Perusahaan: Bloomberg

  • iPhone Bakal Terhubung Langsung ke Jaringan Starlink, Tanpa Menara Telekomunikasi

    iPhone Bakal Terhubung Langsung ke Jaringan Starlink, Tanpa Menara Telekomunikasi

    Bisnis.com, JAKARTA — T- Mobile, perusahaan telekomunikasi asal Jerman, menyampaikan bahwa iPhone akan menjadi salah satu ponsel pintar yang dapat terhubung langsung ke akses konektivitas satelit Starlink.

    T-Mobile dan SpaceX tengah melakukan uji coba layanan langsung Starlink ke smartphone atau direct to cell. 

    Pada November 2024, T-Mobile dan SpaceX milik Elon Musk mendapat persetujuan dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) atau regulasi yang khusus menangani industri telekomunikasi di Amerika Serikat. Uji coba tersebut menawarkan ‘teks via satelit’, sementara fitur suara dan data akan ditambahkan pada masa mendatang. 

    Dilansir dari Reuters, Kamis (30/1/2025) T-Mobile awalnya hanya mencantumkan beberapa ponsel pintar Android sebagai perangkat yang memenuhi syarat untuk menguji jaringan tersebut, tetapi kini telah menambahkan perangkat iPhone dengan pembaruan perangkat lunak iOS 18.3 terbaru.

    Bloomberg News pertama kali melaporkan pada hari Selasa bahwa Apple, SpaceX, dan T-Mobile telah bekerja secara diam-diam untuk menambahkan dukungan bagi jaringan tersebut dalam perangkat lunak iPhone terbarunya. Apple dan SpaceX tidak segera menanggapi permintaan Reuters. 

    Sementara itu, Kyivstar dan Starlink telah menjalin kerja sama, untuk memperkenalkan konektivitas satelit langsung ke seluler di Ukraina. Kesepakatan tersebut dilakukan antara SpaceX dan perusahaan induk Kyivstar, VEON Group.

    Starlink di luar angkasaPerbesar

    CEO Kyivstar Oleksandr Komarov mengatakan Kyivstar telah menjadi tulang punggung ketahanan Ukraina selama perang, dan perusahaan berkomitmen untuk tidak melewatkan satu hal pun untuk menjaga Ukraina tetap terhubung. 

    “Kolaborasi kami dengan Starlink merupakan pengubah permainan dalam perjalanan kami untuk mencapai ambisi ‘LTE di mana-mana’, dan perusahaan yang menghadirkan kemampuan tak ternilai dari raksasa teknologi global kepada masyarakat Ukraina melalui kemitraan internasional kami,” kata Komarov.

    Satelittoday melaporkan pada Jumat (3/1/2024) bahwa kesepakatan ini akan menjadikan Ukraina sebagai salah satu negara pertama yang memiliki layanan langsung ke seluler Starlink. 

  • Deepseek Bawa Malapetaka, 500 Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Hartanya Imbas AI Murah China – Halaman all

    Deepseek Bawa Malapetaka, 500 Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Hartanya Imbas AI Murah China – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harta orang terkaya di dunia, yaitu pendiri Nvidia Corp Jensen Huang dilaporkan anjlok, menguap 108 miliar dolar AS imbas Chatbot DeepSeek.

    Jensen Huang kehilangan kekayaan sebesar 20 persen kekayaannya dalam kurun waktu 24 jam dipicu oleh kehadiran pengembang AI asal China, DeepSeek, yang mengguncang pasar saham global.

    Tak hanya bos Nvidia yang mengalami penyusutan kekayaan, mengutip laporan Bloomberg harta  miliarder lainnya juga ikut amblas gegara DeepSeek diantaranya harta  pendiri Oracle Corp, Larry Ellison yang menyusut 12 persen atau sekitar 22,6 miliar dolar AS.

    Hal serupa juga dialami pendiri Dell Inc, Michael Dell yang turut kehilangan hartanya sebanyak 13 miliar dolar AS, sementara salah satu pendiri Binance Holdings Ltd., Changpeng “CZ” Zhao, merugi 12,1 miliar dolar AS.

    Harta para miliarder dunia ini menguap miliaran dolar usai saham di sektor teknologi mengalami guncangan pasca investor pun ramai-ramai melepas saham teknologi buntut kemunculan DeepSeek.

    DeepSeek yang berkantor pusat di Hangzhou telah mengembangkan model AI sejak 2023, tetapi perusahaan tersebut pertama kali menarik perhatian banyak investor Barat akhir pekan ini karena aplikasi chatbot gratis DeepSeek R1 menduduki puncak tangga unduhan di seluruh dunia.

    DeepSeek kabarnya hanya menghabiskan biaya 5,6 juta dolar AS untuk pengembangannya, menantang narasi banyak perusahaan berbasis di Silicon Valley yang membutuhkan modal besaran untuk mengembangkan model AI canggih.

    Hal ini yang kemudian memicu khawatirkan para pengembang AI hingga para investor pun ramai-ramai melepas saham teknologi, karena mereka beranggapan kehadiran DeepSeek dapat memicu perlombaan teknologi baru antara Amerika Serikat dan Tiongkok, di mana para pemain harus lebih cerdas dan lebih efisien dalam pengembangan AI.

    Keunggulan DeepSeek

    Meski dibuat dari AI murah, namun DeepSeek mampu mengembangkan teknologi AI canggih gratis, menyaingi atau mengungguli pesaing seperti ChatGPT dan Claude dari Anthropic.

    Bahkan beberapa ahli memberikan pujian terhadap performa DeepSeek, dengan investor teknologi terkenal Marc Andreessen menyebutnya sebagai salah satu terobosan paling menakjubkan yang pernah ia lihat. Keberhasilan DeepSeek menunjukkan bahwa inovasi AI tidak selalu membutuhkan modal limpahan.

    Salah satu kelebihan DeepSeek adalah mampu melakukan kemampuan analisa data, pemrograman, dan pemecahan logika yang mumpuni. DeepSeek juga dirancang dapat menyelesaikan tugas-tugas kompleks, seperti matematika, pengkodean, dan bahkan dalam uji kompetensi seperti Codeforce, DeepSeek mengungguli ChatGPT-4 dan Llama 3.1.

    Tak hanya itu, DeepSeek juga dirancang dengan arsitektur Mixture-of-Experts (MoE) yang memungkinkan pengguna mendapat kemudahan dalam mengakses tugas tertentu.  Dengan model ini, pengguna akan mendapatkan informasi serta data yang lebih relevan dengan topik yang dicari.

    Berbeda layanan AI lainnya, DeepSeek lebih mengedepankan konsep open-source sehingga pengguna dari seluruh dunia dapat berkontribusi dalam mengakses hingga memodifikasi teknologi ini.

    Kemampuan tersebut menjadikan DeepSeek sebagai salah satu chatbox terobosan terbaru yang akan membantu manusia dalam berbagai hal berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari.

    Kendati menghadirkan teknologi canggih namun DeepSeek menawarkan harga yang bisa dibilang cukup terjangkau bagi pengguna. Untuk berlangganan DeepSeek dan mengakses semua fitur yang tersedia, pengguna cukup merogoh kocek mulai dari 0,50 dolar AS per bulan.

    Lebih murah ketimbang biaya langganan aplikasi AI seperti, ChatGPT Pro yang mematok harga sebesar 20 dolar AS per bulan sementara layanan Plus dibanderol 200 dolar AS per tahun untuk Pro.

  • Pantau Kebijakan Trump, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga pada FOMC Januari

    Pantau Kebijakan Trump, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga pada FOMC Januari

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada Federal Open Market Committee (FOMC) periode Januari 2025.

    Kebijakan tersebut akan memberi The Fed lebih banyak waktu untuk menurunkan inflasi dan menilai dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian.

    Pemotongan suku bunga akan dilakukan setelah tiga kali penurunan berturut-turut sejak September yang menurunkan suku bunga acuan Fed sebesar satu poin persentase penuh. Kisaran target mereka sekarang adalah 4,25% hingga 4,5%.

    Beberapa pembuat kebijakan mengatakan mereka memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit tahun ini setelah data menunjukkan ekonomi AS berada pada posisi yang kokoh dan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari yang diantisipasi. Data Desember untuk pengukur inflasi pilihan Fed, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, akan dirilis pada Jumat (31/1/2025) mendatang.

    Namun, setelah serangkaian data mengejutkan dan ketidakpastian mengenai bagaimana ekonomi AS akan merespons berbagai kebijakan baru Trump terkait perdagangan, perpajakan, imigrasi, dan regulasi, para pejabat cenderung tidak berkomitmen pada jalur suku bunga tertentu.

    “Mereka tidak melakukan pemotongan suku bunga. Tetapi mereka ingin mempertahankan sebanyak mungkin opsi untuk menyesuaikan suku bunga dana federal lebih lanjut sepanjang tahun,” kata Gregory Daco, kepala ekonom untuk EY dikutip dari Bloomberg pada Rabu (29/1/2025).

    Keputusan suku bunga The Fed akan dirilis pada pukul 2 siang waktu Washington pada Rabu waktu setempat atau Kamis (30/1/2025) waktu Indonesia. Ketua The Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers pasca-pertemuan 30 menit kemudian. 

    Penyesuaian di Masa Depan

    Pengamat The Fed tidak memperkirakan Federal Open Market Committee (FOMC) melakukan banyak perubahan dalam pernyataan pasca-pertemuan mereka.

    Daco menuturkan, poin yang merujuk pada tingkat dan waktu penyesuaian tambahan saat ini telah memberikan fleksibilitas kepada para pembuat kebijakan untuk mengubah pendekatan mereka sesuai dengan perkembangan ekonomi.

    Powell hampir pasti akan ditanya oleh para wartawan soal bagaimana dia dan koleganya memasukkan kebijakan Trump dalam proyeksi ekonomi mereka. Namun pejabat The Fed baru akan merilis proyeksi ekonomi terbaru dalam pertemuan kebijakan bulan Maret.

    Risalah dari pertemuan bulan Desember menunjukkan sejumlah peserta memasukkan asumsi awal tentang rencana Trump dalam proyeksi mereka, dan hampir semua peserta melihat risiko kenaikan inflasi yang makin meningkat.

    Ketua The Fed Jerome PowellPerbesar

    Menurut Daco, investor juga ingin mendengar lebih banyak dari Powell mengenai “suku bunga netral,” yaitu tingkat suku bunga di mana The Fed tidak merangsang atau memperlambat ekonomi.

    Selama setahun terakhir, para pejabat telah menaikkan perkiraan mereka untuk tingkat netral ini. Jika banyak pembuat kebijakan percaya bahwa suku bunga saat ini sudah mendekati tingkat netral, ini menunjukkan bahwa kecepatan pemotongan akan lebih lambat dan jumlah total pemotongan mungkin lebih sedikit.

    Para wartawan kemungkinan juga akan menekan Powell untuk menjelaskan kondisi apa yang harus terjadi sebelum The Fed kembali menurunkan suku bunga, serta faktor-faktor yang dapat memaksa mereka mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Setelah laporan ketenagakerjaan Desember yang sangat kuat, para ekonom di Bank of America Corp. bahkan memperkirakan langkah The Fed berikutnya bisa jadi adalah kenaikan suku bunga.

    Namun, kekhawatiran tersebut mereda setelah indeks harga konsumen utama—yang tidak mencakup makanan dan energi—naik lebih rendah dari perkiraan pada Desember. Hal ini menandai penurunan pertama dalam enam bulan. Para pembuat kebijakan menyambut baik laporan tersebut, tetapi menegaskan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target inflasi 2%.

    Tekanan Politik

    Powell juga mungkin akan diminta untuk menanggapi kritik terbaru Trump terhadap bank sentral.

    “Saya rasa saya memahami suku bunga jauh lebih baik daripada mereka, dan saya yakin saya memahaminya lebih baik daripada orang yang terutama bertanggung jawab atas keputusan itu,” kata Trump pada 23 Januari, dalam pernyataan yang tampaknya ditujukan kepada Powell.

    Powell sebelumnya kerap mengabaikan atau menghindari komentar Trump tentang kebijakan moneter, tetapi pernyataan ini, yang datang di pekan pertama Trump kembali menjabat, menunjukkan bahwa ketua The Fed bisa menghadapi tekanan lebih besar dari pemerintahan baru.

    “The Fed kemungkinan harus menghadapi upaya Trump untuk mempengaruhi kebijakan moneter, baik melalui penunjukan pejabat maupun potensi cara lain untuk meningkatkan pengaruhnya terhadap institusi tersebut,” tulis Michael Feroli, kepala ekonom AS di JPMorgan Chase & Co., dalam sebuah catatan email pada Jumat.

    Dia memperkirakan pertemuan minggu ini akan menjadi awal yang membosankan untuk tahun yang penuh gejolak bagi The Fed.

  • Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Kekayaan Rp 1.752 Triliun Gara-Gara DeepSeek – Page 3

    Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Kekayaan Rp 1.752 Triliun Gara-Gara DeepSeek – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – 500 orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan USD 108 miliar atau sekitar Rp 1.752 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat dalam rupiah di kisaran 16.225) dalam satu hari pada Senin, 27 Januari 2025. Penurunan kekayaan tersebut dipimpin oleh pendiri Nvidia Corp Jensen Huang.

    Penurunan kekayaan orang terkaya itu didorong aksi jual yang dipimpin teknologi yang terkait dengan pengembang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan China DeepSeek membebani indeks acuan.

    Mengutip Yahoo Finance, ditulis Rabu (29/1/2025), miliarder yang kekayaannya terkait kecerdasan buatan paling merugi yakni Jensen Huang. Kekayaan Jensen Huang turun USD 20,1 miliar atau sekitar Rp 326,26 triliun.

    Sedangkan salah satu pendiri Oracle Corp yakni Larry Ellison alami penurunan kekayaan USD 22,6 miliar atau sekitar Rp 366,85 triliun. Penurunan kekayaan Larry Ellison lebih besar secara absolut tetapi hanya mewakili 12 persen dari kekayaannya, menurut indeks Bloomberg Billionaires.

    Selain itu, Michael Dell dari Dell Inc kehilangan kekayaan USD 13 miliar atau sekitar Rp 211,02 triliun. Kemudian salah satu pendiri Binance Holdings Ltd Changpeng Zhao alami penurunan kekayaan USD 12,1 miliar atau sekitar Rp 196,27 triliun.

    Raksasa sektor teknologi secara keseluruhan melihat kekayaan menguap USD 94 miliar, sekitar 85 persen dari total penurunan indeks Bloomberg. Indeks Nasdaq turun 3,1 persen dan indeks S&P 500 melemah 1,5 persen.

    Adapun penurunan kekayaan miliarder dunia itu tak lepas dari koreksi saham teknologi karena kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China DeepSeek.

    DeepSeek yang berbasis di Hangzhou telah mengembangkan model AI sejak 2023, tetapi perusahaan itu pertama kali menarik perhatian banyak investor barat pada akhir pekan lalu. Hal ini karena aplikasi chatbot gratis DeepSeek R1-nya menduduki puncak tangga unduhan di seluruh dunia.

  • Sstt.. Trump Bocorkan Raksasa AS Ini Bakal Akuisisi TikTok

    Sstt.. Trump Bocorkan Raksasa AS Ini Bakal Akuisisi TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan raksasa teknologi Microsoft membuka pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok, pada Senin kemarin (27/1/2025). Ini menambah jajaran peminat pembeli layanan video hosting berdurasi pendek asal China ini.

    Trump mengatakan bahwa ia ingin melihat perang penawaran yang terjadi atas TikTok. Meski Microsoft belum mau berkomentar seperti yang diminta Reuters, maupun TikTok dan ByteDance perusahaan teknologi China yang perusahaan induk TikTok, karena di luar jam kerja reguler.

    TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di Amerika Serikat, sempat dimatikan sesaat sebelum undang-undang mengharuskan pemiliknya di China, yakni ByteDance untuk menjualnya kepada AS demi alasan keamanan nasional atau menghadapi larangan mulai 19 Januari lalu.

    Diketahui, Trump setelah menjabat pada 20 Januari 2025, telah menandatangani perintah eksekutif yang berupaya menunda penegakan hukum selama 75 hari.

    Trump mengatakan, ia sedang melakukan pembicaraan dengan banyak orang mengenai pembelian TikTok dan mengambil keputusan masa depan aplikasi itu dalam 30 hari.

    Presiden AS sebelumnya mengatakan bahwa dia terbuka bagi miliarder Elon Musk untuk membeli aplikasi media sosial. Namun Musk belum mengomentari tawaran Trump secara terbuka.

    Microsoft juga pernah menawar Tiktok pada tahun 2020 lalu, namun gagal setelah Trump meninggalkan jabatannya sebagai Presiden.

    CEO Microsoft Satya Nadella menyebut kesepakatan itu sebagai “hal teraneh yang pernah saya kerjakan.” Pemerintah AS memiliki “seperangkat persyaratan tertentu dan kemudian persyaratan tersebut hilang begitu saja,” katanya pada tahun 2021.

    Berikut deretan pihak yang sudah menyatakan minat membeli TikTok :

    1. Jimmy Donaldson atau MrBeast

    Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Jimmy Donaldson, yang dikenal sebagai MrBeast. Dalam sebuah unggahan TikTok, Donaldson menyampaikan kegembiraannya atas kemungkinan menjadi pemilik TikTok.

    “Saya mungkin akan menjadi CEO baru kalian! Saya sangat gembira!” kata Donaldson dari jet pribadinya, dikutip dari BBC, Selasa (28/1/2025).

    Ia bahkan menjanjikan hadiah sebesar US$10.000 atau setara Rp162 juta (asumsi kurs Rp16.217/US$) kepada lima pengikut barunya secara acak. Unggahan tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 73 juta kali dalam waktu singkat.

    2. Elon Musk

    Orang terkaya di dunia ini dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli TikTok. Bloomberg melaporkan bahwa China bahkan mungkin mendukung langkah ini. Dalam sebuah unggahan di platform X, Musk menyebut situasi saat ini, di mana TikTok diizinkan beroperasi di AS sementara X tidak diizinkan di China, sebagai sesuatu yang “tidak seimbang.” Ia juga menyatakan bahwa perubahan perlu dilakukan.

    Pada konferensi pers hari Selasa, Trump ditanya oleh seorang reporter apakah dia terbuka jika Musk membeli platform tersebut. “Ya, saya akan membelinya jika dia mau,” jawab Presiden Trump.

    3. Larry Ellison

    Kendati demikian, Trump juga ternyata membuka peluang bagi Larry Ellison. Pendiri dan ketua Oracle ini juga menjadi salah satu kandidat pembeli. Oracle telah lama bekerja sama dengan TikTok sebagai penyedia server utama yang mengelola banyak pusat data aplikasi tersebut. Sebagai pendukung lama Trump, Ellison dianggap sebagai kandidat yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan restu politik.

    “Saya ingin Larry membelinya juga,” imbuh Trump.

    4. Frank McCourt

    Investor miliarder ini menawarkan visi yang berbeda untuk TikTok. Melalui Project Liberty Institute yang ia dirikan, McCourt ingin TikTok beroperasi tanpa algoritma bawaan ByteDance. Ia berpendapat bahwa algoritma TikTok terlalu fokus pada pengumpulan data pengguna, sesuatu yang ia kritik tajam.

    McCourt mengatakan kepada CNBC minggu ini bahwa Project Liberty “tidak tertarik pada algoritma atau teknologi China” meskipun ia mengakui platform tersebut “kurang bernilai” tanpanya. Meskipun ada banyak calon pembeli, pada akhirnya, Presiden Trump lah yang tetap memiliki peran utama dalam memilih pembeli TikTok di AS.

    “Pemenangnya akan orang yang kemungkinan besar bersimpati secara politik kepada Presiden Donald Trump,” kata Anupam Chander, seorang profesor hukum di Universitas Georgetown.

    Prof Chander mengatakan, model kepemilikan bersama 50-50 tidak sesuai dengan persyaratan undang-undang, yang mungkin mendorong Trump untuk menekan Kongres agar merevisi undang-undang tersebut.

    Untuk saat ini, masa depan platform tersebut masih belum jelas. Profesor Chander mengatakan pemerintahan Biden melakukan “kesalahan yang tidak dipaksakan” dengan membiarkan undang-undang tersebut memberikan presiden kendali yang sangat besar atas siapa yang memiliki TikTok.

    “Itu adalah ide yang buruk untuk menempatkan masa depan platform informasi besar-besaran ke dalam pusaran politik ini,” kata Prof Chander.

    (wia)

  • Trump Pertimbangkan Tarif Jauh di Atas 2,5%, Sasar Semikonduktor hingga Tembaga

    Trump Pertimbangkan Tarif Jauh di Atas 2,5%, Sasar Semikonduktor hingga Tembaga

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berkeinginan untuk memberlakukan tarif dagang yang jauh lebih besar dari 2,5%.  

    Pernyataannya tersebut menjadi sinyal terbaru dari serangkaian sinyal pada hari Senin bahwa dirinya sedang mempersiapkan tarif meluas pada sektor-sektor utama untuk membentuk kembali rantai pasokan AS.

     “Saya sudah membayangkan apa yang akan terjadi, tetapi saya belum akan menetapkannya, tetapi itu akan cukup untuk melindungi negara kita,” kata Trump kepada wartawan pada Senin malam, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (28/1/2025). 

    Sebelumnya Scott Bessent—Menteri Keuangan yang baru ditunjuk oleh Senat AS—berencana untuk memulai tarif impor secara universal sebesar 2,5%. 

    Meski demikian, Trump mengatakan bahwa dia tidak berpikir Bessent mendukung hal itu dan tidak akan mendukungnya. Namun, Trump teguh mengatakan bahwa dia menginginkan tarif yang lebih besar dari 2,5% tersebut. 

    Dalam pidatonya di Florida, Trump menjanjikan tarif untuk sektor-sektor tertentu, termasuk semikonduktor, farmasi, baja, tembaga, dan aluminium. 

    Sementara dalam pernyataan Trump saat tengah mengudara dengan pesawat Air Force One saat hendak terbang kembali ke Washington, DC, dari pidatonya di Florida, dirinya juga berharap dapat memberlakukan tarif pada mobil dari Kanada dan Meksiko, negara-negara yang telah diancamnya dengan tarif 25% secara keseluruhan secepatnya pada 1 Februari.

    Dalam pidato di pertemuan lainnya, Trump menyampaikan bahwa ketika tarif di negara lain naik, pajak untuk pekerja dan bisnis Amerika akan turun dan sejumlah besar pekerjaan dan pabrik akan kembali ke AS. Trump pun dikabarkan tengah tarif hingga 20%. 

    “Ingat, sekali lagi, kata ‘tarif’. Kita akan melindungi rakyat dan bisnis kita, dan kita akan melindungi negara kita, dengan tarif,” tambah Trump. 

    Pada saat yang sama, dolar menguat terhadap semua mata uang utama karena ancaman terbaru dari Trump. Tembaga dan aluminium turun karena ancaman tarif sektoral.

    Pernyataan pada hari Senin kepada anggota parlemen adalah tanda terbaru bahwa Trump melihat tarif sebagai pilar dari dorongan Partai Republik untuk juga merombak sistem pajak. 

    Dia mengulangi seruannya agar Partai Republik memotong tarif pajak perusahaan menjadi 15%, dari 21% saat ini, untuk perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang mereka di Amerika. 

    Secara bersamaan, Trump ingin menambah biaya impor melalui tarif dan menurunkan pajak atas produksi dalam negeri, meskipun rinciannya tidak jelas—manufaktur AS sangat bergantung pada suku cadang dan material impor.

    Ancaman tarif semikonduktor dari Trump juga muncul beberapa jam setelah kekhawatiran investor terhadap perusahaan rintisan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek, mengguncang pasar dan menghapus miliaran dolar AS dari kapitalisasi pasar Nvidia Corp. 

    Trump berargumen bahwa tarif akan membantu menjaga dan membangun manufaktur chip canggih AS dibandingkan dengan program subsidi yang diperjuangkan oleh mantan Presiden Joe Biden.

    Pernyataan Trump sangat kontras dengan spekulasi pasar bahwa abstainnya dari tarif langsung minggu lalu, ketika dia menjabat, adalah tanda bahwa dia mungkin melunakkan pendiriannya.

    “Jika Anda ingin berhenti membayar pajak atau tarif, Anda harus membangun pabrik Anda di sini, di Amerika. Itulah yang akan terjadi pada tingkat rekor,” katanya.

    Pidato Trump ini disampaikan setelah akhir pekan lalu dia mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% terhadap Kolombia setelah pemerintah negara itu awalnya menolak untuk menerima para migran yang dideportasi oleh AS dengan pesawat militer. Trump setuju untuk menunda hanya setelah pemerintah Amerika Selatan mundur. 

    Presiden baru ini menegaskan kembali kepada anggota DPR dari Partai Republik bahwa setiap negara yang menolak para pendatang yang dideportasi akan dikenakan ancaman tarif dan sanksi yang sama seperti yang dihindari Kolombia.

    Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett menunjuk contoh Kolombia—sebuah tanda bahwa Trump sedang mempertimbangkan beberapa aliran tarif yang dapat menambah pungutan yang lebih tinggi secara keseluruhan di beberapa sektor atau negaras—dan mengisyaratkan bahwa presiden juga masih mempertimbangkan tarif secara keseluruhan. 

    Haset menyampaikan bahwa tarif apa pun yang mungkin akan dikenakan akan menjadi tambahan dari apa pun yang dilakukan Presiden Trump di masa depan ketika dia memikirkan tarif secara keseluruhan. 

    “Jika Anda melihat tarif sebagai bagian dari strategi keseluruhan, Anda akan melihat, seperti yang dikatakan Presiden Trump, masa keemasan dan ini akan menjadi reformasi sisi penawaran terbesar yang pernah ada di Amerika,” kata Hassett.

  • Teka-Teki TikTok Bakal Dijual Terungkap, Jadi Rebutan 3 Miliarder Ini

    Teka-Teki TikTok Bakal Dijual Terungkap, Jadi Rebutan 3 Miliarder Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Drama seputar masa depan TikTok terus berlanjut, dengan munculnya beberapa nama besar yang menyatakan minat untuk membeli platform media sosial yang sangat populer ini. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Jimmy Donaldson, yang dikenal sebagai MrBeast. Dalam sebuah unggahan TikTok, Donaldson menyampaikan kegembiraannya atas kemungkinan menjadi pemilik TikTok.

    “Saya mungkin akan menjadi CEO baru kalian! Saya sangat gembira!” kata Donaldson dari jet pribadinya, dikutip dari BBC, Selasa (28/1/2025).

    Ia bahkan menjanjikan hadiah sebesar US$10.000 atau setara Rp162 juta (asumsi kurs Rp16.217/US$) kepada lima pengikut barunya secara acak. Unggahan tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 73 juta kali dalam waktu singkat.

    Namun, Donaldson bukan satu-satunya pelamar. TikTok menjadi rebutan para miliarder dan perusahaan besar setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) menuntut ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, untuk menjual platform tersebut sebelum 19 Januari 2025. Kegagalan untuk memenuhi tuntutan ini bisa berujung pada larangan operasional TikTok di AS.

    Pemerintah AS, baik di bawah Donald Trump maupun Joe Biden, menyuarakan kekhawatiran tentang hubungan TikTok dengan pemerintah China. Isu keamanan nasional menjadi alasan utama di balik tuntutan penjualan. Bahkan, Trump sebelumnya sempat menandatangani perintah eksekutif yang memberikan TikTok waktu 75 hari untuk menemukan pembeli baru.

    “Saya ingin Amerika Serikat memiliki kepemilikan sebesar 50%,” kata Presiden AS, Trump dalam sebuah postingan Truth Social pada hari Minggu.

    “Dengan melakukan ini, kita menyelamatkan TikTok, menjaganya di tangan yang tepat, dan memungkinkannya untuk tetap bertahan,” sambungnya.

    Para Kandidat Pembeli TikTok

    Berdasarkan laporan Bloomberg awal bulan ini, di antara sejumlah calon pembeli, tiga nama besar muncul sebagai pesaing utama:

    1. Elon Musk

    Orang terkaya di dunia ini dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli TikTok. Bloomberg melaporkan bahwa China bahkan mungkin mendukung langkah ini. Dalam sebuah unggahan di platform X, Musk menyebut situasi saat ini, di mana TikTok diizinkan beroperasi di AS sementara X tidak diizinkan di China, sebagai sesuatu yang “tidak seimbang.” Ia juga menyatakan bahwa perubahan perlu dilakukan.

    Pada konferensi pers hari Selasa, Trump ditanya oleh seorang reporter apakah dia terbuka jika Musk membeli platform tersebut. “Ya, saya akan membelinya jika dia mau,” jawab Presiden Trump.

    Foto: TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
    TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

    2. Larry Ellison

    Kendati demikian, Trump juga ternyata membuka peluang bagi Larry Ellison. Pendiri dan ketua Oracle ini juga menjadi salah satu kandidat pembeli. Oracle telah lama bekerja sama dengan TikTok sebagai penyedia server utama yang mengelola banyak pusat data aplikasi tersebut. Sebagai pendukung lama Trump, Ellison dianggap sebagai kandidat yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan restu politik.

    “Saya ingin Larry membelinya juga,” imbuh Trump.

    3. Frank McCourt

    Investor miliarder ini menawarkan visi yang berbeda untuk TikTok. Melalui Project Liberty Institute yang ia dirikan, McCourt ingin TikTok beroperasi tanpa algoritma bawaan ByteDance. Ia berpendapat bahwa algoritma TikTok terlalu fokus pada pengumpulan data pengguna, sesuatu yang ia kritik tajam.

    McCourt mengatakan kepada CNBC minggu ini bahwa Project Liberty “tidak tertarik pada algoritma atau teknologi China” meskipun ia mengakui platform tersebut “kurang bernilai” tanpanya. Meskipun ada banyak calon pembeli, pada akhirnya, Presiden Trump lah yang tetap memiliki peran utama dalam memilih pembeli TikTok di AS.

    “Pemenangnya akan orang yang kemungkinan besar bersimpati secara politik kepada Presiden Donald Trump,” kata Anupam Chander, seorang profesor hukum di Universitas Georgetown.

    Prof Chander mengatakan, model kepemilikan bersama 50-50 tidak sesuai dengan persyaratan undang-undang, yang mungkin mendorong Trump untuk menekan Kongres agar merevisi undang-undang tersebut.

    Untuk saat ini, masa depan platform tersebut masih belum jelas. Profesor Chander mengatakan pemerintahan Biden melakukan “kesalahan yang tidak dipaksakan” dengan membiarkan undang-undang tersebut memberikan presiden kendali yang sangat besar atas siapa yang memiliki TikTok.

    “Itu adalah ide yang buruk untuk menempatkan masa depan platform informasi besar-besaran ke dalam pusaran politik ini,” kata Prof Chander.

    (wur)

  • Scott Bessent jadi Menteri Keuangan Trump, Bersiap Hadapi Beban Utang AS

    Scott Bessent jadi Menteri Keuangan Trump, Bersiap Hadapi Beban Utang AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Senat Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi Scott Bessent sebagai menteri keuangan berikutnya yang akan menjalankan agenda Donald Trump, mencakup pemotongan pajak, deregulasi, dan penyeimbangan perdagangan.

    Melansir dari Bloomberg, Selasa (28/1/2025), mantan manajer hedge fund ini memenangkan konfirmasi dengan suara 68 banding 29 pada Senin (27/1/2025). Selain dukungan dari semua senator Partai Republik, Bessent juga mendapatkan dukungan dari satu senator independen dan 15 senator Partai Demokrat. 

    Bessent menjadi orang kelima yang mengisi kabinet Trump yang telah dikonfirmasi oleh Senat AS. Setelah dilantik, mantan kolega miliarder George Soros yang berusia 62 tahun ini akan menghadapi tantangan langsung untuk mengelola beban utang AS. 

    Batas utang federal mulai berlaku pada awal Januari tahun ini, memaksa Departemen Keuangan untuk menggunakan manuver akuntansi khusus untuk menghindari pelanggaran. Pada 5 Februari 2025, departemen ini akan memperbarui rencananya untuk penerbitan surat utang pada saat defisit anggaran yang sangat besar.

    Sudah tiga dekade sejak para pemerhati obligasi menggertak pemerintahan yang sedang berkuasa untuk mengekang lintasan fiskal negara.

    Kala Bill Clinton menjabat, dirinya dipaksa untuk menurunkan imbal hasil obligasi yang telah meningkat setelah pemilihannya pada tahun 1992—yang pada gilirannya mengancam untuk meningkatkan bunga pinjaman bagi orang Amerika untuk segala hal mulai dari hipotek rumah hingga kartu kredit. 

    Kini, dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun yang merangkak menuju 5%—sebagian karena prospek fiskal—keahlian Bessent di pasar keuangan dipandang sebagai aset khusus, di tengah potensi gangguan dari segala hal mulai dari kejutan tarif dan rencana pajak hingga pergeseran kebijakan moneter. 

    Prospek Fiskal 

    Bessent pada sidang Senat AS sebelumnya prihatin mengenai besarnya pinjaman federal yang berpotensi menghambat respons pemerintah federal terhadap krisis di masa depan. Pasalnya, defisit APBN AS lebih dari 6% terhadap PDB, meski AS tidak dalam kondisi resesi. “Kami belum pernah melihat ini sebelumnya,” kata Bessent. 

    Menjadi tugas Bessent untuk membujuk Trump dan para anggota parlemen untuk memangkas pengeluaran demi memperkecil defisit.   

    Bessent pun telah menargetkan pengurangan defisit menjadi 3% dari PDB—dengan pemotongan pajak yang telah lama dinanti-nantikan oleh pemerintahan Trump, yang oleh beberapa ekonom diperingatkan hanya akan memperburuk prospek fiskal. 

    Dirinya berpendapat bahwa masalahnya adalah pengeluaran, bukan tingkat perpajakan, dan bahwa agenda pro-pertumbuhan Trump akan memperbaiki situasi fiskal, di samping aliran pendapatan dari tindakan-tindakan termasuk tarif.

    “Pendekatan seluruh pemerintahan yang menggabungkan deregulasi dengan reformasi pajak dan pengungkit ekonomi lainnya, seperti menerapkan kebijakan perdagangan yang kuat, akan melepaskan masa keemasan ekonomi,” kata Bessent dalam dengar pendapat Komite Keuangan Senat.

    Perpajakan sebagian besar mendominasi sesi tersebut, dengan beberapa anggota Partai Demokrat menyuarakan penolakan mereka.

  • Lampu Kuning Perlambatan Ekonomi China Awal Tahun

    Lampu Kuning Perlambatan Ekonomi China Awal Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas ekonomi China secara tak terduga melambat pada awal 2025. Hal itu memutus momentum pemulihan yang dipicu oleh langkah-langkah stimulus serta menggarisbawahi Beijing harus berbuat lebih banyak untuk mencegah perlambatan. 

    Mengutip Bloomberg pada Senin (27/1/2025) aktivitas pabrik di China menyusut pada bulan Januari setelah tiga bulan ekspansi.

    Perlambatan itu tercermin lewat Purchasing Managers’ Index (PMI) atau indeks manufaktur turun menjadi 49,1 atau level terendah sejak Agustus 2024. Pengukur non-manufaktur untuk konstruksi dan jasa turun menjadi 50,2, tepat di atas angka 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi.

    Baik produksi maupun pesanan baru turun ke level terendah dalam lima bulan, menurut data PMI. Sebagai tanda melemahnya permintaan global, pesanan ekspor baru turun ke level terendah sejak Februari. 

    “Manufaktur terpengaruh oleh liburan Festival Musim Semi yang semakin dekat dan kembalinya karyawan ke kampung halaman mereka,” kata Zhao Qinghe, ahli statistik senior di NBS.

    Kekecewaan tersebut menyusul data resmi lainnya yang menunjukkan dukungan fiskal pemerintah terhadap ekonomi lemah pada tahun lalu.

    Perusahaan industri melaporkan penurunan laba selama 3 tahun berturut-turut karena tekanan deflasi terus berlanjut, meskipun program untuk mensubsidi pembelian barang-barang konsumen dan mesin berkontribusi pada kenaikan laba pada akhir tahun 2024.

    Secara keseluruhan, serangkaian angka terbaru mengungkapkan ekonomi No. 2 dunia berisiko mandek kecuali pemerintah mengeluarkan lebih banyak uang — terutama melalui pinjaman dan belanja publik — untuk menutupi lubang permintaan. 

    “Tanpa sikap yang lebih pro-pertumbuhan pada kebijakan moneter dan fiskal, akan sulit bagi China untuk mencegah perlambatan ekonomi yang lebih tajam pada tahun 2025,” kata Carlos Casanova, ekonom senior Asia di Union Bancaire Privee.

    Urgensi kebijakan ini semakin meningkat karena Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif pada ekspor China. Hal ini  akan melemahkan permintaan luar negeri China pada saat konsumen domestik dan perusahaan swasta sudah lebih memilih untuk berhati-hati. 

    Sementara itu, sektor properti yang sedang berjuang menunjukkan sedikit tanda pemulihan yang berkelanjutan.

    Indeks CSI 300 saham China dalam negeri berfluktuasi antara naik dan turun, mengakhiri hari dengan penurunan 0,4% pada penutupan. Obligasi pemerintah China berjangka 30 tahun menguat 0,7%, sementara yuan turun sekitar 0,4% dalam perdagangan dalam negeri dan luar negeri. 

    China berhasil memenuhi target pertumbuhan resmi sebesar 5% tahun lalu, berkat kebijakan kilat yang terlambat dan lonjakan ekspor. Namun, pemulihan ekonomi tidak merata, dengan manufaktur terkadang menjadi titik terang tetapi konsumsi terbebani oleh pasar kerja yang lemah dan krisis real estat yang berkepanjangan. 

    Pemerintah Negeri Panda telah berjanji untuk mengadopsi kebijakan fiskal dan moneter yang lebih mendukung tahun ini dengan rasio defisit anggaran yang lebih luas di samping pemotongan suku bunga. 

    Namun, masih ada keraguan mengenai apakah tindakan Beijing akan cukup berani untuk mengakhiri spiral deflasi di China. Sejauh ini, bank sentral lebih memprioritaskan menstabilkan yuan daripada pelonggaran moneter, yang dapat mengindikasikan berkurangnya kekhawatiran tentang pertumbuhan di pihak pejabat.

    Presiden Xi Jinping pun berjanji untuk memperkuat pemulihan ekonomi dan mengatakan China berencana untuk memperdalam reformasi kebijakannya.

    Meski aktivitas pabrik biasanya menurun sebelum periode Tahun Baru Imlek karena produksi menurun saat jutaan pekerja pulang kampung, para ekonom mengatakan perlambatan bulan ini lebih parah dari biasanya, menambah tanda-tanda pelemahan meskipun ada upaya baru-baru ini untuk meningkatkan ekonomi.

    “Tingkat penurunan ini di luar ekspektasi kami,” kata Raymond Yeung, kepala ekonom untuk China Raya di Australia & New Zealand Banking Group Ltd.

    Aktivitas industri di China./BloombergPerbesar

    Dia juga menambahkan, kebijakan fiskal yang lebih kuat dan pemotongan rasio persyaratan cadangan untuk bank masih menjadi pertimbangan. Oleh Karena itu, Yeung menyimpulkan ekonomi China masih jauh dari kata pulih.

    Meski aktivitas pabrik melambat sebagian karena libur Tahun Baru Imlek selama delapan hari, itu juga bisa berarti ekspor kurang diuntungkan dari pesanan yang menumpuk dari para pebisnis sebagai bagian dari upaya untuk menghindari tarif baru, menurut Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management. 

    Pungutan AS yang tinggi dapat merugikan ekspor China, yang mencapai hampir sepertiga dari pertumbuhan tahun lalu, dan menambah biaya bagi produsen yang sudah menghadapi tekanan harga dari persaingan yang ketat dan sentimen konsumen yang lesu. Trump sejauh ini menahan diri untuk tidak mengenakan tarif pada China di hari-hari pertamanya menjabat, meskipun rencananya masih belum dapat diprediksi.

    Dukungan Fiskal

    Dukungan fiskal China terhadap perekonomian terbatas pada tahun 2024, tertahan oleh anjloknya pendapatan pemerintah daerah dari penjualan tanah dan penurunan besar dalam pendapatan pajak.

    Peningkatan pengeluaran tahun lalu sekitar 2 triliun yuan atau US$275 miliar, lebih rendah dari yang diperkirakan Beijing, sebagian besar sebagai akibat dari kurangnya pengeluaran oleh dana infrastruktur pemerintah daerah.

    Pemerintah provinsi memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari penjualan tanah kepada pengembang — sumber pendapatan yang telah mengering selama beberapa tahun terakhir dan memaksa pejabat daerah untuk memangkas pengeluaran mereka, yang melemahkan dorongan fiskal bagi perekonomian.

    Belanja fiskal yang luas oleh pemerintah pusat dan daerah berdasarkan dua anggaran utama mereka, yang mencakup segala hal mulai dari pengeluaran sehari-hari hingga proyek infrastruktur, hanya tumbuh rata-rata 1,5% setiap tahun sejak 2021. 

    Janji Kementerian Keuangan China untuk memperluas pengeluaran tahun ini perlu didukung dengan uang sungguhan untuk memastikan bahwa pemerintah di seluruh negeri memiliki sumber daya yang diperlukan untuk membelanjakan apa yang mereka janjikan. 

    Tim ekonom di Huachuang Securities Co. menyebut, menaikkan rasio defisit fiskal resmi menjadi 4% dari PDB dari 3% tahun lalu akan menghasilkan peningkatan sebesar 5% dalam pengeluaran dari anggaran utama. 

    Sementara itu, Michelle Lam, ekonom China Raya di Societe Generale SA menuturkan, pengeluaran publik memprioritaskan infrastruktur daripada kesejahteraan sosial tahun lalu. Hal tersebut harus berubah karena para pemimpin puncak telah mengisyaratkan fokus kebijakan yang lebih besar pada konsumsi pada 2025. 

    “PMI, tentu saja, telah menjadikan stimulus fiskal sebagai prioritas yang lebih penting karena pemulihan masih rapuh,” tambahnya.

  • Ekonomi AS Solid jadi Alasan The Fed Diproyeksi Tahan Suku Bunga Bulan Ini

    Ekonomi AS Solid jadi Alasan The Fed Diproyeksi Tahan Suku Bunga Bulan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi Amerika Serikat atau AS terpantau stabil dan solid pada akhir 2024 yang ditopang oleh belanja konsumen yang sehat dan lebih tinggi dari sejumlah negara maju lainnya.

    Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memproyeksikan estimasi awal pemerintah untuk produk domestik bruto (PDB) kuartal IV/2024 yang menunjukkan peningkatan 2,7% secara tahunan atau year on year (YoY). 

    PDB yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi pada kuartal IV/2024 tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS sekitar 3% selama dua kuartal berturut-turut, yang juga didorong oleh pasar tenaga kerja yang kuat.

    Laporan aktivitas ekonomi AS pada hari Kamis (30/1/2025) mendatang, akan dirilis sehari setelah berakhirnya pertemuan kebijakan Federal Reserve pertama pada 2025 atau pada 28 dan 29 Januari.  

    Alhasil, dengan latar belakang permintaan yang sehat dan inflasi yang tertahan, para pejabat secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang stabil di level 4,25%—4,5%. 

    Melihat pada pertemuan The Fed Desember yang lalu, para pembuat kebijakan mengisyaratkan hanya dua kali penurunan suku bunga tahun ini.

    Hal ini membantu menjelaskan bagaimana AS terus mengungguli negara-negara maju di Eropa dan di seluruh dunia.

    Berbeda dengan AS, angka-angka pada pekan terakhir Januari mendatang diperkirakan akan mengungkapkan bahwa ekonomi Prancis stagnan pada kuartal terakhir 2024, serta sedikit kontraksi di Jerman. 

    Sementara data PDB di kawasan Eropa juga akan dirilis pada hari yang sama dengan rilis data ekonomi AS, dan menunjukkan pertumbuhan melambat. 

    Angka belanja rumah tangga bulanan AS pada hari Jumat diperkirakan akan menunjukkan momentum menuju tahun 2025.

    Para ekonom juga memperkirakan laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi atau PCE meningkat dari bulan sebelumnya. Indeks PCE menjadi indikator inflasi yang menjadi preferensi The Fed.

    Ekonom Bloomberg yang terdiri dari Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, Estelle Ou, dan Chris G. Collins menyampaikan meskipun tingkat penunggakan pinjaman telah meningkat—terutama untuk rumah tangga berpenghasilan rendah—rumah tangga yang lebih kaya yang menyumbang sekitar 40% dari pengeluaran konsumen telah diuntungkan dari reli pasar ekuitas dan apresiasi aset. 

    “Kami telah mempertimbangkan sinyal tersebut dalam perkiraan konsumsi tahun 2025 kami, dan sekarang memperkirakan pengeluaran akan melambat secara lebih bertahap daripada sebelumnya,” ujarnya. 

    Melihat ke bagian Utara, Bank of Canada diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu (29/1/2025). Pemangkasan tersebut lebih kecil setelah dua kali pemangkasan 50 basis poin berturut-turut di saat ancaman tarif Presiden AS Donald Trump menimbulkan ketidakpastian yang cukup besar. 

    Data PDB untuk bulan November dan estimasi untuk Desember akan menunjukkan dampak dari pemilihan umum AS dan pembebasan pajak penjualan Perdana Menteri Justin Trudeau terhadap perekonomian. 

     

    Di tempat lain, penurunan suku bunga di zona Eropa  dan Swedia serta kenaikan 100 basis poin di Brasil adalah beberapa hal yang diharapkan. Beberapa laporan dari Jepang dan pidato penting dari kanselir Inggris juga akan menyibukkan para investor.