Perusahaan: Bloomberg

  • Imbas Trump Bahas Kenaikan Tarif, Dolar AS Melemah

    Imbas Trump Bahas Kenaikan Tarif, Dolar AS Melemah

    Jakarta, FORTUNE – Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap hampir semua mata uang utama. Hal ini imbas adanya kabar soal anggota tim ekonomi Presiden Terpilih AS Donald Trump tengah membahas kenaikan tarif secara bertahap untuk menghindari lonjakan inflasi.

    Dilansir Bloomberg pada Selasa (14/1), Indeks Spot Dolar Bloomberg turun sebanyak 0,4 persen pada awal perdagangan Asia. Hal ini usai penasihat ekonomi Trump dikabarkan mendiskusikan pendekatan tarif secara perlahan dan stabil, dibandingkan kenaikan besar-besaran yang hanya terjadi satu kali saja.

    Langkah ini dinilai bisa memperlambat tekanan inflasi akibat tarif tersebut dan berpotensi memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve guna menurunkan suku bunga.

    Sejak 6 Januari 2025 lalu, penurunan mata uang Negeri Paman Sam kali ini yang paling besar dalam indeks dolar. Saat itu juga, menyusul berita Washington Post yang mengeklaim bahwa Trump memiliki rencana guna mengurangi rencana tarifnya.

    Namun, dia mengelak berita tersebut dalam sebuah postingan di Truth Social.

    “Pelemahan dolar bisa berlanjut, kecuali Presiden Trump membantah laporan tersebut, seperti yang dilakukannya sebagai reaksi terhadap laporan Washington Post,” tutur Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong.

    Pengaruhnya terhadap mata uang lain

    Mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia dan dolar Selandia Baru melonjak terhadap Dolar As, menunjukkan rasa lega bahwa guncangan tarif yang besar dapat dihindari. Yuan China di luar negeri yang menjadi target penjualan utama bagi para pedagang yang bertaruh pada tarif AS, juga menguat.

    Menukil Economic Times pada Selasa (14/1), Indeks dolar turun pada hari pertama di pekan ini dengan dolar Selandia Baru memimpin kenaikan di antara rekan-rekannya di mata uang Kelompok 10 (G10).

    “Ada kemungkinan pelemahan dolar AS (USD) pasca pelantikan Trump, jika tarif memang diterapkan secara bertahap dibandingkan perkiraan pasar,” kata Analis Valuta Asing di ANZ Group Holdings Ltd, Felix Ryan.

    Lanjut Felix, akan tetapi mengingat dinamika pertumbuhan global dan berdasarkan prospek suku bunga AS dan secara global, mereka tak melihat adanya kemungkinan skenario di mana USD akan kembali ke levelnya sebelum pemilu digelar.

    Untuk diketahui, nilai tukar rupiah pada Selasa (14/1) terhadap dolar AS sebesar Rp16.251 pada perdagangan pagi ini, dikutip Bloomberg, Selasa (14/1).

  • Geger TikTok Mau Dijual ke Elon Musk

    Geger TikTok Mau Dijual ke Elon Musk

    Jakarta

    TikTok terancam diblokir di Amerika Serikat dalam hitungan hari. Untuk menyelamatkan bisnis TikTok di AS, petinggi China kabarnya mempertimbangkan untuk menjual aplikasi video pendek itu kepada Elon Musk.

    Kabar ini datang dari Bloomberg yang mengatakan petinggi pemerintahan China sebenarnya sangat menginginkan TikTok area AS tetap dimiliki oleh ByteDance. Tapi, dalam sidang banding dengan Mahkamah Agung AS pada 10 Januari lalu, sejumlah hakim agung AS memberi sinyal akan melanjutkan pemblokiran TikTok pada 19 Januari 2025.

    Menurut sumber Bloomberg yang tidak disebutkan namanya, sejumlah petinggi China mulai membahas rencana darurat untuk TikTok sebagai bagian dari diskusi tentang cara bekerja sama dengan pemerintahan Donald Trump, yang salah satunya melibatkan Musk.

    Musk dipertimbangkan oleh pemerintah China sebagai calon pembeli TikTok karena hubungannya yang dekat dengan Trump. Saat pemilihan presiden AS lalu, Musk menghabiskan lebih dari USD 250 juta untuk membantu Trump terpilih kembali, dan sudah ditunjuk mengisi posisi penting di pemerintahannya.

    Salah satu skenario yang dibahas oleh pemerintah China adalah X, perusahaan media sosial milik Trump, akan mengambil alih bisnis TikTok di AS. Musk kemudian akan memimpin kedua platform secara bersamaan.

    Dengan lebih dari 170 juta pengguna di AS, TikTok bisa mendorong bisnis iklan X yang sedang lesu setelah ditinggal banyak pengiklan. Musk juga mendirikan perusahaan kecerdasan buatan xAI yang akan diuntungkan dengan banyaknya data yang dikumpulkan dari TikTok.

    Petinggi China belum mencapai konsensus tentang bagaimana melanjutkan rencana tersebut, dan pertimbangan mereka masih dalam tahap awal. Tidak diketahui seberapa banyak ByteDance mengetahui rencana ini, dan seberapa jauh TikTok dan Musk terlibat dalam diskusi ini.

    Dalam email kepada CNBC, juru bicara TikTok mengatakan mereka tidak bisa mengomentari laporan yang hanya fiksi belaka, seperti dikutip detikINET, Selasa (14/1/2025).

    Salah satu faktor yang membuat ByteDance kesulitan menjual bisnis TikTok di AS adalah aturan pemerintah China yang melarang perusahaan menjual algoritma platform-nya ke perusahaan asing. Karena itu pemerintah China memiliki peran besar dalam menentukan nasib TikTok.

    Sejumlah perusahaan dan investor AS sebelumnya pernah mengajukan diri untuk membeli TikTok. Saat Trump pertama kali mencoba memblokir TikTok pada tahun 2020, Microsoft dan Oracle berupaya mengakuisisi bisnis tersebut. Belum lama ini, miliarder Frank McCourt dan investor Kevin O’Leary merupakan bagian dari penawaran yang diajukan oleh Project Liberty untuk mengakuisisi TikTok.

    (vmp/vmp)

  • Muncul Kabar Tarif Trump Diterapkan Bertahap, Bursa Asia Bergerak Variatif

    Muncul Kabar Tarif Trump Diterapkan Bertahap, Bursa Asia Bergerak Variatif

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia terpantau bergerak variatif pada pada perdagangan Selasa (14/1/2025) di tengah kabar bahwa tim ekonomi Donald Trump sedang mempertimbangkan kenaikan tarif secara bertahap.

    Mengutip Bloomberg, beberapa pasar yang terpantau menguat di antaranya adalah China dengan indeks komposit Shanghai naik 1,18% ke 3.197,98. 

    Selanjutnya, indeks Hang Seng Hong Kong juga menguat 0,99% ke 19.060,55, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,32% ke level 8.217,90. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,09% ke 7.023,23.

    Di sisi lain, sejumlah pasar lain di Asia mengalami koreksi. Tercatat, indeks Topix Jepang melemah 1,27% ke level 2.679,75. Indeks Kospi Korea Selatan juga terpantau terkoreksi tipis 0,03% ke level 2.488,75. 

    Indeks SET Thailand melemah 1% ke level 1.354,34, sedangkan indeks PSEI FIlipina turun 0,75% ke level 6.295,70. Sementara itu, indeks Nifty50 India terkoreksi 1,47% ke level 23.085,95.

    Adapun, kemungkinan tarif AS yang diterapkan secara bertahap menimbulkan optimisme di seluruh Asia, mengingat ancaman Trump telah membayangi semua instrumen investasi di kawasan tersebut, khususnya China. 

    Laporan tersebut juga dapat membantu meredakan kekhawatiran inflasi karena para pedagang memantau data AS pada minggu ini yang dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang lintasan suku bunga Fed. 

    Kepala ekonom Asia di HSBC Holdings Plc, Frederic Neumann menyebut pemberlakuan tarif secara bertahap juga dapat memberi sedikit lebih banyak ruang bagi eksportir Asia untuk menemukan pasar alternatif atau menyesuaikan strategi penetapan harga mereka dengan tarif impor AS. 

    Akan tetapi, dia menyebut pada akhirnya, tarif AS akan terbukti sama mengganggunya bagi perdagangan. 

    “Investor mungkin dapat bernapas lega setelah rencana tarif terperinci diluncurkan karena ini akan menghilangkan ketidakpastian atas jadwal dan tingkat tarif,” ujar Neumann.

  • Dolar AS Melemah Imbas Kabar Pengenaan Tarif Trump secara Bertahap

    Dolar AS Melemah Imbas Kabar Pengenaan Tarif Trump secara Bertahap

    Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang dolar AS melemah terhadap hampir semua mata uang utama setelah muncul kabar bahwa tim ekonomi Donald Trump sedang mempertimbangkan kenaikan tarif secara bertahap

    Indeks Spot Dolar Bloomberg turun sebanyak 0,4% pada perdagangan awal Asia hari Selasa (14/1/2025), setelah penasihat ekonomi Trump dikabarkan sedang membahas pendekatan tarif secara pelan-pelan, alih-alih kenaikan besar satu kali. Sementara itu, pada pukul 09.56 WIB, data indeks dolar AS terpantau melemah 0,33% ke 109.6260

    Langkah tersebut dapat memperlambat tekanan inflasi dari tarif, serta berpotensi memberi lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.

    Kali ini adalah penurunan terbesar dalam indeks dolar sejak 6 Januari 2025, ketika dolar AS jatuh menyusul berita Washington Post yang mengklaim Trump berencana untuk mengurangi rencana tarifnya. Presiden terpilih itu membantah berita itu dalam sebuah posting di Truth Social.

    “Pelemahan dolar dapat berlanjut kecuali Presiden Trump menyangkal laporan tersebut seperti yang dilakukannya sebagai reaksi terhadap laporan oleh Washington Post,” kata ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong dikutip dari Bloomberg pada Selasa (14/1/2025).

    Mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia dan dolar Selandia Baru melonjak terhadap dolar AS, menunjukkan rasa lega bahwa guncangan tarif yang besar dapat dihindari. Yuan China yang dijual di luar negeri, target penjualan utama bagi para pedagang yang bertaruh pada tarif AS, juga menguat.

    Penurunan dolar AS menggarisbawahi peran utama tarif dalam mempengaruhi sentimen di pasar valuta asing senilai US$7,5 triliun per hari. Namun, langkah tersebut mungkin terbukti sementara.

    Sebagian besar bank Wall Street memperkirakan dolar AS akan menguat dan angka ketenagakerjaan yang meledak minggu lalu telah menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang laju potensi penurunan suku bunga. 

    “Anda tidak dapat mengejar hal ini, karena penyangkalan akan segera terjadi,” kata Win Thin, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman & Co. di New York tentang berita utama baru-baru ini. 

    “Lihatlah melalui kebisingan dan yakinlah bahwa reli dolar akan terus berlanjut hanya dengan kinerja ekonomi AS yang lebih baik.”

  • Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat atas Dolar AS

    Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat atas Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (14/1/2025), menguat atas dolar AS.

    Berdasarkan data Bloomberg Asian Pacific Currencies, rupiah hingga pukul 09.30 WIB di pasar spot exchange menguat 17 poin atau 0,11% hingga mencapai level Rp 16.265.

    Sementara, mengikuti nilai tukar rupiah hari ini yang menguat, mata uang Asia di pasar spot exchange mayoritas menguat. Dolar Hong Kong catat kenaikan 0,03% menjadi 7,78 dolar Hong Kong per dolar AS, dolar Taiwan menguat 0,11% menjadi 33 dolar Taiwan per dolar AS, won Korea naik 0,30% menjadi 1,46 won per dolar AS, dan peso Filipina naik 0,25% menjadi 58 peso per dolar AS.

    Kemudian, yuan China naik tipis 0,03% menjadi 7,3 yuan per dolar AS, ringgit Malaysia menguat 0,18% menjadi 4,5 ringgit per dolar AS, dan baht Thailand naik 0,06% menjadi 34,6 baht per dolar AS.

    Saat nilai tukar rupiah hari ini naik, yen Jepang melemah atas dolar AS karena turun 0,06% menjadi 157 yen per dolar AS, dolar Singapura turun 0,04% menjadi 1,37 dolar Singapura per dolar AS, dan rupe India terkoreksi 0,71% menjadi 86,5 rupee per dolar AS.

  • Cegah Lonjakan Inflasi, Tim Trump Bahas Potensi Pengenaan Tarif Bertahap

    Cegah Lonjakan Inflasi, Tim Trump Bahas Potensi Pengenaan Tarif Bertahap

    Bisnis.com, JAKARTA – Anggota tim ekonomi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mendiskusikan kebijakan pengenaan tarif yang akan naik perlahan dari bulan ke bulan. Pendekatan bertahap tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya tawar sambil membantu menghindari lonjakan inflasi.

    Mengutip Bloomberg pada Selasa (14/1/2025), menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, salah satu ide ini melibatkan pengenaan tarif bertahap yang meningkat sekitar 2% hingga 5% per bulan. Hal tersebut akan bergantung pada otoritas eksekutif di bawah Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.

    Proposal tersebut masih dalam tahap awal dan belum disampaikan kepada Trump, kata beberapa sumber — sebuah tanda bahwa pendekatan bertahap bulanan masih dalam tahap awal proses pertimbangan.

    Penasihat yang menangani rencana tersebut termasuk Scott Bessent, calon menteri keuangan, Kevin Hassett, yang akan menjadi direktur Dewan Ekonomi Nasional, dan Stephen Miran, yang dicalonkan untuk memimpin Dewan Penasihat Ekonomi, kata orang-orang yang meminta anonimitas untuk membahas pertimbangan internal.

    Hassett tidak membalas permintaan komentar, begitu pula juru bicara Bessent. Miran menolak berkomentar. Sementara itu, seorang juru bicara tim transisi Trump merujuk pada komentar publik presiden terpilih sebelumnya dan unggahan media sosial tentang tarif.

    Yuan China dan mata uang yang sensitif terhadap ekonominya seperti dolar Australia dan Selandia Baru menguat setelah laporan tersebut. Nilai yuan yang diperdagangkan di luar negeri naik 0,1% dalam perdagangan Asia pada hari Selasa, sementara dolar Australia naik 0,3%.

    China telah meningkatkan dukungan untuk yuan karena masih mendekati rekor terendah di luar negeri. Namun, investor memperkirakan Beijing pada akhirnya akan membiarkan pelemahan jika Trump mengenakan tarif yang lebih tinggi pada ekspor China.

    Tarif Universal

    Selama kampanye presiden 2024, Trump memberlakukan tarif minimum 10% hingga 20% pada semua barang impor, dan 60% atau lebih tinggi untuk barang-barang dari China.

    Sejak dia memenangkan pemilihan pada bulan November, banyak laporan telah muncul tentang seberapa agresif Trump akan menerapkan tarif — dengan Trump sendiri menyebut satu laporan tentang itu tidak benar.

    Ketidakpastian ini membuat investor dan perusahaan bertanya-tanya. Indeks S&P 500 sebelumnya turun di bawah level penutupan pada tanggal 5 November, tepat sebelum Trump terpilih, sebelum bangkit kembali di kemudian hari. 

    Investor baru-baru ini menjual obligasi pemerintah karena kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap tinggi sebagian karena tarif baru, yang menciptakan hambatan bagi saham dan ekonomi yang lebih luas.

    Dengan hanya seminggu menjelang Hari Pelantikan, para ekonom hanya dapat menebak bagaimana perang dagang Trump akan memengaruhi ekonomi.

    Hal itu menyisakan gambaran yang rumit bagi Federal Reserve, karena ancaman tarif Trump dipandang sebagai risiko terhadap prospek pertumbuhan sementara berpotensi memicu inflasi jika negara-negara membalas.

    Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan bahwa ancaman tarif telah mendorong kenaikan biaya pinjaman jangka panjang di seluruh dunia. 

    Dia menyebut, ketidakpastian tentang kebijakan perdagangan pemerintahan yang akan datang menambah hambatan ekonomi di seluruh dunia dan sebenarnya sudah terlihat pada suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi. 

    “Itu terjadi bahkan ketika suku bunga jangka pendek telah turun, kombinasi yang sangat tidak biasa,” katanya.

  • Menkomdigi Targetkan Aturan Penggunaan AI Rampung April 2025

    Menkomdigi Targetkan Aturan Penggunaan AI Rampung April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid menyampaikan masih menggodok aturan mengenai penggunaan dan etika kecerdasan artifisial atau (AI). Regulasi tersebut diharapkan dapat selesia 3 bulan lagi atau pada April 2025.

    Meutya menuturkan, Indonesia sebetulnya sudah memiliki aturan terkait etika kecerdasan artifisial atau AI yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

    Namun, Meutya menuturkan bahwa pihaknya memang berencana mengubah surat edaran tersebut menjadi peraturan yang lebih mengikat, yang ditargetkan rampung 3 bulan ke depan.

    “Ini digodok oleh Pak Wamen Nezar dan kami sudah tugaskan beliau. Dalam waktu 3 bulan kita akan buatkan juga peraturannya,” kata Meutya di Komdigi, Senin (13/1/2025).

    Sebelumnya, Adapun, pada 19 Desember 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menkominfo No. 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. 

    Langkah ini merupakan awal dari pengembangan model tata kelola kecerdasan artifisial di Indonesia, merespons cepatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi ini.

    Menkominfo Budi Arie Setiadi mengharapkan SE ini dapat menjadi pendorongan etika dalam pengembangan dan pemanfaatan AI. Selain itu, SE ini juga dapat menunjukkan ekosistem AI yang adil, akuntabel, aman, dan inovatif.

    “Secara khusus, (SE berpengaruh) dalam membuat dan merumuskan kebijakan internal mengenai data dan etika internal kecerdasan artifisial,” ujar Budi saat konferensi pers, Jumat (22/12/2023).  

    Adapun Budi menjelaskan ada beberapa kebijakan yang tercantum dalam SE tersebut, mulai dari nilai etika AI, manfaatkan pelaksanaan nilai etika AI, tanggung jawab pemanfaatan artificial intelligence, dan manajemen risiko dan manajemen krisis pengembangan AI. 

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana memberlakukan pembatasan pada ekspor cip baru kecerdasan buatan (AI) untuk pusat data atau data center ke sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

    Melansir dari Technave, Minggu (12/1/2025) kebijakan ini mengklasifikasikan negara-negara ke dalam tiga kategori berdasarkan hubungan mereka dengan AS dan risiko yang ditimbulkan terhadap keamanan nasional.

    Negara-negara dalam kategori pertama, yang meliputi sekutu utama AS seperti Australia, Jepang, Taiwan, dan Uni Eropa, diberikan akses penuh ke chip pusat data untuk penggunaan komersial dan teknologi tinggi. 

    Sementara itu Bloomberg menyebut, beberapa negara Asia Tenggara dan Timur Tengah, seperti Malaysia dan Indonesia ditempatkan dalam kategori kedua. Kategori ini membuat negara negara tersebut dibatasi oleh jumlah daya dan kapasitas pusat data yang dapat diakses.

    Sementara itu, negara-negara yang dianggap tidak sejalan dengan AS, seperti China, Rusia, Myanmar, dan Iran, termasuk dalam kategori ketiga dan sepenuhnya dilarang mengimpor chip pusat data dari perusahaan yang menggunakan teknologi AS. 

    Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi potensi penyalahgunaan chip tersebut dalam pengembangan teknologi militer atau kegiatan yang dapat mengancam keamanan nasional AS.

  • Rupiah dan IHSG Sesi I Hari Ini Kompak Melemah

    Rupiah dan IHSG Sesi I Hari Ini Kompak Melemah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertahan di zona merah pada perdagangan bursa sesi I hari ini, Senin (13/1/2025). IHSG melemah 32 poin atau 0,45% mencapai level 7.056,8.

    IHSG sesi I hari ini bergerak dalam rentang 7.050-7.094. Perdagangan IHSG sesi I hari ini mencatatkan 9,39 miliar lembar saham senilai Rp 5,86 triliun dari 874.236 kali transaksi.

    Sebanyak 259 saham yang diperdagangkan pada sesi ini tercatat menguat, sebanyak 324 saham melemah, dan sebanyak 209 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada siang hari ini juga masih tertekan.

    Dari data Bloomberg pada pukul 12.02 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.289 per dolar AS atau melemah 99,5 poin (0,61%).

  • Jelang Trump Menjabat, Ekspor China Melesat Tembus Rekor Tertinggi

    Jelang Trump Menjabat, Ekspor China Melesat Tembus Rekor Tertinggi

    Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor China mencapai rekor tertinggi karena perusahaan-perusahaan bergegas mengeluarkan barang untuk mengimbangi permintaan yang lesu di dalam negeri dan menjelang kembalinya Presiden terpilih AS Donald Trump ke Gedung Putih. 

    Data dari Bea Cukai China yang dikutip dari Bloomberg  pada Senin (13/1/2025) mencatat, ekspor naik 10,7% menjadi US$336 miliar pada Desember 2024, Hal itu mendorong pengiriman untuk keseluruhan tahun lalu ke rekor tertinggi US$3,6 triliun. 

    Sementara itu, impor naik 1% bulan lalu, meninggalkan surplus perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar US$992 miliar untuk tahun 2024.

    Nilai pengiriman naik hampir setiap bulan tahun lalu, mendorongnya melampaui titik tertinggi tahun 2022 selama pandemi. Permintaan yang kuat dari luar negeri telah membantu memberikan pertumbuhan bagi ekonomi domestik yang telah berjuang karena krisis perumahan yang berkelanjutan dan konsumsi yang lemah.

    Namun, ini mungkin salah satu titik tertinggi terakhir untuk perdagangan China, setidaknya secara langsung dengan AS. Hal tersebut seiring dengan janji Trump berjanji untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi pada barang-barang China saat dia menjabat minggu depan. 

    Pungutan yang bersifat menghukum dapat mendorong perusahaan-perusahaan China untuk mengalihkan ekspor mereka, membanjiri pasar lain dengan barang-barang murah dan memperlebar ketegangan perdagangan.

    Harga ekspor telah turun selama lebih dari setahun karena deflasi di dalam negeri China memburuk dan menekan biaya barang. Hasilnya adalah pertumbuhan volume perdagangan Tiongkok telah melampaui nilai, dengan total volume ekspor naik 7,3% hingga November menurut Kementerian Transportasi, lebih cepat dari kenaikan nilai sebesar 5,4%.

    Hal itu dapat dilihat di pelabuhan Shanghai, yang tahun lalu menjadi pelabuhan pertama di dunia yang menangani lebih dari 50 juta peti kemas berukuran 20 kaki. Pelabuhan tersebut memproses 51,5 juta kotak tahun lalu, hampir 5% lebih banyak dari tahun 2023 dan 19% lebih banyak dari tahun 2019, setahun sebelum pandemi.

  • Kembali Melemah, Nilai Tukar Rupiah Tertekan pada Level Rp 16.271 Per Dolar AS

    Kembali Melemah, Nilai Tukar Rupiah Tertekan pada Level Rp 16.271 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Senin (13/1/2025), kembali melemah.

    Dari data Bloomberg pada pukul 09.55 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.271 per dolar AS atau melemah 81,5 poin (0,50%).

    Sebelumnya pada perdagangan akhir minggu lalu, nilai tukar rupiah menguat 0,17% ke posisi Rp 16.190 per dolar AS. Sementara itu dalam pasar obligasi, imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun 3 bps ke level 4,18% dan indeks obligasi turun tipis 0,01%.

    Dalam merespons kondisi pelemahan rupiah, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir telah menahan suku bunga acuan pada level 6%.

    Sementara itu, pada saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus tertekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini juga dibuka melemah. IHSG pada pukul 09.30 WIB melemah 0,31% atau 22,18 poin ke level 7.066,6.