Perusahaan: Bloomberg

  • Israel Kini Punya Senjata Laser untuk Tembak Jatuh Rudal

    Israel Kini Punya Senjata Laser untuk Tembak Jatuh Rudal

    Tel Aviv

    Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan bahwa pengembangan senjata laser yang berkekuatan tinggi telah selesai dilakukan. Senjata laser itu disebut akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini untuk memperkuat sistem pertahanan udara multi-level yang melindungi negara Yahudi itu dari serangan.

    Dikatakan oleh Kementerian Pertahanan Israel, seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Jumat (19/9/2025), senjata laser bernama Iron Beam, yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Elbit Systems Ltd itu, memiliki kekuatan 100 kilowatt.

    Senjata laser itu telah menjalani uji coba di wilayah Israel bagian selatan, dengan Kementerian Pertahanan Israel mengklaim Iron Beam berhasil mencegat drone, roket, mortir, dan pesawat dalam uji coba tersebut.

    Senjata laser tersebut akan diintegrasikan ke dalam perisai pertahanan rudal Israel, Iron Dome, dalam beberapa bulan ke depan. Hal tersebut dinilai akan memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi negara Yahudi yang marak dilanda serangan drone dan rudal.

    Kementerian Pertahanan Israel tidak mengungkapkan lebih lanjut soal tingkat pencegatan sistem laser tersebut, yang memiliki banyak keterbatasan teknis dan tidak dapat berfungsi dalam kondisi cuaca berawan.

    Teknologi laser semacam itu disebut-sebut sebagai cara yang lebih murah untuk menangkal drone dan proyektil lainnya, dengan biaya setiap pencegatan disebut kurang dari US$ 5 (Rp 83.000). Sistem pertahanan udara berbasis rudal yang saat ini digunakan Israel diketahui menghabiskan biaya puluhan ribu dolar, atau ratusan juta rupiah, untuk setiap pencegatan.

    Negara-negara di seluruh dunia telah mengembangkan senjata berenergi terarah untuk menggantikan amunisi yang mahal, tetapi teknologinya terbukti sulit untuk ditingkatkan.

    Israel mengklaim mereka menjadi negara pertama yang mencapai garis akhir dengan sistem barunya, namun status proyek negara-negara lainnya belum jelas.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, dalam pernyataannya memuji “pencegatan cepat dan tepat sasaran dengan biaya marginal yang menggabungkan sistem pertahanan kita yang ada dan mengubah persamaan ancaman”.

    Israel, awal tahun ini, mengakui telah menggunakan versi sistem yang kurang kuat dalam pertempuran.

    Sejak kelompok Hamas menembus pertahanan Israel sambil menembakkan 3.000 orang dalam serangan 7 Oktober 2023 lalu, Tel Aviv terlibat dalam perang multi-front di mana puluhan ribu proyektil telah ditembakkan ke arah Israel. Mengembangkan perisai laser yang murah dan efektif dapat terbukti signifikan.

    Pengumuman soal senjata laser itu disampaikan setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menekankan bahwa imbas dari meningkatnya isolasi, maka Israel harus mengejar kemandirian keamanan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Saham Intel Meroket 23% Usai Disuntik Nvidia US Miliar

    Saham Intel Meroket 23% Usai Disuntik Nvidia US$5 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Nvidia Corp. menyuntikkan investasi sebesar US$5 miliar ke Intel Corp. dan sepakat mengembangkan cip PC dan pusat data bersama. 

    Melansir Bloomberg pada Jumat (19/9/2025), Nvidia akan membeli saham biasa Intel seharga US$23,28 per lembar, menurut pernyataan kedua perusahaan. Intel akan memanfaatkan teknologi grafis Nvidia untuk cip PC terbaru sekaligus menyuplai prosesor bagi produk pusat data yang berbasis perangkat keras Nvidia.

    Kesepakatan tersebut diklaim membuka peluang pasar baru senilai hingga US$50 miliar per tahun, menurut CEO Nvidia Jensen Huang. Investor menilai kolaborasi ini sebagai dorongan besar bagi Intel, yang tengah berjuang membendung kerugian dan mengejar ketertinggalan dari pesaingnya, termasuk Nvidia.

    Adapun, saham Intel melesat 23% ke level US$30,57 di New York, lonjakan harian terbesar sejak Oktober 1987. Saham Nvidia ikut naik 3,5% menjadi US$176,32 dan sudah menguat 31% sepanjang tahun ini.

    Pendanaan baru untuk Intel ini menyusul langkah pemerintah AS yang pada Agustus lalu mengambil sekitar 10% saham perusahaan tersebut, dengan Presiden Donald Trump berperan langsung dalam promosinya. 

    Sebelumnya, SoftBank Group Corp. dari Jepang juga mengejutkan pasar dengan menyuntikkan US$2 miliar ke Intel pada Agustus, sementara Intel sendiri terus menggalang dana lewat penjualan aset.

    Intel menghadapi beban berat akibat hilangnya pangsa pasar dan kebutuhan belanja besar untuk mengembangkan cip mutakhir. Di atas kertas, nilai investasi pemerintah AS di Intel telah melonjak lebih dari 55% atau sekitar US$4,9 miliar, menjadi US$14 miliar.

    Huang menuturkan, tim teknik Nvidia dan Intel sudah membahas kerja sama ini sejak setahun lalu, dan bukan didorong pemerintahan Trump. Dia mengaku telah menginformasikan kesepakatan ini kepada Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick yang merespons positif.

    Melalui kerja sama tersebut, Intel akan menawarkan cip PC yang menggabungkan prosesor dengan komponen grafis Nvidia. Langkah ini dinilai memperkuat posisi Intel untuk bersaing dengan Advanced Micro Devices Inc. (AMD), yang agresif merebut pangsa pasar PC.

    Meski begitu, kedua perusahaan belum memberi jadwal peluncuran produk pertama. Nvidia juga menegaskan belum ada rencana menggunakan pabrik Intel untuk produksi chipnya.

    Saham AMD sempat anjlok 5,9% sebelum pulih, sementara perusahaan itu menegaskan optimistis tetap bisa mencuri pasar dari Intel. 

    “Kami yakin dapat terus mendorong inovasi, memperluas pangsa pasar, dan memperkuat AI sebagai prioritas utama perusahaan,” tulis AMD dalam pernyataan resmi.

    Analis Wolfe Research menyebut, kabar ini sedikit negatif bagi AMD, tetapi belum tentu mengubah prospek Intel. 

    “Yang belum jelas, apakah ini hanya kerja sama simbolis bernuansa politik, atau awal kolaborasi lebih luas yang benar-benar menguntungkan Intel,” tulis Wolfe.

    Dalam bisnis pusat data, Intel akan menyuplai prosesor untuk produk Nvidia, yang saat ini mendominasi pasar akselerator AI. Kesepakatan ini diyakini membantu Intel memperbaiki neraca keuangan sekaligus kembali menghadirkan produk yang diminati pasar.

    Nvidia tetap melanjutkan pengembangan cip berbasis Arm Holdings Plc, sehingga kemitraan dengan Intel tidak memengaruhi rencana tersebut.

    Saat penutupan perdagangan Rabu, kapitalisasi pasar Intel tercatat US$116 miliar. Dengan investasi ini, Nvidia memegang kurang dari 5% saham Intel, sementara kapitalisasi pasar Nvidia sudah menembus US$4 triliun.

    Dominasi Nvidia di bidang komputasi AI membuat Intel kini memilih strategi pragmatis untuk bekerja sama. Perusahaan yang dulu menjadi raksasa silikon itu tertinggal jauh karena gagal mengantisipasi kebutuhan cip akselerator untuk AI.

    Tahun ini, Nvidia diperkirakan meraih penjualan sekitar US$200 miliar, dengan unit pusat data yang lebih besar dari total penjualan chipmaker mana pun. 

    Sebaliknya, Intel yang pernah mendominasi PC hingga server kini harus bergantung pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) untuk memproduksi cip mutakhirnya.

    Di bawah kepemimpinan CEO baru Lip-Bu Tan, Intel berkomitmen mengubah pendekatannya dengan membuka peluang kolaborasi dan membuka fasilitas manufakturnya bagi pihak lain.

  • Alarm Ekonomi China, Belanja Pemerintah China Cuma Tumbuh 6%

    Alarm Ekonomi China, Belanja Pemerintah China Cuma Tumbuh 6%

    Bisnis.com, SOLO – Belanja pemerintah China tumbuh lebih lambat untuk bulan kedua berturut-turut, menandakan risiko baru bagi perekonomian Negeri Panda yang momentum pemulihannya mulai melemah.

    Data Kementerian Keuangan yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (18/9/2025) menunjukkan total pengeluaran dari dua pos fiskal utama hanya naik 6% pada Agustus 2025 dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 2,7 triliun yuan (US$380 miliar). Laju tersebut menjadi yang paling lambat sejak Mei.

    Sementara itu, penerimaan gabungan pemerintah dari anggaran publik umum dan dana yang dikelola pemerintah hanya naik kurang dari 0,3% menjadi 1,6 triliun yuan. Akibatnya, defisit anggaran periode Januari–Agustus melebar menjadi 6,7 triliun yuan.

    “Perlambatan pertumbuhan belanja pemerintah pada Agustus, akumulasi simpanan fiskal, serta penurunan tajam investasi infrastruktur selama Juli–Agustus menunjukkan bahwa pembuat kebijakan tidak terburu-buru menambah stimulus, meski ekspor masih cukup tangguh,” tulis ekonom Goldman Sachs Group Inc. termasuk Lisheng Wang dalam catatan riset.

    Pelemahan belanja ini mengikuti percepatan stimulus fiskal pada awal tahun ketika ekonomi terbesar kedua dunia itu menghadapi tekanan dari tarif impor yang diberlakukan Donald Trump. Pada Agustus, penerbitan obligasi pemerintah bersih juga melambat untuk pertama kalinya tahun ini, sehingga membatasi ruang belanja Beijing.

    Minimnya dukungan fiskal berkontribusi terhadap kinerja ekonomi terlemah sepanjang tahun, khususnya pada Juli dan Agustus. Investasi — salah satu instrumen utama pemerintah untuk mendorong pertumbuhan — anjlok signifikan.

    Meski semakin banyak analis mendesak Beijing meningkatkan stimulus, risiko lonjakan utang membuat otoritas kemungkinan menahan diri dari ekspansi fiskal agresif seperti beberapa tahun terakhir. Hingga Januari–Agustus, belanja pemerintah secara keseluruhan tercatat naik 8,9% dari tahun lalu menjadi 24,2 triliun yuan.

    Angka terbaru Kementerian Keuangan juga menunjukkan pemerintah kesulitan meningkatkan penerimaan. Pelemahan ekonomi membatasi pendapatan pajak, sementara penjualan lahan tetap lesu seiring krisis perumahan yang belum berakhir.

    Dalam delapan bulan pertama 2025, penerimaan pajak hanya naik tipis 0,02% menjadi 12,1 triliun yuan, sedangkan pendapatan pemerintah daerah dari penjualan lahan turun 4,7% menjadi 1,9 triliun yuan. Keduanya menyumbang 80% dari total penerimaan pemerintah selama periode tersebut.

    “Dengan permintaan domestik yang lesu serta kelemahan berlanjut di pasar tenaga kerja dan properti, kami menilai pelonggaran tambahan yang terukur dan terarah masih diperlukan dalam kuartal mendatang,” tambah ekonom Goldman Sachs.

  • Australia Investasi Rp12 Triliun untuk Kanola Cs Saingi Minyak Sawit Sebagai Energi Terbarukan

    Australia Investasi Rp12 Triliun untuk Kanola Cs Saingi Minyak Sawit Sebagai Energi Terbarukan

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Australia mengalokasikan dana sebesar A$1,1 miliar atau sekitar Rp12 triliun untuk 10 tahun ke depan guna mendorong bahan bakar berbasis tumbuhan berkelanjutan domestik. Langkah ini diperkirakan akan mendapat sambutan positif dari industri biji-bijian yang selama bertahun-tahun menanti dukungan pemerintah.

    Menteri Keuangan Jim Chalmers mengatakan dana tersebut diharapkan dapat memicu investasi swasta sehingga produksi bahan bakar bersih pertama di dalam negeri bisa dimulai paling cepat pada 2029 mendatang. Menurutnya, Australia memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk memproduksi biofuel dalam skala besar, termasuk pasokan kanola dan sorgum.

    “Bahan bakar cair rendah karbon merupakan peluang ekonomi yang sangat besar bagi Australia,” ujar Chalmers dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/9/2025).

    Kanola adalah nama sebuah tanaman dari keluarga kubis-kubisan (Brassica) yang bijinya digunakan untuk menghasilkan minyak kanola yang sehat untuk jantung dan bungkil kanola sebagai pakan ternak.  Kanola juga bahan baku untuk menghasilkan biofuel rendah karbon seperti biodiesel dan bahan bakar penerbangan (SAF). Sedangkan sorgum adalah bahan baku potensial untuk bioetanol, karena batang dan bijinya kaya gula yang dapat difermentasi.

    Pengembangan ini berbeda dengan Indonesia yang mengandalkan minyak sawit (CPO) untuk bahan bakar biodiesl dan tebu serta jarak untuk pengembangan bioetanol.

    Sejumlah negara eksportir pertanian utama seperti Amerika Serikat dan Brasil telah lebih dulu memanfaatkan hasil bumi mereka untuk produksi bahan bakar berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan margin sekaligus menekan emisi. Namun, Australia dinilai tertinggal, sehingga kerap menimbulkan kekecewaan di sektor pertanian.

    Menanggapi kebijakan terbaru ini, GrainCorp, perusahaan perdagangan komoditas Australia, menyatakan dukungannya. Kepala Divisi Agri-Energi GrainCorp, Jesse Scott, menyebutkan bahwa saat ini sekitar 70% kanola nasional diekspor tanpa diolah dan dimanfaatkan negara lain untuk produksi bahan bakar terbarukan.

    “Kami ingin membawa nilai tambah itu pulang dan mengubah kanola kami menjadi bahan bakar terbarukan, untuk memastikan masa depan tercipta di Australia,” kata Scott.

  • Meksiko Naikkan Tarif, Arus Investasi China Terancam Mandek

    Meksiko Naikkan Tarif, Arus Investasi China Terancam Mandek

    Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang Meksiko-China memperingatkan rencana Meksiko untuk menaikkan tarif impor produk asal China berisiko menghentikan arus investasi Negeri Panda ke negara tersebut.

    Presiden sekaligus Ketua Dewan Kamar Dagang Meksiko-China, Amapola Grijalva, mengatakan pendanaan dari China diperkirakan melambat di sektor otomotif, suku cadang kendaraan, serta industri metalurgi di Meksiko.

    “Seluruh isu tarif ini telah menimbulkan ketidakpastian yang luar biasa,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/9/2025). 

    Dia menuturkan, beberapa perusahaan besar asal China disebut sudah menghentikan rencana investasinya. Perusahaan tersebut termasuk produsen mainan global asal China yang kini mempertimbangkan Vietnam sebagai lokasi produksi, serta produsen papan sirkuit (PC boards) milik China yang memasok sejumlah pabrik peralatan rumah tangga di Meksiko.

    Adapun, dia tidak menyebut nama perusahaan-perusahaan tersebut  karena belum diumumkan ke publik.

    Grijalva menuturkan, dengan sebagian komponen PC boards masuk dalam daftar barang yang dikenai tarif, model bisnis perusahaan serta skema pendanaan untuk mendirikan pabrik di Meksiko menjadi sepenuhnya rusak. 

    Awal bulan ini, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengumumkan serangkaian langkah untuk melindungi industri dalam negeri, termasuk tarif 50% untuk sejumlah produk impor dari China, seperti mobil, suku cadang, dan baja. 

    Kebijakan tersebut langsung mendapat penolakan dari Beijing yang mendesak Meksiko mempertimbangkan ulang.

    Rencana tersebut, yang menunggu persetujuan Kongres, mencakup lebih dari 1.400 kategori produk dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Meksiko, termasuk China, Korea Selatan, dan India. Tarif impor akan bervariasi antara 10% hingga 50% tergantung kategori produk.

    RUU ini diperkirakan akan lolos, mengingat partai berkuasa memiliki dukungan mayoritas di kedua majelis. Tarif baru akan berlaku 30 hari setelah diterbitkan dalam lembaran resmi pemerintah.

    Kamar Dagang Meksiko-China menegaskan bahwa kebijakan ini akan merugikan konsumen karena berpotensi menimbulkan dampak inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

    Selain itu, rencana tersebut juga dapat menghambat transisi energi Meksiko dari bahan bakar fosil, mengingat tarif turut menyasar mobil listrik yang tidak diproduksi di dalam negeri.

    “Penetapan tarif yang terlalu tinggi untuk sektor seperti tekstil, sepatu, dan barang konsumsi lainnya dapat memicu masuknya produk ilegal ke pasar gelap, yang justru menekan penerimaan pajak,” kata Grijalva. 

    Dia menambahkan, hal ini juga akan mengurangi perlindungan bagi pekerja maupun konsumen karena produk berasal dari sumber yang tidak jelas.

    Grijalva melanjutkan, lonjakan penyelundupan juga pernah terjadi pada 1994, ketika kuota impor diberlakukan secara menyeluruh terhadap ribuan produk China, termasuk yang sebenarnya tidak diproduksi di Meksiko. Kondisi tersebut melahirkan jaringan penyelundup yang masih aktif hingga kini.

    “Kita semua dirugikan. Itulah sebabnya kita harus sangat berhati-hati dalam menerapkan kebijakan ini,” tegas Grijalva.

  • Trump Usul Anggaran Keamanan Naik Rp952 Miliar Usai Penembakan Charlie Kirk

    Trump Usul Anggaran Keamanan Naik Rp952 Miliar Usai Penembakan Charlie Kirk

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diketahui mengusulkan penambahan anggaran untuk sektor keamanan usai insiden penembakan aktivis politik sayap kanan Charlie Kirk.

    Melansir laporan Bloomberg, Pemerintah AS meminta tambahan anggaran sebesar US$58 Juta atau sekitar Rp952,12 miliar (Asumsi kurs: Rp16.416) untuk peningkatan keamanan bagi pejabat eksekutif hingga yudikatif.

    Adapun, permohonan penambahan anggaran itu ditargetkan untuk dapat disetujui sebelum 30 September 2025. Mengingat, masa usulan penambahan anggaran pemerintah tahun ini akan segera berakhir.

    Usulan tambahan anggaran untuk keamanan lembaga eksekutif juga dilayangkan menyusul insiden percobaan penembakan terhadap Donald Trump pada tahun lalu.

    Selain berencana meningkatkan keamanan bagi Presiden dan lembaga yudikatif, Gedung Putih juga berencana meningkatkan keamanan untuk anggola parlemen AS. Hanya saja, belum ada rincian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

    “Pemerintah mendukung perluasan sumber daya untuk melindungi anggota parlemen, meskipun mereka menyerahkan rincian keputusan tersebut kepada cabang legislatif,” bunyi laporan Bloomberg dikutip Minggu (14/9/2025).

    Untuk diketahui, penembakan Charlie Kirk di Utah menimbulkan kekhawatiran keselamatan para pejabat di AS.

    Sejalan dengan hal itu, saat ini Partai Republik hendak mendorong percepatan pengesahan RUU anggaran sementara agar pemerintahan tetap berjalan aman dan kondusif bulan depan. Namun, pada saat yang bersamaan Partai Republik diketahui menolak usulan Partai Demokrat yang ingin memasukkan anggaran untuk layanan kesehatan.

    Hal itu lantas memicu ketegangan, karena subsidi Obamacare akan habis. Partai Demokrat mengancam akan memblokir RUU apa pun yang tidak memasukkan anggaran kesehatan, sedangkan beberapa anggota Partai Republik yang lebih moderat terbuka untuk mencapai kesepakatan demi menghindari kenaikan premi asuransi kesehatan yang drastis bagi jutaan warga Amerika.

  • Wabah Jamur Mematikan Serang Rumah Sakit di Eropa

    Wabah Jamur Mematikan Serang Rumah Sakit di Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan sebuah jamur mematikan tengah menyebar cepat di rumah sakit di Eropa. Ini menjadi ancaman serius bagi pasien dan sistem pelayanan kesehatan.

    Mengutip Strait Times, ada 1.346 kasus jamur Jamur Candidozyma auris (C. auris) yang dilaporkan pada wilayah itu dalam laporan tahun 2023. Angka itu meningkat 67% dari tahun sebelumnya ungkap ECDC pada 11 September. Padahal tidak ada kasus baru yang dilaporkan hingga tahun 2013.

    Jamur ini sulit diobati karena sering kali kebal terhadap obat antijamur, bahkan mampu bertahan hidup di permukaan rumah sakit dan peralatan medis serta mudah menyebar antar pasien.

    Jamur ini sangat berisiko bagi orang-orang yang sudah sakit, dan tingkat kematian bisa mencapai 60%.

    ECDC juga memperingatkan bahwa tanpa tindakan tepat waktu,w abah dapat cepat menyebar di tingkat regional atau nasional.

    Wabah-wabah terbaru telah dilaporkan di Siprus, Prancis, dan Jerman. Bahkan menurut ECDC penularan begitu meluas sehingga wabah individual tidak lagi dapat dibedakan.

    Kini otoritas melakukan isolasi pasien di kamar terpisah dan melakukan disinfeksi terhadap peralatan. Lembaga ini juga mencontohkan negara Denmark salah satu yang berhasil mengendalikan jamur, mengendalikan wabah, dan tidak melaporkan kasus baru sejak itu.

    Namun, banyak negara masih memiliki kesenjangan yang signifikan dalam respons mereka.

    Dari 36 negara yang disurvei oleh ECDC, hanya 17 negara yang memiliki sistem pengawasan nasional untuk C. auris dan hanya 15 negara yang telah mengeluarkan panduan khusus pencegahan infeksi. Pendanaan untuk obat antijamur baru juga tidak menentu.

    Setelah melonjak hingga hampir US$383 juta pada tahun 2022, belum ada komitmen baru pada tahun 2025, menurut data yang dikumpulkan untuk Bloomberg oleh platform riset keuangan PitchBook.

    Sebagian besar investasi telah diberikan kepada sekelompok kecil perusahaan seperti Pulmocide dan F2G. Dukungan yang lebih luas telah dibatasi oleh sulitnya menemukan target obat baru dan lemahnya insentif dalam antijamur, termasuk biaya pengembangan yang tinggi.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Eksekutif Kunci AI Apple Robby Walker Resign, Merapat ke Meta?

    Eksekutif Kunci AI Apple Robby Walker Resign, Merapat ke Meta?

    Bisnis.com, JAKARTA— Salah satu eksekutif senior Apple yang membawahi divisi kecerdasan buatan (AI), Robby Walker dilaporkan akan meninggalkan perusahaan bulan depan. 

    Kabar ini pertama kali dilaporkan Bloomberg News dengan mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut. Kepergian Walker terjadi di tengah kritik terhadap pendekatan Apple yang dinilai terlalu hati-hati dalam mengembangkan teknologi AI. 

    Langkah lambat perusahaan membuat sejumlah pihak khawatir Apple bisa tertinggal dalam gelombang pertumbuhan industri terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

    Apple baru merilis rangkaian Apple Intelligence tahun ini, termasuk integrasi dengan ChatGPT. Namun, pembaruan besar untuk asisten virtual Siri baru akan diluncurkan pada tahun depan.

    Walker telah bergabung dengan Apple sejak 2013. Berdasarkan profil LinkedIn miliknya, sejak April lalu dirinya menjabat sebagai Senior Director untuk tim Answers, Information, and Knowledge. 

    Sebelumnya, dia sempat memimpin pengembangan Siri, sebelum tanggung jawab itu dialihkan ke Craig Federighi, Kepala Divisi Perangkat Lunak Apple.

    Bloomberg melaporkan Walker bukan satu-satunya eksekutif AI yang hengkang. Beberapa nama lain seperti Ruoming Pang, Mark Lee, dan Tom Gunter juga sudah lebih dulu meninggalkan Apple untuk bergabung dengan Meta Platforms. 

    Ketiganya kini memperkuat tim Superintelligence Labs Meta. Pada Maret lalu, Bloomberg juga memberitakan CEO Tim Cook menunjuk Mike Rockwell, Wakil Presiden Vision Products Group, untuk mengawasi pengembangan Siri. 

    Langkah itu diambil setelah muncul keraguan terhadap kemampuan John Giannandrea, Kepala AI Apple, dalam mengeksekusi pengembangan produk. Di sisi lain, dalam acara peluncuran produk tahunan minggu lalu, Apple memperkenalkan lini iPhone 17, termasuk iPhone Air dengan desain lebih tipis, sekaligus menahan harga agar tetap stabil meskipun tertekan tarif impor dari Amerika Serikat. 

    Namun, acara tersebut dinilai minim bukti konkret mengenai strategi Apple untuk menyaingi pesaing seperti Google, yang sudah lebih dulu memamerkan kecanggihan model AI Gemini di ponsel andalannya.

  • Trump Minta Negara G7 Beri Sanksi Tarif 100% untuk China dan India karena Beli Minyak Rusia

    Trump Minta Negara G7 Beri Sanksi Tarif 100% untuk China dan India karena Beli Minyak Rusia

    Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat mendorong negara-negara G7 untuk menerapkan tarif hingga 100% terhadap China dan India sebagai bentuk tekanan atas pembelian minyak dari Rusia. Langkah ini diharapkan bisa memaksa Presiden Vladimir Putin mengakhiri perang di Ukraina.

    Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (13/9/2025) Presiden AS Donald Trump mengatakan kesabarannya terhadap Putin sudah hampir habis dan mengancam akan menjatuhkan sanksi baru yang menargetkan sektor perbankan, minyak, dan perdagangan.

    AS juga mengusulkan agar negara-negara G7 menyusun landasan hukum untuk menyita aset-aset Rusia yang dibekukan, dan menggunakan aset tersebut guna mendanai pertahanan Ukraina. Sekitar US$300 miliar aset Rusia yang dibekukan mayoritas tersimpan di Eropa.

    Pejabat AS dan Eropa dilaporkan telah membahas wacana penyitaan bertahap atas aset-aset tersebut. Untuk saat ini, hasil keuntungan dari aset Rusia telah digunakan sebagai pinjaman kepada Ukraina.

    Pertemuan darurat para menteri keuangan G7 diselenggarakan oleh Kanada pada Jumat lalu. Pertemuan ini membahas langkah-langkah tambahan untuk menekan ekonomi Rusia dan menghentikan dukungan terhadap perang.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa G7 seharusnya bergabung dengan AS dalam memberlakukan tarif terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia. Ia menyebut langkah ini sebagai bentuk komitmen nyata untuk menghentikan perang.

    Dalam dokumen proposal yang diajukan AS, disebutkan bahwa tarif sekunder antara 50% hingga 100% akan dikenakan terhadap China dan India. Selain itu, akan ada pembatasan ekspor-impor guna menghentikan aliran energi dan teknologi ke Rusia.

    Proposal tersebut juga mencakup sanksi terhadap kapal tanker Rusia yang beroperasi, perusahaan energi Rosneft, serta larangan layanan asuransi maritim untuk ekspor minyak Rusia.

    Sanksi tambahan akan menargetkan lembaga yang mendukung industri militer Rusia, bank regional, serta layanan yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi keuangan di zona ekonomi khusus Rusia.

    Trump telah menaikkan tarif terhadap India menjadi 50% karena tetap membeli minyak Rusia. Namun, sanksi langsung terhadap Rusia sendiri belum dijatuhkan meski beberapa tenggat waktu yang ditetapkan AS telah terlewati.

    Presiden AS itu juga menyatakan kepada pejabat Uni Eropa bahwa ia hanya akan memberlakukan tarif tambahan terhadap China dan India jika negara-negara Eropa juga mengambil langkah serupa.

    Sementara itu, Uni Eropa sedang menyiapkan paket sanksi ke-19 terhadap Rusia, yang diperkirakan akan menyasar lebih banyak bank serta memperketat pembatasan terhadap perdagangan minyak.

    Namun, langkah-langkah ini menghadapi hambatan karena sejumlah negara Uni Eropa, termasuk Hungaria, menolak sanksi yang lebih keras terhadap sektor energi Rusia.

  • Perang Besar Menanti, Ini Perbandingan Kekuatan Militer NATO Vs Rusia

    Perang Besar Menanti, Ini Perbandingan Kekuatan Militer NATO Vs Rusia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Rusia dan NATO kembali mencuat setelah jet tempur aliansi Barat mencegat pesawat nirawak Moskow yang melanggar wilayah udara Polandia.

    Insiden ini dinilai sebagai eskalasi langsung pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 dan memicu kekhawatiran kemungkinan perang terbuka antara dua kekuatan militer terbesar dunia.

    Komando operasional militer Polandia menyebut pelanggaran tersebut sebagai “tindakan agresi yang menimbulkan ancaman nyata bagi keselamatan warga negara”.

    Insiden ini juga menyoroti prinsip pertahanan kolektif NATO, di mana serangan ke salah satu anggota dapat memicu Pasal 5 dan melibatkan seluruh aliansi, termasuk Amerika Serikat.

    Kekuatan Militer NATO

    Amerika Serikat menjadi tulang punggung NATO dengan anggaran pertahanan 2023 mencapai US$916 miliar atau sekitar Rp14,1 kuadriliun. Angka ini hampir 40% dari total belanja militer dunia. Inggris berada di posisi keenam dengan US$74,9 miliar (Rp1,15 kuadriliun).

    “Komitmen AS tetap penting, tetapi Eropa perlu menanggung lebih banyak beban agar Washington bisa mengalihkan fokus ke China,” tulis Washington Post dalam sebuah editorial.

    NATO kini diperkuat dengan masuknya Finlandia (2023) dan Swedia (2024), yang menambah keunggulan geostrategis aliansi. Namun, tantangan tetap ada: sistem persenjataan yang beragam, kekurangan amunisi, serta industri pertahanan yang terfragmentasi.

    Secara keseluruhan, NATO memiliki 3,43 juta tentara aktif, 22.377 pesawat militer, 1.143 kapal perang, dan hampir 1 juta kendaraan lapis baja.

    Kekuatan Militer Rusia

    Di sisi lain, Rusia meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 120 miliar euro atau sekitar Rp2,01 kuadriliun pada 2025. Angka ini setara 6% PDB negara itu dan hampir empat kali lipat dari 2021.

    Moskow menargetkan 1,5 juta prajurit aktif, meski saat ini baru memiliki 1,32 juta tentara. Dari sisi persenjataan, Rusia mengoperasikan 4.292 pesawat, 419 kapal perang, 5.750 tank, serta 131 ribu kendaraan lapis baja, di mana seluruhnya jauh di bawah total kolektif NATO.

    “Ekonomi perang Rusia saat ini menghasilkan lebih banyak output dari yang dibutuhkan hanya untuk Ukraina, yang menunjukkan persiapan menghadapi konfrontasi lebih luas,” ujar analis militer Jerman yang dikutip UK Defence Journal.

    Keseimbangan Nuklir dan Risiko Global

    Dalam hal senjata nuklir, kekuatan Rusia dan NATO relatif seimbang. Rusia memiliki 5.580 hulu ledak, sementara NATO (AS, Inggris, Prancis) menguasai 5.559 unit.

    Bloomberg Economics memperkirakan jika konflik berskala penuh pecah, dampak ekonomi global bisa mencapai US$1,5 triliun atau Rp23,1 kuadriliun hanya pada tahun pertama, akibat lonjakan harga energi dan guncangan pasar keuangan.

    Selain itu, sejumlah analis menilai NATO lebih unggul dalam perang konvensional berkat struktur komando terpadu, interoperabilitas, dan teknologi yang lebih maju.

    “Perbedaan kualitas senjata Barat membuat NATO kemungkinan besar akan menang cepat dalam perang konvensional melawan Rusia,” kata Al Jazeera.

    Namun, ancaman sebenarnya terletak pada opsi nuklir. “Serangkaian kekalahan dapat memaksa Moskow menggunakan senjata nuklir taktis atau menghadapi kekalahan total,” tambah laporan itu.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]