Perusahaan: Bloomberg

  • Rupiah Mendadak Menguat Akibat Google Error, Ini Nilai Tukar Selama Sepekan

    Rupiah Mendadak Menguat Akibat Google Error, Ini Nilai Tukar Selama Sepekan

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah sepekan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (1/2/2025). Namun, akibat Google yang disebut eror membuat rupiah di layanan perusahaan teknologi tersebut menguat lebih dari 50%.

    Berdasarkan data Bloomberg Asian Pacific Currencies, Sabtu (1/2/2025), rupiah di pasar spot mencatat penurunan 0,82% dalam sepekan, ditutup di level Rp 16.305 per dolar AS dari posisi awal pekan di Rp 16.172 per dolar AS.

    Di sisi lain, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan sebesar 0,69% dalam sepekan, dengan kurs rupiah berada di level Rp 16.312 per dolar AS.

    Sementara, pada perdagangan Kamis (30/1/2025) rupiah melemah dan berada di level Rp 16.234 per dolar AS atau turun 23 poin atau 0,14% dibandingkan perdagangan sebelumnya.

    Kemudian, pada perdagangan Jumat (31/1/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (31/1/2025) juga tertekan karena berada pada level Rp 16.298 per dolar AS atau melemah 42 poin atau 0,26%.

    Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi, nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS setelah pernyataan Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mengarah ke sikap yang lebih hawkish.

    “Rupiah diperkirakan akan dibuka dalam tren pelemahan terhadap dolar AS menyusul pernyataan The Fed dalam pertemuan FOMC yang menegaskan bahwa inflasi masih berada pada level tinggi. The Fed juga menegaskan bahwa mereka tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga,” ujarnya Kamis (30/1/2025).

    Sementara, publik dibuat bingung lantaran nilai tukar rupiah pada Sabtu (1/2/2025) di Google mendadak kacau. Warganet di X mengatakan bahwa Google sedang eror sehingga nilai tukar rupiah kacau.

    Beritasatu.com telah berusaha mengonfirmasi terkait kabar Google eror. Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada balasan dari pihak Google.

    Hingga pukul 18.50 WIB, nilai tukar rupiah di Google yang disebut eror masih berada di angka Rp 8.170 per dolar AS.
        
        

  • Warganet Sebut Google Sedang Pusing karena Rupiah Tiba-tiba Menguat Lebih dari 50 Persen

    Warganet Sebut Google Sedang Pusing karena Rupiah Tiba-tiba Menguat Lebih dari 50 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Viral nilai tukar rupiah hari ini di Google yang menguat lebih dari 50% dari dolar Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (1/2/2025). Warganet pun menyebut ada kesalahan pada sistem Google dan mengatakan perusahaan teknologi AS itu sedang pusing.

    “Ikut kaget dapat kabar USD anjlok, senang rupiah menguat. Ngecek berita terbaru dan BCA, sepertinya Google sedang pusing,” ungkap salah satu netizen dengan di X (dahulu Twitter) dengan akun @zoelfick, Sabtu (1/2/2025).

    Warganet lainnya menuliskan nilai tukar rupiah yang menguat dan mengaitkannya dengan Google yang eror atau ngebug.

    Akun @ArdiannArd bertanya-tanya alasan rupiah mendadak naik lebih dari setengah.

    “Ada apa ini? kok rupiah bisa menguat hampir setengah gini? cari-cari berita yang bahas penguatan rupiah kok ndak nemu ya,” ucapnya dikutip Beritasatu.com, Sabtu (1/2/2025).

    Sementara, akun lain mempertanyakan Google yang ngebug karena nilai tukar rupiah mendadak naik.

    “Ini ngebug kah dolar rupiah,” ucap akun @goalscoreid.

    Melansir Bloomberg, rupiah pada Sabtu (1/2/2024) masih tertekan atas dolar AS karena berkurang 48,5 poin atau 0,30% menjadi Rp 16.304 per dolar AS.

    Beritasatu.com telah berusaha mengonfirmasi terkait kabar Google eror. Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada balasan dari pihak Google.

  • Heboh Kurs Rupiah Menguat ke Level Rp 8.000-an di Google Jadi Trending Topic di X

    Heboh Kurs Rupiah Menguat ke Level Rp 8.000-an di Google Jadi Trending Topic di X

    Jakarta, Beritasatu.com – Heboh kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level Rp 8.000-an per USD di Google. Hal ini pun menimbulkan reaksi beragam di jagat maya. Di sosial media X (dahulu Twitter), topik terkait kurs rupiah ini menjadi tren atau trending topic.

    Topik yang sedang hangat dibicarakan antara lain 1USD, Error, USDT, Rupiah, hingga Ngebug.

    “Ikut kaget dapat kabar USD anjlok, senang rupiah menguat. Ngecek berita terbaru dan BCA, sepertinya Google sedang pusing,” ungkap salah satu netizen dengan akun @zoelfick.

    “Data source google ngaco, dan menyebabkan informasi yang salah, 1 USD = 8000 IDR. Kenyataannya USD-IDR masih di kisaran 16.300,” tambah akun @Gank_Of_Petojo.

    “Hari ini, banyak yang terkejut melihat nilai tukar 1 USD = 8.170 IDR di Google. Namun, perlu diketahui bahwa ini kemungkinan besar adalah kesalahan sistem atau glitch data,” ungkap akun @gstdnat.

    Nilai tukar rupiah hari ini di Google tercatat Rp 8.170 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah ini berbanding terbalik pada saat perdagangan, Jumat (31/1/2025) yang melemah 40 poin atau 0,25% menjadi Rp 16.297 per dolar AS.

    Melansir Bloomberg, kurs atau nilai tukar rupiah pada Sabtu (1/2/2024) masih tertekan atas dolar AS karena berkurang 48,5 poin atau 0,30% menjadi Rp 16.304 per dolar AS.

  • OpenAI Rilis Model AI O3-Mini yang Lebih Murah, Saingi DeepSeek

    OpenAI Rilis Model AI O3-Mini yang Lebih Murah, Saingi DeepSeek

    Bisnis.com, JAKARTA – OpenAI meluncurkan model kecerdasan buatan baru yang ringan dan mampu melakukan penalaran seperti manusia. Diklaim lebih efisiens dari DeepSeek. 

    Dikutip melalui Bloomberg, CEO OpenAI Sam Altman pun menekankan bahwa model kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) yang diluncurkannya akan memiliki biaya yang murah guna menyaingi peluncuran model sumber terbuka dari DeepSeek tersebut.

    Fitur baru tersebut adalah o3-mini baru merupakan penerus versi perusahaan yang lebih canggih, o3, yang dirilis pada Desember tahun lalu.

    Dia mengatakan bahwa o3-mini akan dirilis pada akhir Januari 2025. Kedua model tersebut dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan rumit yang terkait dengan topik seperti pengodean, matematika, dan sains.

    Perusahaan tersebut mengatakan bahwa model baru tersebut tersedia melalui chatbot AI ChatGPT untuk pengguna gratis, pengguna ChatGPT Plus berbayar, dan mereka yang membayar layanan Pro dan Team.

    Model baru tersebut juga tersedia melalui antarmuka pemrograman aplikasi atau API OpenAI. Perusahaan tersebut akan menawarkannya kepada pengguna perusahaan dalam seminggu.

    Peluncuran baru OpenAI bertepatan dengan kepanikan di seluruh industri yang dipicu oleh gangguan yang disebabkan oleh peluncuran DeepSeek, chatbot AI milik perusahaan Tiongkok. DeepSeek adalah model sumber terbuka yang dianggap hemat biaya dibandingkan dengan model AI yang dikembangkan di AS.

    Perusahaan China tersebut mengklaim bahwa model AI-nya mengungguli pengembang terkemuka AS pada berbagai tolok ukur industri dengan menjawab pertanyaan dengan pengetahuan umum dan menyelesaikan tugas matematika. Klaim keberhasilan model hemat biayanya menciptakan diskusi yang lebih besar tentang harga dan nilai model berbasis AS.

    “R1 DeepSeek adalah model yang mengesankan, terutama terkait apa yang dapat mereka berikan untuk harganya,” tulis CEO OpenAI di X, seraya menambahkan bahwa sangat menggembirakan memiliki pesaing.

    Dia juga menyatakan keyakinannya pada kemampuan perusahaan rintisan AI-nya untuk memberikan model yang lebih baik.

    “Kami jelas akan memberikan model yang jauh lebih baik dan juga sangat menggembirakan memiliki pesaing baru!” kata Altman.

    Dia mengisyaratkan bahwa OpenAI akan mengatur ulang rilis yang direncanakan untuk memenuhi permintaan pasar, tetapi pada akhirnya tetap fokus pada peta jalan penelitiannya menuju AGI atau kecerdasan umum buatan, jenis kecerdasan buatan yang menyamai atau melampaui kemampuan kognitif manusia.

    “Kami akan merilis beberapa. Namun yang paling penting, kami bersemangat untuk terus menjalankan peta jalan penelitian kami dan percaya bahwa komputasi yang lebih baik kini lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai misi kami,” pungkas Altman

  • Pentagon Blokir DeepSeek Usai Data Pegawainya Menyangkut di Server China

    Pentagon Blokir DeepSeek Usai Data Pegawainya Menyangkut di Server China

    Bisnis.com, JAKARTA — Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, akan memblokir akses jaringannya ke model kecerdasan buatan DeepSeek setelah data sejumlah karyawan mereka yang tersangkut di peladen atau server China.

    Persyaratan layanan DeepSeek secara eksplisit menyatakan bahwa mereka akan menyimpan data pengguna di server China dan data tersebut diatur di bawah hukum  China — yang mewajibkan kerja sama dengan badan intelijen negara tersebut.

    Namun, hal itu tidak menghentikan karyawan Departemen Pertahanan AS untuk ikut serta menggunakan DeepSeek yang saat ini menjadi buah bibir karena dianggap lebih canggih dari ChatGPT. 

    Bloomberg melaporkan, Jumat (31/1/2025), Pentagon mendapati karyawannya menghubungkan komputer kerja mereka ke server China, menggunakan layanan tersebut setidaknya selama dua hari. 

    Atas temuan tersebut, Pentagon memutuskan memblokir DeepSeek di beberapa jaringannya. 

    Kekhawatiran terhadap Deepseek juga diperlihatkan oleh negara-negara di Eropa. Pemerintah Italia dan Irlandia mengirim surat kepada Deepseek meminta pertanggungjawaban atas pengelolaan data pengguna yang dilakukan platform kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Deepseek memiliki waktu 20 hari untuk memberi tanggapan. Pada saat bersamaan aplikasi tersebut hilang dari play store di kedua negara. 

    Komisi Perlindungan Data Irlandia mengirim catatan kepada DeepSeek untuk meminta perincian mengenai bagaimana data warga negara di Irlandia diproses oleh perusahaan tersebut. 

    “Komisi Perlindungan Data (DPC) telah menulis surat kepada DeepSeek untuk meminta informasi mengenai pemrosesan data yang dilakukan terkait dengan subjek data di Irlandia,” kata seorang juru bicara, dilansir dari Techcrunch, Kamis (30/1/2025). 

    Surat dari DPA Irlandia dikirim kurang dari 24 jam setelah pengawas perlindungan data di Italia mengirim catatan serupa kepada perusahaan tersebut. DeepSeek belum menanggapi kedua permintaan tersebut secara publik. Namun, aplikasi selulernya tidak lagi muncul di toko aplikasi Google dan Apple di Italia.

    Langkah Italia tersebut tampaknya merupakan langkah besar pertama dari salah satu lembaga pengawas tersebut sejak DeepSeek menjadi sangat viral dalam beberapa hari terakhir.

    Euroconsumers, sebuah koalisi kelompok konsumen di Eropa, telah mengajukan keluhan kepada Otoritas Perlindungan Data Italia terkait dengan cara DeepSeek menangani data pribadi terkait dengan GDPR , kerangka kerja regulasi perlindungan data di Eropa. 

  • Deretan Calon Pembeli TikTok di AS, dari Youtuber hingga Mantan Menteri

    Deretan Calon Pembeli TikTok di AS, dari Youtuber hingga Mantan Menteri

    Bisnis.com, JAKARTA – Penangguhan hukuman untuk TikTok di Amerika Serikat (AS) sudah mulai berjalan.

    Kini menunggu waktu hingga batas yang telah ditentukan pada April 2025 untuk melihat calon-calon pembeli TikTok.

    Sebelumnya, Presiden Donald Trump sempat mengatakan bahwa Microsoft telah dalam pembicaraan untuk melakukan akuisisi.

    Kemudian sahabatnya yang juga orang terkaya di dunia, Elon Musk, ikut buka suara mengenai penangguhan TikTok di AS.

    Musk di akun media sosialnya mengatakan bahwa TikTok seharusnya tidak dilarang beroperasi di AS karena bertentangan dengan kebebasan berpendapat.

    Baru-baru ini, daftar calon pembeli TikTok mulai bermunculan mulai dari perusahaan AI hingga youtuber terkenal.

    Berikut deretan calon pembeli TikTok yang kini sedang ditangguhkan di AS:

    1. Microsoft-Oracle

    Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump dikabarkan berencana mengakuisisi TikTok dengan melibatkan perusahaan teknologi Oracle dan Microsoft.

    Berdasarkan kesepakatan yang sedang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China yakni ByteDance, nantinya akan memiliki saham minoritas di TikTok.

    Namun, algoritma aplikasi, pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle.

    Menurut laporan National Public Radio (NPR), jika kesepakatan tersebut berjalan secara efektif, artinya investor asal Amerika Serikat akan memiliki saham mayoritas di TikTok, tetapi ketentuan kesepakatan dapat berubah dan masih dibahas.

    “Tujuannya adalah agar Oracle dapat memantau dan mengawasi secara efektif apa yang sedang terjadi dengan TikTok. ByteDance tidak akan sepenuhnya hilang, tetapi akan meminimalkan kepemilikan China,” ujar sumber anonim NPR dikutip Minggu (26/1/2025).

    2. Perusahaan AI Perplexity

    Perplexity AI, sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan, baru-baru ini mengajukan proposal terbaru mereka untuk melakukan merger dengan TikTok.

    Melansir dari Techcrunch, proposal terbaru yang diajukan akan memberikan pemerintah Amerika Serikat hingga 50% kepemilikan pada entitas baru yang terbentuk.

    Adapun tawaran terbaru ini menyusul sebuah proposal sebelumnya di mana Perplexity berencana untuk menciptakan sebuah perusahaan baru yang menggabungkan Perplexity, TikTok US, dan investor ekuitas tambahan.

    Dalam tawaran yang telah direvisi, pemerintah AS akan menerima sahamnya setelah penawaran umum perdana yang diperkirakan bernilai US$300 juta. Sementara, ByteDance perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, kemungkinan akan mempertahankan sebagian kepemilikan.

    Sumber yang mengetahui tawaran tersebut juga mengonfirmasi kepada TechCrunch bahwa Perplexity melakukan revisi atas tawarannya setelah menerima masukan dari pemerintahan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya menuntut agar TikTok dijual atau dilarang di AS karena masalah keamanan nasional.

    3. Youtuber MrBeast

    Youtuber MrBeast membuat konsorsium di Amerika Serikat (AS) untuk melelang pembelian TikTok.

    Di dalam grup tersebut, telah terhimpun dana sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp325 triliun.

    Uang tersebut ditujukan untuk membeli TikTok yang saat ini masih menanti aturan pemblokiran di AS. Kabar ini berasal dari Jesse Tinsley, seorang pengusaha teknologi dan pendiri Employer.com, mengutip Bloomberg.

    Tinsley mengonfirmasi bahwa grup tersebut juga telah merekrut dua investor terkenal lainnya seperti David Baszucki yang merupakan salah satu pendiri dan CEO Roblox dan CEO Anchorage Digital Nathan McCauley.

    Terlepas dari itu, Tinsley berkata bahwa grup MrBeast belum menjalin komunikasi langsung dengan induk TiktTok, ByteDance.

    “Kami belum mendapat tanggapan (dari ByteDance). Mereka tidak memberikan respons sama sekali,” ujar Tinsley, dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/1/2025).

    Project Liberty hingga Mantan Menteri AS…

  • Youtuber MrBeast Buat Tawaran Rp325 Triliun untuk Beli TikTok

    Youtuber MrBeast Buat Tawaran Rp325 Triliun untuk Beli TikTok

    Bisnis.com, JAKARTA – Youtuber MrBeast membuat konsorsium di Amerika Serikat (AS) untuk melelang pembelian TikTok.

    Di dalam grup tersebut, telah terhimpun dana sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp325 triliun.

    Uang tersebut ditujukan untuk membeli TikTok yang saat ini masih menanti aturan pemblokiran di AS. Kabar ini berasal dari Jesse Tinsley, seorang pengusaha teknologi dan pendiri Employer.com, mengutip Bloomberg.

    Tinsley mengonfirmasi bahwa grup tersebut juga telah merekrut dua investor terkenal lainnya seperti David Baszucki yang merupakan salah satu pendiri dan CEO Roblox dan CEO Anchorage Digital Nathan McCauley.

    Dirinya juga mengatakan bahwa penawaran dalam konsorsium milik MrBeast lebih besar dari pembeli lainnya.

    Disinyalir tawaran dari grup MrBeast telah mengalahkan Project Liberty yang dibuat oleh pengusaha Frank McCourt dan Kevin O’Leary, yang juga berminat membeli TikTok.

    Meskipun proyek MrBeast masih kalah dengan proyek valuasi TikTok oleh CFRA Research. Menurut Wakil Presiden Senior CFRA Research, Angelo Zino, calon pembeli TikTok setidaknya perlu mempersiapkan dana sekitar US$40-50 miliar dollar.

    Terlepas dari tawaran itu, Tinsley berkata bahwa grup MrBeast belum menjalin komunikasi langsung dengan induk TiktTok, ByteDance.

    “Kami belum mendapat tanggapan (dari ByteDance). Mereka tidak memberikan respons sama sekali,” ujar Tinsley, dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/1/2025).

  • IHSG Sesi I Hari Ini Menguat 1,20 Persen

    IHSG Sesi I Hari Ini Menguat 1,20 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat (31/1/2025).

    IHSG pada jeda siang hari ini menguat 1,20% atau 84,64 poin ke level 7.158,1.

    IHSG bergerak dalam rentang 7.095-7.167. Perdagangan IHSG pada sesi I hari ini mencatatkan 8,05 miliar lembar saham senilai Rp 4,40 triliun dari 633.685 kali transaksi.

    Sebanyak 315 saham yang diperdagangkan tercatat menguat, sebanyak 238 saham melemah, dan sebanyak 233 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan.

    Dari data Bloomberg pada pukul 12.51 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.318 per dolar AS atau melemah 62 poin (0,38%).

  • Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan pada Level Rp 16.298 Per Dolar AS

    Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan pada Level Rp 16.298 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Jumat (31/1/2025), kembali tertekan.

    Dari data Bloomberg pada pukul 09.24 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.298 per dolar AS atau melemah 42 poin (0,26%).

    Sehari sebelumnya, nilai tukar Rupiah juga melemah 0,22% menjadi Rp 16.256 per dolar AS. Sementara, indeks obligasi naik sebesar 0,12% dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun 8 bps menjadi 6,97%.

    Pada saat nilai tukar rupiah hari ini dibuka melemah, IHSG justru dibuka di zona hijau. IHSG pada pukul 09.14 WIB menguat 0,58% atau 40,85 poin ke level 7.114,3.

    IHSG pada awal perdagangan hari ini bergerak dalam rentang 7.095-7.126. Sebanyak 237 saham menguat, sebanyak 165 saham melemah, dan sebanyak 185 saham stagnan.

  • iPhone Bakal Bisa Terkoneksi dengan Internet Starlink, Apple?

    iPhone Bakal Bisa Terkoneksi dengan Internet Starlink, Apple?

    Jakarta

    Apple dikabarkan sedang menguji dukungan jaringan satelit Starlink milik SpaceX pada perangkat iPhone terbarunya. Kolaborasi rahasia ini melibatkan T-Mobile US Inc. sebagai mitra operator seluler, menandai langkah baru dalam pengembangan teknologi komunikasi satelit untuk perangkat mobile.

    Laporan ini didasarkan pada informasi dari Bloomberg, yang mengungkap bahwa Apple telah menyertakan dukungan untuk teknologi Starlink dalam pembaruan perangkat lunak iOS terbaru.

    Menurut sumber yang familiar dengan masalah ini, Apple telah menguji iPhone dengan layanan Starlink dari SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk. Pembaruan perangkat lunak yang dirilis pada Senin lalu secara diam-diam telah menambahkan dukungan untuk teknologi tersebut.

    Ini merupakan langkah mengejutkan, mengingat T-Mobile sebelumnya hanya menyatakan bahwa Starlink akan tersedia untuk ponsel Samsung, seperti model Z Fold dan S24.

    Sementara itu, Apple sendiri telah memiliki kemitraan dengan Globalstar Inc., yang memungkinkan pengguna iPhone mengirim pesan teks dan menghubungi layanan darurat saat berada di luar jangkauan sinyal seluler. Namun, kolaborasi dengan SpaceX dan T-Mobile ini menunjukkan bahwa Apple mungkin sedang mempertimbangkan untuk memperluas opsi konektivitas satelitnya.

    Uji Beta T-Mobile dan Dukungan Starlink

    T-Mobile telah memulai uji beta untuk layanan Starlink, dengan mengaktifkan sejumlah kecil iPhone sebagai bagian dari program tersebut. Pengguna yang terpilih menerima pesan teks dari T-Mobile yang menyatakan, “Anda berada di T-Mobile Starlink beta. Anda sekarang dapat tetap terhubung dengan mengirim pesan teks melalui satelit dari mana saja. Untuk mulai mengalami cakupan di luar, harap perbarui ke iOS 18.3.”

    Pengguna dalam program beta ini juga menemukan opsi baru di pengaturan data seluler iPhone mereka untuk mengelola fitur satelit. Meskipun Apple menolak berkomentar, T-Mobile menyatakan bahwa uji beta akan dimulai dengan smartphone yang dioptimalkan dan bahwa peluncuran penuh nantinya akan mendukung sebagian besar smartphone modern. Selain iPhone, T-Mobile juga membuka versi beta untuk beberapa pengguna Android 15.

    Elon Musk, CEO SpaceX, menanggapi berita ini melalui postingan di platform X (sebelumnya Twitter). Ia menyatakan bahwa teknologi Starlink saat ini sudah mendukung pengiriman gambar, musik, dan podcast, dengan rencana untuk menambahkan dukungan video di masa depan.

    [Gambas:Twitter]

    Cara Kerja dan Masa Depan Layanan Starlink

    Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Ketika iPhone T-Mobile berada di area tanpa sinyal seluler, perangkat yang terdaftar dalam program Starlink akan mencoba terhubung dengan satelit SpaceX. Pengguna juga dapat mengaktifkan SMS melalui menu satelit untuk layanan Globalstar atau menghubungi layanan darurat melalui Apple.

    Versi awal layanan Starlink saat ini hanya mendukung SMS, namun SpaceX dan T-Mobile berencana untuk memperluasnya ke koneksi data dan panggilan suara di masa depan. Program ini saat ini hanya tersedia di Amerika Serikat, berbeda dengan layanan Globalstar Apple yang sudah berfungsi di beberapa negara. SpaceX berencana untuk memperluas jangkauan Starlink ke operator lain secara global.

    Kemampuan komunikasi satelit ini dirancang untuk area yang tidak terjangkau jaringan seluler, seperti jalur pendakian atau daerah terpencil. Namun, fitur ini tidak dapat digunakan di area yang sudah memiliki sinyal seluler. Dukungan untuk fitur satelit Apple saat ini tersedia di sebagian besar model iPhone, dan perusahaan berencana untuk membawa teknologi ini ke Apple Watch Ultra pada akhir tahun ini.

    T-Mobile telah memperbarui situs webnya untuk memberi tahu penguji beta bahwa iPhone didukung sebagai bagian dari rilis iOS 18.3. Meskipun jumlah pengguna dalam versi beta masih sangat terbatas, T-Mobile berencana untuk memperluas program ini pada bulan Februari mendatang.

    Dengan langkah ini, Apple, SpaceX, dan T-Mobile menunjukkan komitmen mereka untuk menghadirkan konektivitas yang lebih luas dan andal, bahkan di daerah yang paling terpencil sekalipun. Kolaborasi ini juga menandai babak baru dalam persaingan teknologi komunikasi satelit, yang diprediksi akan semakin panas di tahun-tahun mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Uni Eropa Desak Apple Bikin Sistem Operasi Ramah Perangkat Lain”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/rns)