengklaim pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi operasional perusahaan. 

    Chief Commercial Officer Microsoft Judson Althoff mengatakan, alat berbasis AI telah meningkatkan produktivitas di berbagai lini seperti penjualan, layanan pelanggan, dan rekayasa perangkat lunak. 

    Bahkan, berkat optimalisasi tersebut, Microsoft mengklaim mampu menghemat lebih dari US$500 juta atau sekitar Rp8,15 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS) hanya dari operasional pusat layanan (call center) sepanjang tahun lalu, sebagaimana dilaporkan Bloomberg.

    Pernyataan tersebut muncul sepekan setelah Microsoft mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 9.000 karyawan. 

    Itu menjadi gelombang ketiga PHK sepanjang tahun ini sehingga total karyawan yang terdampak mencapai sekitar 15.000 orang. Langkah efisiensi ini memicu sorotan karena dilakukan di tengah periode kinerja keuangan perusahaan yang justru sedang mencetak rekor.

    Microsoft dilaporkan mencatat laba bersih senilai US$26 miliar atau sekitar Rp423,8 triliun dan pendapatan sebesar US$70 miliar sekitar Rp1.141 triliun pada kuartal pertama 2025. Belum ada kejelasan apakah ribuan posisi yang dipangkas pada tahun ini memang digantikan oleh AI atau sekadar bagian dari strategi penyesuaian struktur pascapandemi. 

    Microsoft sebelumnya telah mengumumkan rencana investasi senilai US$80 miliar atau sekitar Rp1.304 triliun untuk infrastruktur AI sepanjang 2025. 

    Pada saat yang sama, perusahaan juga terus merekrut talenta-talenta unggulan untuk memperkuat posisinya dalam kompetisi global pengembangan AI, yang kini semakin diperebutkan oleh perusahaan teknologi besar. 

    Prioritas rekrutmen pun tampaknya akan lebih difokuskan pada peneliti dan insinyur AI dengan bayaran tinggi ketimbang posisi manajerial menengah atau staf operasional.

    Sebelumnya, Microsoft menyampaikan bahwa PHK terhadap sekitar 9.000 karyawan yang merupakan kurang dari 4% dari total tenaga kerja global dilakukan untuk menyesuaikan organisasi dan memangkas lapisan manajemen demi meningkatkan efisiensi. 

    PHK ini mencakup berbagai tim, wilayah, dan level jabatan, termasuk divisi penjualan dan Xbox. PHK terakhir ini menyusul pemangkasan pada Mei lalu yang berdampak pada sekitar 6.000 posisi, mayoritas di bidang produk dan teknik.

    Di tengah gelombang transformasi digital dan percepatan investasi AI, perusahaan teknologi seperti Microsoft dihadapkan pada tantangan besar, yakni bagaimana tetap mempertahankan efisiensi sambil menjaga keseimbangan antara keuntungan, inovasi, dan keberlangsungan tenaga kerja.

  • Oracle Gandeng DayOne Akan Bangun Pusat Data di Batam

    Oracle Gandeng DayOne Akan Bangun Pusat Data di Batam

    Bisnis.com, JAKARTA – Oracle Corp. disebut akan melancarkan aksi pendirian pusat data layanan awan pertamanya di Indonesia. Oracle menggandeng DayOne Data Centers Singapore Pte. untuk mendirikan pusat data di Batam.

    Sumber yang mengerti jalannya diskusi mengatakan Oracle sebagai raksasa teknologi asal AS akan menyewa pusat data milik DayOne yang berlokasi di Nongsa Digital Park, di Pulau Batam, Indonesia.

    “Oracle akan menjadi penyewa tunggal di lahan milik DayOne yang dapat mendukung fasilitas dengan daya setidaknya 120 megawatt,” kata sumber tersebut, dikutip Bloomberg pada Kamis (10/7/2025).

    Adapun, pusat data dengan kapasitas 120 megawatt biasanya membutuhkan investasi modal setidaknya $1,2 miliar. Nilai itu juga tergantung pada faktor lain seperti lokasi, tingkat desain, biaya lahan, dan kebutuhan AI untuk fasilitas tersebut.

    Ekspansi Oracle ini mengonfirmasi laporan Bloomberg sebelumnya bahwa perusahaan tersebut sedang dalam pembicaraan untuk mendirikan pusat layanan cloud di Indonesia. Perwakilan Oracle yang berbasis di Texas tidak segera memberikan respons ketika ditanya.

    DayOne, yang berkantor pusat di Singapura, merupakan cabang internasional dari operator pusat data asal China yaitu GDS Holdings Ltd. Menurut perusahaan riset SemiAnalysis, ByteDance merupakan pelanggan terbesar DayOne, dan Oracle berada di posisi kedua. DayOne juga belum memberikan komentar ketika ditanya konfirmasi. 

    Adapun, Nongsa Digital Park di Batam menjadi lokasi bagi sejumlah pusat data lainnya, didorong oleh faktor status kawasan perdagangan bebas pulau tersebut dan kedekatannya dengan Malaysia dan Singapura.

    Saat ini, Oracle memiliki dua pusat komputasi cloud di Singapura dan tahun lalu mengumumkan rencana senilai $6,5 miliar untuk membangun fasilitas serupa di Malaysia.

  • OpenAI Disebut bakal Luncurkan Browser Berbasis AI, Siap Lawan Google Chrome! – Page 3

    OpenAI Disebut bakal Luncurkan Browser Berbasis AI, Siap Lawan Google Chrome! – Page 3

    Di sisi lain, OpenAI belum lama ini mengakuisisi perusahaan rintisan milik mantan kepala desain Apple, Jony Ive, dalam kesepakatan bernilai hampir USD 6,5 miliar atau sekitar Rp 104 triliun.

    Perusahaan tersebut adalah io, startup bergerak di bidang hardware dan manufaktur, didirikan Ive setelah dia hengkang dari Apple.

    BACA JUGA:Spotify, SnapChat hingga OpenAI Down Berjam-jam! Ini PenyebabnyaMeski telah diakuisisi, Jony Ive dan firma desainnya, LoveFrom, akan tetap beroperasi secara independen dan tidak bergabung langsung ke dalam struktur OpenAI.

    Namun demikian, dalam kesepakatan itu, LoveFrom akan bertanggung jawab atas desain seluruh produk OpenAI, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya.

    CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut perangkat yang sedang dikembangkan bersama Jony Ive bukanlah pengganti smartphone, melainkan bentuk teknologi benar-benar baru.

    “Seperti halnya telepon pintar tidak menggantikan laptop, saya rasa hal pertama yang kami lakukan tidak akan menggantikan telepon pintar,” mengutip kata CEO OpenAI tersebut kepada Bloomberg, Kamis (22/5/2025)

  • Tok! Trump Umumkan Tarif Impor 50% untuk Tembaga Mulai 1 Agustus

    Tok! Trump Umumkan Tarif Impor 50% untuk Tembaga Mulai 1 Agustus

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif tembaga dari luar negeri yang masuk ke pasar AS dikenakan tarif impor 50%. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Agustus 2025.

    Trump melalui akun Truth Social miliknya @realDonaldTrump, Kamis (10/7/2025) mengatakan bahwa keputusan tarif tinggi untuk produk tembaga tersebut berdasarkan pertimbangan keamanan nasional.

    “Tembaga diperlukan untuk Semikonduktor, Pesawat Terbang, Kapal, Amunisi, Pusat Data, Baterai Litium-ion, Sistem Radar, Sistem Pertahanan Rudal, dan bahkan Senjata Hipersonik, yang sedang banyak kami bangun,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social.

    Pada hari sebelumnya, Trump telah memberikan sinyal bahwa dia akan mengenakan tarif baru pada tembaga, yang menyebabkan harga tembaga berjangka Comex AS mencapai rekor tertinggi.

    Trump mengatakan dia menerapkan tarif 50% untuk tembaga dengan harapan dapat meningkatkan produksi logam AS yang penting untuk kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik dan banyak barang konsumen.

    Setelah kabar rencana tersebut, harga tembaga berjangka Comex AS melonjak lebih dari 12% ke rekor tertinggi. Pengumuman ini datang lebih awal dari yang diharapkan industri dan tarifnya lebih tinggi yang diperkirakan.

    Diberitakan sebelumnya, Melansir Bloomberg pada Rabu (9/7/2025) harga tembaga di bursa Comex New York naik hingga 17% pada Selasa (8/7/2025) waktu setempat, mencatat lonjakan harian terbesar dalam sejarah. 

    Saat ini, harga tembaga New York diperdagangkan dengan premi sekitar 25% dibandingkan kontrak sejenis di London Metal Exchange (LME), yang menjadi acuan harga global.

    Harga tembaga di New York sempat menyentuh rekor tertinggi US$5,8955 per pon, sebelum ditutup pada level US$5,6855.

    Jika tarif benar-benar diberlakukan, dampaknya akan menjalar ke berbagai sektor ekonomi AS, mengingat tembaga digunakan secara luas dalam produk elektronik konsumen, otomotif, konstruksi perumahan, hingga pusat data.

  • Risalah Rapat The Fed: Silang Pendapat Pejabat Bank Sentral AS soal Dampak Tarif

    Risalah Rapat The Fed: Silang Pendapat Pejabat Bank Sentral AS soal Dampak Tarif

    Bisnis.com, JAKARTA — Perbedaan pandangan di antara para pejabat Federal Reserve atau The Fed terkait prospek suku bunga dipicu oleh beragam ekspektasi terhadap dampak tarif terhadap inflasi, menurut risalah pertemuan terbaru bank sentral AS.

    Dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17–18 Juni 2025 yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (10/7/2025) disebutkan meski beberapa peserta rapat menilai tarif hanya akan menyebabkan kenaikan harga satu kali dan tidak berdampak pada ekspektasi inflasi jangka panjang, sebagian besar peserta menyoroti risiko bahwa tarif bisa berdampak lebih persisten terhadap inflasi.

    Proyeksi suku bunga terbaru menunjukkan bahwa 10 dari 19 pejabat memperkirakan akan ada setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun ini. Namun, tujuh pejabat memperkirakan tidak akan ada pemangkasan sama sekali pada 2025, sementara dua lainnya memproyeksikan satu kali pemangkasan.

    Para pembuat kebijakan mencermati adanya ketidakpastian yang signifikan terkait waktu, besaran, dan durasi dari dampak tarif terhadap inflasi. Tergantung bagaimana kebijakan tarif itu memengaruhi perekonomian dan hasil negosiasi dagang, pandangan para pejabat pun beragam terkait potensi lonjakan inflasi.

    Dalam pertemuan tersebut, The Fed memutuskan secara bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,5% untuk keempat kalinya secara berturut-turut. Keputusan ini kembali menuai kritik dari Presiden AS Donald Trump yang berulang kali mendorong penurunan suku bunga.

    Kompleksitas Baru Akibat Tarif

    Risalah tersebut menegaskan kebijakan ekonomi yang terus berkembang cepat, termasuk perluasan tarif oleh Presiden Trump terhadap mitra dagang utama AS, telah menyulitkan pengambilan keputusan moneter tahun ini. Selain itu, perubahan kebijakan pajak, imigrasi, dan regulasi juga turut menyumbang ketidakpastian ekonomi.

    “Peserta menilai bahwa ketidakpastian terhadap prospek ekonomi meningkat seiring dinamika kebijakan dagang, kebijakan pemerintah lainnya, dan risiko geopolitik, meski secara keseluruhan ketidakpastian telah menurun dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya,” demikian kutipan risalah tersebut.

    Sebagian besar ekonom memperkirakan tarif akan mendorong inflasi dan membebani pertumbuhan ekonomi. Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa bank sentral kemungkinan sudah menurunkan suku bunga lebih jauh tahun ini jika bukan karena tarif.

    Namun, sejauh ini data ekonomi belum menunjukkan dampak menyeluruh dari tarif tersebut. Hal ini membuka perdebatan di kalangan pejabat bank sentral mengenai kapan, seberapa besar, dan selama apa tarif akan mendorong inflasi. Data inflasi konsumen untuk bulan Juni akan menjadi fokus utama pada 15 Juli mendatang.

  • Trump Umumkan Tarif Baru: Brasil Kena 50%, Irak-Libya 30%

    Trump Umumkan Tarif Baru: Brasil Kena 50%, Irak-Libya 30%

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melayangkan gelombang baru surat pemberitahuan tarif pada Rabu (9/7/2025) waktu setempat, termasuk bea masuk sebesar 50% untuk Brasil, salah satu tarif tertinggi yang diumumkan sejauh ini dan dijadwalkan mulai berlaku pada Agustus.

    Dalam suratnya kepada Brasil yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (10/9/2025), Trump mengaitkan tarif tersebut dengan penanganan terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang saat ini menghadapi dakwaan terkait dugaan upaya kudeta. 

    “Persidangan ini seharusnya tidak berlangsung. Ini adalah perburuan penyihir yang harus segera dihentikan!” tulis Trump dalam surat tersebut.

    Selain Brasil, Trump juga menetapkan tarif 30% terhadap produk impor dari Aljazair, Libya, Irak, dan Sri Lanka. Sementara itu, Brunei dan Moldova dikenakan tarif 25%, dan Filipina sebesar 20%. Tarif ini sebagian besar sesuai dengan pengumuman awal Trump pada April lalu, meskipun tarif Irak diturunkan dari 39% dan Sri Lanka dari 44%.

    Trump mulai mengirimkan surat pemberitahuan tarif sejak Senin (7/7/2025), menjelang tenggat waktu pekan ini bagi negara-negara mitra untuk menyelesaikan negosiasi dagang dengan pemerintah AS. 

    Dalam unggahan di media sosial, Trump menyatakan akan merilis setidaknya tujuh surat tarif pada Rabu pagi, dan tambahan tarif lainnya akan diumumkan pada sore hari.

    Brasil menjadi negara pertama yang menerima surat pemberitahuan tarif dari Trump meskipun sebelumnya tidak masuk dalam daftar mitra dagang yang diumumkan saat peluncuran tarif balasan pada April lalu.

    Surat kepada Brasil tersebut juga dinilai sebagai sinyal peringatan bagi blok negara berkembang BRICS, yang selama ini dipandang Trump sebagai ancaman terhadap dominasi dolar AS sebagai mata uang cadangan global.

    Brasil termasuk tidak biasa dalam daftar target tarif terbaru Trump, karena justru mencatat defisit perdagangan dengan AS, berbeda dengan mayoritas negara lain yang mencetak surplus besar terhadap Amerika. 

    Berdasarkan data Biro Sensus AS, sepanjang 2024 Brasil mengimpor produk dari AS senilai sekitar US$44 miliar, sementara ekspor Brasil ke AS tercatat sekitar US$42 miliar.

    Brasil saat ini menempati posisi 20 besar mitra dagang utama AS. Dari tujuh negara lain yang disebut dalam pengumuman tarif Trump pada Rabu (9/7/2025), hanya Filipina, dengan nilai ekspor ke AS mencapai US$14,1 miliar tahun lalu, yang masuk ke dalam daftar 50 mitra dagang utama AS.

    Sementara itu, nilai impor gabungan dari enam negara sisanya pada 2024 kurang dari US$15 miliar, dengan Irak, pengekspor utama minyak mentah, menyumbang sekitar separuh dari total tersebut.

    Saat ditanya mengenai dasar penetapan tarif dalam sebuah acara di Gedung Putih, Trump menjelaskan bahwa perhitungannya berdasarkan akal sehat, defisit perdagangan, sejarah hubungan dagang selama bertahun-tahun, dan angka-angka mentah.

    “Mereka didasarkan pada fakta yang sangat, sangat substansial, serta juga sejarah masa lalu,” ujarnya.

    Sejauh ini, peringatan tarif tambahan dari Trump belum terlalu mengguncang pasar keuangan, dengan pelaku pasar lebih fokus pada keputusan Trump untuk memperpanjang tenggat waktu penerapan tarif balasan hingga 1 Agustus 2025. 

    Langkah ini memberikan ruang tambahan bagi mitra dagang untuk menyelesaikan pembicaraan dan awalnya sempat menimbulkan keraguan di Wall Street soal keseriusan Trump dalam mengeksekusi ancaman tarifnya.

    Namun, Trump memperkuat komitmennya pada Selasa (8/7/2025) dengan menyatakan bahwa semua pembayaran akan jatuh tempo dan wajib dibayarkan mulai 1 Agustus 2025 dan tidak ada perpanjangan untuk tarif yang berlaku per negara.

    Saat ditanya oleh wartawan tentang dasar perhitungan tarif terhadap negara mitra, Trump menjawab bahwa itu berdasarkan akal sehat, defisit perdagangan, catatan hubungan dagang selama bertahun-tahun, dan data mentah. 

    Dia menambahkan, tarif tersebut didasarkan pada fakta yang sangat substansial, termasuk juga sejarah masa lalu.

    Adapun, Trump juga meningkatkan tekanan terhadap dua mitra dagang utama. Uni Eropa disebut bisa segera menerima tarif sepihak meski negosiasi masih berlangsung, sementara India akan dikenakan tambahan tarif 10% karena keterlibatannya dalam blok negara berkembang BRICS, yang menurut Trump mengancam dominasi dolar AS sebagai mata uang global.

    Selain itu, Trump juga melontarkan ancaman tarif sektoral. Dia mengusulkan tarif hingga 50% terhadap produk tembaga, yang mendorong harga logam tersebut melonjak hingga 17% di New York pada Selasa, rekor lonjakan harian. Dia juga mengancam akan mengenakan tarif setinggi 200% untuk impor farmasi, kecuali produsen obat global memindahkan produksi mereka ke AS dalam waktu satu tahun.

    Gelombang surat tarif dan ancaman baru ini menandai babak terbaru dari agenda perdagangan Trump yang sarat gejolak, memicu volatilitas pasar dan kekhawatiran di kalangan konsumen, pelaku usaha, serta mitra dagang terkait dampaknya terhadap arus perdagangan dan stabilitas ekonomi global.

    Trump pertama kali mengumumkan rencana tarif balasan ini pada 2 April 2025. Namun, setelah reaksi pasar yang negatif, dia menurunkan tarif menjadi 10% selama periode negosiasi selama 90 hari yang seharusnya berakhir pada Rabu (9/7/2025) sebelum akhirnya diperpanjang tiga pekan.

    Adapun surat tarif yang dikirimkan Trump pada Senin sebelumnya menyasar negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Afrika Selatan, Indonesia, Thailand, dan Kamboja. Sebagian besar tarif tersebut konsisten dengan pengumuman awal Trump.

    Meski Trump mempromosikan surat pemberitahuan tarif ini sebagai bentuk kesepakatan, perjanjian yang berhasil dia capai sejauh ini dengan Inggris dan Vietnam belum mencakup seluruh aspek perdagangan dan menyisakan banyak ketidakjelasan. 

    Sementara itu, Trump juga telah mencapai kesepakatan gencatan dengan China untuk menurunkan tarif dan memperlancar arus impor mineral penting.

  • Kekayaan Elon Musk Turun Rp 243,8 Triliun Gegara Mau Bikin Partai Politik

    Kekayaan Elon Musk Turun Rp 243,8 Triliun Gegara Mau Bikin Partai Politik

    Jakarta

    Kekayaan bersih Elon Musk menurun USD 15,3 miliar (sekitar Rp 234,8 triliun) sejak CEO Tesla itu mengumumkan akan membentuk partai politik baru.

    Berita tersebut menimbulkan gejolak di pasar keuangan dan membuat para investor khawatir mengenai ambisi politik Musk dan kemungkinan implikasinya terhadap merek dan operasi bisnis Tesla.

    Musk, orang terkaya di dunia saat ini, kerap kali menggunakan jabatannya untuk memengaruhi kebijakan dan pasar, dan kiprahnya di dunia politik kali ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara dirinya dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Pada Sabtu (5/7), Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama America Party, dan pada Senin (7/7) saham Tesla anjlok 6,8%.

    Saham raksasa perusahaan EV itu ditutup pada USD 293,94, perusahaan kehilangan lebih dari USD 79 miliar dalam total nilai pasar.

    Sebagian besar kekayaan Musk terikat pada sahamnya di Tesla, yang kini bernilai sekitar USD 121 miliar. Total kekayaan bersihnya kini sekitar USD 346 miliar, turun dari USD 361 miliar pada hari sebelumnya, menurut Bloomberg Billionaires Index.

    Para investor sebelumnya menyatakan kekhawatiran tentang prioritas Musk, dan para pemegang saham Tesla pada Mei lalu meminta Musk untuk bekerja setidaknya 40 jam seminggu di perusahaan tersebut.

    Pembentukan America Party terjadi setelah Musk, yang sebelumnya mendukung Trump selama kampanye pemilihan presiden 2024 dan yang ditugaskan presiden untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, berselisih dengan Trump terkait Undang-Undang One Big Beautiful Bill.

    RUU belanja terbaru itu diproyeksikan akan meningkatkan defisit AS lebih dari USD 3 triliun dalam dekade mendatang. RUU tersebut dikritik oleh Musk karena menaikkan pagu utang dan mencabut insentif bagi produsen kendaraan listrik dan transisi energi.

    Sementara itu, Trump merespons pengumuman Musk, menyebut pembentukan America Party adalah hal konyol. “Saya sedih melihat Elon Musk benar-benar ‘keluar jalur’,” tulisnya dalam sebuah postingan di Truth Social.

    Meskipun America Party bertujuan mengganggu tatanan politik tradisional, sejarah menunjukkan sedikit keberhasilan bagi kelompok independen dan pihak ketiga dalam pemilihan presiden AS. Upaya-upaya sebelumnya yang dilakukan oleh Libertarian, Green, dan People’s Parties, telah gagal menembus dominasi Partai Republik dan Demokrat yang mengakar.

    “Saham Tesla telah terdampak oleh ‘ketidakpastian tarif’, ‘penghapusan subsidi untuk kendaraan listrik’, dan kekhawatiran tentang apakah Musk memiliki kapasitas yang cukup jika ia memutuskan untuk mendirikan America Party agar benar-benar bertanggung jawab dalam hal aktivitas bisnisnya,” kata Scott Lucas, pengajar politik Amerika di Dublin University, dikutip dari NewsWeek.

    Ivana Delevska, pendiri Spear Invest yang baru-baru ini menjual saham Tesla, mengatakan, “Meskipun peluangnya sangat besar, risikonya juga sangat signifikan. Meskipun potensi keuntungannya jelas ada, risikonya juga signifikan.”

    Sedangkan Jed Dorsheimer, analis di William Blair, dalam catatan risetnya menyebutkan bahwa para investor sudah jengah menghadapi kelakuan Musk.

    “Kami memperkirakan para investor mulai bosan dengan gangguan yang ada di saat bisnis sangat membutuhkan perhatian Musk dan hanya melihat sisi negatif dari kembalinya Musk ke dunia politik,” sebutnya.

    Adapun tindakan Musk selanjutnya terkait pendaftaran resmi partai tersebut masih belum jelas. Investor dan pengamat akan terus memantau dampak intervensi politik Musk terhadap saham Tesla dan perannya sebagai CEO.

    (rns/fay)

  • Mark Zuckerberg Kembali Bajak Talenta AI, Setelah OpenAI Giliran Apple jadi Korban

    Mark Zuckerberg Kembali Bajak Talenta AI, Setelah OpenAI Giliran Apple jadi Korban

    Bisnis.com, JAKARTA —  Meta, raksasa teknologi induk Facebook dan Instagram, kembali merekrut pentolan utama di bidang Artificial intelligence (AI) perusahaan lain. 

    Menurut laporan Bloomberg pada 8 Juni 2025, perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut membajak Ruoming Pang, Kepala Model AI Apple, untuk bergabung dengan tim superintelligence terbaru Meta.

    Pang sebelumnya memimpin tim internal Apple yang bertanggung jawab melatih model fondasi AI yang mendasari Apple Intelligence dan fitur-fitur AI yang berjalan langsung di perangkat (on-device). 

    Namun, kinerja model AI Apple sejauh ini dinilai belum mampu menyaingi model dari perusahaan lain seperti OpenAI, Anthropic, maupun Meta sendiri.

    Apple bahkan disebut-sebut tengah mempertimbangkan untuk menggandeng pihak ketiga dalam mendukung peningkatan kecerdasan Siri versi terbaru yang akan dirilis.

    Sumber Bloomberg menyebut, hengkangnya Pang bisa menjadi sinyal awal dari potensi eksodus yang lebih besar di unit AI Apple yang disebut tengah menghadapi sejumlah tantangan internal.

    Sementara itu, bagi Meta, kehadiran Pang dinilai akan memperkuat fokus perusahaan dalam pengembangan model AI kecil yang dapat berjalan langsung di perangkat. 

    Sebelumnya, Meta juga dikabarkan berhasil merekrut empat peneliti dari OpenAI.  Langkah tersebut disebut menjadi bagian dari strategi agresif Meta dalam mengembangkan proyek superintelijensi yang dipimpin langsung oleh Zuckerberg. 

    Menurut laporan The Information yang dikutip Reuters pada Sabtu (28/6/2025) keempat peneliti yang direkrut adalah Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren.  

    Mereka dikabarkan telah menyetujui tawaran untuk bergabung dengan raksasa teknologi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh sumber yang mengetahui proses perekrutan ini. 

    Perekrutan ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut Meta juga berhasil memboyong tiga peneliti AI lainnya dari kantor OpenAI di Zurich, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai.

    Sebelumnya, Meta juga telah merekrut sejumlah pakar AI dari Google DeepMind hingga Safe Superintelligence untuk memperkuat divisi AI superintelligence mereka.

  • Calon Penerus Tim Cook Malah Resign dari Apple

    Calon Penerus Tim Cook Malah Resign dari Apple

    Jakarta

    Apple mengumumkan pengunduran diri Jeff Williams dari posisi chief operating officer (COO) mulai akhir Juli 2025 ini.

    Posisi COO Apple itu akan diisi oleh Sabih Khan mulai akhir Juli ini. Menurut Apple, pengunduran diri Williams ini adalah bagian dari rencana yang sudah ada sejak lama, di mana Williams akan pensiun pada akhir 2025.

    Williams adalah sosok yang ada di balik iPod dan iPhone, juga Apple Watch. Ia diangkat jadi COO pada 2015, dan sering dianggap sebagai sosok yang berpotensi menjadi penerus Tim Cook di posisi CEO, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (9/7/2025).

    Ia mulai bekerja di Apple sejak 1998 dan membantu Apple di sektor rantai pasokan dan memimpin pengembangan Apple Watch selama lebih dari satu dekade lalu. Ia juga orang yang mendesain strategi Apple di sektor kesehatan.

    Bahkan, Williams juga sering disebut sebagai Tim Cook-nya Tim Cook. Namun selain Williams, ada juga beberapa kandidat lain yang tampaknya berpotensi menjadi pengganti Cook, yaitu bos hardware engineering Apple John Ternus dan bos software engineering Apple Craig Federighi.

    Setelah posisinya sebagai COO digantikan oleh Khan pada akhir Juli ini, Williams masih tetap bekerja di Apple dan mengurus insiatif divisi desain dan insiatif kesehatan sampai akhirnya ia pensiun.

    “Bekerja dengan semua orang hebat di perusahaan ini menjadi keistimewaan yang tak tergantikan, dan saya sangat berterima kasih pada Tim untuk kesempatan ini, kepemimpinannya yang inspirasional, dan pertemanan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Juni menandai ulang tahun saya yang ke-27 bersama Apple, dan yang ke-40 di industri ini. Mulai tahun depan saya berencana untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama teman dan keluarga, termasuk lima cucu yang masih akan terus bertambah,” tulis Williams, dalam keterangan resmi Apple.

    Sebelumnya Bloomberg juga menyebut Williams memang sangat terlibat dalam rencana untuk merombak habis aplikasi Health dengan berbagai fitur AI, termasuk ahli kesehatan berbasis AI, yang kabarnya akan diluncurkan pada 2026 mendatang.

    Sementara itu divisi desain yang nantinya juga akan dipegang oleh Williams memang sudah kehilangan bosnya saat Evans Hankey mengundurkan diri pada 2023. Saat nanti Williams pensiun, divisi ini akan berada langsung di bawah kepemimpinan Cook.

    Sosok Khan yang menjadi pengganti Williams di posisi COO bukan orang baru di Apple. Ia sudah bekerja di Apple selama 30 tahun dan menjadi VP operasi pada 2019, di mana ia memimpin divisi yang mengurus rantai pasokan global, yang memproduksi lebih dari 200 juta iPhone setiap tahunnya.

    (asj/fay)