Perusahaan: Bloomberg

  • Australia-Selandia Baru Percepat Integrasi Pasar Tunggal, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

    Australia-Selandia Baru Percepat Integrasi Pasar Tunggal, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Australia dan Selandia Baru sepakat mempercepat implementasi Single Economic Market atau ekonomi pasar tunggal, sebuah inisiatif ambisius yang bertujuan mengintegrasikan ekonomi kedua negara dan menghapus hambatan bagi dunia usaha.

    Dilansir dari Bloomberg, kesepakatan tersebut diumumkan oleh Menteri Perdagangan Australia Don Farrell dan Menteri Perdagangan Selandia Baru Todd McClay dalam pernyataan bersama setelah pertemuan bilateral di Monarto, Australia Selatan pada Sabtu (4/10/2025).

    Dalam kesempatan itu, pemerintah Australia dan Selandia Baru sepakat untuk mempercepat penyelarasan regulasi dan standar usaha agar perusahaan dapat beroperasi lebih mudah di kedua pasar. 

    “Langkah ini bertujuan menyederhanakan proses perdagangan, investasi, dan ekspansi bisnis, tidak hanya antara kedua negara, tetapi juga di kawasan yang lebih luas,” ujar McClay.

    Selain membahas integrasi ekonomi, Farrell dan McClay menyoroti meningkatnya ketidakpastian global yang berdampak pada perdagangan dan investasi regional. Keduanya menegaskan kembali komitmen terhadap pasar terbuka dan sistem perdagangan multilateral berbasis aturan sebagai fondasi stabilitas ekonomi kawasan.

    Dalam pertemuan tersebut, Australia dan Selandia Baru juga sepakat mendorong reformasi ambisius terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), terutama dalam mekanisme pengambilan keputusan, penyusunan aturan baru, dan penegakannya.

    Menkeu Australia Hubungi Purbaya

    Dalam perkembangan lain, Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers melakukan panggilan telepon pertama dengan Menteri Keuangan Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa untuk memperkuat kemitraan ekonomi strategis untuk menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin tidak pasti.

    Chalmers menjelaskan bahwa hubungan kedua negara memiliki arti strategis di tengah meningkatnya tekanan eksternal terhadap ekonomi global.

    “Australia memiliki persahabatan dan kemitraan strategis yang erat dengan Indonesia, dan kerja sama kita semakin penting di tengah meningkatnya ketidakpastian global,” ujar Chalmers dalam pernyataan resmi, Jumat (3/10/2025).

    Dalam pembicaraan tersebut, kedua menteri membahas langkah konkret untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Keduanya juga berbagi pandangan tentang prospek ekonomi global, respons terhadap gejolak pasar, serta strategi penciptaan lapangan kerja di masing-masing negara.

    Chalmers menyoroti keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam penerbitan Kangaroo Bond atau Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar Australia. Dia menilai penerbitan Kangaroo Bond itu mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang solid.

    “Indonesia memainkan peran kunci bagi Australia melalui Southeast Asia Economic Strategy, dan tidak ada negara yang lebih penting bagi Australia,” tegasnya.

    Menurut Chalmers, komunikasi awal ini menjadi fondasi penting untuk membangun hubungan yang lebih erat di bidang fiskal dan investasi. Panggilan tersebut, sambungnya, menjadi kesempatan besar bagi kedua bendahara negara itu saling mengenal.”Saya menantikan pertemuan rutin dengan Menteri Purbaya untuk membahas peluang ekonomi bersama,” ujarnya.

  • Ekonomi Negeri Jiran Ini Diramal Melonjak 8,22% Kuartal III/2025, Kapan RI?

    Ekonomi Negeri Jiran Ini Diramal Melonjak 8,22% Kuartal III/2025, Kapan RI?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi negara tetangga RI, Vietnam, diperkirakan tumbuh 8,22% secara tahunan pada kuartal III/2025, didorong oleh lonjakan aktivitas di sektor manufaktur dan jasa. 

    Menteri Keuangan Vietnam Nguyen Van Thang menyebutkan sektor manufaktur mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu 10%, seiring peningkatan ekspor dan pemulihan rantai pasok global.

    Sementara dalam periode Januari–September 2025, pertumbuhan ekonomi Vietnam diperkirakan mencapai 7,84%. Di samping itu, inflasi pada September tercatat di level 3,38%.

    “Kinerja industri dan konsumsi domestik tetap kuat meskipun tekanan eksternal meningkat,” tulis Thang dalam laman resmi pemerintah, dikutip dari Bloomberg, Minggu (5/10/2025).

    Sektor pertambangan yang sebelumnya tertekan akibat pelemahan harga komoditas kini mulai pulih, tumbuh 9,8% pada kuartal III/2025. Di sisi lain, sektor jasa mencatat ekspansi 8,54%, ditopang oleh peningkatan pariwisata dan konsumsi masyarakat.

    Pemerintah Vietnam menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 di kisaran 8,3% hingga 8,5%, angka yang ambisius di tengah ketidakpastian global dan dampak kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

    Adapun, Presiden Donald Trump telah memberlakukan tarif 20% terhadap sejumlah produk ekspor Vietnam, yang berpotensi menekan kinerja perdagangan luar negeri.

    Kendati demikian, otoritas Hanoi berkomitmen menjaga momentum ekonomi dengan memperkuat investasi dan mendorong konsumsi domestik. Pemerintah juga menyiapkan strategi jangka menengah untuk mengembangkan sumber pertumbuhan baru, termasuk transformasi digital dan teknologi tinggi.

    Sementara itu, dalam laporan edisi September 2035, Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan ekonomi Vietnam tumbuh 6,7% sepanjang tahun ini. Angka itu menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,9% sepanjang 2025. 

    Presiden RI Prabowo Subianto berambisi membawa pertumbuhan RI mencapai 8% pada periode pemerintahannya 2024-2029. Berbagai program prioritas dipacu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai angka 8%. 

  • Produsen Mobil Prancis Renault Berencana PHK 3.000 Karyawan

    Produsen Mobil Prancis Renault Berencana PHK 3.000 Karyawan

    Bisnis.com, JAKARTA—Gelombang PHK di sektor otomotif dunia berlanjut dengan kabar pemangkasan karyawan yang akan dilakukan produsen asal Prancis, Renault.

    Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (4/10/2025), Renault SA tengah mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 3.000 posisi di seluruh dunia, mengacu pada situs berita Prancis l’Informe.

    Rencana tersebut akan mengurangi pekerjaan di layanan pendukung, termasuk sumber daya manusia (SDM), keuangan, dan pemasaran, sebesar 15%. Sayangnya, Renault tidak langsung berkomentar ketika dihubungi Bloomberg.

    Namun, dalam tanggapannya kepada AFP, perusahaan belum bisa menyampaikan jumlah pasti PHK karena hal ini masih dalam pertimbangan. Renault pun menambahkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan cara-cara untuk menyederhanakan, mempercepat pelaksanaan, dan mengoptimalkan biaya tetap.

    Langkah ini sejalan dengan kebijakan yang ditempuh produsen mobil Swedia, Volvo Car AB yang merencanakan PHK massal untuk mengurangi biaya produksi, demi mengimbangi permintaan yang lesu dan menjaga laba.

    Pihak Volvo menyampaikan pada Senin (26/5/2025) bahwa langkah itu akan memengaruhi sekitar 3.000 posisi, termasuk 1.000 konsultan. Pabrikan itu mempekerjakan sekitar 43.800 orang secara global, lebih dari setengahnya di Swedia.

    Volvo akan menanggung biaya restrukturisasi hingga 1,5 miliar kronor Swedia (sekitar US$140 juta) yang akan memengaruhi kinerja kuartal II/2025 perusahaan itu. Pemotongan terbaru memengaruhi 1.200 karyawan di Swedia, 1.000 posisi saat ini diisi oleh konsultan—sebagian besar juga di Swedia—dan sisanya di pasar lain, kata perusahaan itu.

    “[Langkah tersebut] sangat penting bagi kami untuk menciptakan perusahaan yang secara struktural lebih efisien dan tangguh”, kata CFO Volvo, Fredrik Hansson.

    Terakhir kali Volvo mengumumkan pengurangan tenaga kerja pada 2023, ketika perusahaan memperingatkan bahwa sebanyak 1.300 pekerjaan kerah putih di Swedia terancam. Akhirnya, perusahaan tersebut menghilangkan sekitar 700 posisi, kata seorang juru bicara Senin (26/5/2025).

  • BYD Bakal Ungguli Tesla hingga Akhir Tahun

    BYD Bakal Ungguli Tesla hingga Akhir Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Tesla Inc. memang mencatatkan rekor jumlah penjualan kendaraan pada kuartal lalu, tetapi BYD Co. diperkirakan tetap mengungguli perusahaan yang dipimpin Elon Musk tersebut, setidaknya dalam kurun waktu empat kuartal tahun ini.

    Melansir dari Bloomberg, Sabtu (4/10/2025), analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan BYD mengungguli Tesla dalam penjualan sepanjang tahun dengan selisih yang signifikan. BYD diperkirakan mengirimkan sekitar 2,17 juta kendaraan listrik baterai, sementara perkiraan rata-rata untuk Tesla adalah 1,61 juta mobil.

    Dari data Bloomberg, pengiriman BYD mendekati 600.000 unit sedangkan Tesla hampir 500.000 unit. Kendati demikian, perusahaan milik Wang Chuanfu ittu mencatat penurunan penjualan total pertamanya dalam 18 bulan.

    BYD tercatat kehilangan momentum di pasar domestiknya, saat pembuat kebijakan makin khawatir tentang persaingan yang merusak. Pemerintah China berusaha untuk meredam praktik persaingan yang berlebihan di pasar otomotif terbesar di dunia, di mana produsen telah terlibat dalam perang harga yang tak henti-hentinya sejak awal 2023. BYD berada di garis depan tren diskon dan pada akhir Agustus melaporkan penurunan laba kuartalan sebesar 30% yang mengejutkan.

    BYD sejak itu menurunkan target penjualannya untuk tahun ini menjadi 4,6 juta kendaraan listrik dan plug-in hybrid, hampir 1 juta unit lebih rendah dari target sebelumnya.

    Tantangan turut dihadapi Tesla berupa penghentian insentif pajak oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk pembelian kendaraan listrik. Hal itu akan berimbas pada penurunan penjualan tahunan untuk kedua kalinya berturut-turut. Meskipun telah mengirimkan 497.099 kendaraan pada kuartal ketiga, penjualan turun hampir 6% selama sembilan bulan pertama tahun ini. 

    Kendaraan listrik kini diperkirakan akan kehilangan daya tariknya di AS—pasar terbesar perusahaan—karena kredit pajak federal sejumlah US$7.500 akan berakhir pada akhir September.

    Musk telah memperingatkan bahwa Tesla dapat menghadapi beberapa kuartal yang sulit setelah kehilangan insentif AS. Meskipun Musk lebih fokus pada pengembangan mobil otonom dan robot humanoid, dia juga mengakui bahwa otonomi belum menyumbang banyak terhadap kas perusahaan dan masih samar tentang kemajuan Tesla dalam komersialisasi robot Optimus.

     

     

  • Pasokan Ketat, Harga Daging Global Reli ke Rekor Tertinggi

    Pasokan Ketat, Harga Daging Global Reli ke Rekor Tertinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga daging global mencapai rekor tertinggi baru pada September karena menyusutnya jumlah ternak sapi AS tidak mampu memenuhi permintaan daging sapi yang kuat. Harga daging telah mengalami reli bulanan terpanjang sejak 2021.

    Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), indeks yang melacak biaya komoditas daging naik 0,7%, menandai kenaikan bulanan kedelapan berturut-turut.

    Reli ini sebagian besar didorong oleh daging sapi, dengan jumlah ternak sapi AS mencapai titik terendah dalam beberapa dekade, harga yang lebih tinggi di Brasil, dan kekhawatiran akan hama ulat ulir yang mematikan di Meksiko.

    Hal ini mendorong harga komoditas pangan global mencapai titik tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada Juli, memicu tekanan inflasi bagi konsumen dan pembuat kebijakan.
    Bulan lalu, Bank Sentral Eropa mencatat bahwa harga pangan naik lebih cepat daripada inflasi secara umum, sementara Konsorsium Ritel Inggris mengatakan biaya tenaga kerja dan energi yang lebih tinggi terus menaikkan harga input bagi banyak petani.

    “Di AS, persediaan domestik yang terbatas dan perbedaan harga yang menguntungkan terus mendorong impor, terutama dari Australia, di mana harga naik,” kata FAO dalam sebuah laporan, melansir Bloomberg, Jumat (3/10/2025).

    Harga daging Brasil juga meningkat, didorong oleh permintaan global yang kuat, mengimbangi berkurangnya akses ke AS setelah pengenaan tarif yang lebih tinggi.

    Daging merupakan satu-satunya kelompok komoditas pangan utama yang dipantau FAO yang mengalami peningkatan pada September, juga didorong oleh harga daging domba yang lebih tinggi.

    Indeks pangan secara keseluruhan sedikit menurun, dengan harga biji-bijian, minyak sayur, susu, dan gula yang semuanya turun.

  • Apple Setop Garap Vision Pro Murah, Ini Alasannya

    Apple Setop Garap Vision Pro Murah, Ini Alasannya

    Jakarta

    Apple disebut menghentikan pengembangan versi murah dari headset Vision Pro demi mempercepat produksi kacamata pintar yang akan bersaing langsung dengan perangkat milik Meta. Keputusan ini pertama kali diungkap Bloomberg, mengutip sumber internal yang mengetahui perubahan strategi tersebut.

    Sebelumnya, Apple berencana merilis varian Vision Pro yang lebih ringan dan terjangkau dengan kode nama N100 pada tahun 2027. Namun, pekan lalu perusahaan memberi tahu karyawannya bahwa proyek itu dihentikan dan sebagian besar tim dialihkan ke pengembangan kacamata pintar.

    Langkah ini muncul setelah Vision Pro –yang dijual seharga USD 3.499 dan diluncurkan Februari 2024– gagal mempertahankan momentum. Minimnya konten arus utama dan persaingan dari headset mixed-reality yang jauh lebih murah seperti Meta Quest menjadi faktor utama.

    Apple kini mengerjakan dua tipe kacamata pintar:

    Model pertama (kode N50) tidak memiliki layar dan bergantung pada iPhone. Perangkat ini ditargetkan diumumkan paling cepat tahun depan dan dirilis pada 2027.Model kedua akan dilengkapi layar internal dan diproyeksikan meluncur pada 2028. Namun Apple disebut berupaya mempercepat pengembangannya agar bisa menandingi Meta Ray-Ban Display.

    Kedua kacamata pintar Apple akan mengandalkan interaksi suara dan teknologi kecerdasan buatan sebagai antarmuka utama.

    Persaingan di sektor ini makin sengit setelah Meta pada September lalu memperkenalkan kacamata pintar konsumen seharga USD 800 yang sudah memiliki layar built-in serta pengendali berbasis gelang. Meta juga bekerja sama dengan Oakley lewat lini Vanguard yang ditujukan untuk atlet.

    Di luar perangkat XR, Apple juga tengah berada dalam sorotan karena dinilai lambat dalam adopsi AI. Pada acara peluncuran produk bulan lalu, perusahaan merilis lini iPhone terbaru dan iPhone Air yang lebih tipis, namun tidak banyak menunjukkan strategi AI untuk menyaingi Google dan model Gemini di ponsel Pixel.

    Apple menolak memberi komentar ketika dimintai tanggapan oleh Reuters terkait laporan perubahan arah strateginya ini.

    (asj/asj)

  • Tertekan Perang Harga Sengit, Penjualan BYD di China Turun

    Tertekan Perang Harga Sengit, Penjualan BYD di China Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan bulanan raksasa kendaraan listrik BYD Co., turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 18 bulan, di tengah perang harga dan persaingan yang sengit di pasar China.

    Pengiriman pada September 2025 turun 5,5% dari tahun sebelumnya menjadi 396.270 unit, menandai kontraksi pertama BYD sejak Februari 2024. Jika fluktuasi di sekitar liburan Tahun Baru Imlek tidak diperhitungkan, ini akan menjadi penurunan pertama sejak 2020, ketika Covid mengganggu rantai pasokan.

    Melansir Bloomberg, Kamis (2/10/2025), penurunan ini terjadi ketika perusahaan memangkas target penjualannya tahun ini sebesar 16% menjadi 4,6 juta unit, meskipun seorang eksekutif senior mengatakan langkah tersebut mencerminkan respons gesit BYD terhadap perubahan pasar dan target yang direvisi tetap merupakan sebuah pencapaian.

    Terlepas dari hasil tersebut, saham BYD yang diperdagangkan di Hong Kong naik sebanyak 2,9% pada Kamis (2/10/2025) pagi.

    Momentum BYD mungkin melambat, tetapi kemungkinan besar mereka masih mengirimkan lebih banyak kendaraan bertenaga baterai daripada Tesla Inc. dari Amerika, yang akan melaporkan angka pengiriman kuartal ketiganya pada hari Kamis nanti.

    Menurut konsensus Bloomberg, perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini diperkirakan telah mengirimkan sekitar 439.600 mobil. Angka tersebut lebih rendah dari 582.522 unit EV yang telah terjual BYD dalam periode yang sama.

    Dengan September dan Oktober yang biasanya merupakan bulan-bulan sibuk bagi pasar otomotif di China, BYD dan para pesaingnya kemungkinan akan berupaya memaksimalkan kuartal terakhir untuk memenuhi target penjualan tahunan mereka.

    Pajak pembelian untuk beberapa EV tertentu akan kembali diberlakukan secara bertahap mulai 2026, yang mendorong para analis memperkirakan peningkatan pengiriman karena konsumen ingin memanfaatkan keringanan pajak tersebut sebelum masa berlakunya berakhir.

    Sebaliknya, Geely Automobile Holdings dengan cepat mengejar pesaingnya dengan menjual 273.125 unit pada September, menunjukkan pertumbuhan sebesar 35% dibandingkan tahun sebelumnya. Grup ini sedang menjalani restrukturisasi untuk bersaing lebih baik dengan BYD, termasuk privatisasi merek Zeekr EV-nya, yang sedang dalam proses penarikan dari Bursa Efek New York.

    Merek lain yang juga menikmati lonjakan penjualan pada September antara lain Xpeng Inc., yang mencatatkan lonjakan 95% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 41.581 unit, dan Zhejiang Leapmotor Technology Co., yang meraup kenaikan 97% menjadi 66.657 unit.

    Xiaomi Corp. terus meningkatkan produksinya setelah meluncurkan kendaraan sport utility YU7 pada Juni. Perusahaan ini mengirimkan lebih dari 40.000 unit bulan lalu, mencetak rekor.

    Analis Morgan Stanley, termasuk Tim Hsiao, mengatakan dalam sebuah catatan riset bahwa selama lonjakan penjualan akhir tahun, BYD perlu menjual rata-rata 447.000 kendaraan per bulan pada kuartal terakhir untuk mencapai target 4,6 juta unit.

    Berdasarkan data penjualan yang dirilis oleh produsen mobil sejauh ini, segmen kendaraan listrik dan hybrid China tumbuh 10% secara bulanan pada September, lebih rendah dari perkiraan analis Citi Research sebesar 15%.

    Dengan Beijing mendesak beberapa industri, termasuk sektor otomotif, untuk mengakhiri perang harga yang tidak berkelanjutan, produsen dapat kesulitan mempertahankan momentum penjualan mereka tanpa diskon besar-besaran. Namun, tekanan pemerintah tampaknya hanya berdampak terbatas pada produsen mobil.

  • Serangan China Menggila, RI Bisa Kena Dampaknya

    Serangan China Menggila, RI Bisa Kena Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok peretas (hacker) asal China dilaporkan telah membobol server email Kementerian Luar Negeri di berbagai belahan dunia. Serangan canggih tersebut merupakan bagian dari kampanye jangka panjang yang menargetkan komunikasi diplomatik di seluruh dunia.

    Laporan ini diungkap tim peneliti dari firma keamanan siber Palo Alto Networks, khususnya divisi ancaman intelijen yang dinamai ‘Unit 42’. Tim peneliti menyebut penyerang mengakses server email ‘Microsoft Exchange’ di beberapa negara, memungkinkan mereka mengulik informasi yang bersifat sensitif.

    Dikutip dari BusinessToday, Rabu (1/10/2025), berdasarkan laporan Bloomberg, kelompok hacker fokus pada kata kunci spesifik yang berhubungan dengan KTT China-Arab 2022 di Riyadh.

    Hacker juga mencari informasi terkait nama-nama populer seperti Presiden China Xi Jinping dan sasng istri Peng Liyuan, terkait dengan gelaran KTT tersebut.

    Tak dibeberkan secara perinci Kementerian Luar Negeri mana saja yang terdampak. Namun, peneliti mencatat bahwa hacker menargetkan pihak-pihak yang memiliki kepentingan erat dengan China dalam urusan ekonomi dan geopolitik.

    Artinya, Indonesia bisa jadi salah satu yang terkena serangan, namun hal ini belum bisa dipastikan.

    Lion Rochberger, peneliti senior di Palo Alto Networks, menekankan signifikansi dari operasi ini. Pasalnya, kelompok hacker mengekstraksi email dari kedutaan dan operasi militer dunia dalam upaya mengumpulkan informasi intelijen.

    Kelompok hacker yang dimaksud oleh Palo Alto Networks merujuk pada geng ‘Phantom Taurus’. Namun, Kedutaan Besar China di Washington membantah keterlibatan negara dalam upaya tersebut.

    Juru bicara Liu Pengyu mengatakan peretasan merupakan masalah global yang juga dihadapi oleh China. Ia menegaskan China melawan semua bentuk penyerangan siber.

    “Ranah siber bersifat virtual, sulit dideteksi, dan melibatkan beragam oknum,” kata dia.

    “Mendeteksi sumber serangan siber adalah masalah teknis yang kompleks dan membutuhkan bukti penuh dan solid,” ia menambahkan.

    Temuan baru ini menambah daftar panjang operasi siber China yang dilakukan untuk melawan pemerintah dan industri di seluruh dunia. Pada awal bulan ini, Google melaporkan grup China telah membobol perusahaan-perusahaan teknologi AS.

    Di saat bersamaan, tersangka hacker menyamar sebagai ketua Partai Republik di Komite Khusus DPR tentang China dalam upaya mencuri data terkait negosiasi perdagangan, menurut komite tersebut.

    Operasi Phantom Taurus seringkali bertepatan dengan perkembangan geopolitik atau manuver militer, ujar Assaf Dahan, direktur intelijen ancaman di Palo Alto Networks. Laporan tersebut juga mengaitkan kelompok itu dengan aktivitas spionase yang melibatkan berbagai negara, termasuk Afghanistan dan Pakistan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Saham Teknologi Asia Diburu Asing, Pasar Negara Berkembang Reli

    Saham Teknologi Asia Diburu Asing, Pasar Negara Berkembang Reli

    Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham di pasar berkembang atau emerging market mencatat reli selama sembilan bulan berturut-turut, menjadi tren kenaikan terpanjang sejak tahun 2004.

    Hal itu seiring dengan derasnya arus masuk kapital asing dan investor yang terus mengalirkan modal ke saham teknologi Asia.

    Berdasarkan data Bloomberg,  indeks saham negara berkembang milik MSCI Inc. ditutup naik 0,5% pada Selasa (30/9/2025), mendorong imbal hasil bulanan sejauh ini menjadi 7%.

    Saham Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. yang terdaftar di Hong Kong menjadi penyumbang kenaikan terbesar bersama produsen chip Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.

    Investor sebagian besar mengabaikan laporan JOLTS yang menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS hampir tidak mengalami kenaikan pada bulan Agustus, sambil tetap mencermati potensi penutupan pemerintahan AS.

    Reli di pasar negara berkembang ini didorong oleh ekspektasi pelemahan dolar AS, pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, serta tanda-tanda pemulihan di China.

    Malcolm Dorson, Manajer Portofolio Senior dan Kepala Manajemen Aktif di Global X Management, mengingatkan bahwa tidak ada yang naik secara terus-menerus tanpa volatilitas.

    “Namun bisa jadi kita sedang menyaksikan awal dari siklus baru yang menguntungkan pasar negara berkembang,” kata Dorson, dikutip Bloomberg pada Rabu (1/10/2025).

    Adapun, saham-saham teknologi Asia mendapat dorongan dari optimisme seputar perusahaan yang terkait dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI).

    Menurut Analis Senior di Swissquote Ipek Ozkardeskaya, investor global masih relatif kurang terekspos terhadap saham China yang membuka ruang lebih lanjut untuk kelanjutan reli.

    “Saham teknologi Tiongkok, meskipun telah reli cukup kuat tahun ini, masih diperdagangkan dengan valuasi yang lebih murah dibandingkan rekan-rekan mereka di AS, di mana valuasi yang tinggi mulai menjadi kekhawatiran,” ujarnya.

    Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

  • Klarifikasi Purbaya & Tudingan Kebijakan Himbara Picu Depresiasi Rupiah

    Klarifikasi Purbaya & Tudingan Kebijakan Himbara Picu Depresiasi Rupiah

    Bisnis.com, JAKARTA — Tren depresiasi mata uang rupiah selama beberapa hari terakhir menjadi sinyal negatif bagi perekonomian. Meski demikian, pemerintah cukup optimistis bahwa tren itu hanya berlangsung sementara, dan pada akhirnya akan kembali ke batas psikologisnya. 

    Sekadar catatan bahwa nilai tukar rupiah terh ditutup menguat 0,35% ke level Rp16.680 per dolar AS pada perdagangan Senin (29/9/2025). Di level itu, rupiah melemah 1,07% dalam 1 bulan atau merosot 3,28% secara year-to-date (YtD). 

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyinggung kebijakan kenaikan deposito valas secara sepihak oleh Himbara sebagai pemicu pelemahan rupiah. Dia menyebut bahwa investor pada pekan lalu sempat terpengaruh sentimen kebijakan Himbara. Padahal, menurutnya Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tidak tahu menahu soal kebijakan tersebut. 

    Purbaya meyakini rupiah dalam beberapa waktu ke depan akan kembali menguat setelah investor mengetahui bahwa kebijakan kenaikan suku bunga deposito sampai 4% bukan bagian dari kebijakan pemerintah.

    “Jadi seharusnya rupiah akan menguat. Kalau kita lihat… artinya yang tadinya mau tukar rupiah ke dolar enggak jadi karena ternyata masih tinggi rupiah bunganya,” jelas Purbaya saat ditemui di acara Akad Massal 26.000 Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KUR FLPP) dan Serah Terima Kunci di Cileungsi, Bogor, Senin (29/9/2025). 

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

    Purbaya menjelaskan bahwa investor akan melihat prospek perekonomian dalam suatu negara untuk berinvestasi. Untuk itu, dia meyakini investor akan kembali masuk ke Indonesia dengan aliran modalnya setelah prospek ekonomi Indonesia membaik. 

    Dia mencontohkan proyek-proyek dengan multiplier effect tinggi seperti perumahan rakyat, yang baru saja dihadirinya bersama dengan Presiden Prabowo Subianto. Dia meyakini proyek-proyek serupa akan memberikan sentimen positif kepada investor untuk kembali lagi ke dalam negeri. 

    “Asing akan masuk ke sini. Ya pada saat itu terjadi rupiah akan cenderung menguat,” terangnya. 

    BI Ingatkan Investor

    Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk tetap fokus menjaga stabilitas rupiah di tengah kesibukannya ikut ‘cawe-cawe’ program pemerintah guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Otoritas moneter juga meminta investor untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. 

    Sekadar catatan bahwa, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup melemah di rentang Rp16.740-Rp16.810 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (26/9/2025).

    Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,39% atau 64,50 poin ke level Rp16.749 per dolar AS pada perdagangan Rabu (23/9/2025). Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik tipis 0,01% menuju level 97,88.

    “Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF”, kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam siaran resminya, Jumat (26/9/2025). 

    Gubernur BI Perry Warjiyo

    Perry cukup yakin seluruh upaya yang dilakukan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya. Bank Indonesia juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif, sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat tercapai dengan baik.

    Sebelumnya, Perry juga pernah mengemukakan bahwa depresiasi rupiah terjadi akibat tekanan domestik maupun global.

    Perry mengatakan bahwa penurunan terjadi beberapa hari belakangan kendati secara umum pada September 2025 menguat 0,30% dibandingkan bulan lalu yakni Agustus 2025.

    “Secara keseluruhan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada September 2025 menguat 0,30% dari Agustus 2025 meskipun minggu-minggu ini ada tekanan baik dari sisi global maupun sisi domestik,” ujarnya pada rapat Komisi XI DPR, Senin (22/9/2025).

    Rupiah Tertekan 

    Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) David Sumual menjelaskan, risiko dari langkah himbara menaikkan bunga deposit valas itu yakni semakin meningkatkan konversi lokal simpanan denominasi rupiah ke dolar. 

    “Risikonya malah bisa meng-intensify konversi lokal simpanannya ke dolar, instead of tahan foreign. Apalagi suku bunga penjaminan rupiah hanya 3.75%, di bawah suku bunga dollar yang ditawarkan,” jelas David kepada Bisnis, Kamis (25/9/2025). 

    David pun mengakui kenaikan suku bunga valas bisa memengaruhi efektivitas kebijakan Bank Indonesia (BI), yang selama ini kian akomodatif dalam mendorong transmisi penurunan suku bunga acuan ke perbankan. Harapannya, suku bunga acuan yang turun bisa turut menurunkan suku bunga kredit sehingga penyaluran pembiayaa ke sektor riil bisa lebih masif. 

    Sejak September 2024, BI sudah memangkas suku bunganya hingga 125 bps sampai ke level 4,75% bulan ini. Level bulan ini sudah menyentuh titik terendah sejak 2022 lalu. 

    David juga menyebut tekanan terhadap rupiah juga disebabkan oleh volatilitas pasar akibat ketertarikan investor terhadap imbal hasil. Sejak awal 2025, paparnya, suku bunga di banyak negara emerging markets seperti halnya Indoesia dalam tren menurun. 

    Tren kenaikan hanya terjadi di Jepang dan Brasil, di mana aset-aset di negara tersebut masih menjadi sasaran investor.  Sementara itu, aset lain seperti saham teknologi dan komoditas mencaup emas, perak, platinum hingga palladium kian menarik di tengah masih berlanjutnya ekspektasi penurunan bunga ke depan. 

    “Outflow di pasar obligasi lebih pada ekspektasi yield obligasi negara dan instrumen-instrumen investasi di atas. Sulit menahannya dengan menaikkan suku bunga dollar,” terangnya.