Perusahaan: Associated Press

  • Penembakan di Gereja AS Tewaskan 2 Orang, Pelaku Ditembak Mati

    Penembakan di Gereja AS Tewaskan 2 Orang, Pelaku Ditembak Mati

    Kentucky

    Insiden penembakan mematikan terjadi di sebuah gereja di Kentucky, Amerika Serikat (AS), pada Minggu (13/7) waktu setempat. Sedikitnya dua wanita tewas dan tiga orang lainnya, termasuk seorang polisi negara bagian, mengalami luka-luka, dengan sang pelaku penembakan tewas ditembak.

    Kepala Kepolisian Lexington, Lawrence Weathers, seperti dilansir Associated Press, Senin (14/7/2025), menyebut pelaku awalnya membajak sebuah kendaraan saat pencegatan lalu lintas di dekat bandara Lexington, dan melarikan diri ke Gereja Baptis Richmond Road, di mana pelaku kemudian melepaskan tembakan.

    Dua wanita yang berusia 72 tahun dan 32 tahun, menurut petugas koroner setempat, tewas dalam penembakan di gereja tersebut. Dua orang lainnya mengalami luka-luka akibat penembakan di gereja yang sama dan telah dilarikan ke rumah saki setempat.

    Salah satu korban mengalami luka kritis, dan satu korban lainnya dalam kondisi stabil.

    Weathers mengatakan pelaku ditembak oleh polisi dan tewas seketika di lokasi kejadian. Identitas pelaku penembakan juga belum diungkap ke publik.

    Motif di balik insiden pembajakan kendaraan dan penembakan itu belum diketahui secara jelas. Menurut Weathers, informasi awal menunjukkan bahwa pelaku mungkin memiliki hubungan dengan orang-orang di gereja tersebut.

    Seorang polisi negara bagian, yang tidak disebut identitasnya, mengalami luka-luka saat melakukan pencegatan lalu lintas yang melibatkan pelaku. Disebutkan oleh Weathers bahwa polisi negara bagian itu mencegat kendaraan yang digunakan pelaku setelah menerima peringatan soal nomor plat kendaraan itu.

    Lihat juga Video ‘Bom Bunuh Diri ISIS Meledak di Gereja Suriah, 20 Orang Tewas’:

    Polisi negara bagian itu, sebut Weathers, ditembak pada pukul 11.30 waktu setempat. Sang polisi kini dalam kondisi stabil di rumah sakit setempat.

    Dalam penjelasannya, Weathers mengatakan bahwa pihak kepolisian melacak kendaraan yang dibajak itu hingga ke gereja tersebut, yang berjarak sekitar 26 kilometer dari lokasi sang polisi negara bagian ditembak.

    Insiden penembakan ini masih dalam penyelidikan otoritas setempat.

    Lihat juga Video ‘Bom Bunuh Diri ISIS Meledak di Gereja Suriah, 20 Orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Efek Ngeri Kebijakan Trump Bisa Bikin Jutaan Orang Kena HIV/AIDS

    Efek Ngeri Kebijakan Trump Bisa Bikin Jutaan Orang Kena HIV/AIDS

    Jakarta

    Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penghentian bantuan luar negeri bisa berdampak ngeri bagi penderita HIV/AIDS. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan kebijakan Trump berpotensi menyebabkan jutaan orang terkena HIV.

    Kebijakan AS ini diumumkan pada Januari 2025 . Pemerintahan AS memutuskan membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia.

    Keputusan pembekuan bantuan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Dia mengirimkan telegram ke semua pos diplomatik AS yang menguraikan langkah tersebut.

    Telegram tersebut menyerukan perintah penghentian kerja secepatnya pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu mengatakan pada bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.

    “Keputusan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikan program akan dibuat setelah peninjauan ini,” demikian pernyataan telegram tersebut, yang mencatat bahwa peninjauan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 85 hari seperti dilansir CNN, Sabtu (25/1).

    Sebulan setelahnya, Trump pada Kamis (27/2) memutuskan menyetop lebih dari 90 persen program Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID, menurut dokumen pengadilan yang dirilis 25 Februari. Hal itu termasuk program penanganan HIV serta program kesehatan yang lebih luas.

    Program kesehatan utama PBB termasuk di antara yang mendapatkan pemberitahuan penghentian, adalah UNAIDS, Stop TB Partnership, dan Scaling Up Nutrition serta proyek-proyek yang membantu jutaan orang yang mengungsi secara paksa.

    Dana US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global tahun 2025 lenyap di bulan Januari. Terlebih Trump juga memutuskan untuk menutup USAID.

    Pada Maret 2025, UNAIDS memperkirakan ada 2 ribu kasus baru HIV setiap hari di seluruh dunia dan peningkatan 10 kali kematian akibat penyakit tersebut buntut penarikan dan pembekuan dana oleh Amerika Serikat.

    Gangguan pendanaan ini berdampak pada layanan yang lebih luas dan buruk bagi orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA).

    “Penarikan dana AS yang tiba-tiba ini telah menutup banyak klinik, memberhentikan ribuan pekerja kesehatan … Semua ini berarti bahwa kita memperkirakan akan melihat peningkatan infeksi baru. UNAIDS memperkirakan bahwa kita bisa melihat 2.000 infeksi baru setiap hari,” kata Direktur Eksekutif UNAIDS Winnie Byanyima dikutip dari Reuters, Selasa (25/3).

    Byanyima mengatakan jika pendanaan dari USAID tidak dilanjutkan pada akhir jeda 90 hari, pada bulan April, atau tidak digantikan oleh pemerintah lain, akan ada, dalam empat tahun ke depan, tambahan 6,3 juta kematian akibat AIDS.

    PBB Ingatkan Dampak Kebijakan Trump

    Donald Trump. (DW News)

    Kini, PBB memperingatkan bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh Trump dapat membalikkan ‘kemajuan puluhan tahun’ dalam penanggulangan HIV/AIDS. Seperti dilansir Al Jazeera dan Associated Press, Jumat (11/7), penarikan dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) dalam enam bulan terakhir telah menyebabkan ‘guncangan sistemik’.

    PEPFAR diluncurkan tahun 2003 oleh Presiden AS George W Bush, dan merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan negara mana pun yang berfokus pada satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai “penyelamat” bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.

    Para pejabat PBB pun memperingatkan jika pendanaan tersebut tidak diganti, maka hal itu dapat mengakibatkan enam juta infeksi HIV tambahan dan memicu empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029 mendatang.

    Laporan AIDS Global 2025 yang dirilis pada Kamis (10/7) menyebut investasi yang dipimpin AS selama bertahun-tahun dalam program-program AIDS telah menurunkan jumlah orang yang meninggal akibat penyakit tersebut ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade terakhir, dan menyediakan obat-obatan yang telah menyelamatkan nyawa bagi sebagian besar masyarakat paling rentan di dunia.

    “Program-program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV,” demikian bunyi laporan tahunan UNAIDS.

    “Perang dan konflik, kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, pergeseran geopolitik, dan guncangan perubahan iklim — yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penanggulangan HIV global — memicu ketidakstabilan dan membebani kerja sama multilateral,” sebut laporan tersebut.

    Menurut laporan tahunan UNAIDS, orang-orang yang tertular HIV dan mereka yang meninggal akibat penyebab terkait AIDS berada pada tingkat terendah dalam ‘lebih dari 30 tahun’. Namun, pada akhir tahun 2024, penurunan jumlah itu ‘tidak cukup’ untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman publik pada tahun 2030.

    Pemotongan dana oleh Trump berdampak sangat besar, mengingat Washington merupakan donatur bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.

    “Penarikan mendadak kontributor tunggal terbesar bagi respons HIV global ini mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia,” demikian laporan UNAIDS tersebut.

    Menurut laporan UNAIDS, hilangnya dana bantuan AS itu telah “mengganggu rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya tes HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan terkait HIV”.

    Halaman 2 dari 2

    (idn/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jepang Protes Jet Tempur China Terbang Terlalu Dekat Pesawat Militernya

    Jepang Protes Jet Tempur China Terbang Terlalu Dekat Pesawat Militernya

    Tokyo

    Pemerintah Jepang memprotes manuver jet tempur China yang mengudara terlalu dekat dengan pesawat pengumpul intelijen negara itu. Otoritas Tokyo meminta Beijing untuk menghentikan penerbangan yang terlalu dekat seperti itu, yang disebut telah terjadi berulang kali dan dikhawatirkan memicu tabrakan.

    Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataannya, seperti dilansir Associated Press, Jumat (11/7/2025), mengatakan sebuah jet tempur pengebom JH-7 milik China terdeteksi mengudara sangat dekat, dalam jarak hanya 30 meter, dari sebuah pesawat intelijen elektronik YS-11EB milik Pasukan Bela Diri Udara Jepang.

    Insiden itu, sebut Kementerian Pertahanan Jepang, terjadi pada Rabu (9/7) dan Kamis (10/7) waktu setempat.

    Dijelaskan oleh Kementerian Pertahanan Jepang bahwa insiden tersebut terjadi di luar wilayah udara Jepang, tepatnya di atas Laut China Timur. Disebutkan juga bahwa insiden tersebut tidak menyebabkan kerusakan di pihak Jepang.

    Kementerian Luar Negeri Jepang, dalam pernyataan terpisah pada Kamis (10/7) malam, mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Takehiro Funakoshi telah menyampaikan keprihatinan serius kepada Duta Besar China untuk Jepang, Wu Jianghao, terkait insiden terbaru itu.

    Tokyo juga meminta Beijing untuk menghentikan aktivitas yang dapat memicu tabrakan tak disengaja tersebut, serta mendesak China untuk memastikan tindakan serupa tidak terulang.

    China sejauh ini belum memberikan komentar langsung terkait insiden terbaru itu.

    Sebelumnya, otoritas Beijing balik menuduh Jepang yang terbang mendekati pesawatnya dan memata-matai aktivitas militer biasa China, serta menuntut Tokyo untuk menghentikan tindakannya.

    Jepang selama ini prihatin dengan percepatan pembangunan militer China, terutama di sebelah barat daya wilayah negara itu.

    Bulan lalu, Jepang dan China saling melemparkan tuduhan terkait pesawat militer kedua negara yang terbang dalam jarak dekat. Tokyo menuduh pesawat tempur Beijing terbang sangat dekat dengan pesawat pengintai P-3C milik Angkatan Laut Jepang di atas Samudra Pasifik, tempat dua kapal induk China terlihat beroperasi bersama untuk pertama kalinya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PBB Ingatkan Kebijakan Trump Bisa Bikin 6 Juta Orang Kena HIV/AIDS

    PBB Ingatkan Kebijakan Trump Bisa Bikin 6 Juta Orang Kena HIV/AIDS

    Washington DC

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat membalikkan “kemajuan puluhan tahun” dalam penanggulangan HIV/AIDS.

    Disebutkan oleh PBB dalam laporan tahunannya soal HIV/AIDS, seperti dilansir Al Jazeera dan Associated Press, Jumat (11/7/2025), bahwa penarikan dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) dalam enam bulan terakhir telah menyebabkan “guncangan sistemik”.

    PEPFAR diluncurkan tahun 2003 oleh Presiden AS George W Bush, dan merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan negara mana pun yang berfokus pada satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai “penyelamat” bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.

    Para pejabat PBB pun memperingatkan jika pendanaan tersebut tidak diganti, maka hal itu dapat mengakibatkan enam juta infeksi HIV tambahan dan memicu empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029 mendatang.

    Laporan AIDS Global 2025 yang dirilis pada Kamis (10/7) menyebut bahwa investasi yang dipimpin AS selama bertahun-tahun dalam program-program AIDS telah menurunkan jumlah orang yang meninggal akibat penyakit tersebut ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade terakhir, dan menyediakan obat-obatan yang telah menyelamatkan nyawa bagi sebagian besar masyarakat paling rentan di dunia.

    “Program-program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV,” demikian bunyi laporan tahunan UNAIDS.

    “Perang dan konflik, kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, pergeseran geopolitik, dan guncangan perubahan iklim — yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penanggulangan HIV global — memicu ketidakstabilan dan membebani kerja sama multilateral,” sebut laporan tersebut.

    Menurut laporan tahunan UNAIDS, orang-orang yang tertular HIV dan mereka yang meninggal akibat penyebab terkait AIDS berada pada tingkat terendah dalam “lebih dari 30 tahun”. Namun, pada akhir tahun 2024, penurunan jumlah itu “tidak cukup” untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman publik pada tahun 2030.

    Lihat juga Video Kala Selebritas di Cannes Berdonasi Setelah Dana AIDS Dipotong Trump

    Dana US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global tahun 2025 lenyap begitu saja di bulan Januari lalu, ketika Trump memerintahkan penangguhan semua bantuan asing dan memutuskan untuk menutup USAID.

    Pemotongan dana oleh Trump berdampak sangat besar, mengingat Washington merupakan donatur bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.

    “Penarikan mendadak kontributor tunggal terbesar bagi respons HIV global ini mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia,” demikian laporan UNAIDS tersebut.

    Menurut laporan UNAIDS, hilangnya dana bantuan AS itu telah “mengganggu rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya tes HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan terkait HIV”.

    Lihat juga Video Kala Selebritas di Cannes Berdonasi Setelah Dana AIDS Dipotong Trump

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Umumkan 1.060 Orang Tewas dalam Perang Lawan Israel

    Iran Umumkan 1.060 Orang Tewas dalam Perang Lawan Israel

    Teheran

    Pemerintah Iran mengumumkan angka kematian terbaru akibat perang yang berkecamuk melawan Israel selama 12 hari pada Juni lalu. Teheran menyebut saat ini dikonfirmasi sedikitnya 1.060 orang tewas, dan memperingatkan bahwa angka tersebut masih bisa bertambah.

    Kepala Yayasan Urusan Martir dan Veteran Iran, Saeed Ohadi, seperti dilansir Associated Press, Selasa (8/7/2025), menyampaikan angka tersebut dalam wawancara terbaru yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran pada Senin (7/7) malam.

    Ohadi memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dalam mencapai angka 1.100 orang mengingat sejumlah korban mengalami luka sangat parah.

    Selama perang berkecamuk pada pertengahan Juni lalu, Iran meremehkan dampak pengeboman Israel selama 12 hari di berbagai target di wilayahnya, yang menghancurkan pertahanan udaranya, menghancurkan fasilitas militer, dan merusak fasilitas nuklirnya.

    Perang antara Iran dan Israel itu juga menyeret Amerika Serikat (AS), yang melancarkan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga fasilitas nuklir Teheran, yakni Fordow, Isfahan, dan Natanz.

    Pertempuran udara sengit itu diakhiri dengan gencatan senjata yang berlangsung sejak 24 Juni lalu.

    Sejak gencatan senjata diberlakukan, Iran perlahan-lahan mengakui besarnya kerusakan yang dialaminya, meskipun masih belum mengatakan berapa banyak material militer yang hancur akibat perang tersebut.

    Lihat juga Video: Pengadilan Iran: Serangan Israel ke Penjara Evin Tewaskan 71 Orang

    Kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Washington, melaporkan sedikitnya 1.190 orang tewas di Iran, yang terdiri atas 436 warga sipil dan 435 personel pasukan keamanan. Aktivis Hak Asasi Manusia selama ini memberikan angka korban yang detail dari berbagai gelombang kerusuhan di Iran.

    Dilaporkan juga oleh Aktivis Hak Asasi Manusia bahwa serangan-serangan Israel telah melukai sebanyak 4.475 orang di berbagai wilayah Iran.

    Iran sempat membalas serangan Israel dengan melancarkan rentetan serangan drone dan rudal, yang menurut laporan otoritas Tel Aviv, telah menewaskan sedikitnya 28 orang tewas di negara Yahudi tersebut.

    Lihat juga Video: Pengadilan Iran: Serangan Israel ke Penjara Evin Tewaskan 71 Orang

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Banjir Texas Tewaskan 100 Orang, Ada Kaitan dengan Efisiensi Anggaran?

    Banjir Texas Tewaskan 100 Orang, Ada Kaitan dengan Efisiensi Anggaran?

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat banjir bandang yang melanda Texas bagian tengah pada Jumat (04/07) lalu kini telah mencapai lebih dari 100 orang. Sejumlah orang lainnya dilaporkan hilang.

    Setidaknya 84 korban56 orang dewasa dan 28 anak-anak tewas di wilayah Kerr akibat luapan Sungai Guadalupe setelah hujan deras mengguyur pada Jumat (04/07), bertepatan libur nasional 4 Juli.

    Sekitar 22 orang dewasa dan 10 anak-anak belum teridentifikasi, kata kantor kepolisian lokal Kerr.

    Tim pencarian dan penyelamatan sedang berjuang menembus tepi sungai yang tertimbun lumpur. Upaya mereka terkendala hujan dan badai petir yang terus mengancam wilayah tersebut. Harapan untuk menemukan korban selamat semakin tipis empat hari setelah bencana terjadi.

    Camp Mystic, sebuah kamp musim panas bagi remaja perempuan Kristen, mengonfirmasi bahwa setidaknya 27 orang dan staf termasuk di antara korban tewas. Sebanyak 10 perempuan dan seorang pembimbing kamp masih hilang.

    Camp Mystic mengatakan: “Hati kami hancur bersama keluarga yang mengalami tragedi yang tak terbayangkan ini.”

    Richard Eastland, 70, pemilik bersama dan direktur Camp Mystic, tewas saat berusaha menyelamatkan anak-anak, menurut laporan Austin American-Statesman.

    Dalam perkiraan terbarunya, Badan Cuaca Nasional (NWS) memprediksi badai petir yang bergerak lambat berpotensi membawa banjir bandang lanjutan ke wilayah tersebut.

    Para pengkritik pemerintahan Trump berusaha mengaitkan bencana ini dengan pemangkasan ribuan pekerjaan di badan induk NWS, Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA).

    Kantor NWS yang bertanggung jawab atas perkiraan cuaca di wilayah tersebut memiliki lima karyawan yang bertugas saat badai petir melanda Texas pada Kamis (03/07) malam, jumlah yang biasa untuk sif malam saat cuaca ekstrem diperkirakan terjadi.

    Gedung Putih menolak anggapan bahwa pemotongan anggaran di Badan Cuaca Nasional (NWS) oleh pemerintahan Presiden Donald Trump menghambat respons bencana.

    “Itu adalah bencana alam,” kata Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers pada Senin (07/07).

    “Bukan kesalahan pemerintahan bahwa banjir terjadi pada waktu itu, tetapi ada peringatan dini dan konsisten, dan, sekali lagi, Badan Cuaca Nasional telah melakukan tugasnya.”

    Dia menjelaskan bahwa kantor NWS di Austin-San Antonio mengadakan briefing untuk pejabat lokal pada malam sebelum banjir dan mengeluarkan peringatan banjir sore hari itu, sebelum mengeluarkan sejumlah peringatan banjir pada malam hari dan dini hari 4 Juli.

    Trump menanggapi dengan tegas ketika ditanya pada Minggu (06/07) apakah pemotongan anggaran pemerintah federal menghambat tanggap darurat. Dia awalnya seolah-olah mengalihkan kesalahan “sistem Biden”, merujuk pada pendahulunya dari Partai Demokrat.

    “Tapi saya juga tidak akan menyalahkan Biden,” tambahnya. “Saya hanya akan mengatakan ini adalah bencana 100 tahun.”

    Senator Texas Ted Cruz, dari Partai Republik, mengatakan dalam konferensi pers pada Senin bahwa saat ini bukan waktunya untuk “menyalahkan satu sama lain secara partisan”.

    Seorang aktivis lokal, Nicole Wilson, telah meluncurkan petisi untuk mendesak pemasangan sirene banjir di Kerr.

    Sistem semacam itu telah dibahas di wilayah Kerr selama hampir satu dekade, tetapi dananya belum pernah dialokasikan.

    Wakil Gubernur Texas, Dan Patrick, mengakui pada Senin bahwa sirene tersebut mungkin telah menyelamatkan nyawa, dan mengatakan sirene tersebut harus dipasang sebelum musim panas mendatang.

    Sementara itu, ucapan belasungkawa terus berdatangan dari seluruh dunia.

    Raja Charles III telah menulis surat kepada Presiden Trump untuk mengekspresikan “kesedihan yang mendalam” atas banjir yang dahsyat.

    Raja “menyampaikan belasungkawa yang paling dalam” kepada mereka yang kehilangan orang yang dicintai, kata Kedutaan Besar UK di Washington.

    Setelah banjir mematikan di Texas, beberapa anggota Partai Demokrat telah memperingatkan “konsekuensi” pemotongan anggaran pemerintah federal oleh pemerintahan Trump, termasuk pemangkasan anggaran untuk pegawai pemerintah federal seperti ahli meteorologi.

    Senator Chris Murphy mengatakan: “Ramalan cuaca yang akurat membantu mencegah bencana mematikan.”

    Saran tersebut mengindikasikan bahwa pemotongan anggaran mungkin telah menghambat kemampuan Badan Cuaca Nasional (NWS)lembaga pemerintah yang menyediakan prakiraan cuaca di ASuntuk memprediksi banjir dengan akurat dan memberikan peringatan dini.

    Namun, Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan pada Senin: “Badan-badan tersebut [NWS] telah cukup staf jadi klaim sebaliknya sepenuhnya tidak benar.”

    BBC Verify telah meneliti dampak pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintahan Presiden Trump di bidang ini. Meskipun ada pengurangan tenaga kerja di NWS, para ahli yang kami wawancarai mengatakan bahwa jumlah personel yang tersedia untuk banjir di Texas tampaknya memadai.

    Apa saja pemotongan anggaran yang diusulkan?

    Pemerintahan Trump telah mengusulkan pemotongan 25% dari anggaran tahunan Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) sebesar US$6,1 miliar. NOAA adalah lembaga yang mengawasi Badan Cuaca Nasional (NWS).

    Pemotongan ini akan berlaku pada tahun fiskal 2026 yang dimulai pada Oktober tahun ini sehingga pemotongan ini tidak akan berkontribusi pada tragedi di Texas.

    Namun, jumlah pegawai NWS telah dikurangi secara terpisah melalui upaya efisiensi pemerintahan Trump sejak Januari.

    Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge), yang sebelumnya dipimpin oleh Elon Musk, menawarkan pemutusan hubungan kerja sukarela (buyouts) serta pensiun dini kepada pegawai pemerintah federal. Departemen ini juga mengakhiri kontrak sebagian besar pegawai yang sedang dalam masa percobaan.

    Akibatnya, sekitar 200 orang di NWS mengambil pemutusan hubungan kerja sukarela dan 300 orang memilih pensiun dini, menurut Tom Fahy, Direktur Serikat Pekerja NWS. Sebanyak 100 orang lainnya akhirnya dipecat dari layanan tersebut, katanya.

    Secara total, NWS kehilangan 600 dari 4.200 karyawannya, kata Fahy, menyebabkan beberapa kantor di seluruh negeri beroperasi tanpa staf yang cukup.

    Pada April, kantor berita Associated Press melaporkan bahwa mereka melihat data yang dikompilasi oleh karyawan NWS menunjukkan bahwa setengah dari kantornya memiliki tingkat kekosongan 20%dua kali lipat dari tingkat pada 10 tahun sebelumnya.

    Meskipun demikian, ahli iklim mengatakan kepada BBC Verify bahwa perkiraan cuaca dan peringatan banjir NWS di Texas pekan lalu telah berjalan sesuai harapan.

    “Perkiraan dan peringatan semuanya berjalan secara normal. Tantangan dalam peristiwa ini adalah sangat sulit untuk memprediksi jenis hujan ekstrem dan lokal seperti ini,” kata Avantika Gori, asisten profesor teknik sipil dan lingkungan di Rice University di Texas.

    Dan Andy Hazelton, seorang ilmuwan iklim yang membuat prakiraan jalur badai untuk NOAA hingga kena pemutusan hubungan kerja pada Februari, mengatakan: “Saya tidak berpikir masalah kekurangan staf berkontribusi langsung pada peristiwa ini. Mereka mengeluarkan peringatan dini.”

    Bagaimana dampaknya terhadap kantor-kantor pelayanan di Texas?

    Namun, beberapa ahli menyarankan bahwa pemotongan tenaga kerja mungkin telah menghambat kemampuan kantor-kantor NWS lokal di Texas untuk berkoordinasi secara efektif dengan layanan darurat lokal.

    “Ada pertanyaan serius mengenai apakah penyampaian informasi cuaca dilakukan dengan cara yang kurang optimal,” kata Daniel Swain, seorang ilmuwan iklim dari Universitas California Los Angeles.

    “Dampak tersebut mungkin dapat dihindari sebagian jika beberapa orang di layanan cuaca yang bertanggung jawab atas komunikasi tersebut masih bekerja – yang sayangnya tidak terjadi di beberapa kantor lokal,” tambahnya.

    Kantor San Angelo dan San Antonio, yang mencakup wilayah yang terkena banjir, dilaporkan memiliki beberapa lowongan pekerjaan yang belum terisi.

    Misalnya, situs web kantor San Antonio mencantumkan beberapa posisi yang kosong, termasuk dua ahli meteorologi.

    Tim evakuasi mencari korban banjir di Texas. (Getty Images)

    Direktur Serikat Pekerja NSW mengatakan kepada BBC Verify bahwa kantor San Angelo kekurangan ahli hidrologi senior, ilmuwan yang spesialis dalam peristiwa banjir.

    Kantor San Antonio juga kekurangan seorang “meteorolog koordinator peringatan”, yang bertugas mengoordinasikan komunikasi antara kantor peramalan cuaca lokal dan layanan manajemen darurat di komunitas, kata Fahy.

    Namun, ia mencatat bahwa kedua kantor tersebut telah meningkatkan jumlah staf secara sementara sebagai antisipasi peristiwa cuaca berbahaya, yang merupakan hal biasa dalam situasi semacam ini.

    “Kantor prakiraan cuaca NWS di Austin/San Antonio dan San Angelo, Texas, memiliki peramal cuaca tambahan yang bertugas selama peristiwa banjir katastropik,” kata juru bicara NWS, Erica Grow Cei, dalam pernyataan kepada BBC Verify. “Semua prakiraan dan peringatan dikeluarkan tepat waktu,” tambahnya.

    Meteorolog NWS, Jason Runyen, yang bertugas di wilayah San Antonio, juga mengatakan dalam pernyataan bahwa di kantor yang biasanya memiliki dua prakirawan cuaca bertugas selama cuaca cerah, mereka memiliki “hingga lima orang staf”.

    Ketika ditanya pada Minggu apakah pemotongan anggaran pemerintah telah meninggalkan posisi kunci kosong di NWS, Presiden Trump mengatakan kepada wartawan: “Tidak, mereka tidak melakukannya.”

    Apakah peluncuran balon cuaca dikurangi?

    Dalam sebuah video yang dibagikan ribuan kali di media sosial, ahli meteorologi AS John Morales mengatakan: “Telah terjadi pengurangan 20% dalam peluncuran balon cuaca… Apa yang mulai kita lihat adalah bahwa kualitas perkiraan cuaca semakin menurun.”

    Beberapa pengguna media sosial mengutip pernyataan Morales sebagai bukti bahwa pemotongan anggaran telah membatasi kemampuan prakirawan cuaca untuk memprediksi peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir di Kerr, Texas.

    Balon cuaca adalah alat penting yang digunakan oleh meteorolog untuk mengumpulkan data cuaca – mulai dari suhu, kelembapan, tekanan, hingga kecepatan angin – dari atmosfer atas.

    Di AS, stasiun NWS biasanya meluncurkan balon cuaca dua kali sehari.

    Dalam serangkaian pernyataan publik yang dirilis sejak Februari, NWS mengonfirmasi bahwa mereka telah menangguhkan atau mengurangi peluncuran balon cuaca di setidaknya 11 lokasi di seluruh negeri, yang mereka atribusikan pada kekurangan staf di kantor peramalan cuaca lokal.

    Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan tersebut secara langsung mempengaruhi peluncuran balon cuaca di daerah yang terkena banjir di Texas.

    Data yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa, menjelang banjir, peluncuran balon cuaca dilakukan sesuai rencana di Del Rio, stasiun peluncuran terdekat dengan pusat banjir, mengumpulkan data yang digunakan untuk meramalkan cuaca, yang menurut para ahli sudah memadai.

    BBC

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Pembunuhan Pelaku Sabung Ayam, 15 Polisi Filipina Ditangkap

    Geger Pembunuhan Pelaku Sabung Ayam, 15 Polisi Filipina Ditangkap

    Manila

    Sebanyak 15 polisi Filipina ditangkap terkait dugaan keterlibatan dalam dugaan penculikan dan pembunuhan sedikitnya 34 pelaku sabung ayam di negara tersebut. Penyelidikan terhadap keterlibatan personel kepolisian dalam tindak kriminal tersebut masih berlangsung.

    Kasus ini berkaitan dengan orang-orang hilang yang dituduh melakukan kecurangan dalam sabung ayam yang populer di negara tersebut, dengan jenazah mereka dilaporkan dibuang ke danau setempat. Orang-orang itu hilang sekitar tahun 2021-2022, sebagian besar dalam perjalanan dari atau ke arena sabung ayam yang tersebar di wilayah utama Filipina bagian utara, Luzon, termasuk di wilayah metropolitan Manila.

    Kasus orang hilang yang belum terpecahkan itu kembali menarik perhatian publik setelah seorang saksi kunci baru-baru ini muncul dan menuduh mantan bosnya — seorang taipan judi — mendalangi pembunuhan itu, dengan jenazah korban dilaporkan dibuang ke Danau Taal atau dibakar di lokasi lainnya.

    Kepala Kepolisian Nasional Filipina, Jenderal Nicolas Torre III, seperti dilansir Associated Press, Senin (7/7/2025), mengatakan dalam konferensi pers terbaru, bahwa seorang saksi kunci yang menggunakan alias “Totoy” memberikan informasi detail yang penting.

    Menurut keterangan saksi kunci itu, para penggemar serta para pekerja arena sabun ayam dicekik dan dimutilasi sebelum jenazahnya dibuang.

    Para penyelidik kepolisian memperkuat informasi detail itu dan bukti-bukti yang diberikan oleh saksi, yang akan digunakan dalam tuntutan pidana yang akan diajukan oleh Departemen Kehakiman Filipina terhadap para tersangka.

    Saksi kunci itu menuturkan kepada jaringan televisi lokal bahwa dirinya memutuskan untuk berbicara ke publik karena mantan bosnya mengancam akan membunuhnya. Dikatakan saksi kunci tersebut bahwa dirinya ingin membantu meringankan penderitaan keluarga korban hilang yang selama ini menuntut keadilan.

    “Saya sangat terkejut. Itu menguatkan tekad kami untuk benar-benar menyelesaikan kasus ini karena apa yang terjadi adalah biadab dan tidak dapat diterima dengan standar apa pun,” ucap Torre saat ditanya soal reaksinya atas pengungkapan yang disampaikan saksi kunci tersebut.

    Menteri Kehakiman Filipina, Jesus Crispin Remulla, mengatakan tuntutan pidana akan diajukan terhadap seorang pengusaha berpengaruh yang memiliki arena sabung ayam dan bisnis perjudian lainnya, serta para tersangka lainnya. Sang pengusaha telah membantah tuduhan yang dijeratkan terhadapnya.

    Remulla mengatakan dirinya akan meminta Jepang untuk membantu menyediakan teknologi guna membantu mencari jejak jenazah para korban, yang masih dapat diambil dari dasar Danau Taal sekitar empat tahun setelah pembunuhan terjadi.

    Sabung ayam menjadi hobi dan praktik perjudian yang populer di kawasan Asia Tenggara, termasuk Filipina, dan kawasan Amerika Latin, serta beberapa bagian negara Eropa. Di Filipina, arena sabung ayam banyak ditemukan di area pinggiran dan kota-kota besar.

    Sabung ayam yang menarik banyak penggemar di Filipina, telah menjadi bagian penting dari budaya lokal dan bisnis perjudian yang diregulasi yang menghasilkan pendapatan negara serta membuka ribuan pekerjaan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kabar Keji Tentara Bayaran AS Tembaki Warga Gaza Pencari Bantuan

    Kabar Keji Tentara Bayaran AS Tembaki Warga Gaza Pencari Bantuan

    Jakarta

    Kekejian tentara Israel di Gaza terus berlanjut. Tanpa pandang pilih, warga yang mencari bantuan pun menjadi sasaran kebengisan pasukan zionis Israel.

    Seorang warga di Gaza bernama Mahmoud Qassem kehilangan putranya, Khader, pekan lalu. Remaja berusia 19 tahun itu dilaporkan tewas saat sedang berusaha mencapai pusat distribusi makanan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), lembaga bantuan yang didukung Amerika Serikat, di wilayah Gaza tengah.

    “Terakhir kali saya dan ibunya mendengar kabar dari Khader pukul 11 malam. Dia bilang berada di tempat aman, dia pergi ke pusat distribusi Netzarim, dan saya sempat berpesan agar dia berhati-hati,” kata Qassem kepada DW dari sebuah tenda di Kota Gaza, tempat keluarganya kini mengungsi.

    “Jam satu pagi saya mencoba meneleponnya lagi, tapi ponselnya tidak aktif. Saya mulai cemas. Tidak ada kabar sama sekali hingga Jumat siang jam dua. Rasanya seperti ada api membakar dada saya,” ujar pria berusia 50 tahun itu.

    Qassem kemudian pergi dan memeriksa sejumlah rumah sakit di Gaza tengah. Di sanalah dia mengetahui bahwa Khader telah tewas. Jenazahnya baru ditemukan setelah berkoordinasi dengan militer Israel. Dari kondisi tubuhnya, Khader diketahui meninggal akibat beberapa luka tembak.

    “Seorang anak 19 tahun yang bahkan belum sempat menjalani hidupnya, semuanya demi mengambil satu kotak bantuan,” ujarnya nyaris tidak kuasa menahan air mata. Dia menambahkan bahwa dirinya sebenarnya tidak mau anaknya pergi, tetapi Khader merasa bertanggung jawab menafkahi keluarga.

    “Saya kehabisan kata-kata menggambarkan situasi di sini. Orang-orang rela mengorbankan diri demi bertahan hidup. Hanya Tuhan yang tahu apa yang kami alami. Tidak ada yang peduli, tidak Hamas, tidak Israel, tidak negara-negara Arab, tidak seorang pun.”

    Makanan dan Pasokan Bantaun Langka di Gaza

    Foto: Kondisi di Gaza (REUTERS/Mahmoud Issa)

    Laporan kekerasan, luka-luka, hingga kematian yang hampir terjadi setiap hari di sekitar distribusi bantuan menyoroti kenyataan tak tertahankan yang dihadapi 2,3 juta penduduk Gaza. Warga Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada pasokan yang masuk melalui perlintasan dengan Israel.

    Sejak Oktober 2023, hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sekitar 57.000 orang, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel. Analisis pada Mei lalu menunjukkan bahwa 93 persen populasi yang tersisa mengalami kerawanan pangan akut.

    Kelangkaan makanan dan kebutuhan dasar lainnya masih terjadi, bahkan setelah PBB kembali mengirimkan bantuan dan tiga pusat distribusi baru dibuka. Pusat-pusat itu dijalankan oleh GHF, lembaga bantuan AS-Israel, akibat blokade Israel yang berlangsung hampir tiga bulan.

    Pihak Israel berdalih, blokade dilakukan karena Hamas mencuri bantuan dan menggunakannya untuk membiayai operasinya. Namun, klaim ini dibantah oleh PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan internasional maupun lokal yang telah lama memiliki jaringan distribusi bantuan yang mapan di Gaza.

    Truk-truk bantuan di Gaza berulang kali dijarah, baik oleh kelompok bersenjata maupun warga sipil yang putus asa mencari makanan. Di saat yang sama, militer Israel terus meningkatkan serangan udara dan mengeluarkan perintah evakuasi massal di sebagian besar wilayah utara dan selatan Gaza.

    Ratusan Orang Tewas di Lokasi Distribusi Makanan

    Foto: Pengungsi di Gaza (REUTERS/Mahmoud Issa)

    Kementerian Kesehatan di Gaza, yang berada di bawah kendali Hamas, melaporkan bahwa lebih dari 500 orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan udara, tembakan, dan pengeboman oleh Israel. Menurut pejabat kesehatan, sebagian besar korban tewas saat tengah menunggu di lokasi distribusi bantuan atau di sekitar truk-truk pembawa makanan.

    Kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sedikitnya 613 pembunuhan terjadi di titik-titik distribusi bantuan kemanusiaan Gaza yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel, yang beroperasi sejak akhir Mei.

    Pembunuhan juga tercatat terjadi di dekat konvoi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Demikian seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Jumat (4/7/2025).

    “Kami telah mencatat 613 pembunuhan, baik di titik-titik GHF maupun di dekat konvoi kemanusiaan — ini merupakan angka yang tercatat per 27 Juni. Sejak saat itu … telah terjadi insiden-insiden lebih lanjut,” kata juru bicara Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Ravina Shamdasani, kepada wartawan di Jenewa, Swiss.

    Lebih lanjut dikatakan oleh Shamdasani bahwa kantor HAM PBB tidak dapat menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan tersebut.

    Namun, dia juga mengatakan bahwa: “Jelas bahwa militer Israel telah menggempur dan menembaki warga-warga Palestina yang berusaha mencapai titik-titik distribusi (bantuan yang dioperasikan oleh GHF).”

    Shamdasani mengatakan tidak diketahui secara jelas soal berapa banyak dari pembunuhan yang tercatat oleh PBB itu, yang terjadi di lokasi-lokasi GHF, dan berapa banyak yang terjadi di dekat konvoi bantuan kemanusiaan Gaza.

    Saat berbicara kepada wartawan di Jenewa, Shamdasani mengatakan bahwa angka tersebut mencakup periode mulai 27 Mei, ketika GHF pertama beroperasi di Jalur Gaza, hingga 27 Juni. Jumlahnya mungkin telah bertambah mengingat lebih banyak insiden terjadi sejak akhir Juni.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PBB Catat 613 Pembunuhan di Pusat Bantuan Kemanusiaan di Gaza

    PBB Catat 613 Pembunuhan di Pusat Bantuan Kemanusiaan di Gaza

    Jenewa

    Kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sedikitnya 613 pembunuhan terjadi di titik-titik distribusi bantuan kemanusiaan Gaza yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel, yang beroperasi sejak akhir Mei.

    Pembunuhan juga tercatat terjadi di dekat konvoi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Demikian seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Jumat (4/7/2025).

    “Kami telah mencatat 613 pembunuhan, baik di titik-titik GHF maupun di dekat konvoi kemanusiaan — ini merupakan angka yang tercatat per 27 Juni. Sejak saat itu … telah terjadi insiden-insiden lebih lanjut,” kata juru bicara Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Ravina Shamdasani, kepada wartawan di Jenewa, Swiss.

    Lebih lanjut dikatakan oleh Shamdasani bahwa kantor HAM PBB tidak dapat menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan tersebut.

    Namun, dia juga mengatakan bahwa: “Jelas bahwa militer Israel telah menggempur dan menembaki warga-warga Palestina yang berusaha mencapai titik-titik distribusi (bantuan yang dioperasikan oleh GHF).”

    Shamdasani mengatakan tidak diketahui secara jelas soal berapa banyak dari pembunuhan yang tercatat oleh PBB itu, yang terjadi di lokasi-lokasi GHF, dan berapa banyak yang terjadi di dekat konvoi bantuan kemanusiaan Gaza.

    Saat berbicara kepada wartawan di Jenewa, Shamdasani mengatakan bahwa angka tersebut mencakup periode mulai 27 Mei, ketika GHF pertama beroperasi di Jalur Gaza, hingga 27 Juni. Jumlahnya mungkin telah bertambah mengingat lebih banyak insiden terjadi sejak akhir Juni.

    Informasi yang disampaikan ini, sebut Shamdasani, didasarkan pada laporan situasi internal pada kantor Komisioner Tinggi PBB untuk HAM.

    Dia menjelaskan bahwa angka-angka itu, yang dikumpulkan melalui proses pemeriksaan standar, tidak mungkin memberikan gambaran yang lengkap soal situasi yang sebenarnya terjadi di lapangan.

    “Kita mungkin tidak akan pernah bisa memahami skala penuh dari apa yang terjadi di sini karena kurangnya akses bagi tim PBB ke wilayah tersebut,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tentara Bayaran AS Disebut Tembaki Warga Gaza yang Cari Bantuan

    Tentara Bayaran AS Disebut Tembaki Warga Gaza yang Cari Bantuan

    Gaza City

    Sejumlah tentara bayaran Amerika Serikat (AS) yang dikontrak untuk menjaga pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, dilaporkan menggunakan peluru tajam dan granat kejut saat warga sipil Palestina mencari bantuan makanan di area tersebut.

    Informasi itu, dilansir dari Associated Press, Jumat (4/7/2025), terungkap dari keterangan sejumlah tentara bayaran AS yang enggan disebut namanya, dan dari beberapa rekaman video yang didapatkan oleh Associated Press (AP).

    Dua tentara bayaran AS, yang berbicara kepada AP tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi ini karena merasa terganggu oleh apa yang mereka anggap sebagai praktik berbahaya dan tidak bertanggung jawab.

    Keduanya mengatakan bahwa para petugas keamanan yang dipekerjakan sering kali tidak memenuhi syarat dan tidak menjalani pemeriksaan latar belakang secara menyeluruh, namun diberi senjata lengkap saat bertugas, serta tampaknya memiliki izin terbuka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan.

    Menurut kedua tentara bayaran itu, beberapa kolega mereka sesama tentara bayaran AS secara rutin melemparkan granat kejut dan semprotan merica ke arah warga sipil Palestina. Salah satunya mengatakan bahwa peluru tajam juga ditembakkan ke segala arah — ke udara, ke tanah, dan terkadang ke arah warga sipil Palestina.

    Dia menyebut bahwa setidaknya satu kejadian di mana dia mengira seseorang terkena tembakan kontraktor AS.

    “Ada orang-orang tidak bersalah yang terluka. Sangat parah. Sungguh tidak perlu,” kata kontraktor AS yang berbicara kepada AP tersebut.

    Disebutkan juga bahwa staf AS yang berada di lokasi itu memantau orang-orang yang datang untuk mencari bantuan makanan dan mendokumentasikan siapa pun yang dianggap “mencurigakan”. Dia mengatakan bahwa mereka membagikan informasi tersebut kepada militer Israel.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Sejumlah video yang diberikan oleh salah satu kontraktor AS itu, yang diambil dari lokasi pusat distribusi bantuan Gaza, menunjukkan ratusan warga Palestina berdesakan di antara gerbang logam, berebut bantuan di tengah suara tembakan, granat kejut, dan semprotan merica.

    Beberapa video lainnya menunjukkan percakapan antara pria-pria dengan berbahasa Inggris yang membahas soal cara membubarkan kerumunan dan saling menyemangati setelah terjadi baku tembak.

    Keterangan dari para tentara tersebut, dikombinasikan dengan video, laporan internal, pesan teks yang diperoleh AP, memberikan pandangan langka tentang Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), organisasi Amerika yang baru dibentuk secara rahasia dan didukung Israel untuk memberi makan warga Gaza.

    Bulan lalu, pemerintah AS menjanjikan US$ 30 juta agar GHF dalam melanjutkan operasinya di Jalur Gaza — sumbangan AS pertama yang diketahui secara publik untuk kelompok tersebut, yang selama ini sumber pendanaannya tidak jelas.

    Wartawan tidak dapat mengakses pusat bantuan GHF di Jalur Gaza, yang berada di dalam zona yang dikuasai militer Israel. Sementara AP tidak dapat memverifikasi secara independen cerita para tentara bayaran AS tersebut.

    Belum ada tanggapan langsung dari AS dan Israel terkait laporan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini