Perusahaan: Bloomberg

  • Dampak Tarif Impor Trump ke China, DEN: Peluang Relokasi Industri

    Dampak Tarif Impor Trump ke China, DEN: Peluang Relokasi Industri

    Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap impor barang dari China sebesar 10% diharapkan membuat peluang relokasi industri yang dapat menguntungkan perekonomian Indonesia.

    Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri menjelaskan dengan penerapan tarif dan juga peluang trade war antara Amerika dengan China membuka peluang basis produksi akan berpindah dari China ke negara-negara yang tidak dikenakan impor tarif. Salah satunya Indonesia.

    Agar dapat memanfaatkan peluang tersebut, DEN merekomendasikan agar Indonesia melakukan perbaikan iklim investasi, meningkatkan kepastian usaha, dan menjaga konsistensi kebijakan.

    “Karena kalau ini yang terjadi, maka posisi Indonesia sebetulnya bisa diuntungkan. Karena ada relokasi dari basis produksi dari China kepada Vietnam dan mungkin kalau Vietnam nanti terlalu penuh akan lari kepada Indonesia,” ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (6/2/2025).

    Menurutnya, sektor-sektor yang berpotensi terdampak relokasi ini mencakup manufaktur dan berbagai industri yang sebelumnya berbasis di China. Tak hanya itu, Chatib menekankan pentingnya reformasi birokrasi melalui digitalisasi guna mempercepat proses administrasi dan meningkatkan daya tarik investasi Indonesia.

    Hambatan tarif AS terhadap barang impor dari China langsung dibalas oleh Beijing. China mengumumkan pengenaan tarif impor pada sejumlah produk Amerika Serikat (AS) dan akan melakukan penyelidikan terhadap Google. 

    Kebijakan ini merupakan respons China terhadap pengenaan tarif 10% pada barang-barang dari China oleh AS. Mengutip Bloomberg pada Selasa (4/2/2025), China menerapkan pungutan sebesar 15% terhadap ekspor batu bara dan gas alam cair AS, serta menargetkan minyak dan peralatan pertaniannya dengan tarif sebesar 10%. 

    “Pemberlakuan tarif secara sepihak oleh AS merupakan pelanggaran serius terhadap peraturan Organisasi Perdagangan Dunia,” kata Kementerian Keuangan China dalam sebuah pernyataan yang terkait pengumuman tarif tersebut.

    INFLASI GLOBAL

    Sejumlah ekonom global khawatir, semakin sering Presiden Donald Trump mengancam hambatan tarif, semakin besar potensi gelombang inflasi. Hal ini mungkin terjadi, mengingat ada risiko kenaikan harga di tingkat konsumen. 

    “Perang tarif berdampak inflasi, itu tidak dapat diperdebatkan,” kata Carsten Brzeski, kepala penelitian makro global ING, melansir Bloomberg.  

    Menurutnya, di banyak tempat, perang tarif menambah beban perekonomian. Padahal, negara-negara masih menghadapi tantangan inflasi, struktural perekonomian hingga tantangan iklim. 

    Di AS, pasar tenaga kerja yang tangguh membuat Federal Reserve tetap waspada karena kebijakan dan ancaman Trump mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. Sementara itu, menguatnya dolar AS diproyeksi menghantui pasar berkembang, seperti Indonesia. 

    Sebuah survei Bank of America terhadap manajer dana global pada Januari lalu, menunjukkan munculnya kembali pertumbuhan harga konsumen global sebagai tema utama untuk 2025.

    Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo menilai rupiah masih akan melemah dan inflasi masih terjaga rendah, setidaknya pada Februari 2025. 

    Banjaran pelemahan nilai tukar rupiah beberapa waktu belakangan diakibatkan oleh sentimen eksternal, terutama penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Menurutnya, penerapan sejumlah kebijakan pemerintahan baru AS di bawah presiden Donald Trump yang cenderung proteksionis mendorong penguatan indeks dolar AS. 

    “Rupiah diperkirakan masih melanjutkan tren pelemahan dalam jangka pendek, tertekan oleh sentimen eksternal,” ujar Banjaran kepada Bisnis, Selasa (4/2/2025).

  • eFishery Likuidasi, Ekosistem Perikanan Berguncang?

    eFishery Likuidasi, Ekosistem Perikanan Berguncang?

    Bisnis.com, JAKARTA — Restrukturisasi dinilai menjadi langkah yang paling rasional, yang dapat dilakukan oleh investor startup agritech, eFishery. Likuidasi atas unicorn ini dikhawatirkan membuat ekosistem perikanan berguncang.  

    Diketahui, penasihat yang menyelidiki dugaan penipuan akuntansi di perusahaan agritech indonesia eFishery dikabarkan merekomendasikan investor membuat langkah antara melikuidasi atau restrukturisasi perusahaan tersebut.

    Keputusan penting ini diharapkan akan dilakukan pada bulan ini, menyusul krisis besar yang dihadapi oleh perusahaan rintisan tersebut.

    Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai agar perusahaan ini tidak ditutup atau dilikuidasi. 

    Salah satu alasan adalah eFishery telah menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi digital, terutama dalam sektor perikanan yang sedang berkembang di Indonesia.

    “Bagi saya, eFishery masih memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berinovasi dalam lingkup ekonomi digital. Jika perusahaan ini ditutup atau dilikuidasi, tentunya ekosistem digital akan mengalami kerugian,” kata Huda kepada Bisnis, Kamis (6/2/2025).

    eFishery, sebagai platform teknologi yang mendukung para petani ikan dan pembudidaya ikan dengan solusi otomatisasi pemberian pakan, telah berhasil menciptakan dampak positif dalam industri perikanan. 

    Namun, seperti banyak perusahaan lainnya, eFishery juga tidak terhindar dari kesulitan yang datang dengan perubahan pasar, kompetisi ketat, dan tantangan internal.

    Meskipun demikian, Huda percaya bahwa menutup atau melikuidasi eFishery bukanlah pilihan yang tepat. Sebaliknya, yang lebih diharapkan adalah restrukturisasi internal yang lebih fokus pada perbaikan operasional dan penguatan fondasi perusahaan. 

    Langkah ini diyakini dapat memperkuat daya saing eFishery di masa depan dan memungkinkan perusahaan untuk bertahan lebih lama.

    “Restrukturisasi adalah langkah yang lebih bijak untuk saat ini. Selama eFishery mampu memperbaiki internal dan melakukan efisiensi, saya cukup yakin perusahaan ini masih bisa berjalan dengan baik dan bahkan berkembang,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, eFishery, salah satu perusahaan rintisan terkemuka di Indonesia, sedang menghadapi penyelidikan terkait adanya tuduhan penggelembungan pendapatan dan laba.

    Melansir dari Straits Time, Rabu (22/1/2025) penyelidikan ini dipicu adanya laporan yang mencurigakan terkait praktik akuntansi di eFishery.

    Dalam draf laporan setebal 52 halaman yang beredar di antara para investor dan diulas oleh Bloomberg News diperkirakan manajemen menggelembungkan pendapatan hampir US$600 juta atau Rp9,7 triliun (kurs Rp16.197) selama Januari-September 2024

    Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa lebih dari 75% dari angka-angka yang dilaporkan adalah palsu.

    Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pendapatan eFishery untuk periode Januari hingga September 2024 sebenarnya hanya sekitar US$157 juta, jauh dari angka yang diumumkan sebesar US$752 juta. 

    Sementara itu, Dewan Direksi eFishery Pte Ltd. (eFishery) dan anak perusahaannya menyatakan bakal mengambil langkah tegas terkait dugaan pelanggaran yang melibatkan pihak manajemen tertentu dalam Grup mereka, yang mencakup potensi tindakan fraud.

  • Korban Perang China-AS Makin Banyak, Cek Sasaran Berikutnya

    Korban Perang China-AS Makin Banyak, Cek Sasaran Berikutnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China tengah mempertimbangkan akan membuka penyelidikan resmi terhadap biaya dan kebijakan App Store milik Apple. Akibatnya saham Apple dilaporkan turun sekitar 1% pada Rabu (5/2).

    State Administration for Market Regulation (SAMR) sedang menyelidiki kebijakan-kebijakan Apple yang mengambil potongan sebanyak 30% untuk pengeluaran dalam aplikasi. Serta memblokir layanan pembayaran pihak ketiga dan toko-toko aplikasi, demikian menurut laporan Bloomberg mengutip beberapa orang yang mengetahui hal ini.

    Regulator pasar China belum memutuskan apakah akan secara resmi membuka penyelidikan terhadap Apple. Apple dan Kementerian Perdagangan China tidak segera bersedia memberikan komentar ketika dihubungi oleh CNBC Internasional.

    Berita ini muncul ketika perang dagang antara AS dan China meningkat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Apple telah menyatakan bahwa kebijakan App Store yang ketat dirancang untuk melindungi pengguna dan meningkatkan pengalaman di seluruh produknya.

    China minggu ini juga membuka penyelidikan terhadap Google atas dugaan pelanggaran antimonopoli, meskipun regulator pasar tidak memberikan perincian mengenai fokus penyelidikan.

    Financial Times melaporkan bahwa SAMR juga sedang mempertimbangkan penyelidikan terhadap pembuat chip AS, Intel.

    App Store Apple sendiri telah berada di bawah pengawasan regulator global. Apple dipaksa untuk membuka App Store-nya di Eropa, di bawah Undang-Undang Pasar Digital yang berlaku di Uni Eropa.

    Ini berarti bahwa sekarang memungkinkan perusahaan non-Apple untuk menawarkan toko aplikasi di Eropa, dan pengembang aplikasi juga dapat menggunakan sistem pembayaran pihak ketiga.

    Jika penyelidikan di China berlanjut, hal ini akan menimbulkan masalah lebih lanjut bagi Apple di salah satu pasar terbesarnya.

    Raksasa asal Cupertino AS ini sudah menghadapi persaingan ketat dari pemain lokal seperti Huawei yang menggerogoti pangsa pasar ponsel pintarnya. Penjualan Apple di China turun 11% dari tahun ke tahun pada kuartal Desember.

    (dem/dem)

  • IHSG Hari Ini Jatuh Lebih dari 2 Persen ke Level 6.875

    IHSG Hari Ini Jatuh Lebih dari 2 Persen ke Level 6.875

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh cukup dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (6/2/2025).

    IHSG sejak awal perdagangan bergerak di zona merah. IHSG hari ini ditutup melemah 2,12 persen atau 148,6 poin ke level 6.875,5.

    IHSG hari ini bergerak dalam rentang 6.830-7.044. Perdagangan IHSG pada hari ini mencatatkan 20,1 miliar lembar saham senilai Rp 13,5 triliun dari 1,4 juta kali transaksi.

    Sebanyak 176 saham yang diperdagangkan menguat, sebanyak 428 saham melemah, dan sebanyak 196 saham stagnan.

    Pada saat indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona merah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini juga masih melemah.

    Dari data Bloomberg pada pukul 14.59 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.341 per dolar AS atau melemah 48,5 poin (0,30%).

  • Korea Selatan Blokir Layanan AI DeepSeek, Simak Penyebabnya

    Korea Selatan Blokir Layanan AI DeepSeek, Simak Penyebabnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Korea Selatan telah memblokir akses ke layanan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) DeepSeek dari perangkat pemerintah karena masalah keamanan. 

    Melansir Bloomberg yang mengutip Kantor Berita Yonhap pada Kamis (6/2/2025), Kementerian pertahanan, Kementerian luar negeri, dan Kementerian perdagangan Korea Selatan telah membatasi akses pejabat ke layanan tersebut di komputer pemerintah, berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya. 

    Kementerian pertahanan mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka telah mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan pada komputer yang digunakan di tempat kerja karena masalah keamanan dan teknis atas layanan AI generatif.

    Sementara itu, kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan, pemerintah tengah melakukan peninjauan keamanan atas layanan tersebut. Namun, mereka menolak untuk mengonfirmasi tindakan pengamanan khusus apa yang telah diambilnya. 

    Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi telah membatasi sementara akses ke DeepSeek di komputer yang dapat terhubung secara eksternal.  

    Dengan pemblokiran ini, Korea Selatan bergabung dengan sejumlah perusahaan dan negara yang telah lebih dulu mengambil tindakan untuk membatasi penggunaan chatbot kecerdasan buatan perusahaan rintisan China tersebut. 

    Perusahaan dan lembaga pemerintah di seluruh dunia telah mengambil tindakan pencegahan untuk membatasi akses ke DeepSeek karena kekhawatiran tentang potensi kebocoran data ke pemerintah China dan lemahnya perlindungan privasi. 

    Australia telah melarang layanan AI DeepSeek dari semua sistem dan perangkat pemerintah, sedangkan Italia memerintahkan pemblokirannya untuk melindungi data konsumen.  

    Irlandia telah meminta informasi lebih lanjut dari perusahaan tersebut atas potensi pelanggaran hukum privasi Uni Eropa. 

    Jepang secara efektif telah melarang penggunaan layanan AI generatif untuk semua perangkat pemerintah yang menangani informasi yang sangat sensitif, meskipun diserahkan kepada masing-masing kementerian untuk memutuskan penggunaan untuk perangkat lain, menurut Menteri Transformasi Digital Masaaki Taira. 

    Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait masalah pemblokiran ini. 

    Ratusan perusahaan swasta juga telah mengambil tindakan pencegahan dengan memblokir akses ke DeepSeek. 

    AI China tersebut dikembangkan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Basic Technology Research Co., dan bersaing dengan layanan ChatGPT yang lebih mapan dari OpenAI Inc. di AS.

  • Respons Indonesia usai AS Terapkan Tarif Impor Tinggi ke Produk China

    Respons Indonesia usai AS Terapkan Tarif Impor Tinggi ke Produk China

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah masih akan mengkaji sejumlah kebijakan untuk merespons perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

    Kendati demikian, Airlangga menyatakan pemerintah akan menjaga agar tidak ada perdagangan ilegal yang masuk ke Indonesia. Menurutnya, penambahan beban tarif masuk 10% atas barang China ke Amerika Serikat (AS) akan meningkat perdagangan ilegal.

    “Jadi kita kunci pasar perdagangan ilegal karena kita tidak ingin barang itu mencari market lain yang besar,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).

    Lebih lanjut, politisi Partai Golkar itu menyatakan China juga masih bergantung kepada barang-barang dari Indonesia terutama produk baja dan turunannya.

    Sementara dengan AS, Airlangga menyatakan neraca perdagangan Indonesia kerap mencatat kinerja positif. Oleh sebab itu, sambungnya, pemerintah Indonesia belum merubah posisinya terhadap China dan AS.

    “Tentu ini semuanya akan kita jaga,” katanya.

    Sebagai informasi, AS resmi menerapkan tarif 10% terhadap produk China per tengah malam waktu Washington pada Selasa (4/2/2025). Dalam hitungan detik, pemerintah China membalas kebijakan AS tersebut.

    Beijing mengumumkan tarif tambahan pada sekitar 80 produk yang akan mulai berlaku pada 10 Februari 2025, meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap Google, memperketat kontrol ekspor pada mineral penting, hingga menambahkan dua perusahaan AS ke dalam daftar hitam entitas yang tidak dapat diandalkan.

    “Perang tarif besar-besaran tidak menguntungkan China. Sebaliknya, China kemungkinan akan menanggapi tarif terutama melalui stimulus domestik,” kata Larry Hu, kepala ekonomi China di Macquarie Group Ltd., dilansir dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025).

  • Investor Gelar Pemungutan Suara, eFishery Bakal Dilikuidasi atau Restrukturisasi?

    Investor Gelar Pemungutan Suara, eFishery Bakal Dilikuidasi atau Restrukturisasi?

    Bisnis.com, JAKARTA – Penasihat yang menyelidiki dugaan penipuan akuntansi di perusahaan agritech Indonesia eFishery dikabarkan merekomendasikan investor membuat langkah antara melikuidasi atau restrukturisasi perusahaan tersebut.

     Keputusan penting ini diharapkan akan dilakukan pada bulan ini, menyusul krisis besar yang dihadapi oleh perusahaan rintisan tersebut. 

    Melansir dari Bloomberg, Rabu (5/2/2025) dalam waktu dekat, pemegang saham eFishery akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan langkah selanjutnya. 

    Langkah tersebut apakah menutup, merestrukturisasi, atau menjual perusahaan secara keseluruhan atau sebagian. 

    Langkah ini diambil setelah serangkaian masalah yang menyelimuti perusahaan, termasuk dugaan penipuan akuntansi yang melibatkan penggelembungan pendapatan.

    Penasihat yang dipekerjakan, FTI Consulting Singapore Pte, akan terlebih dahulu melakukan tinjauan independen terhadap posisi keuangan eFishery, termasuk arus kas, solvabilitas, pinjaman, serta aset dan kewajiban perusahaan. 

    Hasil tinjauan ini akan menjadi dasar bagi pemegang saham untuk mengambil keputusan lebih lanjut. Proses ini diperkirakan mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang direncanakan.

    Penyelidikan internal baru-baru ini mengungkapkan bahwa eFishery, yang didukung oleh investor besar seperti SoftBank Group Corp. dan Temasek Holdings Pte, telah menggelembungkan pendapatan dan labanya. 

    Efishery merupakan perusahaan unicorn terbaru atau perusahaan startup yang bernilai lebih dari US$1 miliar.

    Perusahaan ini diduga telah memalsukan hampir US$600 juta dalam pendapatan selama sembilan bulan terakhir pada 2024, yang berarti lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu. 

    Tuduhan ini berpotensi merusak reputasi startup di Indonesia, terutama di tengah kesulitan industri yang tengah berjuang mencari pendanaan baru.

    Dugaan penipuan ini muncul setelah eFishery, yang menyediakan alat pemberi makan ikan dan udang bagi petani Indonesia, mendapat perhatian besar karena valuasinya yang mencapai US$1,4 miliar. 

    Perusahaan ini memperoleh pendanaan besar, termasuk dari G42, perusahaan kecerdasan buatan yang dimiliki oleh Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab. 

    Namun, meski perusahaan sempat mencatatkan laba UD$16 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2024, penyelidikan internal menunjukkan bahwa sebaliknya eFishery justru mengalami kerugian sebesar US$35,4 juta.

  • Prospek Kinerja, Akuisisi, dan Rencana IPO CDI

    Prospek Kinerja, Akuisisi, dan Rencana IPO CDI

    Entitas anak itu adalah PT Chandra Daya Investasi (CDI), yang bergerak di bidang infrastruktur. “TPIA sedang menyiapkan IPO Chandra Daya Investasi untuk mengumpulkan modal bagi usaha baru dan meningkatkan fleksibilitas keuangan,” kata Institutional Equity Ciptadana Sekuritas Asia, Yehezkiel Christian dalam risetnya, dikutip Rabu (5/2).

    Saham TPIA sempat menguat 5,26 persen ke Rp9.000 pada perdagangan Rabu, dari harga penutupan Rp8.550 pada Selasa (4/2) sore. Per akhir perdagangan Rabu, TPIA ditutup naik 0,88 persen di harga Rp8.625.

    Sebelumnya, manajemen TPIA sempat ditanyai tentang rencana IPO CDI. Saat itu, perseroan akan mengakuisisi kapal angkut untuk CDI. Targetnya, CDI bakal mempunyai sekitar 13–15 kapal pada 2025. 

    Menurut Direktur TPIA, Edi Riva’i, penambahan pembelian kapal itu akan membantu memenuhi kebutuhan internal dan eksternal dalam hal penyimpanan nafta hingga gas. TPIA pun menyokong akuisisi lanjutan CDI di segmen solusi dukungan logistik dan perusahaan layanan transportasi darat.

    Namun, Edi tidak menanggapi perkembangan internal mengenai rencana IPO CDI, termasuk ukuran aksi korporasi tersebut. “Kapitalisasi pasar CDI ada pelabuhan, kapal, infrastruktur listrik, air, itu sudah kebayang ukurannya sangat signifikan,” katanya dalam paparan publik pada Oktober 2024.

    Proyeksi pertumbuhan kinerja

    Di samping rencana aksi korporasi CDI, TPIA baru saja menguraikan perincian pinjaman sindikasi senilai US$1 miliar melalui perusahaan patungan dengan Glencore Plc, Aster Chemicals & Energy.

    Dikutip dari Bloomberg, pinjaman itu akan diatur oleh DBS Bank Ltd. dan Oversea-Chinese Banking Corp. Tenor rata-ratanya adalah 6,3 tahun. Aster Chemicals & Energy akan menjadi peminjam utama.

    Pinjaman tersebut dimaksudkan untuk mendanani investasi lebih lanjut setelah TPIA mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP). Langkah strategis itu diharapkan bisa menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi TPIA.

    “Dengan CAPGC diproyeksikan memberikan kontribusi hingga US$8 miliar per tahun, yang berpotensi meningkatkan pendapatan TPIA lima kali lipat antara 2024 dan 2026,” demikian catatan Christian dalam risetnya.

  • Modal Ventura Hindari Startup Agritech Imbas Fraud Rp9,7 triliun eFishery

    Modal Ventura Hindari Startup Agritech Imbas Fraud Rp9,7 triliun eFishery

    Bisnis.com, JAKARTA — Kasus dugaan  fraud hingga US$600 juta atau sekitar Rp9,7 triliun yang dilakukan manajemen eFishery bakal berdampak terhadap kepercayaan investor pada agritech.

    Managing Director OCBC Ventura, Darryl Ratulangi mengatakan bahwa dalam rentan waktu satu tahun kedepan para investor memiliki rasa khawatir untuk berinvestasi di sektor agritech.

    Akibatnya, Darryl menyampaikan investor akan lebih memilih dan melihat lebih dalam lagi perusahaan akuakultur yang bakal mereka beri investasi.

    “(Investor) akan lebih mengenal dan mungkin untuk sementara waktu sektor-sektor yang lebih beresiko seperti agritech,” kata Darryl saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Tidak hanya akuakultur, Darryl menuturkan bahwa sektor akuakultur juga akan terkena dampak dari adanya kasus eFishery.

    Sehingga, akan banyak founder-founder yang memang serius pada sektor tersebut bakal kesulitan untuk mendapatkan investor.

    “Tapi kan tadi ya sebenarnya kesian banyak sebenarnya founder-founder yang real bisnisnya bagus, tapi ya mereka kena di sektor yang salah, jadi kena dampak,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, eFishery, salah satu perusahaan rintisan terkemuka di Indonesia, sedang menghadapi penyelidikan terkait adanya tuduhan penggelembungan pendapatan dan laba.

    Melansir dari Straits Time, Rabu (22/1/2025) penyelidikan ini dipicu adanya laporan yang mencurigakan terkait praktik akuntansi di eFishery.

    Dalam draf laporan setebal 52 halaman yang beredar di antara para investor dan diulas oleh Bloomberg News diperkirakan manajemen menggelembungkan pendapatan hampir US$600 juta atau Rp9,7 triliun (kurs Rp16.197) selama Januari-September 2024

    Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa lebih dari 75% dari angka-angka yang dilaporkan adalah palsu.

    Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pendapatan eFishery untuk periode Januari hingga September 2024 sebenarnya hanya sekitar US$157 juta, jauh dari angka yang diumumkan sebesar US$752 juta. 

  • IHSG Hari Ini Jatuh Lebih dari 2 Persen ke Level 6.875

    Jeda Siang, IHSG Sesi I Hari Ini Tertahan di Zona Merah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu (5/2/2025).

    IHSG pada jeda siang hari ini melemah 0,58% atau 40,87 poin ke level 7.032,5.

    IHSG bergerak dalam rentang 7.028-7.080. Perdagangan IHSG pada sesi I hari ini mencatatkan 17,1 miliar lembar saham senilai Rp 6,05 triliun dari 783.490 kali transaksi.

    Sebanyak 246 saham yang diperdagangkan tercatat menguat, sebanyak 295 saham melemah, dan sebanyak 250 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini memerah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat.

    Dari data Bloomberg pada pukul 12.05 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.327 per dolar AS atau menguat 23,5 poin (0,14%).