Perusahaan: Bloomberg

  • Pecat 2.000 Pekerja secara Ilegal saat Pandemi, Qantas Didenda Rp949,16 Miliar

    Pecat 2.000 Pekerja secara Ilegal saat Pandemi, Qantas Didenda Rp949,16 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan Qantas Airways Ltd. dijatuhi denda sebesar 90 juta dolar Australia atau setara Rp949,16 miliar akibat pemecatan hampir 2.000 pekerja darat secara ilegal pada masa pandemi. Putusan pengadilan juga menyoroti budaya perusahaan dan mempertanyakan sejauh mana maskapai nasional Australia itu telah melakukan perubahan.

    Berdasarkan putusan Federal Court of Australia yang dikutip dari Bloomberg pada Senin (18/8/2025), Qantas diwajibkan membayar A$50 juta dari total denda langsung kepada Transport Workers’ Union (TWU), serikat pekerja yang menggugat pemecatan tersebut.

    Sebagian dari sisa denda—yang akan diputuskan pada sidang lanjutan—berpotensi dialokasikan kepada 1.820 pekerja yang terdampak. Denda ini berada di luar kompensasi A$120 juta yang telah disepakati tahun lalu untuk para mantan karyawan.

    Adapun, Qantas sebenarnya menghadapi ancaman hukuman maksimal hingga A$121 juta terkait kasus pemecatan ilegal ini.

    Qantas melakukan outsourcing layanan penanganan darat di 10 bandara Australia pada akhir 2020, di bawah kepemimpinan mantan CEO Alan Joyce, ketika pandemi Covid-19 membuat industri penerbangan lumpuh. TWU berargumen, langkah itu dilakukan untuk menghindari negosiasi terkait upah, kondisi kerja, serta potensi aksi mogok.

    Dalam pembacaan putusan yang berlangsung satu jam, Hakim Michael Lee mengecam budaya perusahaan yang memungkinkan pemecatan terjadi. Dia juga meragukan tingkat penyesalan Qantas serta komitmen manajemen untuk berubah, dengan menyoroti strategi hukum perusahaan yang dinilai keras dan agresif selama proses persidangan.

    Lee mengaku “merasa tidak tenang dan tidak pasti” terkait proses pengambilan keputusan di level manajemen atas Qantas sebelum outsourcing tersebut dilakukan.

    Kasus ini menjadi salah satu dari sejumlah skandal yang menjerat Qantas selama pandemi dan setelahnya, termasuk tuduhan regulator bahwa perusahaan menjual kursi untuk ribuan penerbangan yang sebenarnya sudah dibatalkan atau disebut ghost flights. Atas kasus itu, Qantas juga telah sepakat membayar penalti dan kompensasi tambahan sebesar A$120 juta.

    Penyelesaian kasus pekerja darat dipandang sebagai bagian penting dari upaya pemulihan reputasi Qantas di bawah kepemimpinan CEO baru Vanessa Hudson, yang menggantikan Joyce pada akhir 2023. Namun, kritik tajam Hakim Lee kembali membuka perdebatan mengenai siapa yang bertanggung jawab dan sejauh mana perubahan yang benar-benar dilakukan.

    Hakim Lee bahkan menyebut permintaan maaf yang disampaikan Qantas hanya sebatas “penyesalan performatif.” Dia juga menyayangkan absennya Hudson di ruang sidang, yang memilih menyampaikan permintaan maaf melalui pernyataan resmi perusahaan.

    “Satu hal bagi CEO untuk menerbitkan siaran pers yang menyatakan penyesalan, hal lain adalah menguji kebenaran penyesalan, pengakuan kesalahan, dan perubahan budaya di ruang pengadilan. Saya melihat Qantas lebih menyesali kerusakan reputasi yang ditimbulkan kasus ini ketimbang kerugian yang dialami para pekerja,” ujar Lee.

    Sementara itu, Joyce yang kembali tampil di publik pekan lalu dalam sebuah konferensi penerbangan di Sydney, membela langkah-langkah yang diambil ketika dirinya masih menjabat. Menurutnya, keputusan sulit dan menyakitkan selama pandemi telah menyelamatkan Qantas dari kebangkrutan.

    Sekretaris Nasional TWU, Michael Kaine, menilai pemecatan pekerja pada 2020 sebagai tindakan kejam dan egois.

    “Putusan hari ini adalah pesan senilai A$90 juta untuk korporasi Australia bahwa pekerja akan selalu melawan demi keadilan,” ujarnya.

  • Maskapai Ini Didenda Hampir Rp1 Triliun Imbas PHK Ribuan Staf saat Covid

    Maskapai Ini Didenda Hampir Rp1 Triliun Imbas PHK Ribuan Staf saat Covid

    Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai asal Australia Qantas Airways Ltd. diminta untuk membayar A$90 juta atau setara Rp949,15 miliar (asumsi kurs Rp10.546,17 per A$) karena memangkas hampir 2.000 ground staf secara ilegal selama masa pandemi.

    Dilansir Bloomberg pada Senin (18/8/2025), denda itu tertuang dalam putusan pengadilan dan menimbulkan kritik tajam terhadap budaya maskapai dan seberapa besar perubahan yang telah dilakukan oleh perusahaan.

    Dalam putusan pada hari ini, Pengadilan Federal Australia memerintahkan Qantas untuk membayar denda sebesar A$50 juta langsung kepada Serikat Pekerja Transportasi (TSU), yang telah menggugat maskapai tersebut atas pemecatan yang dilakukan perusahaan.

    Sebagian dari sisanya, yang akan ditentukan pada sidang berikutnya. Kemungkinan akan diberikan kepada sebagian dari 1.820 karyawan yang dipecat. Denda tersebut merupakan tambahan dari kesepakatan kompensasi sebesar A$120 juta tahun lalu untuk para mantan karyawan yang terdampak.

    Sebagai informasi, Qantas mengalihdayakan operasi penanganan darat atau ground-handling di 10 bandara Australia pada akhir 2020, di bawah pimpinan CEO saat itu Alan Joyce, karena pandemi melumpuhkan aktivitas penerbangan. Serikat Pekerja Transportasi berargumen bahwa staf diberhentikan untuk menghindari negosiasi mengenai gaji dan kondisi kerja serta potensi pemogokan.

    Membacakan putusannya yang berdurasi satu jam, Hakim Michael Lee mengkritik budaya perusahaan yang memungkinkan pemecatan tersebut terjadi. Dia juga mempertanyakan tingkat penyesalan maskapai dan komitmennya untuk berubah.

    Pemecatan ilegal tersebut merupakan salah satu dari beberapa masalah Qantas selama pandemi dan setelahnya, termasuk tuduhan dari regulator bahwa Qantas menjual kursi di ribuan penerbangan yang telah dibatalkan. Qantas setuju untuk membayar denda dan kompensasi tambahan sebesar A$120 juta untuk penerbangan yang dibatalkan.

    Menyelesaikan kasus petugas ground handling menjadi bagian penting dari rehabilitasi Qantas di bawah penerus Joyce, Vanessa Hudson, yang mengambil alih kepemimpinan pada akhir 2023. Pernyataan pedas Hakim Lee kini membuka kembali perdebatan tentang siapa yang harus disalahkan, dan apa yang sedang dilakukan, menyusul krisis reputasi terburuk dalam sejarah maskapai tersebut.

  • Hadapi Tarif Trump, India Potong Tarif Pajak demi Dongkrak Ekonomi

    Hadapi Tarif Trump, India Potong Tarif Pajak demi Dongkrak Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah India berharap penurunan pajak konsumsi yang diumumkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi akan memberikan dorongan ke ekonomi tanpa mengganggu defisit fiskal, yang pada akhirnya mengompensasi kerugian dari tarif AS yang lebih tinggi.

    Melansir dari Bloomberg, Senin (18/8/2025), pejabat di New Delhi mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa proposal pemangkasan pajak barang dan jasa akan menguntungkan sejumlah sektor, termasuk konsumer dan usaha kecil.

    Penyesuaian tersebut diperkirakan berdampak terbatas pada penerimaan negara, ujar pejabat kepada jurnalis dengan meminta tidak disebutkan identitasnya.

    Menanggapi kebijakan tersebut, IDFC First Bank Ltd. memperkirakan pajak konsumsi yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 0,6 percentage point, sedangkan dampak pada inflasi diramal menurun 0,6-0,8 percentage point, menyebar sepanjang 12 bulan. Sementara, Emkay Global Financial Services Ltd. memperkirakan penurunan sebesar 0,4% pendapatan negara dari PDB.

    “Penyederhanaan struktur GST merupakan reformasi yang disambut baik untuk meningkatkan konsumsi domestik, terutama karena beban pajak India telah meningkat,” ujar Madhavi Arora, ekonom di Emkay, dalam sebuah catatan.

    Meskipun perubahan GST telah dibahas selama bertahun-tahun, tetap saja pengumuman dalam pidato Hari Kemerdekaan oleh PM Modi mengejutkan banyak orang. Langkah ini diambil di tengah ancaman Presiden Donald Trump untuk menggandakan tarif ekspor India ke AS menjadi 50% pada 27 Agustus 2025 sebagai sanksi atas pembelian minyak India dari Rusia.

    Modi mengatakan pada hari Jumat bahwa perekonomian perlu lebih mandiri, terutama di sektor-sektor penting seperti energi, mineral, dan pertahanan. Pengumuman pajaknya ini muncul sehari setelah S&P Global Ratings menaikkan peringkat negara India menjadi BBB, peningkatan pertama negara tersebut dalam 18 tahun. S&P mengatakan tarif Trump akan memiliki dampak yang terkendali terhadap perekonomian India yang didorong oleh konsumsi. Pengeluaran oleh konsumen dan bisnis berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB India.

    Setelah Trump mengumumkan pengenaan tarif 50% terhadap India, para analis, termasuk dari Citigroup Inc., memperkirakan risiko penurunan sebesar 0,6-0,8 percentage point terhadap pertumbuhan tahunan India. Pemotongan GST dapat membantu meredam dampaknya.

    “Peningkatan konsumsi dapat membantu meniadakan dampak skenario tanpa kesepakatan antara AS dan India,” kata Garima Kapoor, ekonom di Elara Capital. Peningkatan peringkat S&P juga dapat meningkatkan daya tarik India sebagai tujuan investasi di saat pertumbuhan sedang melambat, ujarnya.

    Sebagai informasi, India memiliki struktur pajak GST yang rumit, dengan empat kategori tarif utama, yaitu 5%, 12%, 18%, dan 28%. Perubahan yang diusulkan akan mengurangi jumlah kategori menjadi dua, dengan sebagian besar barang yang sebelumnya dikenakan pajak sebesar 12% dan 28% kini dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah, masing-masing sebesar 5% dan 18%.

    Sekitar dua pertiga pendapatan pemerintah dari GST berasal dari kategori pajak 18%, yang akan membatasi dampak pada kas fiskal akibat penyesuaian tersebut, ujar pejabat kepada para wartawan. Penurunan pendapatan negara dari pemangkasan pajak itu kemungkinan juga akan diimbangi oleh lonjakan belanja barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan yang akan dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah.

    Proposal tersebut akan dibahas oleh panel menteri keuangan negara bagian, dan kemudian diajukan kepada Dewan GST, yang diketuai oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman, pada bulan September atau Oktober, ujar para pejabat. Dewan GST memiliki keputusan akhir terkait perubahan tarif pajak. Para pejabat mengatakan perubahan tersebut akan dilaksanakan pada tahun keuangan saat ini.

  • Singapura Siapkan Strategi Ekonomi Baru, Penciptaan Lapangan Kerja Jadi Fokus

    Singapura Siapkan Strategi Ekonomi Baru, Penciptaan Lapangan Kerja Jadi Fokus

    Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menegaskan penciptaan lapangan kerja bagi warga akan menjadi prioritas utama pemerintah di tengah ancaman perang tarif global dan disrupsi kecerdasan buatan (AI).

    Dalam pidato tahunan National Day Rally pada Minggu (17/8/2025), yang juga menandai 60 tahun kemerdekaan Singapura, Wong menyoroti dampak rivalitas AS–China, perang tarif Presiden AS Donald Trump, serta ancaman teknologi baru terhadap tenaga kerja sebagai tantangan utama bagi perekonomian negeri kota tersebut.

    “Babak berikutnya terbuka di dunia yang lebih bermasalah dan penuh gejolak,” ujar Wong dikutip dari Bloomberg, Senin (18/8/2025).

    Pidato besar pertama sejak terpilih pada Mei lalu—yang memperpanjang dominasi Partai Aksi Rakyat atau People’s Action Party (PAP) selama enam dekade—Wong menekankan rencana memperkuat ekonomi yang bergantung pada perdagangan, memperluas jaring pengaman sosial, serta meredevelop kawasan pulau dan membangun perumahan baru.

    Wong berkampanye dengan janji menjaga stabilitas di tengah melambatnya pertumbuhan global dan meningkatnya proteksionisme. Diaa menegaskan PAP merupakan pihak terbaik untuk melindungi warga Singapura dari guncangan ekonomi, termasuk dampak kebijakan tarif AS.

    “Pada akhirnya, strategi ekonomi kita adalah tentang pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan—itulah prioritas nomor satu,” tegasnya.

    Dia menuturkan, pemerintah akan melakukan lebih banyak hal untuk membantu warga Singapura meraih peluang kerja baru.

    Di bawah kepemimpinan Wong, PAP memperluas kebijakan kesejahteraan sosial dengan memperkenalkan tunjangan pengangguran pertama di negara itu serta menyalurkan miliaran dolar untuk subsidi pangan, listrik, dan pendidikan. Dari total populasi sekitar 6 juta jiwa, 3,6 juta di antaranya merupakan warga negara.

    Wong menambahkan, pemerintah akan membekali dan memberdayakan setiap perusahaan agar mampu memanfaatkan AI secara efektif, terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Dia juga mengumumkan program pencocokan kerja baru serta skema magang yang didanai pemerintah bagi lulusan universitas.

    Lebih jauh, Wong menyatakan pemerintah akan meninjau kembali strategi ekonominya karena perubahan eksternal yang terjadi saat ini bukan bersifat sementara. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana Singapura menjaga daya saing, mengakses energi hijau, dan membantu perusahaan menembus pasar baru di luar negeri.

    “Kita membutuhkan cetak biru ekonomi baru, untuk menjamin masa depan Singapura di dunia yang sangat berbeda,” katanya.

    Pekan lalu, pemerintah Singapura menaikkan proyeksi pertumbuhan 2025 menjadi 1,5%–2,5% (year-on-year), lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 0%–2%, setelah kinerja semester I lebih baik dari ekspektasi berkat percepatan ekspor sebelum tarif AS diberlakukan dan meredanya kekhawatiran perdagangan. 

  • Ekonomi Israel Kuartal II/2025 Terpuruk akibat Perang dengan Iran

    Ekonomi Israel Kuartal II/2025 Terpuruk akibat Perang dengan Iran

    Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian Israel anjlok pada kuartal II/2025 setelah perang 12 hari dengan Iran membuat banyak sektor usaha lumpuh total.

    Melansir Bloomberg pada Senin (18/8/2025), Biro Pusat Statistik Israel melaporkan produk domestik bruto (PDB) terkontraksi 3,5% secara tahunan (annualized) setelah disesuaikan musiman. Angka itu jauh di bawah proyeksi median pertumbuhan 0,2% dalam survei Bloomberg terhadap enam ekonom.

    Dampak terbesar perang tersebut terlihat pada konsumsi rumah tangga yang turun 4,1% dan pembentukan modal tetap bruto yang merosot 12,3%. PDB sektor bisnis bahkan terkontraksi 6,2%. Sementara itu, PDB per kapita turun 4,4% — terendah dalam setahun.

    Bank Sentral Israel sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan 3,3% untuk 2025, sementara Kementerian Keuangan pekan lalu memangkas targetnya menjadi 3,1%.

    Untuk mencapainya, perekonomian harus melesat pada paruh kedua tahun ini, di tengah rencana Israel melancarkan operasi merebut Kota Gaza dalam beberapa pekan mendatang guna mengalahkan Hamas.

    “Bank of Israel baru-baru ini memperkirakan ada kesenjangan PDB sekitar 4% dibandingkan tren pertumbuhan pra-perang, setara dengan sekitar 80 miliar shekel. Data hari ini semakin menjauhkan peluang menutup kesenjangan itu,” ujar Ronen Menachem, Chief Markets Economist Mizrahi Tefahot Bank.

    Meski demikian, menurut Menachem, data terbaru kecil kemungkinan memengaruhi keputusan suku bunga bank sentral pada Rabu (20/8/2025) mendatang, mengingat kondisi luar biasa akibat operasi militer terhadap Iran serta kecenderungan bank sentral untuk tidak bergantung pada data kuartalan semata, terutama di masa penuh volatilitas.

    Israel melancarkan serangan mendadak ke Iran pada 13 Juni lalu dengan target program nuklir dan fasilitas militer yang dianggap sebagai “ancaman eksistensial.” Iran membalas dengan rentetan serangan rudal balistik yang memaksa banyak warga Israel berlindung.

    Operasi tersebut berpotensi membuat sekitar 1 juta warga Palestina mengungsi dan memaksa pengerahan puluhan ribu pasukan cadangan, yang semakin membebani ekonomi Israel.

  • Perusahaan Teknologi Raksasa Oracle PHK Ratusan Karyawan Gegara AI

    Perusahaan Teknologi Raksasa Oracle PHK Ratusan Karyawan Gegara AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi multinasional Amerika yang berkantor pusat di Austin, Texas, Oracle Corp. melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah pegawainya di divisi cloud. Langkah ini guna mengendalikan anggaran di tengah pengeluaran besar-besaran untuk infrastruktur AI.

    Laporan Bloomberg menyebut, para pekerja yang terdampak telah diinfokan pekan ini bahwa peran mereka dihilangkan, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    “Beberapa pengurangan tersebut terkait dengan masalah kinerja, dan unit tersebut terus melakukan perekrutan,” kata dua orang tersebut, melansir Bloomberg, Minggu (17/8/2025).

    Menurut kedua orang itu, lebih dari 150 pekerjaan dipangkas di wilayah Seattle, yang secara tradisional merupakan pusat unit tersebut.

    Pada tahun lalu, perusahaan mengatakan akan memindahkan kantor pusatnya ke Nashville, dan perusahaan saat ini memiliki lebih banyak pekerjaan yang terdaftar di Tennessee daripada negara bagian lainnya.

    Juru bicara Oracle tidak menanggapi beberapa permintaan komentar. Cakupan pengurangan secara keseluruhan belum dapat dipastikan.

    Pemangkasan secara keseluruhan pertama kali dilaporkan oleh DatacenterDynamics, sebuah publikasi berita industri.

    Banyak raksasa teknologi telah berupaya mengatasi lonjakan biaya AI dengan mengurangi pengeluaran di bagian lain bisnis. Microsoft Corp misalnya, telah memangkas sekitar 15.000 pekerjaan tahun ini.

    Selain itu, perusahaan teknologi raksasa lainnya yakni Amazon.com Inc. dan Meta Platforms Inc. juga telah memangkas pekerjaan.

    Saham Oracle mendekati titik tertinggi sepanjang masa berkat momentum di unit cloud-nya. Bulan lalu, perusahaan ini menandatangani kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan OpenAI untuk sekitar 4,5 gigawatt daya pusat data di AS.

    Namun, perusahaan tersebut harus menanggung biaya puluhan miliar dolar untuk membangun server farm yang semakin besar guna memenuhi permintaan.

    Dalam pengajuan Juni 2025, Oracle mengatakan bahwa pihaknya secara berkala membuat perubahan pada tenaga kerjanya karena perubahan strategi, reorganisasi atau masalah kinerja.

    “Restrukturisasi semacam ini telah mengakibatkan, dan mungkin di masa mendatang, peningkatan biaya restrukturisasi dan penurunan produktivitas sementara sementara karyawan beradaptasi dengan restrukturisasi,” jelas perusahaan.

  • Freeport Tiba-tiba Tawarkan 100.000 Ton Konsentrat Tembaga ke Pasar, Ada Apa?

    Freeport Tiba-tiba Tawarkan 100.000 Ton Konsentrat Tembaga ke Pasar, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Freeport-McMoRan Inc. menjual volume konsentrat tembaga dalam jumlah yang lebih besar dari perkiraan setelah terjadinya gangguan di salah satu smelternya di Indonesia. Hal ini memberikan sedikit angin segar dalam jangka pendek bagi smelter-smelter yang menghadapi kelangkaan pasokan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Melansir Bloomberg, Sabtu (16/8/2025), langkah perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut dilakukan menyusul insiden pada fasilitas oksigen PT Smelting, menurut sumber yang mengetahui langsung situasi ini. Gangguan itu membuat perawatan berkala yang semula dijadwalkan berlangsung 4 minggu di pabrik tersebut harus diperpanjang. Pabrik ini mendapatkan pasokan dari tambang tembaga-emas andalan Freeport, Grasberg.

    Penghentian operasi smelter PT Smelting tersebut membebaskan hingga 100.000 ton konsentrat tembaga dari Grasberg, kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya karena sifat informasi yang sensitif secara komersial. Freeport disebut berupaya mengirimkan kargo konsentrat tersebut secepat mungkin karena izin ekspor konsentrat hanya berlaku sampai dengan pertengahan September 2025.

    “Mereka menawarkannya ke pasar secara tiba-tiba,” ujar Albert Mackenzie, analis tembaga di Benchmark Mineral Intelligence. “Sebagian besar smelter sebenarnya sudah mengamankan kebutuhan mereka untuk beberapa bulan ke depan, jadi saya rasa itu salah satu alasan mengapa hal ini membuat dampaknya terasa begitu mengejutkan.”

    Juru bicara Freeport-McMoRan tidak menanggapi permintaan komentar terkait rencana penjualan tersebut. Sementara itu, juru bicara unit perusahaan di Indonesia mengatakan perbaikan pabrik oksigen diharapkan selesai pada awal September.

    Meski volumenya relatif kecil terhadap pasar tembaga global, pasokan ini memberikan dorongan jangka pendek yang signifikan terhadap suplai spot bagi smelter yang sedang kesulitan mendapatkan bahan baku setelah kapasitas pengolahan global meningkat.

    Pasokan tembaga dari tambang belum mampu mengejar pertumbuhan kapasitas smelter di China dan negara lain, menyebabkan kelangkaan bijih di seluruh dunia semakin parah akibat meningkatnya permintaan dari para trader. Seiring memburuknya kelangkaan ini, smelter-smelter terpaksa menerima penurunan tajam biaya pengolahan dalam kontrak pasokan mereka.

    Biaya pengolahan dan pemurnian ini—dikenal sebagai treatment and refining charges (TC/RC)—biasanya dipotong dari harga bijih dan umumnya menyumbang sekitar sepertiga pendapatan smelter. Namun, sepanjang 2025, biaya tersebut di pasar spot justru berada di level negatif, menciptakan dinamika pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana smelter kini justru dikenakan biaya untuk mengolah konsentrat, alih-alih dibayar untuk melakukannya.

    Indeks TC/RC spot tercatat sebesar -US$60,10 per ton bijih yang diolah dan -6,01 sen per pound logam terkandung pada 8 Agustus 2025, menurut Fastmarkets Ltd. Penjualan kargo dari Freeport mengungkit biaya tersebut dari rekor terendah -US$66,50/66,5 sen yang tercatat pada akhir Juni.

    Meski pemulihannya relatif moderat, hal ini dapat memberikan tekanan terhadap para trader yang sebelumnya bersaing secara agresif dengan pabrik peleburan untuk mendapatkan pasokan barang di tengah ketatnya pasar.

    Kecemasan soal pemulihan pasokan spot ini meningkat karena terjadi di tengah melemahnya permintaan musiman. Sejumlah pelaku pasar bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan biaya TC/RC yang lebih signifikan dalam beberapa minggu ke depan.

    Beberapa pembeli di China telah menerima penawaran untuk kargo konsentrat dari Grasberg yang akan dikirim pada Agustus dan September 2025 dengan biaya pengolahan antara -US$20 hingga -US$30 per ton, kata beberapa sumber.

    Meski demikian, banyak analis dan pedagang memperkirakan pasar konsentrat tembaga akan menghadapi keterbatasan pasokan jangka panjang yang kemungkinan akan membuat biaya TC/RC tetap rendah.

    “Penambahan kapasitas smelter baru kemungkinan akan terus memberi tekanan struktural pada TC,” kata Charles Cooper, kepala riset tembaga di Wood Mackenzie. “Biaya pengolahan spot untuk konsentrat tembaga mungkin belum menyentuh titik terendahnya.”

  • Kinerja Cuan Perusahaan China Anjlok Gara-Gara Perang Harga

    Kinerja Cuan Perusahaan China Anjlok Gara-Gara Perang Harga

    Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan besar China, JD.com Inc dan Geely Automobile Holdings Ltd., mengungkap dampak persaingan harga terhadap pendapatan. Para investor pun mulai melego saham kedua perusahaan itu.

    Dilansir Bloomberg pada Jumat (15/8/2025), saham JD.com susut 4,5% di bursa Hong Kong usai emiten perdagangan online tersebut melaporkan laba kuartalan yang menyusut dibandingkan tahun lalu.

    Sementara, saham pabrikan EV Geely anjlok mendekati 6% usai penurunan laba bersih. Indeks Hang Seng China Enterprises pun merosot 1,5%.

    Meskipun keduanya mencatat penjualan yang kuat, laba yang suram pada awal musim laporan keuangan menjadi pertanda buruk bagi pasar ekuitas Hong Kong, yang telah menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di kawasan pada 2025.

    Hasil kuartal Juni telah dipandang sebagai ujian utama tentang bagaimana perusahaan-perusahaan China bertahan di tengah pertempuran industri yang destruktif yang telah memicu kecaman dari pihak berwenang.

    “Hasil [kinerja] JD.com dan Geely menyoroti kekhawatiran involusi yang seharusnya sudah dipahami pasar, yang mengejutkan adalah besarnya hambatan laba,” kata Vey-Sern Ling, direktur pelaksana di Union Bancaire Privee, merujuk pada persaingan yang berlebihan di China.

    JD.com telah melancarkan perang harga setelah memasuki pasar pengiriman makanan yang sangat kompetitif awal tahun ini. Peningkatan belanja promosi dan perekrutan pengemudi baru berdampak pada kinerjanya.

    “Skala kekurangan pendapatan ini meningkatkan risiko laba kuartal kedua yang lebih rendah dari perkiraan bagi para pesaingnya, Alibaba dan Meituan, dari bisnis terkait,” tulis analis Bloomberg Intelligence, Catherine Lim, dalam sebuah catatan.

    Sebagai informasi, saham dua pesaing utama JD.com di sektor pengiriman turun lebih dari 3% setiap hari ini.

    Serupa dengan itu, Geely telah menderita akibat persaingan harga yang sengit di sektor kendaraan listrik (EV) karena produsen berupaya memikat konsumen China yang telah menjadi lebih berhati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi. Saham produsen mobil terkemuka China, BYD Co., merosot hingga 2,6% di bursa Hong Kong.

    Analis JPMorgan Chase & Co., Nick Lai, mencatat bahwa laba inti Geely turun menjadi 3,2 miliar yuan pada kuartal kedua dari 3,5 miliar yuan pada tiga bulan sebelumnya, sebagian dipengaruhi oleh persaingan harga yang semakin ketat sejak Mei.

    “Kami yakin penurunan laba Geely dari kuartal ke kuartal menunjukkan bahwa BYD atau Great Wall mungkin menghadapi tekanan harga yang serupa” dalam laporan laba mereka yang akan dirilis akhir bulan ini, tulis Lai dalam sebuah laporan.

  • Apple Bocorkan Spek Deretan Gadget Baru, iPad Sampai Vision Pro

    Apple Bocorkan Spek Deretan Gadget Baru, iPad Sampai Vision Pro

    Jakarta

    Apple tampaknya tak sengaja mengungkap spesifikasi dari sejumlah produknya yang akan datang, salah satunya adalah prosesor yang dipakai di Vision Pro dan iPad Mini.

    Dilansir MacRumors, spesifikasi ini terungkap dari deretan identifikasi perangkat yang muncul dalam kode software. Perangkat yang dimunculkan itu adalah perangkat yang saat ini belum dirilis.

    Salah satunya adalah headset Vision Pro baru yang akan menggunakan chip M5. Informasi ini sejalan dengan bocoran dari Ming-Chi Kuo yang berasal dari sumber di industri rantai pasok Apple.

    Tak cuma itu, MacRumors juga menemukan ada iPad Mini baru yang menggunakan chip lebih kencang, yaitu chip A19 Pro yang diperkirakan akan dipakai di deretan perangkat iPhone 17 Pro keluaran September 2025 mendatang.

    Kode software itu juga memunculkan Apple TV generasi selanjutnya akan diperbarui menggunakan chip A17 Pro yang dipakai di iPhone 15 Pro, setelah seri sebelumnya menggunakan chip A15 Bionic.

    HomePod Mini pun mendapat pembaruan, yaitu memakai arsitektur System in Package serupa dengan Apple Watch Series 9 dan 10. Platform ini pun kabarnya akan dipakai di Watch Series 11 yang akan diluncurkan bersama jajaran iPhone 17 September mendatang.

    Sementara iPad versi paling standar akan menggunakan chip A18, dan Apple Studio Display 2 yang mempunyai kode nama J427.

    Dalam laporan terpisah, Bloomberg menyebutkan Apple punya ambisi besar di ranah smart home. Mereka disebut dengan mengembangkan kamera keamanan mirip Ring, kemudian smart home hub bergaya iPad yang mungkin akan dirilis pada pertengahan 2026.

    Kemudian ada robot tabletop dengan layar yang bisa digeser diperkirakan akan dirilis pada 2027, dan perangkat ini akan dilengkapi Siri yang diperkuat large language model layaknya sebuah chatbot.

    (asj/asj)

  • Telkom, WIFI, Sinar Mas dan XLSMART Masuk Babak Baru Lelang 1,4 GHz

    Telkom, WIFI, Sinar Mas dan XLSMART Masuk Babak Baru Lelang 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), Sinar Mas melalui PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) dan PT Eka Mas Publik serta PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) melalui PT Telemedia Komunikasi Pratama telah mengambil akun sistem lelang elektronik (e-auction) untuk seleksi pengguna pita frekuensi tersebut pada 2025.

    Pengambilan akun tersebut menjadi tanda masuknya babak baru lelang 1,4 GHz. 

    Selanjutnya, Penyelenggara Telekomunikasi  yang telah mendapatkan akun sistem e-Auction dapat melakukan pengunduhan Dokumen Seleksi. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan setelah diunduh, perusahaan telekomunikasi akan mempelajari dokumen seleksi dan menyiapkan daftar pertanyaan jika terdapat substansi yang kurang dipahami.

    Pengunduhan dokumen seleksi dapat dilakukan melalui sistem e-Auction mulai Senin, 11 Agustus 2025 pukul 09.00 WIB hingga Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 15.00 WIB.

    “Penyelenggara Telekomunikasi yang telah mengunduh Dokumen Seleksi selanjutnya disebut Calon Peserta Seleksi,” tulis pengumuman tersebut.

    Calon Peserta Seleksi dapat menyampaikan pertanyaan tertulis terkait isi dokumen melalui surat resmi dalam format file PDF yang ditandatangani oleh Direktur Utama atau Direktur yang berwenang sesuai anggaran dasar perusahaan. Pertanyaan harus disampaikan paling lambat Kamis, 21 Agustus 2025 pukul 15.00 WIB melalui sistem e-Auction.

    Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo mengatakan perusahaan mengikuti lelang 1,4 GHz melalui salah satu anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama. 

    Yune menjelaskan alasan Telemedia dimajukan sebagai peserta e-Auction karena rekam jejaknya yang baik. Hal tersebut juga selaras dengan misi perusahaan.

    “Ini selaras dengan misi kita internet terjangkau untuk rakyat,” kata Yune kepada Bisnis, Kamis (14/8/2025).

    Sementara itu, Direktur Surge Shannedy Ong mengatakan Telemedia Komunikasi akan mewakili Surge mengikuti lelang seleksi 1,4 GHz. 

    Mengutip Bloomberg, PT Telemedia Komunikasi Pratama yang beroperasi dengan merek Viberlink merupakan penyedia layanan telekomunikasi nirkabel yang menawarkan internet berbasis serat optik dan jaringan pita lebar berkecepatan tinggi, termasuk layanan instalasi dan pemeliharaan untuk pelanggan di Indonesia.

    Sementara itu, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) telah mengambil dokumen lelang spektrum frekuensi 1,4 GHz sebagai salah satu syarat untuk terlibat dalam seleksi pita frekuensi 1,4 GHz. Perusahaan gabungan XL Axiata dan Smartfren itu menegaskan tertarik untuk terlibat dalam seleksi. 

    Head of External Communications XLSMART, Henry Wijayanto mengatakan perusahaan terus mendalami seleksi pita frekuensi 1,4 GHz. Sejauh ini, perusahaan tertarik untuk terlibat dalam seleksi tersebut. 

    Henry belum dapat menyampaikan lebih banyak termasuk komitmen keikutsertaan XLSMART saat tender digelar. 

    “Kami tertarik dan juga sudah mengunduh dokumen kepesertaan tender dan saat ini kami masih melakukan assessment terkait hal tersebut,” kata Henry. 

    Sinar Mas juga masuk melalui PT Eka Mas Republik atau yang dikenal dengan MyRepublik. Perusahaan internet rumah itu turut bersaing dengan Telkom, Telkomsel, dan Indosat dalam memperebutkan pita 1,4 GHz.

    Netciti Siapa?

    Di antara nama besar, muncul nama PT Netciti Persada. Melansir laman resmi perusahaan, pada Kamis (14/8/2025) Netciti menghadirkan layanan Fiber to the Home (FTTH) dan teknologi jaringan broadband ultra cepat untuk kebutuhan residensial maupun bisnis. 

    Perusahaan ini mengandalkan jaringan serat optik berkualitas tinggi untuk memberikan layanan Quad Play bernama Voice, Video, Data, dan CCTV berbasis broadband tanpa batasan kecepatan maupun kuota.

    Netciti menawarkan sejumlah layanan, antara lain internet tanpa Fair Usage Policy (FUP), layanan pelanggan 24/7, dukungan teknisi on-site, harga flat tanpa biaya tersembunyi, serta akses hiburan rumah melalui NTIVI

    Selain itu, Netciti mengoperasikan open access network yang memungkinkan layanan dan konten dari berbagai operator, menyediakan solusi hiburan multi-perangkat, serta layanan cloud storage yang aman dan dapat diandalkan.

    Cakupan layanan Netciti meliputi wilayah strategis seperti Alam Sutera, Suvarna Sutera, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Medan.