Perusahaan: Bloomberg

  • Kisah Engineer China yang Jadi Mata-mata di Google

    Kisah Engineer China yang Jadi Mata-mata di Google

    Jakarta

    Linwei Ding, seorang engineer asal China, terancam hukuman penjara hingga ratusan tahun setelah dituding melakukan aksi mata-mata di Alphabet — induk Google.

    Ding didakwa pada Maret 2024 dan kini menunggu dakwaan terakhir, yaitu pelanggaran terhadap tujuh pasal spionase ekonomi, dan tujuh pasal pencurian rahasia perusahaan, demikian dikutip detikINET dari Bloomberg, Rabu (5/2/2025).

    Pria yang juga dikenal dengan nama Leon Ding ini mulai bekerja di Google sejak 2019. Ia dituding mencuri teknologi dari Alphabet, yaitu desain chip yang dipakai Google untuk melatih model AI-nya, termasuk Gemini, dan graphical processing unit. Saat didakwa pada Maret 2024, ia mengaku tidak bersalah.

    Ding mendirikan startup di China pada 2023, dan juga mendaftarkan diri pada program pencarian bakat di Shanghai. Program tersebut menawarkan bayaran untuk orang-orang yang bisa membawa pengetahuan dan kemampuannya kembali di China setelah melakukan riset di luar China.

    Dalam surat lamarannya ke program tersebut, Ding memamerkan sebuah produk yang menurutnya bisa membantu China untuk mempunyai infrastruktur dengan kemampuan komputasi setara dengan infrastruktur lain di tingkat internasional.

    Kemudian dalam memo internal di startupnya itu kemudian terungkap kalau mereka berencana menawarkan produk dan layanan ke badan pemerintahan China serta universitas.

    Jika terbukti bersalah, Ding menghadapi hukuman penjara hingga 15 tahun untuk setiap pelanggaran spionase ekonomi yang terbukti, dan hingga 10 tahun untuk setiap pelanggaran pencurian rahasia perusahaan.

    Sebelumnya pernah diberitakan, Ding dituding mengunggah lebih dari 500 data rahasia Google yang berisi informasi tentang AI ke akun cloud pribadinya antara Mei 2022 sampai Mei 2023. Sebagian besar data yang dicuri terkait dengan infrasttuktur hardware dan software yang memungkinkan pusat data Google untuk melatih model AI.

    Sebulan setelah Ding mulai mencuri data perusahaan, ia didekati oleh perusahaan machine learning asal China bernama Rongshu dan ditawari posisi Chief Technology Officer dengan gaji USD 14.800 per bulan. Ia juga pernah menghabiskan lima bulan di China untuk menggalang dana bagi perusahaan.

    Menjelang Mei 2023, Ding juga mendirikan perusahaannya sendiri di China bernama Zhisuan dan menunjuk dirinya sebagai CEO. Ding tidak pernah memberi tahu Google tentang afiliasinya dengan Rongshu atau Zhisuan.

    Setelah Ding mundur dari Google pada Desember 2023, anak perusahaan Alphabet itu mulai menelusuri riwayat aktivitas di laptop kerjanya dan menemukan upload tidak berizin antara Mei 2022 dan Mei 2023.

    “Setelah penyelidikan, kami menemukan bahwa karyawan ini mencuri banyak dokumen, dan kami segera melaporkan kasus ini ke penegak hukum,” kata juru bicara Google Jose Castaneda saat itu.

    (asj/asj)

  • Konsumsi Rumah Tangga di Bawah Pertumbuhan Ekonomi 2024, Daya Beli Lesu

    Konsumsi Rumah Tangga di Bawah Pertumbuhan Ekonomi 2024, Daya Beli Lesu

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan realisasi konsumsi rumah tangga tumbuh 4,98% secara tahunan pada kuartal IV/2024 dan tumbuh sebesar 4,94% secara kumulatif.

    Melihat realiasai tersebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak lebih besar dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 yang sebesar 5,02% (year on year/YoY) maupun pertumbuhan ekonomi pada 2024 dibandingkan dengan 2023 atau secara kumulatif yang sebesar 5,03%.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan pada dasarnya konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama produk domestik bruto (PDB) dengan distribusi sebesar 53,71% (YoY) pada kuartal IV/2024.

    “Penyumbang utama PDB menurut komponen pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).

    Amalia menyoroti pertumbuhan konsumsi tersebut sejalan dengan indikator konsumsi masyarakat yang tercermin dari indeks penjualan eceran riil pada kuartal IV/2024 yang tumbuh 1,11% (YoY) dan 3,01% secara kumulatif.

    Sementara nilai impor barang konsumsi juga tumbuh sebesar 8,31% (YoY) dan 5,37% secara kumulatif. Meski demikian, penjualan domestik sepeda motor terkontraksi sebesar 3,6% (YoY), tetapi penjualan sepanjang 2024 tumbuh 1,54% dibandingkan dengan 2023.

    Secara kumulatif, transportasi dan komunikasi menjadi kelompok yang tumbuh tinggi dalam konsumsi rumah tangga karena seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat.

    Di sisi lain, restoran dan hotel juga mendorong kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi seiring dengan meningkatnya kegiatan wisata selama libur sekolah dan libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

    Komponen PDB 2024 menurut pengeluaran. / dok. BPSPerbesar

    Adapun, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 dan sepanjang 2024 tersebut melampaui konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg dengan nilai tengah sebesar 4,96% (YoY) dan 5,01%.

    Meski demikian, realisasi pertumbuhan ekonomi 2024 lebih rendah dari 2023 yang mencapai 5,05%, tetapi sedikit di atas harapan pemerintah yang sebesar 5%.

    Sebelumnya, Proyeksi terendah berasal dari Ekonom JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dan Ekonom HK and SH Banking Corp Ltd Pranjul Bhandari yang masing-masing sebesar 4,8% (YoY).

    Sementara estimasi tertinggi, yakni sebesar 5,08% (YoY), dikeluarkan oleh Kepala Ekonom Bank Maybank Indonesia Juniman.

    “Aktivitas konsumsi yang meningkat pada akhir tahun terutama ada faktor terkait dengan faktor belanja akhir tahun dari pemerintah,” ungkap Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, dikutip pada Rabu (5/2/2025).

  • GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    Jakarta, Beritasatu.com – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membantah berita merger dengan Grab Holdings Ltd (Grab) seperti yang ramai diberitakan. Ditegaskan pihak GoTo, hingga saat ini pihaknya tidak melakukan transaksi merger dengan pihak mana pun, termasuk Grab.

    Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Grab Holdings Ltd sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. 

    Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian. Salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak mana pun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” tulis Corporate Secretary R A Koesoemohadiani GoTo dalam keterangan resmi, Rabu (5/2/2025). 

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang beredar di media massa sejauh ini tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan.

  • Sam Altman Tidak Berencana Gugat DeepSeek, Apa Alasannya?

    Sam Altman Tidak Berencana Gugat DeepSeek, Apa Alasannya?

    Jakarta

    Bos OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa sejauh ini perusahannya tidak ada rencana untuk menggugat DeepSeek, startup AI dari China. Padahal sebelumnya pencipta ChatGPT itu telah memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan China secara aktif berupaya meniru model AI canggihnya.

    “Tidak, kami tidak berencana untuk menuntut DeepSeek saat ini. Kami akan terus membangun produk-produk hebat dan memimpin dunia dengan kemampuan model, dan saya pikir itu akan berjalan dengan baik,” kata Altman kepada wartawan di Tokyo.

    Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Altman memuji bahwa DeepSeek punya model yang mengesankan. Akan tetapi, dia yakin timnya bisa memimpin dan memberikan produk terbaik.

    “Jadi, kami sangat senang untuk memiliki kompetitor lainnya. Kami sudah punya beberapa sebelumnya, dan saya pikir ini merupakan kepentingan semua pihak agar kita terus maju dan terus memimpin,” lanjutnya.

    DeepSeek mengguncang dunia karena modelnya yang canggih dan lebih murah. Performa DeepSeek yang besar ini pun telah memicu gelombang tuduhan bahwa perusahaan tersebut telah merekayasa ulang kemampuan teknologi terkemuka AS, seperti AI yang mendukung ChatGPT.

    OpenAI mengatakan para pesaingnya menggunakan proses yang dikenal sebagai distilasi di mana pengembang yang menciptakan model yang lebih kecil belajar dari model yang lebih besar dengan meniru perilaku dan pola pengambilan keputusan mereka. Intinya mirip dengan siswa yang belajar dari gurunya.

    Per akhir Januari 2025, laporan Bloomberg menyebut OpenAI dan Microsoft sedang menyelidiki apakah DeepSeek menggunakan API milik OpenAI untuk mengintegrasikan model AI OpenAI ke model milik DeepSeek.

    Sumber Bloomberg mengatakan peneliti keamanan Microsoft mendeteksi data dalam jumlah besar dicuri melalui akun pengembang OpenAI pada akhir 2024, yang diyakini berhubungan dengan DeepSeek. Microsoft melaporkan aktivitas mencurigakan ini kepada OpenAI.

    Kepada Financial Times, OpenAI mengaku menemukan bukti yang menghubungkan DeepSeek dengan metode ‘distilasi’, teknik yang umum digunakan oleh developer untuk melatih AI menggunakan data dari model AI yang lebih besar dan canggih.

    (ask/afr)

  • Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memberikan reaksi terkait dengan kabar sinergi berupa merger hingga akuisisi dengan Grab Holdings Ltd. yang beredar di publik.

    Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

    Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

    Faktanya, kabar tersebut terhitung sudah tiga kali beredar ke publik tanpa adanya kelanjutan yang jelas.

    Kabar burung penggabungan dua entitas itu pertama kali muncul sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 dan jauh sebelum GOTO melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

    Kala itu, pembahasan merger Grab dan Gojek—sebelum penggabungan dengan Tokopedia—baru pada tahap awal. Menurut sumber Bloomberg, kedua entitas itu bahkan masih jauh dari tahap penilaian bisnis. 

    Kali kedua wacana penggabungan GOTO dan Grab muncul pada tahun lalu atau sebelum perhelatan Pilpres 2024.

    Laporan Bloomberg, Jumat (9/2/2024), menyebutkan bahwa merger GOTO dan Grab juga masih berada dalam tahap diskusi awal. Namun, salah satu opsi potensial yang muncul dalam pembicaraan itu adalah Grab yang berbasis di Singapura, akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. 

    Terbaru, melansir Bloomberg, kedua perusahaan dikabarkan tengah menargetkan untuk menyelesaikan diskusi merger tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menuturkan kesepakatan merger harus terjadi pada 2025 atau tidak sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” tulis Bloomberg, Selasa (4/2/2025).

    Kabar tersebut bahkan berkembang menjadi opsi akuisisi yang sedang dipertimbangkan Grab terhadap GOTO dengan valuasi lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp115,8 triliun (kurs Jisdor BI 3 Februari 2025 Rp16.543 per dolar AS).

    Melansir Bloomberg, Grab tengah mempertimbangkan akuisisi terhadap rivalnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$7 miliar. Narasumber Bloomberg menyebut salah satu skenario yang tengah dibahas adalah pembelian seluruh saham GOTO senilai Rp100 per saham.

    Nilai tersebut mencerminkan harga yang premium atau lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini pada level Rp88 per saham.

  • eFishery Tunjuk FTI Consulting Hadapi Dugaan Fraud, Singgung Dampak Ekosistem Startup Indonesia

    eFishery Tunjuk FTI Consulting Hadapi Dugaan Fraud, Singgung Dampak Ekosistem Startup Indonesia

    PIKIRAN RAKYAT – Perusahaan startup akuakultur, eFishery, akhirnya angkat bicara terkait dugaan pelanggaran dan kecurangan keuangan yang melibatkan manajemen tertentu di dalam grup perusahaan. Merespons situasi tersebut, eFishery telah mengambil langkah cepat dengan menunjuk FTI Consulting sebagai manajemen sementara dengan persetujuan para pemegang saham.

    Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Selasa 4 Februari 2025, Dewan Direksi eFishery menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh guna menentukan strategi terbaik bagi keberlangsungan bisnis.

    “Keterlibatan pihak ketiga yang independen dalam manajemen bertujuan untuk memfasilitasi kajian yang menyeluruh dan objektif terhadap bisnis perusahaan, demi menentukan langkah terbaik bagi Grup ke depannya,” ungkap perwakilan Dewan Direksi eFishery.

    Dampak Bagi Ekosistem Startup Indonesia

    Dalam beberapa pekan terakhir, eFishery disebut telah mengambil keputusan sulit untuk menyesuaikan biaya operasional sesuai dengan skala bisnis sebenarnya. Seluruh kebijakan yang diterapkan tetap berpedoman pada hukum yang berlaku serta prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

    “Kami memahami bahwa situasi ini sulit bagi semua pihak, terutama karyawan dan pemangku kepentingan yang terdampak. Kami akan terus bertindak dengan integritas dalam menangani situasi ini serta memastikan perlindungan terhadap karyawan sesuai dengan hukum yang berlaku,” tambah perwakilan perusahaan.

    eFishery menyadari bahwa kasus dugaan pelanggaran ini tidak hanya berdampak pada internal perusahaan, tetapi juga pada ekosistem startup di Indonesia. Sebagai perusahaan berbasis inovasi, kejadian ini dinilai dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Tanah Air.

    “Dugaan pelanggaran di dalam grup perusahaan ini tentu mengecewakan banyak pihak dan berpotensi membahayakan kepercayaan terhadap iklim investasi di Indonesia. Kami berkomitmen untuk bertindak dengan integritas serta mematuhi hukum yang berlaku demi menjaga dan melindungi ekosistem investasi di Indonesia,” ujar perwakilan Dewan Direksi eFishery.

    Temuan Penyelidikan Awal

    Sebelumnya, hasil penyelidikan internal mengungkap bahwa eFishery diduga telah menggelembungkan pendapatan dan laba sejak perusahaan didirikan. Laporan awal yang beredar menyebutkan bahwa perusahaan mengalami kerugian total sebesar US$152 juta (sekitar Rp2,47 triliun). Selain itu, laporan keuangan selama sembilan bulan pertama 2024 juga diduga dimanipulasi, di mana perusahaan melaporkan laba US$16 juta (sekitar Rp260 miliar), padahal mengalami kerugian sebesar US$35,4 juta (sekitar Rp576 miliar).

    Lebih lanjut, laporan penyelidikan setebal 52 halaman yang dibuat oleh FTI Consulting mengungkapkan bahwa pendapatan perusahaan diduga telah digelembungkan hingga hampir US$600 juta dalam sembilan bulan hingga September 2024. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 75% angka yang dilaporkan adalah tidak akurat.

    FTI Consulting juga menemukan adanya manipulasi dalam jumlah penjualan alat pemberi makan ikan. Jumlah yang dilaporkan mencapai 400 ribu unit, padahal angka sebenarnya hanya sekitar 24 ribu unit.

    Penyelidikan ini dilakukan setelah adanya laporan dari seorang pelapor kepada anggota dewan perusahaan yang mengungkap ketidaksesuaian data keuangan eFishery. Laporan tersebut telah beredar di kalangan investor dan dikonfirmasi telah dibaca oleh Bloomberg News.

    Ke depan, eFishery berjanji akan terus melakukan investigasi menyeluruh serta bekerja sama dengan pihak berwenang guna menyelesaikan kasus ini secara transparan dan akuntabel.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) buka suara usai diberitakan akan melakukan merger dengan Grab Holdings Ltd pada tahun ini. Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani membantah kabar transaksi merger tersebut melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2).

    Ia menjelaskan, perseroan mengetahui adanya spekulasi di media dan rumor mengenai adanya rencana transaksi merger antara GOTO dengan Grab di beberapa media. Dengan pemberitaan ini, GOTO memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun.

    “Tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” ujar Koesoemohadiani.

    GOTO juga kabar merger yang santer terdengar dari beberapa tahun terakhir  hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tegasnya.

    Saham GOTO cetak rekor

    Saham GOTO mengalami lonjakan 7,41% menjadi Rp87 pada Selasa pukul 16.43 WIB. Transaksi saham GOTO tercatat sebanyak 11,6 miliar lembar dengan total nilai transaksi mencapai Rp997 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 36.200 kali.

    Sementara itu, saham GRAB yang terdaftar di Nasdaq juga tercatat menguat sebesar 6,83% menjadi 4,85 dolar AS pada sesi pre-market pada 4 Februari pukul 04.51 GMT+5, setelah mengalami penurunan 0,87% pada penutupan perdagangan sebelumnya.

    Catatan harga saham GOTO hari ini mencatatkan level tertinggi dan memecahkan rekor dalam setahun terakhir, sejak Februari 2024.

    Adapun sentimen penguatan karena adanya pemberitaan soal transaksi merger. Mengacu pada pembicaraan mengenai merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd terdengar kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada tahun ini.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha untuk menyelesaikan diskusi merger tersebut tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai pada 2025, atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    Laporan Bloomberg menyatakan, Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Grab Indonesia pun buka suara mengenai kabar merger Grab-GOTO yang disebut semakin intens.

    “Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,” kata Narasumber Grab kepada Fortune Indonesia, Selasa (4/2).

  • Goldman Sachs Mulai Gantikan Bankir dengan AI

    Goldman Sachs Mulai Gantikan Bankir dengan AI

    Jakarta, FORTUNE – Goldman Sachs telah memulai proses menggantikan beberapa fungsi bankir dengan teknologi Kecerdasan Buatan (AI). Chief Information Officer Goldman Sachs, Marco Argenti, menjelaskan bahwa assistant AI ini akan berfungsi sebagai alat bantu untuk merangkum dan memeriksa email, serta menerjemahkan kode antar bahasa pemrograman.

    “Assistant AI ini benar-benar seperti berbicara dengan karyawan GS lainnya,” kata Argenti mengutip CNBC, Selasa(4/2).

    Menurut Argenti, alat AI ini memungkinkan pekerja untuk menyelesaikan berbagai tugas yang sebelumnya memerlukan keahlian manusia, kini sekarang bisa diakses dengan mudah melalui teknologi ini.

    “Pikirkan tentang semua tugas yang mungkin ingin Anda selesaikan terkait dengan berbagai kasus penggunaan untuk semua profesi tersebut yang sekarang bisa ada di ujung jari Anda,” katanya, menambahkan.

    Tren AI di perbankan

    Langkah ini menjadi bagian dari tren yang lebih besar, di mana beberapa bank besar seperti JPMorgan dan Morgan Stanley juga semakin mengandalkan alat berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi operasional. Meskipun banyak pihak menggambarkan eksperimen ini sebagai upaya untuk mempermudah pekerjaan karyawan, tidak sedikit yang meyakini bahwa teknologi ini akan menggantikan peran manusia, seiring dengan berkembangnya AI.

    Argenti memprediksi bahwa dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan, teknologi AI dapat mengaburkan batas antara manusia dan mesin. “Assistant AI ini benar-benar seperti berbicara dengan karyawan GS lainnya,” ujar Argenti.

    Namun, meskipun AI menawarkan potensi besar, penggunaannya tetap menimbulkan kekhawatiran. Beberapa model AI telah terbukti menghasilkan “halusinasi” atau kesalahan fakta yang mengganggu akurasi, sebuah masalah yang masih menjadi tantangan besar bagi pengembang AI. Selain itu, alat berbasis AI juga memunculkan masalah terkait keamanan siber, karena chatbot AI dapat membocorkan data sensitif.

    Meskipun demikian, Goldman Sachs tetap melanjutkan investasi dalam teknologi ini. Argenti menjelaskan bahwa langkah selanjutnya adalah mengembangkan perilaku agensif dari AI, di mana alat ini dapat menyelesaikan tugas-tugas atas nama karyawan Goldman Sachs, bukan hanya memberikan informasi seperti layaknya karyawan manusia. “Di situlah model ini akan mulai melakukan hal-hal seperti karyawan Goldman, bukan hanya mengatakan hal-hal seperti karyawan Goldman,” ujarnya.

    Argenti juga mengklaim bahwa AI akan belajar untuk memeriksa dan mengevaluasi pekerjaannya sendiri, seperti halnya seorang karyawan manusia yang melakukan kontrol kualitas.

    Potensi pemangkasan pekerja

    Seiring dengan berkembangnya teknologi AI, Bloomberg memperkirakan bahwa bank investasi global, termasuk Goldman Sachs, dapat memangkas hingga 200.000 pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan. Pekerjaan dengan tugas rutin dan repetitif akan berada pada risiko lebih besar, seperti yang diungkapkan analis senior Bloomberg Intelligence, Tomasz Noetzel.

    “Tetapi AI tidak akan menghilangkannya sepenuhnya, melainkan akan menyebabkan transformasi angkatan kerja,” tambah Noetzel.

    Argenti menambahkan, meskipun AI berpotensi mengubah banyak aspek pekerjaan, peran manusia tetap menjadi yang utama dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi ini. “Menurut saya, itu selalu berujung pada orang-orang,” katanya.

    “Orang-orang yang akan membuat perbedaan, karena orang-orang yang akan benar-benar mengembangkan AI, mendidik AI, memberdayakan AI, dan kemudian mengambil tindakan,” ujarnya.

  • Akhiri Persaingan, Grab Dikabarkan Pertimbangkan Akuisisi GoTo

    Akhiri Persaingan, Grab Dikabarkan Pertimbangkan Akuisisi GoTo

    Jakarta, Beritasatu.com – Grab Holdings Ltd dilaporkan sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian.

    Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025), salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Dalam skema ini, saham GoTo akan dihargai lebih dari Rp 100 per lembar, lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini di level Rp 88/saham.

    Dari ulasan Stockbit Sekuritas, pemberitaan Bloomberg tersebut muncul setelah DealStreetAsia melaporkan bahwa GoTo Gojek Tokopedia dan Grab Holdings tengah mempercepat pembicaraan merger dan menargetkan kesepakatan dapat tercapai pada 2025.

    Stockbit Sekuritas menyampaikan, kedua perusahaan ride hailing tersebut telah mengadakan pembicaraan merger sejak beberapa tahun lalu, yang ditujukan untuk mengurangi biaya dan tekanan persaingan. Namun, rencana merger tersebut menghadapi sejumlah tantangan, antara lain ketidaksepakatan antara para pihak dan potensi hambatan dari regulasi antimonopoli.

    “Narasumber Bloomberg pun mengatakan pembicaraan merger saat ini mungkin tidak akan menghasilkan transaksi apa pun,” tulis ulasan Stockbit.

  • Rencana Pemerintah Setop Ekspor LNG Dinilai akan Jamin Pasokan Energi Domestik – Halaman all

    Rencana Pemerintah Setop Ekspor LNG Dinilai akan Jamin Pasokan Energi Domestik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Rencana pemerintah menghentikan ekspor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri disambut positif. Langkah ini dinilai akan memperkuat upaya pemerintah dalam mewujudkan target swasembada energi sebagaimana program Astacita presiden Prabowo.

    ”Selama goodwill-nya kuat, (kebijakan stop ekspor LNG) bisa berjalan. Memang ini yang harus dilakukan sejak lama. Artinya kita penuhi kebutuhan dalam negeri, tingkatkan industri,” ucap pengamat energi Iwa Garniwa dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 4 Februari 2025.

    Dia mengatakan, salah satu dampak positif jika kebijakan ini diterapkan adalah menjaga ketersediaan energi di tengah menurunnya secara alami sumber gas bumi pipa dari sumur-sumur eksisting yang sudah berusia tua. Adapun secara jangka panjang, kebijakan yang berpihak terhadap kebutuhan dalam negeri ini akan membantu daya saing industri nasional sehingga bisa bersaing secara global.

    ”Jadi yang dijual (ekspor) dan menjadi pendapatan negara adalah hasil hilirisasinya. Hasil industri kita. Kalau hasilnya bisa menutupi kekurangan pendapatan negara akibat berhenti ekspor LNG sebelumnya, ini yang ideal,” ungkap Iwa yang kini menjabat sebagai profesor dan rektor di Institut Teknologi PLN ini.

    Menurut Iwa, kebutuhan energi terutama gas akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan industri yang semakin berkembang. Oleh karena itu, dengan mengoptimalkan sumber energi dari dalam negeri, maka dampaknya terhadap sektor industri dan ekonomi juga akan sangat baik

    Rencana menghentikan ekspor LNG sebagai wujud keberpihakan pemerintah kepada kebutuhan dalam negeri disebut Iwa sebagai cerminan kemandirian energi. Terlebih dalam rangka mewujudkan swasembada energi yang dicanangkan pemerintahan Prabowo. ”Tentu bisa dan harus bisa karena kendali energi ada di tangan kita,” imbuhnya.

    Namun jika kebijakan penghentian ekspor ini tidak segera diputuskan, maka dampaknya juga akan sangat dirasakan oleh sektor industri dan ekonomi nasional.

    Pasalnya dengan adanya krisis pasokan gas bumi di dalam negeri, konsumen akan membayar harga gas semakin mahal.

    Selain volume yang akan diterima konsumen dan pelaku usaha berkurang, adanya pasokan dalam bentuk LNG menjadikan harga juga lebih tinggi dibandingkan sumber pasokan dari gas pipa.

    “Pemerintah tentunya sudah memahami situasi yang terjadi saat ini. Kebijakan yang tepat terkait gas bumi ini akan memastikan daya saing industri dan ekonomi kita terjaga secara berkelanjutan,” ujar Iwa.

    Sebelumnya, diberitakan bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM berencana menunda ekspor sejumlah kargo LNG untuk memastikan pasokan dalam negeri yang semakin meningkat. Setidaknya untuk tahun 2025 dan kemungkinan sampai 2026.

    Mengutip laporan Bloomberg, Indonesia kemungkinan harus menahan sekitar 50 kargo LNG untuk dialokasikan bagi kebutuhan domestik. Berdasarkan data Ship-tracking, ekspor LNG Indonesia 2024 mencapai 300 kargo, menjadikannya sebagai eksportir LNG terbesar keenam di dunia.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menyatakan pemerintah berencana memprioritaskan gas domestik untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang terus meningkat. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi nasional.

    Kebutuhan gas nasional diproyeksikan mencapai 1.471 BBTUD (Billion British Thermal Unit per Day) pada 2025 dan meningkat hingga 2.659 BBTUD pada tahun 2034. “Orientasi kita sekarang harus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kalau kebutuhan dalam negeri sudah cukup, barulah kita akan membuka peluang untuk ekspor,” kata Bahlil.(tribunnews/fin)