Perusahaan: Bloomberg

  • DeepSeek Dicurigai Curi Data OpenAI, Malah Dipuji Bos Microsoft

    DeepSeek Dicurigai Curi Data OpenAI, Malah Dipuji Bos Microsoft

    Jakarta

    Microsoft jadi salah satu perusahaan teknologi Barat yang terusik kehadiran DeepSeek. Namun CEO Microsoft Satya Nadella justru memuji kompetitor asal China tersebut.

    DeepSeek, perusahaan AI asal China, membuat industri teknologi Amerika Serikat geger setelah merilis model AI open-source bernama R1 yang diklaim bisa mengalahkan performa model AI serupa buatan Barat namun dengan biaya yang lebih terjangkau.

    “DeepSeek memiliki beberapa inovasi nyata,” kata Nadella dalam panggilan dengan investor setelah Microsoft merilis laporan keuangan terbarunya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/1/2025).

    “Tentu saja sekarang semuanya menjadi komoditas dan akan digunakan secara luas,” sambungnya.

    Kemampuan DeepSeek menciptakan model AI yang jauh lebih efisien membuat investor bertanya-tanya apakah Microsoft harus menghabiskan miliaran dolar untuk membangun infrastruktur AI. Sepak terjang DeepSeek sempat membuat saham Nvidia dan perusahaan teknologi AS lainnya anjlok hingga dua digit.

    Nadella mengatakan Microsoft sudah menggunakan perangkat lunaknya untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dan hemat biaya di setiap model AI dan hardware AI generasi baru.

    “Kami sendiri telah melihat peningkatan efisiensi yang signifikan dalam pelatihan dan inferensi selama bertahun-tahun,” ujar Nadella.

    Meski begitu, Microsoft tetap berencana menggelontorkan USD 80 miliar untuk membangun pusat data pada tahun fiskal ini guna memenuhi permintaan konsumen untuk produk AI-nya.

    Pujian ini dilontarkan Nadella tidak lama setelah Microsoft dan OpenAI membuka investigasi untuk menyelidiki apakah kelompok yang terkait dengan DeepSeek mencuri data dari OpenAI untuk melatih model AI milik DeepSeek.

    OpenAI mengaku memiliki bukti bahwa DeepSeek melakukan ‘distilasi’, sebuah teknik yang umum digunakan oleh developer untuk melatih AI menggunakan data dari model AI yang lebih besar. Menggunakan metode distilasi untuk melatih model AI kompetitor melanggar syarat dan ketentuan layanan OpenAI.

    Tapi investigasi itu tidak menghentikan Microsoft untuk menawarkan model DeepSeek kepada konsumennya. Microsoft menambahkan model DeepSeek R1 ke Azure AI Foundry, repositori yang berisi lebih dari 1.800 model yang dapat dipakai perusahaan untuk merancang dan mengelola program AI.

    (vmp/vmp)

  • SoftBank Mau Suntik Modal Rp406,54 Triliun ke OpenAi

    SoftBank Mau Suntik Modal Rp406,54 Triliun ke OpenAi

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan investasi milik Masayoshi Son, SoftBank Group Corp., tengah berdiskusi untuk menginvestasikan sebanyak US$25 miliar atau setara Rp406,54 triliun (US$1=Rp16.260) ke OpenAI. 

    Jika terealisasi, langkah tersebut berpotensi menjadikan SoftBank sebagai pendukung terbesar perusahaan rintisan AI tersebut.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (30/1/2025), menurut seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut, perusahaan investasi Jepang tersebut tengah berunding untuk menginvestasikan antara US$15 miliar dan US$25 miliar. 

    Jumlah tersebut akan menambah komitmen eksisting US$15 miliar yang sebelumnya telah dikucurkan oleh SoftBank untuk Project Stargate, kata orang tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya saat membahas pembicaraan tertutup tersebut. 

    Adapun, Project Stargate adalah usaha patungan yang berpusat di Texas dengan OpenAI untuk membangun pusat data dan infrastruktur AI lainnya guna mendukung pembuat ChatGPT. 

    Rencana tersebut masih dalam tahap awal dan mungkin tidak akan menghasilkan investasi, kata orang tersebut. Perwakilan SoftBank dan OpenAI menolak berkomentar. Investor terbesar OpenAI, Microsoft Corp., juga menolak berkomentar terkait rencana investasi tersebut. 

    Son dan CEO OpenAI Sam Altman turut hadir ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan usaha patungan Stargate bulan ini. Kedua CEO tersebut telah berhubungan selama bertahun-tahun mengenai minat mereka yang sama dalam memajukan pengembangan kecerdasan buatan. 

    Bersama dengan mitra usaha patungan Oracle Corp. dan MGX yang didukung Abu Dhabi, Stargate berencana untuk menginvestasikan US$100 miliar pada tahap awal dan mengucurkan sebanyak US$500 miliar selama empat tahun.

    OpenAI mendambakan lebih banyak kapasitas pusat data untuk membuat AI-nya lebih canggih. Kini, perusahaan tersebut menghadapi pasar yang dipenuhi para pesaing, didorong oleh keberhasilan nyata perusahaan rintisan China, DeepSeek, dalam menyamai kemampuan OpenAI dengan biaya yang jauh lebih murah. 

    Perusahaan AS tersebut sejauh ini mengandalkan Microsoft untuk sebagian besar kebutuhan komputasi dan cloud-nya.

    SoftBank telah mencari momen yang tepat untuk memasuki pasar perangkat keras AI yang menguntungkan setelah bertahun-tahun bertaruh secara tidak seimbang pada perusahaan rintisan AI melalui Vision Fund. 

    Son dan Altman dari OpenAI pertama kali bertemu pada tahun 2019, ketika Son menawarkan investasi sebesar US$1 miliar kepada OpenAI, yang tidak pernah terwujud. Keduanya sejak itu telah terikat karena kekhawatiran bersama mereka seputar kekurangan semikonduktor yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi AI. 

    Vision Fund kemudian menginvestasikan US$500 juta pada perusahaan rintisan tersebut dan meluncurkan tender senilai US$1,5 miliar untuk membeli lebih banyak saham dari karyawan OpenAI bulan lalu.

    Berita tentang kemungkinan investasi SoftBank membantu meningkatkan kenaikan saham terkait chip Asia termasuk Advantest Corp. Saham SoftBank turun 1% pada Kamis pagi di Tokyo.

    “Masuk akal jika Nasdaq dan saham terkait semikonduktor dibeli, tetapi SoftBank, yang mengeluarkan uang, tidak akan melihat momentum pembelian yang sama,” kata Takehiko Masuzawa, kepala perdagangan ekuitas di Phillip Securities Japan.

    Pelaku industri teknologi, termasuk Elon Musk, mempertanyakan kurangnya rincian seputar Stargate dan pembiayaannya. Pendiri xAI menyatakan keraguan apakah perusahaan yang bergabung dengan pengumuman Trump dapat menindaklanjuti komitmen keuangan mereka. 

    SoftBank memiliki sekitar US$25 miliar dalam bentuk tunai dan setara kas pada akhir September serta kepemilikan di ratusan perusahaan rintisan dan 90% saham di perancang chip Arm Holdings Plc yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai taruhan tersebut.

    Namun, masih ada keraguan mengenai apakah Stargate benar-benar merupakan peningkatan dramatis dari rencana pembangunan pusat data yang diumumkan sebelumnya. 

    Bulan lalu, Son mengunjungi Mar-a-Lago untuk mengumumkan SoftBank akan menghabiskan US$100 miliar di AS selama masa jabatan presiden mendatang, dan Project Stargate memanfaatkan upaya tersebut, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

  • DeepSeek Curi Data, Peneliti AS Ungkap Modusnya

    DeepSeek Curi Data, Peneliti AS Ungkap Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China mendadak jadi sorotan dunia dan digadang-gadang sebagai ancaman bagi dominasi AI Amerika Serikat (AS).

    Pasalnya, DeepSeek menawarkan model AI dengan ongkos lebih murah dan berkonsep terbuka (open source), sehingga pengembangannya lebih fleksibel.

    Microsoft dan OpenAI yang sebelumnya memimpin pasar AI langsung bereaksi. Keduanya mengklaim DeepSeek secara ilegal mengambil data dari teknologi ChatGPT milik OpenAI untuk melatih sistemnya.

    Para peneliti keamanan Microsoft mengatakan beberapa oknum yang terkait dengan DeepSeek mengeksfiltrasi sejumlah besar data menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI.

    API OpenAI merupakan cara utama para pengembang software dan konsumen bisnis membeli layanan-layanan OpenAI. Microsoft yang merupakan investor terbesar OpenAI mengungkapkan aktivitas mencurigakan dari DeepSeek, menurut laporan Bloomberg.

    Figur kripto dan AI Gedung Putih, David Sacks, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa ada kemungkinan DeepSeek mencuri properti intelektual dari AS.

    “Ada bukti kuat bahwa apa yang dilakukan DeepSeek adalah menyaring pengetahuan dari model OpenAI,” kata Sacks, dikutip dari Reuters Kamis (30/1/2025).

    Saat dimintai komentar mengenai laporan Bloomberg, juru bicara OpenAI menggemakan pernyataan Sacks yang mencatat bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis di China terus-menerus berusaha meniru model-model perusahaan terkemuka di AS.

    Namun, juru bicara OpenAI tidak secara spesifik menyebut nama DeepSeek atau perusahaan lainnya. Microsoft menolak berkomentar, dan DeepSeek tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    (fab/fab)

  • Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Turun 23 Poin

    Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Turun 23 Poin

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (30/1/2025) pagi melemah atau terdepresiasi dibandingkan perdagangan sebelumnya.

    Data Bloomberg Asian Pacific Currencies menyatakan, rupiah pukul 09.37 WIB di pasar spot exchange berada di level Rp 16.234 per dolar AS atau turun 23 poin atau 0,14% dibandingkan perdagangan sebelumnya.

    Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi, nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS setelah pernyataan Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mengarah ke sikap yang lebih hawkish.

    “Rupiah diperkirakan akan dibuka dalam tren pelemahan terhadap dolar AS menyusul pernyataan The Fed dalam pertemuan FOMC yang menegaskan bahwa inflasi masih berada pada level tinggi. The Fed juga menegaskan bahwa mereka tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga,” ujarnya Kamis (30/1/2025).

    Selain itu, kekuatan pasar tenaga kerja AS serta kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait imigrasi dan tarif turut berkontribusi terhadap tekanan nilai tukar rupiah hari ini.

    Meskipun kebijakan tersebut masih menghadapi ketidakpastian, ia memperkirakan bahwa implementasinya akan tetap berlangsung sesuai rencana, meskipun kemungkinan tidak akan seagresif saat kampanye.

    Dari sisi perekonomian AS, data menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan tumbuh sebesar 3,1% pada kuartal IV-2024, dengan inflasi inti mencapai 2,8 persen, inflasi umum 2,2%, dan tingkat pengangguran berada di angka 4,1%.

    “Kisaran nilai tukar rupiah diprediksi berada di Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS,” ungkap Aris.

    Pada awal perdagangan Kamis (30/1/2025), nilai tukar rupiah hari ini tercatat mengalami pelemahan hingga 23 poin.

  • iPhone dan HP Android Wajib Instal Aplikasi Pemerintah Modi

    iPhone dan HP Android Wajib Instal Aplikasi Pemerintah Modi

    Jakarta, CNBC Indonesia – India ingin aplikasi pemerintahannya tersedia langsung di iPhone dan HP Android. Informasi ini berasal dari sebuah pertemuan yang dikutip dalam laporan Bloomberg.

    Sebuah laporan menyebutkan India meminta Google dan Apple bisa menginstall aplikasi pemerintah ke dalam iPhone serta Android. Kabarnya permintaan ini untuk meningkatkan jangkauan layanan masyarakat setempat.

    Laporan Bloomberg menyebutkan Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi meminta dibuatkan rangkaian aplikasi pemerintah. Aplikasi tersebut juga ingin sudah terpasang pre-install sebelum ponsel masuk pasar India.

    Aplikasi-aplikasi itu diminta dapat diunduh dari pihak ketiga tanpa menimbulkan peringatan berbahaya dari setiap penyedia layanan.

    Sebagai informasi aplikasi pemerintah memang bisa diakses di dua toko aplikasi tersebut sekarang. Namun menurut para pejabat, menggabungkannya dalam aplikasi Gov.in akan meningkatkan penggunanya.

    Berdasarkan laporan, permintaan itu nampaknya ditolak oleh kedua raksasa teknologi. Menurut sumber yang dikutip dalam laporan, Google yang mendominasi pasar India telah menolak inisiatif pemerintah dan langkah yang sama sepertinya juga diambil Apple.

    “Google dengan sistem operasi Android mencakup lebih dari 90% dari 700 juta ponsel di negara itu menolak inisiatif tersebut, kata orang-orang tersebut, menambahkan Apple juga nampaknya tidak akan setuju dengan itu,” kata laporan tersebut dikutip dari India Today, Kamis (30/1/2025).

    India tidak menyerah dengan penolakan itu. Laporan yang sama mengungkapkan pemerintah dalam pertemuan membahas adanya penggunaan langkah hukum agar Apple dan Google mau mematuhi permintaan mereka.

    Sebenarnya Apple telah melakukan hal ini di Rusia tahun 2021. Perusahaan menawarkan opsi memasang aplikasi yang disarankan pemerintah dengan memamtuhi peraturan setempat.

    (dem/dem)

  • DeepSeek Dituduh Pakai Model OpenAI untuk Latih AI

    DeepSeek Dituduh Pakai Model OpenAI untuk Latih AI

    Jakarta

    DeepSeek, perusahaan AI asal China, membuat geger setelah meluncurkan model DeepSeek R1 yang jauh lebih murah dibandingkan model AI kompetitor buatan Barat. Namun, OpenAI mencurigai model AI DeepSeek dibangun menggunakan data mereka.

    Menurut laporan Bloomberg, OpenAI dan Microsoft sedang menyelidiki apakah DeepSeek menggunakan API milik OpenAI untuk mengintegrasikan model AI OpenAI ke model milik DeepSeek.

    Sumber Bloomberg mengatakan peneliti keamanan Microsoft mendeteksi data dalam jumlah besar dicuri melalui akun pengembang OpenAI pada akhir 2024, yang diyakini berhubungan dengan DeepSeek. Microsoft melaporkan aktivitas mencurigakan ini kepada OpenAI.

    Kepada Financial Times, OpenAI mengaku menemukan bukti yang menghubungkan DeepSeek dengan metode ‘distilasi’, teknik yang umum digunakan oleh developer untuk melatih AI menggunakan data dari model AI yang lebih besar dan canggih.

    OpenAI memang mengizinkan developer untuk menggunakan API-nya guna mengintegrasikan model AI-nya dengan aplikasi mereka sendiri. Namun, menggunakan cara distilasi untuk membangun model AI pesaing melanggar ketentuan layanan OpenAI.

    “Kami tahu perusahaan berbasis RRC (China) – dan perusahaan-perusahaan lainnya – terus menerus mencoba meniru model perusahaan AI terkemuka di AS,” kata OpenAI dalam pernyataan resminya kepada Bloomberg, seperti dikutip dari The Verge, Kamis (30/1/2025).

    “Sebagai pengembang AI terkemuka, kami mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi IP kami, termasuk proses yang cermat untuk menentukan kemampuan terdepan yang akan disertakan dalam model yang dirilis, dan meyakini ke depannya sangatlah penting bahwa kami bekerja sama dengan pemerintah AS guna melindungi model yang paling canggih dari upaya musuh dan pesaing untuk mengambil alih teknologi AS,” sambungnya.

    OpenAI belum memberikan informasi rinci tentang bukti yang mereka temukan. Namun tuduhan serupa juga datang dari David Sacks, kepala AI dan kripto Gedung Putih yang ditunjuk Presiden AS Donald Trump.

    “Ada bukti kuat bahwa apa yang dilakukan DeepSeek di sini adalah mereka menyaring pengetahuan dari model OpenAI dan menurut saya OpenAI tidak akan senang dengan hal ini,” kata Sacks.

    (vmp/afr)

  • Trump Berencana Perketat Penjualan Chip NVidia ke China, Akibat AI DeepSeek?

    Trump Berencana Perketat Penjualan Chip NVidia ke China, Akibat AI DeepSeek?

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan tengah menjajaki pembatasan tambahan pada penjualan chip Nvidia Corp. ke China.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (30/1/2025), menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, rencana tersebut dikatakan masih berada pada tahap awal karena tim baru sedang menyusun prioritas kebijakan. 

    Para pejabat fokus pada potensi perluasan pembatasan untuk mencakup chip Nvidia H20, menurut orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut bersifat pribadi. 

    Chip NVidia H20, yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan perangkat lunak dan layanan kecerdasan buatan, adalah produk yang dirancang khusus untuk memenuhi pembatasan pengiriman AS ke China.

    Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa keputusan mengenai pembatasan apa pun kemungkinan besar masih jauh, mengingat pemerintahan Trump baru mulai menambah staf di departemen terkait. 

    Calon Menteri Perdagangan Howard Lutnick, yang dipilih Trump untuk memimpin badan yang mengawasi pembatasan perdagangan chip, mengatakan dalam sidang konfirmasi bahwa dia akan sangat kuat dalam pengendalian semikonduktor, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Saham Nvidia turun sebanyak 6,9% di New York setelah kabar penambahan pelarangan ini beredar, memperpanjang minggu yang sulit bagi perusahaan pembuat chip tersebut.

    Juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara itu, seorang juru bicara Nvidia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut siap bekerja sama dengan pemerintah dalam menerapkan pendekatannya sendiri terhadap AI.

    Keputusan untuk memperketat pembatasan terhadap Nvidia akan semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini terjadi ketika pemerintah AS dan industri teknologi menanggapi bukti bahwa China lebih unggul dalam perlombaan AI daripada yang diperkirakan.

    Adapun Nvidia, telah menghadapi pembatasan barang-barang yang dapat dijual ke China sejak 2022 lalu. Tambahan pembatasan ini akan semakin merugikan pendapatannya di pasar semikonduktor terbesar tersebut. 

    Mereka berpendapat bahwa pembatasan tersebut memperkuat tekad China untuk menjadikan dirinya independen dari teknologi AS dan akan melemahkan perusahaan-perusahaan AS – dua hal yang bertentangan dengan tujuan aksi perdagangan tersebut.

    “Ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintahan Biden didasarkan pada tingkat kinerja yang dicapai lima tahun lalu,” kata perusahaan itu dalam pernyataannya.

    H20 adalah hasil dari pembatasan sebelumnya yang mengharuskan Nvidia untuk mencari lisensi ekspor chip AI terbaiknya. Perusahaan menanggapinya dengan varian yang diturunkan, H800, yang memiliki kinerja tidak begitu kuat. 

    Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden kemudian memberlakukan batasan kinerja yang lebih ketat pada 2023 termasuk chip tersebut. Nvidia pun merespons dengan H20, versi yang lebih diperkecil.

    Gagasan untuk memperketat pembatasan perdagangan yang ada dengan memasukkan chip H20 telah muncul di Washington selama beberapa waktu. Staf di pemerintahan Biden merekomendasikan pembatasan tersebut, kata sumber tersebut, namun para pejabat pada akhirnya tidak melakukan tindakan tersebut sebelum meninggalkan jabatannya. 

    Chip Nvidia, yang sudah menjadi teknologi paling dicari dalam booming AI, kini mendapat pengawasan lebih ketat setelah startup China, DeepSeek, merilis model kecerdasan buatan baru yang dikatakan menyaingi kinerja penawaran dari OpenAI, Google Alphabet Inc. dan Meta Platforms Inc. 

    Perusahaan China itu mengatakan sistemnya dibangun dengan biaya yang lebih murah dan menggunakan chip Nvidia keluaran lama

    Potensi ancaman terhadap keunggulan perusahaan-perusahaan AS di industri ini memicu jatuhnya saham-saham teknologi, termasuk Microsoft, Nvidia, Oracle Corp. dan Google, sehingga menghapus total nilai pasar hampir US$1 triliun pada Senin (27/1/2025) lalu. 

    Microsoft dan OpenAI sedang menyelidiki apakah keluaran data dari teknologi OpenAI diperoleh dengan cara yang tidak sah oleh kelompok yang terkait dengan DeepSeek, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

  • Bayang-bayang Pencurian Data Pengguna di Balik Viral Deepseek

    Bayang-bayang Pencurian Data Pengguna di Balik Viral Deepseek

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah negara di Eropa menaruh perhatian mengenai risiko pencurian data yang dilakukan oleh platform kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) Deepseek. 

    Irlandia dan Italia menduga adanya upaya pemerintah China untuk menghimpun data dunia melalui platform Deepseek. 

    Komisi Perlindungan Data Irlandia mengirim catatan kepada DeepSeek untuk meminta perincian mengenai bagaimana data warga negara di Irlandia diproses oleh perusahaan tersebut. 

    “Komisi Perlindungan Data (DPC) telah menulis surat kepada DeepSeek untuk meminta informasi mengenai pemrosesan data yang dilakukan terkait dengan subjek data di Irlandia,” kata seorang juru bicara, dilansir dari Techcrunch, Kamis (30/1/2025). 

    Surat dari DPA Irlandia dikirim kurang dari 24 jam setelah pengawas perlindungan data di Italia mengirim catatan serupa kepada perusahaan tersebut. DeepSeek belum menanggapi kedua permintaan tersebut secara publik. Namun, aplikasi selulernya tidak lagi muncul di toko aplikasi Google dan Apple di Italia.

    Langkah Italia tersebut tampaknya merupakan langkah besar pertama dari salah satu lembaga pengawas tersebut sejak DeepSeek menjadi sangat viral dalam beberapa hari terakhir; Euroconsumers, sebuah koalisi kelompok konsumen di Eropa, telah mengajukan keluhan kepada Otoritas Perlindungan Data Italia terkait dengan cara DeepSeek menangani data pribadi terkait dengan GDPR , kerangka kerja regulasi perlindungan data di Eropa. 

    DPA Italia mengonfirmasi hari ini bahwa mereka kemudian menulis surat kepada DeepSeek dengan permintaan informasi. “Data jutaan orang Italia terancam.” DeepSeek memiliki waktu 20 hari untuk menanggapi.

    Dua detail utama tentang DeepSeek yang banyak diperhatikan adalah bahwa layanan ini dibuat dan beroperasi di China. Berdasarkan kebijakan privasinya , ini mencakup informasi dan data yang dikumpulkan dan disimpan DeepSeek, yang juga disimpan di negara asalnya.

    Kebijakan Privacy data DeepseekPerbesar

    DeepSeek juga secara singkat mencatat dalam kebijakannya bahwa ketika mentransfer data ke China dari negara tempat DeepSeek digunakan, hal itu dilakukan “sesuai dengan persyaratan hukum perlindungan data yang berlaku.”

    Penyelidikan Microsoft dan OpenAI

    Sementara itu, perusahaan teknologi, Microsoft (MSFT.O), dan OpenAI menyelidiki dugaan pengambilan data secara ilegal yang dilakukan oleh Deepseek. 

    Bloomberg News melaporkan para Peneliti Keamanan Microsoft mengamati bahwa, pada musim gugur, individu yang mereka yakini terhubung dengan DeepSeek mencuri sejumlah besar data menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI. 

    Diketahui, API OpenAI merupakan kanal bagi para pengembang perangkat lunak dan pelanggan bisnis untuk membeli layanan OpenAI. Microsoft, investor terbesar OpenAI, memberi tahu perusahaan tersebut tentang aktivitas yang mencurigakan, menurut laporan Bloomberg.

    Perusahaan rintisan AI murah asal China DeepSeek, alternatif bagi para pesaing AS, memicu aksi jual saham teknologi pada hari Senin karena asisten AI gratisnya menyalip ChatGPT milik OpenAI di App Store milik Apple. 

    Sebelumnya, Founder dan CEO Momentum Work Jianggan Li mengatakan pada Senin (27/1/2025) indeks Nasdaq anjlok lebih dari 3%, dengan salah satu penyebab diduga karena investor khawatir bahwa DeepSeek mampu mengalahkan dominasi Nvidia.

    Momentum Work pun mengungkapkan sejumlah data berdasarkan wawancara singkat dengan beberapa peneliti dan CTO perusahaan AI di China guna mencari tahu perihal DeepSeek.

    Jianggan mengatakan DeepSeek adalah chatbot LLM pertama yang dapat digunakan dengan cepat, dan menunjukkan proses penalaran yang lengkap. 

    Sebagai perbandingan, ChatGPT lambat, berhalusinasi, buruk dalam pencarian daring realtime, dan sering kali terlalu konservatif dalam memberi respons. Pengguna China juga kesulitan mengakses ChatGPT dan banyak bergantung pada stabilitas VPN. 

    “Meski demikian, pengalaman menunjukkan bahwa GPT o1 secara keseluruhan masih memiliki logika yang lebih baik. Untuk penggunaan bisnis, ChatGPT API masih yang terbaik di pasaran lebih stabil, meskipun sangat mahal dibandingkan dengan Deepsek,” kata Jianggan dalam keterangannya, Selasa (28/1/2025),

    Jianggan mengatakan bahwa kehadiran Deepseek sudah diprediksi sejak tahun lalu. Kegigihan China melatih model AI berbiaya murah dan upaya kompetitif mereka untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan AI di global mendorong China meramu teknologi AI pesaing ChatGPT. 

  • Kinerja LVMH Mengecewakan, Kekayaan Bernard Arnault Menguap Rp 155,74 Triliun – Page 3

    Kinerja LVMH Mengecewakan, Kekayaan Bernard Arnault Menguap Rp 155,74 Triliun – Page 3

    Sebelumnya, CEO LVMH, Bernard Arnault, menjadi salah satu orang yang kekayaannya tumbuh paling pesat pada 2025.

    Sejauh ini, Arnault berhasil menambah hampir USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,36 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.365) setiap hari. Bahkan, ia telah mengungguli tokoh antara lain Elon Musk dan Mark Zuckerberg dalam hal pertumbuhan kekayaan tahun ini.

    Pada Kamis, Arnault mendapatkan tambahan USD 15 miliar atau sekitar Rp 245,47 triliun hanya dalam satu hari, menjadikannya orang terkaya keempat di dunia dengan total kekayaan sekitar USD 190 miliar atau sekitar Rp 3.109 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index. Kekayaan Arnault melonjak setelah saham LVMH, perusahaan barang mewah yang ia pimpin, naik 9%.

    Melansir Business Insider, Minggu (19/1/2025), saham LVMH melonjak setelah perusahaan barang mewah saingannya, Richemont, melaporkan lonjakan penjualan kuartalan sebesar 20% di berbagai pasar antara lain  Eropa, Amerika, Jepang, Timur Tengah, dan Afrika.

    Ini mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk mewah di tengah pemulihan ekonomi setelah pandemi. Arnault, yang memiliki sekitar 48% saham di LVMH, mendapatkan keuntungan besar dari lonjakan saham ini. LVMH sendiri menaungi sekitar 75 merek terkenal, termasuk Tiffany & Co, Dom Pérignon, dan Sephora.

    Meskipun demikian, kekayaan Arnault sempat terpukul pada akhir 2024. Ia kehilangan lebih dari USD 50 miliar akibat penurunan harga saham LVMH. Saat ini, kekayaannya masih lebih kecil dibanding Elon Musk, yang memimpin daftar orang terkaya dunia dengan kekayaan mencapai USD 439 miliar.

    Selain Arnault, tokoh lain seperti Changpeng Zhao, pendiri Binance, juga mencatat pertumbuhan kekayaan besar, yaitu hampir USD 12 miliar pada tahun ini. Di sisi lain, Elon Musk dan Mark Zuckerberg masing-masing menambah kekayaan mereka sekitar USD 7 miliar dan USD 9 miliar dalam dua minggu pertama 2025.

     

  • WHO: Kematian Akibat Tenggelam Bisa Dicegah, Anak-anak Perlu Keterampilan Berenang  – Halaman all

    WHO: Kematian Akibat Tenggelam Bisa Dicegah, Anak-anak Perlu Keterampilan Berenang  – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO melaporkan, sejak tahun 2000, angka kematian akibat tenggelam di dunia telah turun hingga 38 persen.

    Dari 6,1 menjadi 3,8 per 100.000 penduduk.

    “Penurunan signifikan dalam kematian akibat tenggelam sejak tahun 2000 adalah berita bagus dan bukti bahwa intervensi sederhana dan praktis yang direkomendasikan WHO berhasil,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengutip laman WHO, Rabu (29/1/2025).

    Meskipun ada kemajuan ini, kematian akibat tenggelam tetap menjadi krisis kesehatan masyarakat yang dapat dicegah.

    Anak-anak kecil memiliki risiko tenggelam yang sangat tinggi karena kemampuan mereka yang belum berkembang untuk menilai risiko, dan kurangnya keterampilan berenang serta keselamatan di air. 

    Risiko tenggelam meningkat ketika anak-anak berinteraksi dengan air di luar pengawasan aktif orang dewasa.

    Anak-anak dan dewasa muda berusia 0–29 tahun menyumbang lebih dari separuh (57 persen) dari semua kematian akibat tenggelam. 

    Angka kematian tenggelam tertinggi per populasi terjadi pada anak-anak berusia 0–4 tahun. Pada tingkat regional, angka kematian tenggelam pada anak-anak berusia 0-4 tahun tertinggi terjadi di Wilayah Mediterania Timur WHO dengan 16,8 kematian per 100.000 populasi. 

    Di Wilayah Pasifik Barat WHO, anak-anak berusia 5–14 tahun lebih sering meninggal karena tenggelam daripada penyebab lainnya.

    Ada banyak tindakan untuk mencegah tenggelam. 

    Seperti menutup sumur, menggunakan penghalang pintu dan tempat bermain, memagari kolam renang, dan mengendalikan akses ke sumber air dapat mengurangi risiko dan paparan bahaya air.

    Pengasuhan anak berbasis masyarakat yang diawasi untuk anak-anak prasekolah dapat mengurangi risiko tenggelam dan memiliki manfaat kesehatan lain yang terbukti. 

    Mengajarkan anak-anak usia sekolah dasar-dasar berenang, keselamatan air, dan keterampilan penyelamatan yang aman adalah pendekatan lain. 

    Namun, upaya ini harus dilakukan dengan penekanan pada keselamatan, dan manajemen risiko menyeluruh yang mencakup kurikulum yang teruji keselamatan, area pelatihan yang aman, penyaringan dan pemilihan siswa, dan rasio siswa-instruktur yang ditetapkan untuk keselamatan.

    Mengajarkan keterampilan berenang dasar kepada anak-anak, akan mencegah 774.000 anak yang dipreduksi tenggelam antara tahun sekarang dan 2050. 

    Lebih jauh lagi, 178.000 anak lainnya akan terhindar dari cedera parah yang mengancam jiwa akibat tenggelam yang tidak berakibat fatal selama periode yang sama. 

    “Tenggelam terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, tetapi kemajuan mungkin terjadi, terutama jika pemerintah bekerja sama dengan mitra yang kuat di tingkat lokal,” kata Duta Besar Global WHO untuk Penyakit dan Cedera Tidak Menular Michael R. Bloomberg.