Perusahaan: Bloomberg

  • Australia Berencana Segera Akui Negara Palestina

    Australia Berencana Segera Akui Negara Palestina

    Canberra

    Australia dilaporkan berencana untuk mengakui negara Palestina segera, atau dalam hitungan hari. Pengakuan resmi dari Canberra untuk negara Palestina ini menyusul langkah serupa yang diambil oleh Prancis, Inggris, dan Kanada.

    Rencana tersebut, seperti dilansir Reuters dan Bloomberg, Senin (11/8/2025), diungkapkan oleh media terkemuka Australia, Sydney Morning Herald (SMH) dalam laporan terbarunya, yang mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya.

    Laporan SMH itu menyebut bahwa Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, dan pemerintahannya dapat menyetujui langkah tersebut dalam beberapa hari ini, setelah rapat kabinet rutin digelar pada Senin (11/8) waktu setempat.

    Bahkan menurut laporan SMH, pemerintah Australia bisa saja mengumumkan pengakuan untuk negara Palestina paling cepat pada Senin (11/8) waktu setempat, atau dalam beberapa hari ke depan.

    Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Australia terkait rencana mengakui negara Palestina tersebut. Kantor PM Albanese belum memberikan tanggapan langsung atas laporan SMH.

    Rencana pemerintah Australia itu mencuat di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa operasi militer Israel di Jalur Gaza akan semakin menutup peluang bagi solusi dua negara. Terlebih diketahui bahwa hubungan antara Canberra dan Tel Aviv secara tradisional telah merenggang dalam beberapa bulan terakhir.

    Bulan lalu, Prancis dan Kanada mengumumkan rencana mereka untuk secara resmi mengakui negara Palestina. Sementara Inggris mengatakan akan mengikuti langkah tersebut, kecuali Israel mengatasi krisis kemanusiaan yang kini menyelimuti Jalur Gaza dan mencapai gencatan senjata.

    Israel telah mengecam keputusan negara-negara Barat untuk mendukung negara Palestina, yang disebutnya hanya akan menguntungkan kelompok Hamas.

    Saat berbicara kepada wartawan pada Minggu (10/8), PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa sebagian besar warga Israel menentang pembentukan negara Palestina karena mereka menganggap hal itu akan membawa perang, bukan perdamaian.

    Pernyataan Netanyahu itu disampaikan saat ribuan demonstran membanjiri jalanan Tel Aviv untuk menentang rencana sang PM Israel meningkatkan eskalasi perang yang telah berlangsung selama hampir dua tahun terakhir dan merebut Gaza City, kota terbesar di Jalur Gaza.

    “Melihat negara-negara Eropa dan Australia masuk ke dalam lubang kelinci seperti itu, jatuh ke dalamnya … ini mengecewakan, dan saya pikir itu sebenarnya memalukan, tetapi itu tidak akan mengubah posisi kami,” kata Netanyahu.

    Sementara itu, Albanese beberapa waktu terakhir menyerukan solusi dua negara, dengan pemerintahannya mendukung hak Israel untuk hidup dengan perbatasan yang aman dan mendukung hak Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri.

    “Saya telah mengatakan bahwa ini persoalan kapan, bukan apakah,” ucap Albanese kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke Selandia Baru pada Sabtu (9/8), saat ditanya wartawan mengenai sikap pemerintahannya terhadap negara Palestina.

    “Untuk jangka waktu lama, ada posisi bipartisan di Australia yang mendukung dua negara,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Inggris Tambah Alokasi Bantuan Dana Rp185 Miliar untuk Gaza

    Inggris Tambah Alokasi Bantuan Dana Rp185 Miliar untuk Gaza

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Inggris mengumumkan tambahan bantuan kemanusiaan untuk Gaza sekaligus mendesak Israel untuk membuka jalur pasokan dan membatalkan rencana operasi militer besar-besaran ke wilayah tersebut.

    Melansir Bloomberg pada Minggu (10/8/2025), Kementerian Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris menyatakan telah mengalokasikan tambahan dana sebesar 8,5 juta poundsterling atau sekitar Rp185 miliar untuk dana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digunakan untuk menyalurkan bantuan seperti pangan dan air bagi warga Palestina.

    “Krisis kemanusiaan di Gaza masih berlangsung dan kami mendesak Israel untuk membatalkan keputusan memperluas operasi militer,” ujar Menteri Pembangunan Internasional Inggris Jenny Chapman dalam keterangan resmi.

    Chapman menyebut banyaknya bantuan tertahan di perbatasan sebagai hal yang tidak dapat diterima. Dia menambahkan, Inggris siap menyalurkan lebih banyak bantuan melalui mitra-mitranya. Inggris juga menuntut Pemerintah Israel untuk mengizinkan bantuan masuk dengan aman.

    Dana tambahan yang dijanjikan Inggris itu merupakan bagian dari anggaran bantuan luar negeri sebesar £101 juta yang dialokasikan untuk wilayah Palestina yang diduduki pada tahun anggaran berjalan.

    Pengumuman bantuan tersebut disampaikan setelah kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana penguasaan Kota Gaza sebagai bagian dari upaya mengalahkan Hamas. 

    Langkah itu menuai kecaman dari Inggris dan sejumlah negara Barat lainnya. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Jumat (8/8/2025) menyebut keputusan itu sebagai langkah yang keliru dan meminta pemerintah Israel untuk mempertimbangkannya kembali.

    Menurut Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) PBB, sekitar 500.000 orang di Gaza mengalami kelaparan, sementara akses badan tersebut ke wilayah tersebut terus dibatasi.

  • Trump Bertemu Putin di Alaska pada 15 Agustus Pekan Depan

    Trump Bertemu Putin di Alaska pada 15 Agustus Pekan Depan

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk merundingkan akhir perang di Ukraina pada Jumat, 15 Agustus di Alaska.

    Trump membuat pengumuman tersebut di media sosial setelah mengatakan kedua belah pihak, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat menyelesaikan konflik tiga setengah tahun tersebut, yang dapat mengharuskan Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayahnya.

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat, 8 Agustus, Trump mengisyaratkan kesepakatan akan melibatkan pertukaran wilayah.

    “Akan ada pertukaran wilayah untuk kebaikan keduanya,” kata presiden dari Partai Republik tersebut dilansir Reuters.

    Dalam pidato malamnya kepada rakyat, Zelenskyy mengatakan gencatan senjata dapat dicapai selama tekanan yang memadai diberikan kepada Rusia.

    Presiden Ukraina mengatakan telah melakukan lebih dari belasan percakapan dengan para pemimpin berbagai negara dan timnya terus berkomunikasi dengan Amerika Serikat.

    Sementara Putin mengklaim empat wilayah Ukraina – Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson – serta semenanjung Laut Hitam Krimea, yang dianeksasinya pada tahun 2014. Pasukannya tidak sepenuhnya menguasai seluruh wilayah di keempat wilayah tersebut.

    Sebelumnya, Bloomberg News melaporkan para pejabat AS dan Rusia sedang mengupayakan kesepakatan yang akan mengunci pendudukan Moskow atas wilayah yang direbut selama invasi militernya.

    Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan berita Bloomberg tersebut hanyalah spekulasi. Seorang juru bicara Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar.

    Ukraina sebelumnya telah mengisyaratkan kesediaan untuk bersikap fleksibel dalam upaya mengakhiri perang yang telah menghancurkan kota-kotanya dan menewaskan banyak tentara dan warganya.

    Namun, menerima hilangnya sekitar seperlima wilayah Ukraina akan menyakitkan dan menantang secara politis bagi Zelenskiy dan pemerintahannya.

    Tyson Barker, mantan wakil khusus Departemen Luar Negeri AS untuk pemulihan ekonomi Ukraina, mengatakan proposal perdamaian sebagaimana diuraikan dalam laporan Bloomberg akan segera ditolak oleh Ukraina.

    “Yang terbaik yang bisa dilakukan Ukraina adalah tetap teguh pada keberatan dan persyaratan mereka untuk penyelesaian yang dinegosiasikan, sambil menunjukkan rasa terima kasih mereka atas dukungan Amerika,” kata Barker, seorang peneliti senior di Atlantic Council.

    Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, menurut Bloomberg, Rusia akan menghentikan serangannya di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di sepanjang garis pertempuran saat ini.

  • Gedung Putih Tegaskan Emas Tak Kena Tarif Impor: Itu Informasi Keliru

    Gedung Putih Tegaskan Emas Tak Kena Tarif Impor: Itu Informasi Keliru

    Bisnis.com, JAKARTA – Gedung Putih membantah laporan sebelumnya bahwa Amerika Serikat memberlakukan tarif impor terhadap emas batangan asal Swiss. Kabar ini sempat mengguncang pasar emas global.

    Melansir Kitco News, Sabtu (9/8/2025), Juru bicara pemerintahan Trump mengatakan pihaknya akan segera mengeluarkan kebijakan yang memperjelas bahwa impor emas batangan tidak akan dikenakan tarif.

    Kepanikan sempat melanda pasar setelah Financial Times melaporkan adanya surat tertanggal 31 Juli dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS kepada salah satu perusahaan pemurnian emas di Swiss.

    Surat itu menyebut emas batangan berukuran 1 kilogram dan 100 ons akan dikenakan tarif tinggi — dengan angka 39% yang baru diumumkan Swiss, termasuk salah satu tarif tertinggi dalam kebijakan perdagangan Trump.

    Kabar tersebut mendorong harga emas berjangka Comex melonjak ke rekor baru US$3.534,10 per troy ounce pada sekitar pukul 18.00 waktu setempat, sementara harga spot tembus di atas US$3.400.

    Pada akhir perdagangan Jumat (8/8/2025), harga emas di pasar spot ditutup menguat tipis 0,04% ke US$3.397,75 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka Comex melonjak 1,09% ke level US$3.491,30 per troy ounce.

    Para pelaku industri memperkirakan bahwa meski reaksi awal pasar sangat dramatis, keputusan tarif semacam itu berpotensi mengubah wajah perdagangan emas global dalam jangka panjang.

    Namun, pada Jumat sore, Gedung Putih menyebut laporan tersebut sebagai “informasi keliru” dan meyakinkan pasar bahwa emas tidak masuk daftar barang yang akan dikenai tarif. Meski sempat terjadi aksi jual cepat, harga emas berhasil mempertahankan hampir seluruh kenaikan yang dicapai sepanjang pekan.

    Selain itu, Gedung Putih juga akan mengeluarkan kebijakan baru yang menegaskan bahwa impor emas batangan tidak akan dikenakan tarif.

    Dalam pernyataan tertulis kepada Bloomberg, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan perintah eksekutif itu akan diterbitkan dalam waktu dekat untuk meluruskan “informasi keliru” terkait pengenaan tarif emas dan produk khusus lainnya.

    Saham-saham sektor emas pun terseret turun. Raksasa tambang seperti Newmont Corp. dan Agnico Eagle Mines Ltd., penyedia royalti emas Franco-Nevada Corp., hingga reksa dana VanEck Gold Miners ETF, semuanya menghapus keuntungan yang sempat diraih sebelumnya.

    Tidak seperti tembaga, baja, dan aluminium yang telah menjadi sasaran tarif Trump, emas memegang peran istimewa sebagai aset keuangan dan mata uang global. Keputusan untuk mengenakan tarif membuat arus pengiriman emas terhenti, kata para pelaku pasar.

    Jika terbit, perintah eksekutif Gedung Putih akan menjadi langkah penting untuk meredakan kepanikan pasar akibat kekhawatiran terhadap tarif impor emas.

    Pemerintahan Trump selama ini berulang kali menegaskan bahwa kebijakan tarif di masa jabatan kedua tidak akan diwarnai pengecualian, setelah banyaknya dispensasi pada periode pertama dinilai mereduksi efektivitas pungutan sebelumnya.

     

  • Ekonomi China Tertekan: Deflasi Produsen 34 Bulan Beruntun Buntut Perang Harga

    Ekonomi China Tertekan: Deflasi Produsen 34 Bulan Beruntun Buntut Perang Harga

    Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi harga konsumen China pada Juli 2025 tercatat tidak berubah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di tengah upaya pemerintah Negeri Panda untuk membatasi persaingan harga berlebihan yang dinilai memperlemah daya beli dan menekan laba industri.

    Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (9/8/2025), Biro Statistik Nasional China melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) bulan lalu berada di level 0% secara tahunan (year on year/YoY). Realisasi itu lebih baik dibandingkan perkiraan konsensus ekonom Bloomberg yang memproyeksikan penurunan 0,1%.

    Sebagai perbandingan, pada Juni 2025, inflasi konsumen China berbalik positif setelah empat bulan berturut-turut mengalami kontraksi.

    Di sisi lain, tekanan deflasi di sektor manufaktur belum mereda. Indeks harga produsen (producer price index/PPI) pada Juli kembali turun 3,6% (yoy), sama dengan penurunan Juni yang menandai deflasi harga pabrik selama 34 bulan berturut-turut.

    Pemerintah China tengah menghadapi tantangan ganda—melemahnya permintaan domestik dan perang harga yang semakin intens di dalam negeri. Persaingan ketat, yang dipicu kelebihan kapasitas di sejumlah sektor industri, telah mendorong perusahaan untuk menurunkan harga demi mempertahankan pangsa pasar.

    Praktik ini dinilai menggerus keuntungan, menekan upah, dan memperlemah konsumsi rumah tangga. Kampanye pemerintah untuk membatasi persaingan harga berlebihan menjadi salah satu prioritas utama yang diputuskan dalam pertemuan Politburo Partai Komunis pada akhir Juli.

    Presiden Xi Jinping bahkan menyerukan untuk “memutus involusi,” istilah yang merujuk pada kondisi kompetisi intens akibat kapasitas berlebih yang memaksa pelaku usaha bekerja lebih keras meski hasilnya semakin kecil.

    Xi juga mempertanyakan perlunya pemerintah daerah berlomba masuk ke industri yang sama, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan kendaraan energi baru.

    Meski demikian, upaya pemerintah membatasi perang harga dinilai belum banyak mempengaruhi persepsi masyarakat. Indeks ekspektasi harga, berdasarkan survei bank sentral terhadap rumah tangga, terus menurun sejak akhir tahun lalu.

    Ukuran yang lebih luas dari tingkat harga di seluruh perekonomian, yaitu deflator produk domestik bruto (PDB), telah menyusut selama sembilan kuartal berturut-turut—periode terpanjang dalam beberapa dekade terakhir.

    Resiliensi permintaan luar negeri terhadap produk-produk China membantu perekonomian bertahan dari tekanan tarif impor Amerika Serikat (AS). Hanya saja, lemahnya daya beli domestik membuat perusahaan sulit mengalihkan kenaikan biaya produksi ke konsumen, sehingga laba industri terus tergerus.

    Persaingan ekspor yang ketat akibat kapasitas berlebih juga mendorong pelaku usaha menurunkan harga jual ke pasar luar negeri. Langkah ini memicu kritik tajam dari sejumlah mitra dagang dan meningkatkan potensi friksi perdagangan.

    Ekonom Bloomberg Eric Zhu menilai bahwa meski kampanye pembatasan kompetisi sudah berjalan, perekonomian China masih membutuhkan waktu panjang untuk keluar dari tekanan deflasi. 

    “Para pembuat kebijakan menyadari bahwa mengatasi persaingan yang tidak teratur merupakan kunci untuk menangani akar permasalahan deflasi — dan langkah-langkah lanjutan kemungkinan akan menyusul,” tulis Eric Zhu dalam laporannya.

  • Duh! Jepang Terancam Alami Krisis Beras, Ini Biang Keroknya

    Duh! Jepang Terancam Alami Krisis Beras, Ini Biang Keroknya

    Bisnis.com, JAKARTA — Panen padi di Jepang terancam gagal imbas cuaca ekstrem yang melanda negara tersebut dan mengancam kelangkaan beras serta lonjakan harga. Sementara ketidakpuasan publik semakin meningkat akibat kenaikan biaya hidup.

    Wilayah penghasil beras utama seperti Tohoku dan Hokuriku mengalami curah hujan terendah dalam catatan yang mencakup hampir 80 tahun pada Juli, sedangkan gelombang panas bulan ini telah memecahkan rekor suhu dan menghanguskan sebagian besar wilayah negara.

    Profesor emeritus spesialis kebijakan pertanian di Universitas Miyagi Kazunuki Ohizumi menyampaikan bahwa cuaca ekstrem dapat mempengaruhi panen yang biasanya dimulai pada akhir musim panas.

    Hal tersebut berisiko memperburuk harga beras yang sudah sekitar 50% lebih tinggi dari tahun lalu. Kondisi ini juga dapat menambah tekanan pada anggaran rumah tangga dan pemimpin politik.

    Terlebih, pasokan beras di Jepang telah tertekan oleh cuaca buruk dalam beberapa tahun terakhir.

    “Karena panas dan kekeringan, hampir pasti bahwa baik hasil panen maupun volume distribusi akan berkurang,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, pada Sabtu (9/8/2025).

    Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang menyampaikan risiko tersebut dapat menyebar ke wilayah lain tergantung pada kondisi cuaca di masa mendatang. Volume produksi tahun ini akan diketahui setelah panen musim gugur, kata kementerian tersebut.

    Kekurangan beras menyebabkan krisis nasional pada awal musim panas ini, karena harga yang menyentuh rekor tertinggi memaksa beberapa sekolah untuk mengurangi penyajian beras sebagai menu makan siang, serta toko dan restoran menaikkan harga hidangan beras.

    Kekurangan ini dapat ditelusuri kembali ke musim panas yang sangat panas pada 2023 yang menghasilkan hasil panen terendah dalam lebih dari satu dekade.

    Panen yang buruk lagi dapat memicu kritik lebih lanjut terhadap Partai Liberal Demokratik yang berkuasa, yang mengalami kekalahan historis dalam pemilihan majelis tinggi pada Juli, sebagian karena krisis beras.

    Lebih lanjut Ohizumi menyampaikan bahwa jika tidak ada dampak dari panas dan kekeringan, produksi beras di Jepang tahun ini diperkirakan meningkat sekitar 8% menjadi 7,35 juta ton metrik karena luas lahan tanam diperkirakan akan bertambah. Namun, cuaca ekstrem telah meningkatkan ketidakpastian tentang hasil panen, sehingga sulit untuk memprediksi produksi.

    Beberapa pihak percaya bahwa upaya untuk meningkatkan penanaman dapat mengimbangi dampak cuaca ekstrem. Profesor dari Universitas Utsunomiya Masayuki Ogawa mengatakan dia memperkirakan produksi beras akan meningkat karena luas lahan tanam yang diperluas.

    Departemen Pertanian AS, yang membuat perkiraan panen global, saat ini memperkirakan produksi beras Jepang pada 2025 sebesar 7,28 juta ton. Meskipun angka ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, data menunjukkan ini akan menjadi panen terkecil sejak 2003.

    Ogawa dari Universitas Utsunomiya menyampaikan harga ditentukan sebagian besar berdasarkan kontrak awal. Namun, dengan prospek pasokan dan permintaan yang tidak pasti, harga kemungkinan akan naik pada akhirnya.

    Situasi di Jepang kontras dengan pasokan yang membaik dan harga yang turun di sebagian besar dunia berkat cuaca yang menguntungkan dan panen yang baik di negara-negara produsen utama seperti India.

    Harga beras acuan Asia telah turun ke level terendah dalam hampir delapan tahun, menandakan kelegaan lebih lanjut bagi miliaran orang yang mengonsumsi beras setiap hari.

    Jepang menerapkan kontrol ketat atas impor beras untuk melindungi industri dalam negerinya. Hanya 770.000 ton beras bebas bea yang diimpor setiap tahun, sedangkan impor di luar kuota tersebut dikenakan bea masuk sebesar ¥341 (US$2,30) per kilogram.

    Meskipun harga beras di supermarket telah turun dari puncaknya untuk saat ini, pemerintah sedang berusaha mencari solusi jangka panjang—tidak hanya untuk peristiwa cuaca terbaru, tetapi juga untuk perubahan iklim yang mengancam gangguan jangka panjang pada industri beras yang menjadi kebanggaan negara.

    Dalam perubahan dari kebijakan yang telah berlaku puluhan tahun, Perdana Menteri Shigeru Ishiba bulan ini mendorong petani untuk mengabaikan batas produksi beras dan meningkatkan penanaman. Pemerintah telah membentuk tim tugas dan mengerahkan truk air untuk membantu irigasi tanaman.

    Negara ini juga kini menanam beras di daerah yang dulu dianggap terlalu dingin untuk budidaya. Pulau Hokkaido di utara telah menjadi wilayah produsen terbesar kedua setiap tahun sejak 2018, dan memiliki produksi per unit area yang lebih tinggi daripada produsen utama, Prefektur Niigata.

  • Ekonom Bank Asing Ini Percaya Ekonomi RI Tumbuh 5,12%, Simak Alasannya

    Ekonom Bank Asing Ini Percaya Ekonomi RI Tumbuh 5,12%, Simak Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA – HSBC Global Research menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 sebesar 5,12% secara tahunan atau year-on-year (YoY) tidak mengejutkan. Hal itu berbeda dengan konsensus ekonom dan analis yang memperkirakan pertumbuhan kuartal II/2025 hanya bisa paling tinggi mencapai 5% YoY. 

    Sebagaimana diberitakan Bisnis sebelumnya, konsensus dari 30 ekonom dan analis yang dihimpun Bloomberg sebelum Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data PDB kuartal II/2025, menunjukkan bahwa nilai median pertumbuhan yakni sebesar 4,8% YoY. Hanya dua analis yang memperkirakan pertumbuhan bisa tembus 5%.

    “Ketika kami mendapatkan data pertumbuhan PDB [April sampai dengan] Juni beberapa hari yang lalu, kami sebenarnya tidak terlalu terkejut,” ungkap Pranjul Bhandari, Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, pada media briefing yang diselenggarakan secara daring, Jumat (8/8/2025).

    Menurut Pranjul, pertumbuhan ekonomi tiga bulan kedua 2025 di Indonesia didorong oleh sektor informal ketika faktor lainnya mengalami penurunan. Dia mencontohkan ketahanan sektor informal itu terlihat dari belanja makanan, minuman, pakaian, produk energi serta kebutuhan lain-lain. “Saya pikir itu menunjukkan pertumbuhan, dan kami pikir ini lah yang mendasari pertumbuhan,” terangnya. 

    Kendati demikian, Pranjul mengakui bahwa ada banyak pertanyaan yang meragukan apabila perekonomian Indonesia benar-benar tumbuh. Dia menegaskan bahwa pertumbuhan memang benar terjadi. 

    “Ada banyak pertanyaan apakah ekonomi Indonesia benar-benar tumbuh? Jawaban dari saya, iya. Apabila dilihat secara dekat dan melihat sektor informasi dan konsumsi masyarakat, itu telah meningkat apabila dibandingkan dengan tahun lalu,” tuturnya. 

    Di sisi lain, Pranjul melihat bahwa data pertumbuhan PDB kuartal II/2025 yang dirilis BPS merupakan yang tertinggi dalam dua tahun. Investasi, atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), juga terlihat kuat. 

    Dia menilai investasi kuartal II/2025 didorong oleh belanja modal oleh pemerintah, sehingga PMTB tumbuh 6,99% YoY, sedangkan konsumsi tumbuh 4,97% YoY. 

    Namun demikian, Pranjul menyampaikan bahwa capaian pertumbuhan kuartal II/2025 yang didorong konsumsi itu tidak cukup bagus. Dia menyebut ke depan pada dua kuartal terakhir 2025 pertumbuhan harus bisa mendorong produksi yang saat ini masih tercatat negatif. 

    “Menurut saya apa yang dibutuhkan adalah investasi perusahaan untuk tumbuh karena dengan tumbuhnya penanaman modal perusahaan maka kapasitas ekonomi tumbuh dan menciptakan lapangan kerja dengan gaji tinggi,” ungkapnya. 

    Adapun merujuk data PDB kuartal II/2025, pertumbuhan investasi atau PMTB senilai 6,99% didukung oleh belanja mesin. Saat dimintai konfirmasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut belanja mesin itu adalah barang modal atau capital goods, yang menunjukkan investasi yang masuk. 

    Namun, Airlangga enggan memerinci lebih lanjut proyek investasi apa saja yang dimaksud olehnya mendorong belanja mesin itu. Dia menilai investasi yang mendorong pertumbuhan itu adalah dari swasta, kendati belanja dari pemerintah juga ada. 

    “Kalau mesin kan capital goods. Capital goods berarti realisasi investasi. [Dari] swasta. Komoditasnya kan macam-macam. Ada yang kalau permesinan bisa dari sektor logam, yang tumbuhnya tinggi,” terangnya di Kantor Kemenko Perekonomian pada hari yang sama rilis data PDB kuartal II/2025, Selasa (5/8/2025). 

    Menko Perekonomian sejak 2019 itu juga mengatakan capaian pertumbuhan kuartal II/2025 itu membuat pemerintah optimistis bahwa target pertumbuhan 5,2% yoy sepanjang 2025 bisa tercapai. 

  • Christopher Waller Mencuat Jadi Kandidat Kuat Gantikan Jerome Powell

    Christopher Waller Mencuat Jadi Kandidat Kuat Gantikan Jerome Powell

    Bisnis.com, JAKARTA — Nama Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mencuat sebagai kandidat terkuat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed di masa pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menurut sejumlah sumber yang mengetahui pembahasan tersebut.

    Melansir Bloomberg pada Jumat (8/8/2025), penasihat Trump disebut terkesan dengan pendekatan Waller yang berbasis proyeksi ketimbang data terkini, serta pemahaman mendalamnya terhadap sistem The Fed secara keseluruhan. Meski telah bertemu dengan tim presiden, Waller belum melakukan pertemuan langsung dengan Trump.

    Selain Waller, mantan pejabat The Fed Kevin Warsh dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett juga disebut masih masuk dalam radar pencalonan. Masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026.

    “Presiden Trump akan terus mencalonkan individu paling kompeten dan berpengalaman. Namun, kecuali disampaikan langsung oleh Presiden Trump, setiap pembahasan terkait penunjukan pejabat harus dianggap spekulatif,” ujar Juru Bicara Gedung Putih Kush Desai.

    Adapun, The Fed menolak memberikan komentar terkait kabar ini.

    Stephen Miran, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, menyebut Waller memiliki rekam jejak mengesankan, terutama dalam merespons inflasi dan arah kebijakan suku bunga selama dua tahun terakhir.

    Sementara itu, Trump mengatakan bahwa daftar kandidat Ketua The Fed telah mengerucut menjadi tiga nama. Proses seleksi dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Wakil Presiden JD Vance, dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick.

    Sebelumnya Hassett dilaporkan telah bertemu langsung dengan Trump untuk membahas posisi tersebut dan mendapatkan kesan positif dari sang presiden. Warsh, yang sempat diwawancarai pada 2017, juga kembali disebut-sebut, termasuk sebagai kandidat Menteri Keuangan pada November lalu.

    Pencarian Ketua The Fed ini berlangsung di tengah upaya pengisian kursi Dewan Gubernur yang akan ditinggalkan Adriana Kugler. Trump menyatakan akan menunjuk gubernur sementara untuk mengisi kekosongan tersebut sebelum menunjuk kandidat permanen yang akan menjalani masa jabatan 14 tahun mulai awal 2026. Kandidat tersebut disebut akan berasal dari kalangan yang mendukung suku bunga rendah.

    Perbedaan Sikap dengan Powell

    Waller baru-baru ini menjadi satu dari dua anggota Dewan The Fed yang tidak sepakat dengan keputusan mempertahankan suku bunga acuan. Bersama Michelle Bowman—sama-sama diangkat oleh Trump—Waller mengusulkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, mengacu pada pelemahan di pasar tenaga kerja.

    Beberapa hari setelah keputusan The Fed, laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat, memperkuat argumentasi Waller dan Bowman.

    Pandangan Waller ini bertolak belakang dengan Powell dan mayoritas pejabat The Fed yang masih menganggap pasar tenaga kerja cukup solid dan memilih pendekatan hati-hati dalam mengantisipasi dampak kebijakan tarif Trump terhadap ekonomi.

    Rekam Jejak dan Pandangan

    Waller, ekonom bergelar Ph.D., diangkat sebagai Gubernur The Fed oleh Trump pada 2020. Sebelumnya, ia menjabat Direktur Riset dan Wakil Presiden Eksekutif di The Fed St. Louis. 

    Dia juga dikenal publik setelah terlibat debat terbuka dengan ekonom kawakan Larry Summers pada 2022 terkait strategi penurunan inflasi pasca-pandemi. Prediksinya terbukti tepat setelah inflasi turun di bawah 3% tanpa disertai lonjakan pengangguran.

    Meski begitu, Trump kerap melontarkan ketidakpuasan terhadap Powell, memunculkan kekhawatiran soal independensi The Fed ke depan. Namun, Waller menyatakan pada April lalu bahwa independensi bank sentral merupakan elemen krusial bagi kestabilan ekonomi AS.

    “Kalau tidak siap dikritik, jangan ambil pekerjaan itu. Presiden bebas menyampaikan pandangannya soal kebijakan, sebagaimana publik lainnya,” ujarnya.

    Dalam wawancara bulan lalu, Waller mengaku belum menerima tawaran langsung dari Trump. 

    “Kalau presiden menghubungi dan meminta saya untuk menjabat, saya akan bersedia. Tapi sejauh ini belum ada komunikasi langsung,” katanya.

  • Trump Tunjuk Stephen Miran Jadi Gubernur Interim The Fed Gantikan Adriana Kugler

    Trump Tunjuk Stephen Miran Jadi Gubernur Interim The Fed Gantikan Adriana Kugler

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump menunjuk Ketua Dewan Penasihat Ekonomi atau Council of Economic Advisers (CEA) Stephen Miran sebagai Gubernur Sementara The Fed menggantikan Adriana Kugler yang akan lengser Januari mendatang.

    “Dia telah bersama saya sejak awal masa jabatan kedua, dan keahliannya di bidang ekonomi tidak tertandingi — Dia akan menjalankan tugasnya dengan sangat baik,” kata Trump dalam unggahannya di media sosial, yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (8/8/2025)

    Trump menegaskan penunjukan ini bersifat sementara sambil pemerintah terus mencari kandidat permanen untuk mengisi posisi tersebut. Miran masih harus menjalani proses konfirmasi di Senat AS.

    Pengumuman ini langsung berdampak pada pasar, dengan Bloomberg Dollar Spot Index menghapus seluruh kenaikan hariannya setelah kabar penunjukan Miran beredar. Pihak The Fed belum memberikan komentar resmi terkait keputusan tersebut.

    Miran dikenal sebagai pengkritik keras kebijakan The Fed dalam beberapa tahun terakhir. Dalam makalah sepanjang 24 halaman yang dia tulis bersama Dan Katz, kini menjabat Kepala Staf di Departemen Keuangan AS, Miran menuding bahwa kesalahan kebijakan moneter The Fed disebabkan oleh “groupthink” alias pola pikir seragam tanpa keberagaman pandangan. 

    Keduanya juga mengkritik The Fed karena dinilai telah merambah ke ranah politik yang seharusnya di luar mandat bank sentral.

    “Rekam jejak The Fed dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan pertanyaan apakah lembaga ini masih dijalankan sesuai prinsip independensi bank sentral yang ideal,” tulis Miran dan Katz dalam makalah tersebut.

    Mereka mengusulkan pemisahan kebijakan moneter dari fungsi pengawasan dan regulasi perbankan, dengan mencabut kewenangan dewan gubernur atas sektor terakhir. Usulan itu memerlukan persetujuan legislatif dan bertujuan untuk menghindari pencemaran proses kebijakan moneter yang tidak perlu. 

    Pro Pelonggaran Kebijakan The Fed

    Joe Gilbert, Manajer Portofolio di Integrity Asset Management, mengatakan penunjukan Miran bukanlah pilihan yang diantisipasi pasar, namun masih sejalan dengan ekspektasi kebijakan yang lebih longgar.

    “Miran bisa menjadi suara tambahan yang mendorong pelonggaran kebijakan The Fed. Ini memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sepanjang sisa tahun ini. Kita telah resmi memasuki siklus pelonggaran,” kata Gilbert.

    Dalam wawancara dengan Bloomberg TV sebelumnya pada hari yang sama, Miran mengatakan tidak ada bukti tekanan harga yang signifikan secara makroekonomi akibat kebijakan tarif Trump terhadap mitra dagang AS.

    “Secara keseluruhan, kami tidak memperkirakan inflasi yang signifikan akibat tarif ini,” ujarnya. 

    Dia melanjutkan, jika pun ada dampak inflasi, hal itu hanya akan bersifat satu kali, bukan tren jangka panjang.

    Pernyataan Miran berbeda dengan pandangan Ketua The Fed Jerome Powell yang sebelumnya menegaskan meski dampak tarif terhadap inflasi kemungkinan bersifat sementara, risiko efek yang lebih persisten tetap perlu diwaspadai oleh pembuat kebijakan.

    “Bisa saja dampaknya lebih bertahan lama, dan itu adalah risiko yang harus dipertimbangkan dan dikelola,” ujar Powell dalam konferensi pers 30 Juli lalu, usai The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga untuk kelima kalinya secara berturut-turut.

    Miran juga memuji Gubernur The Fed Christopher Waller ketika ditanya soal pencarian pengganti Powell, yang masa jabatannya sebagai ketua berakhir Mei tahun depan.

    Waller menjadi satu-satunya anggota dewan yang tidak sepakat dalam keputusan terbaru The Fed untuk menahan suku bunga, dan menyatakan lebih memilih pemangkasan 25 basis poin. Ia juga memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

    “Dia telah menunjukkan integritas luar biasa akhir-akhir ini, tidak terjebak dalam sindrom ‘panik tarif’ seperti yang dialami banyak orang, termasuk di The Fed. Dia berhasil menjaga suara independennya,” ujar Miran

    Sementara itu, Senat AS yang harus mengesahkan penunjukan Miran saat ini sedang dalam masa reses tahunan bulan Agustus dan baru akan kembali bersidang pada awal September. Proses konfirmasi diperkirakan akan memakan waktu, kecuali jika mendapat prioritas dari pimpinan Partai Republik.

    Miran sebelumnya dikonfirmasi untuk posisi ketua CEA pada Maret lalu melalui pemungutan suara yang nyaris sepenuhnya mengikuti garis partai, dengan hasil 53–46.

  • Wall Street Ditutup Melemah Terkena Sentimen Calon Bos The Fed Pilihan Trump

    Wall Street Ditutup Melemah Terkena Sentimen Calon Bos The Fed Pilihan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (7/8/2025) waktu setempat di tengah kabar mencuatnya nama Christopher Waller sebagai kandidat utama Presiden Donald Trump untuk ketua baru The Fed untuk menggantikan Jerome Powell.

    Melansir Reuters pada Jumat (8/8/2025), indeks S&P 500 turun 4,19 poin atau 0,07% ke level 6.340,87, sementara Nasdaq Composite naik 74,50 poin atau 0,35% ke level 21.243,92. Adapun Dow Jones Industrial Average melemah 218,80 poin atau 0,50% ke posisi 43.974,32.

    Sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq sempat mencetak rekor tertinggi beruntun. 

    Pelaku pasar mencerna laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa Gubernur The Fed Christopher Waller menjadi kandidat utama Presiden AS Donald Trump untuk menjabat sebagai Ketua Federal Reserve berikutnya.

    Trump selama ini dikenal sebagai pengkritik keras Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, karena menunda penurunan suku bunga acuan. Banyak investor masih memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September mendatang.

    Koreksi Saham Eli Lily

    Sementara itu, indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup melemah karena koreksi saham Eli Lilly setelah data uji coba obat penurun berat badan oral miliknya mengecewakan. 

    Saham perusahaan keamanan siber Fortinet juga anjlok setelah perusahaan memproyeksikan pendapatan di bawah ekspektasi analis Wall Street.

    Eli Lilly sebenarnya menaikkan proyeksi laba dan penjualan untuk setahun penuh. Namun, sahamnya tetap tergelincir setelah data untuk obat orforglipron tidak memenuhi harapan investor.

    “Kenaikan pasar mulai terlihat kehabisan tenaga. Reli sebelumnya didorong oleh kinerja laporan keuangan, dan pasar nyaris mengabaikan kabar seputar tarif,” ujar Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, New York.

    Dari sisi kebijakan perdagangan, Presiden Trump secara resmi mengumumkan tarif sekitar 100% atas impor semikonduktor, namun kebijakan ini tidak berlaku bagi perusahaan yang memproduksi di AS atau telah berkomitmen untuk relokasi ke dalam negeri.

    Tarif baru yang berlaku mulai Kamis ini mencakup puluhan negara, dan mendorong rata-rata bea masuk AS ke level tertingginya dalam satu abad terakhir.

    Trump juga diperkirakan akan mengumumkan calon pengganti sementara Gubernur The Fed Adriana Kugler dalam beberapa hari ke depan. Nama yang disebut-sebut akan dipilih merupakan sosok berpandangan dovish yang kemungkinan akan mendukung pelonggaran suku bunga.

    Ekspektasi pemangkasan suku bunga tetap stabil setelah rilis data pasar tenaga kerja AS.

    Klaim awal tunjangan pengangguran mingguan naik 7.000 menjadi 226.000 (disesuaikan secara musiman), level tertinggi sejak pekan yang berakhir 5 Juli, dan sedikit di atas estimasi ekonom dalam survei Reuters sebesar 221.000.

    Berdasarkan alat FedWatch milik CME Group, probabilitas pasar terhadap pemangkasan suku bunga sebesar setidaknya 25 basis poin pada September berada di 93,2%, sedikit turun dari 94,6% sehari sebelumnya, namun melonjak dari 37,7% sepekan lalu.