Perusahaan: Bloomberg

  • Maskapai Jumbo Berencana PHK Ribuan Karyawan demi Capai Target Laba

    Maskapai Jumbo Berencana PHK Ribuan Karyawan demi Capai Target Laba

    Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan Deutsche Lufthansa AG berencana memangkas 4.000 karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan administrasi hingga 2030.

    Dilansir Bloomberg, Senin (29/9/2025) langkah ini menjadi pengurangan paling dalam yang pernah dilakukan oleh grup maskapai terbesar di Eropa tersebut sejak pandemi memukul industri penerbangan. Maskapai ini disebutkan masih dalam upaya peningkatan profitabilitas.

    Pengurangan pegawai itu akan dilakukan melalui digitalisasi, otomatisasi, dan proses konsolidasi, yang mayoritas akan dilakukan di Jerman, demikian informasi dari pernyataan perusahaan menjelang hari pasar modal di Munich. Langkah ini diperkirakan menghemat sekitar 300 juta euro dalam setahun.

    Lufthansa memulai rencana penghematan terbesar itu dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan upaya perusahaan mengatasi dampak dari pemogokan karyawan, pengiriman pesawat yang lambat, dan bisnis penerbangan utama yang berkinerja buruk.

    Pada tahun lalu, Grup Lufthansa terpaksa menurunkan target sebanyak dua kali dan gagal mencapai target margin jangka menengah yang ditetapkan pada 2021. Adapun, pada perdagangan terakhir, saham Lufthansa mengalami kenaikan hingga 2,3%. Sahamnya tercatat menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini.

    Maskapai Eropa ini menyatakan berupaya mencapai arus kas lebih dari US$2,9 miliar dari 2028 hingga 2030 dan laba atas modal yang digunakan sebesar 15% hingga 20%. Margin operasi yang disesuaikan akan berada pada kisaran 8%-10% dalam jangka waktu tersebut.

    “Kami jelas tertinggal dari beberapa pesaing kami dalam hal kinerja keuangan, dan juga, hingga musim panas ini, kami tertinggal dalam kinerja operasional,” ujar CEO Carsten Spohr dalam acara yang berlangsung pada hari Senin.

    Spohr telah menerapkan beberapa perubahan organisasi, termasuk menggabungkan operasi maskapai hub. Maskapai ini kembali menghadapi ancaman pemogokan karyawan, dengan para pilot yang dijadwalkan untuk menyelesaikan pemungutan suara aksi mogok pada Selasa melalui serikat pekerja Vereinigung Cockpit. Tindakan ini berpotensi menimbulkan aksi mogok baru yang dapat mengganggu operasi dan kinerja keuangan.

    Serikat pekerja menyampaikan PHK akan mengorbankan pegawai ground staff dan mereka berusaha menempuh perundingan bersama untuk mencapai keamanan kerja.

    Sementara itu, penundaan pengiriman pesawat yang terus berlanjut menghambat pembaruan armada Lufthansa dan transisi ke model yang lebih hemat bahan bakar. Peluncuran kabin premium Allegris yang baru turut menghadapi kendala.

    Sertifikasi untuk kursi kelas bisnis pada Boeing 787-9 masih tertunda, memaksa maskapai untuk menutup kursi tersebut dari penumpang hingga mendapatkan persetujuan.

    Lufthansa mengatakan pihaknya berharap dapat menambah lebih dari 230 pesawat, termasuk 100 jet jarak jauh, pada 2030.

    Selain penerbangan penumpang, Lufthansa Technik, divisi perawatan pesawat, berekspansi ke bisnis pertahanan yang sedang berkembang, sementara unit kargonya berupaya menjadi salah satu dari tiga maskapai angkutan udara teratas di dunia.

  • Apple Jajal Chatbot Mirip ChatGPT, Namanya Veritas

    Apple Jajal Chatbot Mirip ChatGPT, Namanya Veritas

    Jakarta

    Apple sedang menguji ulang generasi baru Siri menggunakan chatbot internal bernama Veritas. Namun sayangnya chatbot ini hanya bisa dipakai di kalangan tertentu, yaitu hanya oleh pegawai Apple.

    Langkah ini dianggap sebagai upaya perusahaan mengejar ketertinggalannya di persaingan AI, setelah beberapa kali penundaan peluncuran Siri versi terbaru dan respon yang hangat-hangat kuku terhadap inisiatif Apple Intelligence.

    Veritas memungkinkan Apple mengembangkan, menguji, dan mengumpulkan masukan atas fitur-fitur baru Siri dengan cepat. Fitur yang sedang diuji mencakup kemampuan untuk:

    menelusuri data pribadi pengguna,melakukan aksi di dalam aplikasi, seperti mengedit foto secara langsung.

    Menurut laporan Mark Gurman dari Bloomberg, Veritas bekerja mirip aplikasi chatbot seperti ChatGPT atau Gemini. Pegawai dapat:

    mengetikkan permintaan,melakukan percakapan dua arah,membuka kembali riwayat percakapan untuk melanjutkan atau menggali topik lebih dalam.

    Namun untuk saat ini, Apple tidak berencana merilis Veritas ke publik. Gurman menilai keputusan itu keliru, apalagi saat kompetitor sudah membuka akses chatbot mereka secara luas.

    Sebaliknya, Apple justru semakin terlihat siap mengandalkan Google Gemini untuk fitur pencarian bertenaga AI di perangkatnya, bukan solusi buatan sendiri.

    Sebelumnya diberitakan, CEO Apple Tim Cook menyiratkan kalau mereka sudah siap untuk menggelontorkan dana besar untuk mengejar ketertinggalannya di ranah AI.
    Caranya adalah dengan membangun data center lebih banyak ataupun mengakuisisi perusahaan lain di segmen itu. Langkah ini diambil setelah strategi Apple yang pelit dalam menginvestasikan dana.

    Mungkin Cook sudah kesal melihat Apple tertinggal dibanding rivalnya seperti Microsoft dan Google, yang kemajuan bisnis AI keduanya sangat pesat. Keduanya sukses menarik ratusan juta pengguna ke dalam chatbot dan asisten AI buatannya.

    (asj/asj)

  • Rupiah Berpotensi Menguat ke 16.650 per Dolar AS Seiring Koreksi Mata Uang AS

    Rupiah Berpotensi Menguat ke 16.650 per Dolar AS Seiring Koreksi Mata Uang AS

    JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 29 September 2025, diperkirakan berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

    Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Jumat, 26 September 2025, Kurs rupiah spot di tutup menguat 0,09 persen ke level Rp16.738 per dolar AS.

    Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,14 persen ke level harga Rp16.775 per dolar AS.

    Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang cenderung melemah setelah rilis data inflasi AS yang sesuai dengan perkiraan.

    Menurutnya, hal ini membuka peluang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga.

    “Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah data inflasi AS yg sesuai dengan perkiraan, membuka peluang bagi the Fed untuk memangkas suku bunga,” ujarnya kepada VOI, Senin, 29 September.

    Selain itu, ia menyampaikan bahwa indeks Dolar AS juga tertekan oleh revisi turun pada data sentimen konsumen yang tidak terduga, serta kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya penutupan pemerintahan (government shutdown) di AS.

    “Indek dolar AS juga tertekan oleh sentimen konsumen yang di luar dugaan direvisi lebih rendah. Kekuatiran shutdown pemerintahan AS juga ikut membebani dolar AS,” ucapnya.

    Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah pada Senin, 29 September, bergerak dalam kisaran Rp16.650 per dolar AS hingga Rp16.750 per dolar AS.

  • Mendag Pede IEU-CEPA dan ICA-CEPA Perkuat Perdagangan Indonesia di Global

    Mendag Pede IEU-CEPA dan ICA-CEPA Perkuat Perdagangan Indonesia di Global

    Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan kesepakatan dagang dengan Uni Eropa dan Kanada, yakni Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), akan memperkuat posisi perdagangan Indonesia di kancah internasional.

    “Penyelesaian IEU-CEPA dan penandatangan ICA-CEPA adalah titik tolak perjalanan kita untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di kancah global, terutama dalam kondisi geopolitik dan perdagangan dunia saat ini,” kata Budi dalam acara Strategic Forum Indonesia—Canada CEPA dan Indonesia European Union CEPA di Auditorium Kemendag, Senin (29/9/2025).

    Budi menjelaskan total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa tahun lalu mencapai sekitar US$30 miliar. Dengan adanya IEU-CEPA, dia berharap perjanjian tersebut bisa segera ditandatangani akhir tahun ini atau awal tahun depan, kemudian diimplementasikan. 

    “Paling tidak, komitmen kita dengan pelaku usaha adalah bagaimana meningkatkan total trade, meningkatkan ekspor kita ke Uni Eropa,” ujarnya.

    Sementara, total perdagangan Indonesia dengan Kanada tercatat sebesar US$3,5 miliar. “Harapan kita bisa dua kali lipat ya setelah implementasi ini berjalan,” kata Budi.

    Sebelumnya, pada Rabu (24/9/2025, Mendag Budi Santoso menandatangani ICA-CEPA di Ottawa, Kanada, bersama Menteri Perdagangan Internasional Kanada Maninder Sidhu. 

    Penandatanganan ini disaksikan Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney. Kesepakatan tersebut menjadi salah satu deliverables utama kunjungan resmi Presiden RI ke Kanada. Kala itu, Budi menyebut ICA-CEPA merupakan tonggak sejarah karena menjadi kerja sama dagang komprehensif pertama Indonesia dengan negara di kawasan Amerika Utara, sekaligus perjanjian perdagangan pertama Kanada dengan negara di Asia Tenggara. 

    “Indonesia-Canada CEPA menandai babak baru hubungan ekonomi kedua negara. Perjanjian ini membuka akses pasar yang lebih luas, serta memperkuat daya saing produk dan jasa Indonesia di Kanada,” katanya.

    Melalui ICA-CEPA, lebih dari 90% atau sekitar 6.573 pos tarif Indonesia mendapat preferensi di pasar Kanada. Produk potensial seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan dan otomotif, hingga sarang burung walet, diprediksi semakin kompetitif. Beberapa produk bahkan akan langsung menikmati tarif 0% saat perjanjian mulai berlaku (entry into force), misalnya makanan olahan, hasil laut, produk kerajinan berbahan serat alam, peralatan rumah tangga, serta granit dan marmer.

    Sementara itu, IEU-CEPA resmi ditandatangani pada 23 September 2025 setelah proses perundingan selama hampir satu dekade. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk-produk Uni Eropa ke Indonesia. 

    Komisaris Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic menyatakan bahwa perjanjian tersebut juga mencabut berbagai pembatasan transaksi untuk sejumlah komoditas utama. Menurutnya, kesepakatan ini berpotensi menghemat tarif sekitar €600 juta (US$700 juta) bagi eksportir Eropa. 

    “Kami benar-benar membuka babak baru dengan skala yang sangat besar,” ujar Sefcovic, dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/9/2025).

  • iPhone Lipat Siap Meluncur pada 2026, bakal Mirip iPhone Air? – Page 3

    iPhone Lipat Siap Meluncur pada 2026, bakal Mirip iPhone Air? – Page 3

    Diwartakan Bloomberg, HP iPhone Fold bakal tampil dengan konfigurasi lima kamera. Sebagai rincian, satu kamera di layar depan, satu di sisi dalam dan dua di belakang layar.

    Selain itu, kembali meninjau bodi tipis ala iPhone Air, menurut analisis asal Taiwan, Ming-Chi Kuo, ketebalan ponsel lipat pertama Apple ini hanya berkisar 9,5mm saat tertutup dan 5mm ketika terbuka.

    Di sisi lain, berpindah ke kontroversi perangkat lunak, Apple dikabarkan tidak akan menggunakan Face ID lagi, mereka lebih memilih untuk mengembalikan fitur Touch ID yang terpasang di tombol power.

    Mengejutkannya lagi, pemindahan Touch ID ini secara langsung juga akan berpengaruh ke tata letak sensor sidik jari. Jadi, langkah ini mau tidak mau pasti memindahkan komponen tersebut ke dalam satu tombol power yang sama.

    Terakhir, masih mempertahankan konsep ringan dan tipis, perangkat foldable ini kemungkinan juga tdak akan menyediakan slot kartu SIM. 

  • Harga Saham Wilmar Anjlok ke Level Terendah 9 Tahun Usai MA Sanksi Denda Rp11,8 Triliun

    Harga Saham Wilmar Anjlok ke Level Terendah 9 Tahun Usai MA Sanksi Denda Rp11,8 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham Wilmar International Ltd. jatuh ke level terendah sejak 2016 setelah Mahkamah Agung (MA) Indonesia membatalkan putusan bebas terhadap grup agribisnis tersebut dan memerintahkan perusahaan menyerahkan uang jaminan bernilai Rp11,8 triliun kepada negara.

    Dikutip dari Bloomberg, saham raksasa pangan Asia itu sempat merosot hingga 3,8% dalam perdagangan intraday di Bursa Singapura pada Jumat (27/9/2025), sebelum akhirnya memperkecil pelemahan. Saham Wilmar ditutup pada level 2,85 dolar Singapura pada perdagangan akhir pekan lalu. Penurunan tersebut terjadi setelah Wilmar mengumumkan putusan MA melalui pengajuan resmi sehari sebelumnya.

    Sebagai konteks, Mahkamah Agung menjatuhkan sanksi bagi tiga raksasa kelapa sawit yang beroperasi di Indonesia yakni Wilmar, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group dalam kasus krisis kelangkaan minyak goreng pada Juli–Desember 2021.

    Kasus ini sempat dimenangkan oleh Wilmas Cs pada Maret lalu. Namun, Kejaksaan Agung mengajukan kasasi, sementara beberapa hakim yang menangani perkara tersebut ditangkap karena dugaan suap atas putusan yang diterbitkan.

    Sebagai konsekuensi dari putusan terbaru, Wilmar diwajibkan menyerahkan uang jaminan senilai Rp11,9 triliun rupiah yang sebelumnya sudah disita kejaksaan kepada negara. Jumlah tersebut setara dengan dua per tiga laba bersi perusahaan tahun lalu. 

    Wilmar menyatakan dalam pengumuman terpisah pada Jumat malam bahwa keputusan tersebut akan menyebabkan kerugian bersih pada laporan keuangan kuartal ketiga yang berakhir September. Meski demikian, secara keseluruhan perusahaan tetap memperkirakan akan membukukan laba untuk tahun fiskal 2025. Wilmar juga tengah mempertimbangkan pengajuan peninjauan kembali atas putusan MA.

    Dalam pernyataan sehari sebelumnya, Wilmar menegaskan menghormati keputusan pengadilan, namun menyatakan tindakan yang diambil saat krisis minyak goreng dilakukan “sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dengan itikad baik.”

    Sementara itu, Permata Hijau Group dan Musim Mas Group belum memberikan pernyataan terkait putusan tersebut.

    Reaksi pasar terhadap keputusan pengadilan pun cukup signifikan. RHB Research menurunkan peringkat saham Wilmar menjadi “jual” dan memangkas target harga menjadi S$2,50 (US$1,90) karena memperkirakan hilangnya dana jaminan akan memangkas proyeksi laba Wilmar pada 2025 hingga 65%.

  • Shell Dikabarkan Hengkang dari Indonesia Mulai 2026? Manajemen Bilang Begini

    Shell Dikabarkan Hengkang dari Indonesia Mulai 2026? Manajemen Bilang Begini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Shell dikabarkan akan hengkang dari Indonesia mulai 2026. Bagaimana faktanya?

    Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, mengatakan yang akan dilakukan adalah akuisisi kepemilikan bisnis SPBU Shell. Target transaksinya 2026.

    “Pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada peraturan penerimaan dan diharapkan selesai pada tahun 2026,” kata Susi dikutip dari Bloomberg Technoz, Sabtu (27/9/2025).

    Ia menegaskan, pengambilalihan bisnis ritel tersebut hanya mencakup SPBU, tetapi tidak termasuk lini bisnis pelumas. Karenanya, proses transaksi ditargetkan tuntas tahun depan.

    “Pengalihan kepemilikan bisnis [SPBU] ini tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia,” ujarnya Juni lalu.

    Perusahaan juga menegaskan merek dagang Shell tetap akan berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, setelah penandatanganan kepemilikan aset.

    Oleh karena itu, perjanjian lisensi tersebut mengizinkan penerima lisensi hak untuk menggunakan merek Shell sesuai dengan standar Shell di wilayah tersebut. Hal ini memungkinkan penerima lisensi untuk mendapatkan keuntungan dari nilai merek.

    Unit bisnis yang dilepas Shell di Indonesia mencakup jaringan SPBU yang tersebar di 200 lokasi, lebih dari 160 SPBU yang dimiliki langsung oleh perusahaan. Shell juga memiliki terminal BBM di Gresik, Jawa Timur.

    Di sisi lain, Sefas Group merupakan distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia sampai saat ini. Berdasarkan laman resmi perusahaan, Sefas mendistribusikan pelumas Shell kepada lebih dari 6.000 pelanggan yang tersebar di 21 lokasi sejak berdiri pada tahun 1997.

  • Paradoks Jokowi di Panggung Global: Antara Citra dan Realitas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 September 2025

    Paradoks Jokowi di Panggung Global: Antara Citra dan Realitas Nasional 27 September 2025

    Paradoks Jokowi di Panggung Global: Antara Citra dan Realitas
    Direktur Indonesian Society Network (ISN), sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Founder IndoEast Network (2019), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Executive Committee National Olympic Academy (NOA) of Indonesia (sejak 2023). Alumni FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006), IVLP Amerika Serikat (2009) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Saat ini sedang menyelesaikan studi Kajian Ketahanan Nasional (Riset) Universitas Indonesia, juga aktif mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Dapat dihubungi melalui email: ikhsan_tualeka@yahoo.com – Instagram: @ikhsan_tualeka
    KABAR
    bahwa Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, resmi bergabung sebagai anggota “Global Advisory Board Bloomberg New Economy” sontak memancing atensi publik.
    Kedengarannya memang megah. 
    Kompas.com
    , 22 September 2025, bahkan menurunkan berita dengan judul “Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasehat Global Bloomberg New Economy”.
    Ulasannya menarik, dengan menempatkan Jokowi sejajar dengan tokoh-tokoh yang ikut menentukan arah percakapan dunia.
    Namun, apakah betul demikian?
    Jika mau ditelisik lebih jauh, penunjukan ini lebih banyak bicara atau didasarkan soal citra ketimbang substansi.
    Mari kita letakkan kursi ini pada konteks yang tepat. “Bloomberg New Economy” bukanlah satu forum strategis pengambilan keputusan global.
    Jangan sampai membayangkannya seperti PBB, bukan pula setingkat G20, bahkan tidak setara dengan World Economic Forum di Davos.
    Bloomberg New Economy
    lebih menyerupai satu klub eksklusif, diinisiasi oleh media keuangan raksasa, dengan agenda diskusi besar, tapi tanpa kewajiban nyata untuk melahirkan kesepakatan.
    Kehadirannya boleh di kata lebih banyak untuk pencitraan. Sebuah panggung yang mempertemukan elite bisnis, politik, dan akademisi dalam kemasan prestisius.
    Dengan kata lain, posisi ini tidak lebih dari kursi kehormatan, bukan ruang pengaruh strategis.
    Penunjukan Jokowi jelas membawa simbolisme, tapi tidak otomatis menambah bobot diplomasi Indonesia di pentas internasional.
    Lalu, apa yang sebenarnya membuat Jokowi menarik bagi forum seperti ini? Jawabannya terletak pada satu hal: stabilitas dalam paradoks.
    Sepuluh tahun ia memimpin, Indonesia mengalami ledakan pembangunan infrastruktur, sekaligus lonjakan utang negara yang luar biasa, hingga lebih dari tiga kali lipat.
    Uniknya, di tengah beban fiskal yang meningkat tajam, Indonesia tetap menjaga peringkat
    investment grade
    dan kepercayaan pasar.
    Dari perspektif pasar global, ini prestasi. Bisa menambah utang tanpa menimbulkan gejolak.
    Namun, jika kita menengok dari dalam negeri, narasi ini penuh kontradiksi atau paradoks. Utang yang melonjak itu tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
    Faktanya, banyak proyek infrastruktur justru menyisakan beban fiskal dan masalah sosial, mulai dari pembengkakan biaya, dampak lingkungan, hingga ketidakmerataan manfaat.
    Kereta cepat Whoosh adalah contoh nyata yang tak terbantahkan. Proyek ini menghadapi utang besar mencapai sekitar Rp 116 triliun (7,2 miliar dollar AS), yang sebagian besar berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).
    Beban bunga tahunan dari utang ini diperkirakan mencapai Rp 2 triliun. Hal ini menyebabkan kerugian yang terus berlanjut bagi konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang pada semester I 2025 mencapai sekitar Rp 1,6 triliun.
    Itu baru satu proyek. Belum lagi kalau kita mau bahas soal Ibukota Nusantara (IKN), Bandara Kertajati, LRT Sumatera Selatan dan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) lainnya yang terkesan tanpa perencanaan yang jelas dan lebih mengakomodasi kepentingan elite atau oligarki.
    Lebih jauh dan dampak jangka pendeknya, Jokowi memang meninggalkan warisan stabilitas ekonomi, tetapi dengan harga mahal. Salah satunya adalah penyusutan kualitas demokrasi.
    Laporan berbagai lembaga internasional menunjukkan penurunan indeks demokrasi, pelemahan peran oposisi, dominasi oligarki, hingga berkurangnya ruang kebebasan sipil.
    Pemilu 2024 menjadi puncak dari paradoks itu. Stabilitas politik yang dipuji pasar global justru lahir dari praktik yang bagi banyak pihak dinilai sebagai manipulasi aturan dan rekayasa kekuasaan.
    Ironi kemudian muncul ketika figur dengan catatan telah berkontribusi bagi demokrasi yang kian suram di negaranya sendiri justru diangkat sebagai penasihat global.
    Pertanyaan mendasar pun patut diajukan: apakah dunia benar-benar membutuhkan model kepemimpinan yang menukar demokrasi dengan stabilitas fiskal?
    Jika ya, maka kita sedang berjalan ke arah yang keliru—menormalisasi otoritarianisme pragmatis sebagai jalan keluar bagi negara berkembang, yang kemudian meninggalkan cacat bawaan.
    Perbandingan dengan pemimpin lain bisa mempertegas ironi ini. Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, misalnya, aktif dalam berbagai forum internasional pasca-jabatannya, tetapi kontribusinya jelas, berbagi pengalaman dalam kebijakan luar negeri dan reformasi institusional.
    Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pendahulu Jokowi, juga kerap diundang ke forum global, terutama terkait isu demokrasi, perdamaian, dan perubahan iklim—tema yang memang ia dorong selama satu dekade pemerintahannya.
    Bahkan sosok seperti Mahathir Mohamad di Malaysia yang sudah sangat sepuh, masih terus mengisi forum global. Ia memang diakui di berbagai forum internasional karena gagasan politik luar negerinya yang kritis terhadap Barat.
    Dibandingkan itu semua, posisi Jokowi tampak berbeda. Ia tidak dikenal karena gagasan besar, visi global, atau terobosan diplomatik, melainkan karena kemampuannya menjaga keseimbangan politik domestik sambil mengelola fiskal yang berat.
    Artinya, dalam konteks ini yang dijual bukanlah visi dunia, melainkan trik teknokratis. Yaitu bagaimana menambah utang luar negeri tanpa kehilangan legitimasi politik di dalam negeri.
    Forum seperti
    Bloomberg New Economy
    tentu saja menyukai narasi semacam ini. Namun sekali lagi, itu tidak otomatis menjadikan Jokowi tokoh berpengaruh secara strategis. Karena yang dirayakan adalah citra, bukan substansi.
    Indonesia memang bisa berbangga bahwa nama presidennya diundang ke panggung global. Namun kebanggaan itu sebaiknya tidak menutup mata bahwa pencapaian yang dipuji dunia sering kali adalah sisi yang problematis di dalam negeri.
    Kursi di
    Bloomberg New Economy
    lebih tepat dibaca sebagai refleksi paradoks Jokowi sendiri. Ia barangkali stabil di mata pasar, tapi meninggalkan demokrasi yang rapuh di Tanah Air.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita di Balik Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy

    Cerita di Balik Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy

    Jokowi telah resmi ditunjuk sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy. Penunjukan bergengsi ini diumumkan pada 9 April 2025 di New York, Amerika Serikat (AS).

    Jokowi akan bergabung dengan 21 tokoh global lainnya yang memiliki rekam jejak kepemimpinan luar biasa di berbagai sektor.

    Para anggota dewan penasihat ini berasal dari kalangan bisnis, pemerintahan, dan institusi multilateral, membentuk sebuah forum elite yang bertujuan mencari solusi atas tantangan ekonomi global.

     

  • Krisis Tambang Freeport Guncang Pasar Tembaga Global

    Krisis Tambang Freeport Guncang Pasar Tembaga Global

    Bisnis.com, JAKARTA – Insiden luncuran material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave berimplikasi besar terhadap kinerja operasi PT Freeport Indonesia dan membuat pasar tembaga global mengetat.

    Freeport-McMoRan Inc (FCX), induk PT Freeport Indonesia (PTFI), mengumumkan kondisi force majeure kepada mitra komersialnya atas pasokan tembaga dari tambang Grasberg, yang merupakan tambang tembaga terbesar kedua di dunia.

    Produksi dari tambang PTFI telah dihentikan sementara sejak insiden luncuran material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave mine (GBC) pada 8 September 2025.

    Adapun, cebakan bijih GBC mewakili 50% dari estimasi cadangan terbukti dan terkira PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas PTFI hingga 2029.

    Berdasarkan analisis awal, dampak dari insiden tersebut akan menunda produksi secara signifikan dalam jangka pendek atau pada kuartal IV/2025 dan sepanjang 2026. Hal ini seiring penyelesaian perbaikan dan dimulainya pemulihan operasi secara bertahap.

    Freeport bahkan memperkirakan operasi tambang GBC baru dapat pulih sepenuhnya pada 2027.

    “Pemulihan ke tingkat produksi sebelum insiden berpotensi tercapai pada 2027,” jelas manajemen FCX melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (26/9/2025).

    PTFI memperkirakan bahwa tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak dapat memulai kembali operasinya pada pertengahan kuartal IV/2025. Alhasil, penjualan tembaga dan emas PTFI diperkirakan akan turun pada kuartal IV/2025. Padahal, perusahaan sebelumnya memperkirakan penjualan tembaga dan emas masing-masing bisa mencapai 445 juta pound dan 345.000 ounce pada kuartal IV/2025.

    Sementara itu, restart dan peningkatan bertahap tambang GBC diperkirakan akan dimulai pada semester I/2026.

    Pada paruh pertama 2026, pemulihan bertahap GBC diperkirakan dapat dimulai di tiga blok produksi. Tiga blok itu yakni PB2 dan PB3, disusul blok ketiga PB1S pada paruh kedua 2026, serta sisanya dari PB1C pada 2027.

    Menurut FCX, jadwal ini ditargetkan untuk mengembalikan produksi ke estimasi sebelum insiden pada 2027.

    Dalam skenario pemulihan bertahap ini, yang masih bergantung pada banyak faktor dan dapat berubah, produksi PTFI pada 2026 berpotensi sekitar 35% lebih rendah dibandingkan estimasi sebelum insiden. Adapun, estimasi sebelumnya sekitar adalah 1,7 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas.

    “PTFI akan mengoptimalkan rencana produksi seiring evaluasi lanjutan. Proyek-proyek investasi akan ditinjau dan dikelola untuk memprioritaskan sumber daya yang dibutuhkan dalam pemulihan produksi yang aman,” kata FCX.

    Selain itu, PTFI berencana mengamankan pemulihan kerugian melalui polis asuransi properti dan gangguan bisnis senilai hingga US$1 miliar (dengan batas US$700 juta khusus untuk insiden bawah tanah), setelah potongan US$500 juta.

    “Akibat insiden dan dampaknya terhadap operasi, PTFI memberi tahu mitra komersial mengenai kondisi force majeure sesuai dengan ketentuan kontraknya,” jelas FCX.

    Harga Tembaga Terbang

    Insiden tambang Freeport mengetatkan pasokan tembaga global di tengah meningkatnya kebutuhan logam tersebut seiring tren transisi energi dan berkembangnya kecerdasan buatan (AI).

    Mengutip Bloomberg, pernyataan force majeure FCX pun mengejutkan banyak pelaku pasar dan membuat harga tembaga di London Metal Exchange melonjak, dengan penutupan harga naik sebesar 3,6%.

    Harga kontrak berjangka tembaga melanjutkan kenaikan ke level US$10.400 per ton pada perdagangan Kamis (26/9/2025), mendekati rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$11.104,50 pada Mei 2024.

    “Skala ini sangat signifikan. Kejadian ini terjadi saat pasokan tembaga sudah cukup ketat. Dengan kondisi lain yang sama, hal ini membawa kita ke rezim harga yang baru dan lebih tinggi daripada yang sebelumnya diperkirakan,” ujar Helen Amos, analis di BMO Capital Markets.

    Gangguan terhadap pasokan tembaga global telah terjadi selama beberapa bulan terakhir. Pada Mei, aktivitas seismik menyebabkan banjir di sebuah tambang milik Ivanhoe Mines Ltd. di Republik Demokratik Kongo. Pada Juni, gangguan di pelabuhan dan pabrik yang tidak terkait terjadi pada dua operasi Teck Resources Ltd. di Chile. Sebuah kecelakaan fatal pada Juli di tambang Codelco di Chile menghentikan aktivitas di sana selama lebih dari 1 pekan.

    Bersamaan dengan meningkatnya permintaan, kendala-kendala tersebut membuat bank-bank Wall Street seperti Goldman Sachs Group Inc. dan Citigroup Inc. memperkirakan harga tembaga akan melonjak hingga US$15.000 dan US$13.000 per ton, secara berturut-turut.

    Gangguan pasokan bukan hal yang asing di pasar tembaga. Ketika First Quantum Minerals Ltd. menutup tambang Cobre Panama pada akhir 2023 akibat protes dan perselisihan dengan pemerintah, penutupan tersebut menurunkan sekitar 1,5% dari pasokan tembaga global. Namun tahun ini, kondisi pasar jauh lebih ketat.

    “Pada akhir 2023, semua orang melihat pasar tembaga cukup terpasok dengan baik memasuki 2024, sementara sekarang kita jelas sudah mengalami defisit,” kata Amos.

    Dia memperkirakan pasar tembaga rafinasi dunia kemungkinan akan mengalami defisit sekitar 300.000 ton tahun ini.

    “Tergantung berapa lama kondisi ini berlangsung, defisit akan semakin besar,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities. Ia menambahkan, stok tembaga yang tersimpan harus diambil untuk memenuhi permintaan.

    Gangguan pasokan tahun ini dan dampaknya terhadap harga menyoroti kurangnya investasi di sektor pertambangan tembaga selama 1 dekade terakhir. Para penambang tetap disiplin secara finansial setelah periode agresif dalam penggabungan usaha yang menyebabkan miliaran dolar kerugian dan membuat investor frustrasi.

    Jika masalah di Grasberg terus berlanjut, hal ini akan semakin memperketat pasokan tembaga semi-proses untuk pabrik peleburan yang memproduksi tembaga rafinasi — serta memberikan kekuatan harga lebih besar kepada pesaing Freeport. Pabrik peleburan saat ini kesulitan mendapatkan bahan baku dan sudah membayar lebih mahal, dan harga tersebut bisa berimbas pada rantai pasokan global untuk produk-produk yang menggunakan logam ini.

    Proses Evakuasi Pekerja Freeport

    Sementara itu, PTFI masih melakukan upaya pencarian terhadap lima pekerja yang masih dinyatakan hilang akibat insiden luncuran material basah, sedangkan dua orang telah ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia pada 20 September 2025.

    “Kami berduka atas rekan-rekan kerja kami yang menjadi korban dalam insiden tragis ini dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta dan yang masih dalam pencarian. Kami baru-baru ini mengunjungi lokasi kejadian untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban serta menyampaikan apresiasi atas upaya luar biasa dari organisasi PTFI dan tim tanggap darurat,” ujar Chairman of the Board FCX Richard C. Adkerson dan Presiden dan Chief Executive Officer FCX Kathleen Quirk.

    Dalam insiden tersebut, sekitar 800.000 metrik ton material basah tiba-tiba masuk ke dalam area tambang dan bergerak cepat ke beberapa level tambang, termasuk level servis di mana para anggota tim yang hilang sedang melakukan kegiatan pengembangan.

    Sebagai langkah prioritas pencarian, operasi penambangan di distrik mineral Grasberg telah ditangguhkan sementara sejak 8 September 2025.

    PTFI telah memulai investigasi untuk mengidentifikasi penyebab insiden ini, yang bersifat luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah panjang operasi block caving PTFI. Tim investigasi ini melibatkan para ahli eksternal dan akan melakukan analisis akar penyebab serta memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. PTFI menargetkan investigasi ini akan selesai pada akhir 2025.

    PTFI juga bekerja sama secara erat dengan otoritas pemerintah Indonesia, yang saat ini sedang melakukan peninjauan atas insiden ini dan memantau jalannya operasi pencarian.

    Secara paralel, PTFI juga akan menyelesaikan penilaian terhadap kerusakan pada peralatan bergerak, infrastruktur rel, saluran bijih, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, dan infrastruktur pendukung lainnya.