Perusahaan: Associated Press

  • BREAKING NEWS: Ledakan Besar Guncang Iran, 14 Orang Tewas – Halaman all

    BREAKING NEWS: Ledakan Besar Guncang Iran, 14 Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, IRAN – Sebuah ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee di Provinsi Hormozgan, Iran Selatan, Sabtu (26/4/2025) pagi ini.

    Ledakan tersebut setidaknya telah  mengakibatkan delapan 14 orang tewas dan 750 orang cidera.

    Jumlah korban tewas diperkirakan masih ada mengingat upaya penyelamatan korban masih terjadi.

    Ledakan diduga terjadi di tangki gas di bagian Shahid Rajaee, kompleks Pelabuhan Bandar Abbas, yang menyebabkan kerusakan parah pada bangunan dan mobil di dekatnya.

    Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyampaikan simpati kepada para korban ledakan tersebut.

    “Saya mengeluarkan perintah untuk menyelidiki situasi dan penyebab insiden tersebut. Menteri Dalam Negeri diutus ke wilayah tersebut sebagai perwakilan khusus untuk memeriksa secara saksama dimensi kecelakaan, melakukan koordinasi yang diperlukan, dan menangani kondisi para korban luka,” tulis  Presiden Iran Masoud Pezeshkian dari laman X-nya.

    Diduga Terkait Pembuatan Rudal

    Ledakan besar itu terjadi diduga terkait dengan pengiriman bahan kimia yang digunakan untuk membuat propelan rudal.

    Helikopter menyiramkan air dari udara ke api yang berkobar beberapa jam setelah ledakan awal.

    Ledakan ini terjadi di tengah pertemuan pejabat Iran dan Amerika Serikat di Oman terkait perundingan mengenai program nuklir Teheran yang berkembang pesat.

    Tidak seorang pun di Iran secara langsung menyatakan bahwa ledakan itu berasal dari sebuah serangan.

    Akan tetapi, sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengakui bahwa “dinas keamanan Iran dalam keadaan siaga tinggi mengingat adanya contoh-contoh sebelumnya tentang upaya sabotase dan operasi pembunuhan”.

    Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni menyampaikan jumlah korban kepada media pemerintah.

    Namun, hanya ada sedikit rincian tentang apa yang memicu kebakaran di luar Bandar Abbas, yang terjadi hingga Sabtu malam, yang menyebabkan kontainer lain dilaporkan meledak.

    Perusahaan keamanan mengatakan pelabuhan menerima bahan kimia untuk bahan bakar rudal.

    Pelabuhan tersebut menerima kiriman bahan kimia bahan bakar rudal pada bulan Maret, kata firma keamanan swasta Ambrey.

    Bahan bakar tersebut merupakan bagian dari kiriman amonium perklorat dari Cina oleh dua kapal ke Iran yang pertama kali dilaporkan pada bulan Januari oleh Financial Times.

    Bahan kimia yang digunakan untuk membuat propelan padat untuk roket tersebut akan digunakan untuk mengisi kembali persediaan rudal Iran, yang telah habis akibat serangan langsungnya terhadap Israel selama perang dengan Hamas di Jalur Gaza .

    “Kebakaran itu dilaporkan terjadi akibat penanganan yang tidak tepat terhadap pengiriman bahan bakar padat yang dimaksudkan untuk digunakan dalam rudal balistik Iran,” kata Ambrey.

    Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh The Associated Press menyebutkan salah satu kapal diyakini membawa bahan kimia di sekitar lokasi pada bulan Maret, seperti yang dikatakan Ambrey.

    Iran belum mengakui telah menerima kiriman tersebut.

    Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Sabtu.”

    Tidak jelas mengapa Iran tidak memindahkan bahan kimia dari pelabuhan, terutama setelah ledakan pelabuhan Beirut pada tahun 2020.

     Ledakan itu, yang disebabkan oleh penyalaan ratusan ton amonium nitrat yang sangat mudah meledak, menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang lainnya.

    Namun, Israel memang menargetkan lokasi rudal Iran tempat Teheran menggunakan mixer industri untuk membuat bahan bakar padat .

    Rekaman media sosial tentang ledakan pada hari Sabtu di Shahid Rajaei memperlihatkan asap berwarna kemerahan mengepul dari api sesaat sebelum ledakan.

    Hal itu menunjukkan adanya senyawa kimia yang terlibat dalam ledakan tersebut — seperti dalam ledakan di Beirut.

    Pada Sabtu malam, kantor berita milik pemerintah IRNA mengatakan bahwa Administrasi Bea Cukai Iran menyalahkan “tumpukan barang berbahaya dan bahan kimia yang disimpan di area pelabuhan” atas ledakan tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Pelabuhan menjadi tujuan utama kargo Iran

    Shahid Rajaei pernah menjadi target sebelumnya.

    Serangan siber tahun 2020 yang dikaitkan dengan Israel menargetkan pelabuhan tersebut.

     Serangan itu terjadi setelah Israel mengatakan bahwa mereka menggagalkan serangan siber yang menargetkan infrastruktur airnya, yang dikaitkan dengan Iran.

    Pejabat Israel tidak menanggapi permintaan komentar terkait ledakan hari Sabtu tersebut.

    Video di media sosial menunjukkan asap hitam mengepul setelah ledakan.

    Video lainnya menunjukkan kaca-kaca pecah dari gedung-gedung yang jaraknya beberapa kilometer dari episentrum ledakan.

    Rekaman media pemerintah menunjukkan korban luka berdesakan di sedikitnya satu rumah sakit, dengan ambulans berdatangan saat petugas medis bergegas membawa satu orang dengan tandu.

    Hasanzadeh, pejabat penanggulangan bencana provinsi, sebelumnya mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa ledakan itu berasal dari kontainer di pelabuhan Shahid Rajaei di kota itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

     Televisi pemerintah juga melaporkan bahwa telah terjadi keruntuhan bangunan akibat ledakan itu, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.

    Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan atas ledakan tersebut.

    Pelabuhan Shahid Rajaei di provinsi Hormozgan terletak sekitar 1.050 kilometer (650 mil) di tenggara ibu kota Iran, Teheran, di Selat Hormuz, muara sempit Teluk Persia yang dilalui 20 persen dari seluruh minyak yang diperdagangkan.

    Sumber: Associated Press

     

  • Peti Jenazah Paus Fransiskus Tiba di Roma, Akan Dimakamkan Secara Tertutup

    Peti Jenazah Paus Fransiskus Tiba di Roma, Akan Dimakamkan Secara Tertutup

    Roma

    Peti jenazah Paus Fransiskus telah tiba di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia, yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Prosesi pemakaman di dalam basilika ini akan digelar secara tertutup.

    Setelah dibawa dengan popemobile dari Basilka Santo Petrus di Vatikan dengan melintasi jalanan kota Roma dan disambut para pelayat yang menanti di tepi jalanan, seperti dilansir CNN, Sabtu (26/4/2025), peti jenazah Paus Fransiskus tiba di Basilika Santa Maria Maggiore pada Sabtu (26/4) siang.

    Para pengusung peti langsung membawa masuk peti jenazah ke dalam basilika.

    Basilika Santa Maria Maggiore yang merupakan gereja kesayangan mendiang Paus Fransiskus dipilih oleh sang Bapa Suci sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Hal ini menjadikan Paus Fransiskus sebagai Paus pertama dalam satu abad terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan.

    Saat tiba di basilika tersebut, peti jenazah Paus Fransiskus disambut oleh sekelompok “orang-orang miskin dan membutuhkan” yang mengantarkannya ke peristirahatan terakhir. Mereka akan menjadi anggota masyarakat terakhir yang melihat peti jenazah Paus Fransiskus sebelum dimakamkan.

    Prosesi pemakaman di Basilika Santa Maria Maggiore akan dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell selaku camerlengo Vatikan, dan akan berlangsung secara tertutup untuk publik.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa dalam wasiatnya, Paus Fransiskus mengutarakan keinginannya agar makamnya sederhana, tanpa ada hiasan khusus, dengan batu nisan bertuliskan satu kata: “Fransiskus”.

    Laporan Associated Press menyebut makam untuk Paus Fransiskus dipersiapkan di salah satu area di dalam basilika, yang ditutupi pembatas kayu sebelum pemakaman dilakukan.

    Foto yang dirilis oleh Vatikan pada Jumat (25/4) kemarin menunjukkan batu nisan marmer yang rata dengan lantai basilika, dengan ukiran sederhana bertuliskan namanya dalam bahasa Latin: “Fransiskus”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dari Vatikan, Peti Jenazah Paus Fransiskus Dibawa ke Roma untuk Dimakamkan

    Dari Vatikan, Peti Jenazah Paus Fransiskus Dibawa ke Roma untuk Dimakamkan

    Vatican City

    Peti jenazah Paus Fransiskus dibawa dari Vatikan menuju ke Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di Roma, Italia, yang akan menjadi tempat peristirahat terakhirnya. Iring-iringan peti jenazah akan melintasi ruas jalanan kota Roma, di mana umat menanti untuk bisa melihat terakhir kali peti jenazah sang Bapa Suci.

    Tak lama setelah dibawa masuk kembali ke Basilika Santo Petrus, seperti dilansir CNN dan AFP, Sabtu (26/4/2025), peti jenazah Paus Fransiskus ditempatkan di bagian belakang kendaraan khusus kepausan yang bernama “popemobile”.

    Iring-iringan peti jenazah berjalan secara perlahan melewati jalanan kota Roma — melintasi area wisata seperti Piazza Venezia dan Colosseum kuno — dalam prosesi terakhirnya. Para pelayat yang menanti di tepi jalan memberikan tepuk tangan dan teriakan ketika iring-iringan peti jenazah melewati mereka.

    Vatikan, seperti dilansir Associated Press, mengatakan bahwa popemobile yang membawa peti jenazah merupakan kendaraan kepausan yang digunakan saat Paus Fransiskus mengunjungi Filipina tahun 2015 lalu.

    Kendaraan ini telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga peti jenazah akan terlihat oleh para pelayat yang menanti di tepi jalanan sepanjang rute, sejauh empat kilometer, dari Basilika Santo Petrus ke Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di Roma.

    Dilaporkan sekitar satu juta orang telah berbaris di tepi jalanan sepanjang rute prosesi dari Vatican City melewati Roma menuju ke Basilika Santa Maria Maggiore.

    – Porta del Perugino, gerbang barat untuk keluar dari Vatican City
    – Menyeberangi Sungai Tiber di Roma
    – Corso Vittorio Emanuele
    – Piazza Venezia
    – Via dei Fori Imperiali, ruas jalanan utama di Roma yang membentang dari Piazza Venezia menuju ke Colosseum
    – Colosseum
    – Via Labicana, ruas jalanan kuno Italia yang membentang dari arah timur ke tenggara yang dimulai dari Roma
    – Via Merulana, ruas jalanan di Roma yang mengarah ke Basilika Santa Maria Maggiore

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Setibanya di Basilika Santa Maria Maggiore, peti jenazah Paus Fransiskus akan disambut oleh sekelompok “orang-orang miskin dan membutuhkan” yang mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.

    Mereka akan menjadi anggota masyarakat terakhir yang melihat peti jenazah Paus Fransiskus sebelum dimakamkan. Pemakaman di Basilika Santa Maria Maggiore, yang dipimpin Kardinal Kevin Farrell selaku camerlengo Vatikan, akan berlangsung secara tertutup untuk publik.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa dalam wasiatnya, Paus Fransiskus mengutarakan keinginannya agar makamnya sederhana, tanpa ada hiasan khusus, dengan batu nisan bertuliskan satu kata: “Fransiskus”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 128.000 Orang Melayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus

    128.000 Orang Melayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus

    Vatican City

    Banyak orang mengantre untuk bisa melihat langsung dan memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus. Otoritas Vatikan mengungkapkan lebih dari 128.000 orang telah melayat Paus Fransiskus, yang jenazahnya disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus menjelang pemakaman.

    Vatikan dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), menyebut antara Rabu (23/4) pukul 11.00 waktu setempat hingga Kamis (24/4) pagi, sekitar pukul 08.00 waktu setempat, lebih dari 128.000 orang telah melihat langsung jenazah Paus Fransiskus.

    Peti jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan tetap terbuka dan bisa dilihat oleh publik hingga Jumat (25/4) malam, sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan selama tiga hari di dalam basilika itu sebelum dimakamkan pada Sabtu (26/4).

    Dengan begitu banyaknya orang yang ingin melayat, seperti dilansir Associated Press, Vatikan terpaksa membiarkan pintu Basilika Santo Petrus tetap terbuka sepanjang malam karena jumlah pengunjung yang lebih banyak dari perkiraan.

    Basilika Santo Petrus yang menjadi tempat jenazah Paus Fransiskus disemayamkan hanya ditutup selama 1,5 jam pada Kamis (24/4) pagi kemarin untuk dibersihkan.

    Basilika itu diliputi keheningan saat para pelayat dari seluruh dunia berjalan secara perlahan menuju lorong utama untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus, yang meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4) pagi waktu setempat.

    Lamanya waktu mengantre, bahkan hingga berjam-jam, tidak menyurutkan niat publik untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang Bapa Suci.

    Antrean terpantau sangat panjang melintasi area della Conciliazone, kemudian Alun-alun Santo Petrus, dan melalui Pintu Suci sebelum masuk ke dalam Basilika Santo Petrus.

    Emiliano Fernandez yang datang dari Meksiko mengantre sejak tengah malam, dan setelah dua jam masih belum masuk ke dalam basilika. “Saya tidak peduli berapa lama saya menunggu di sini. Ini satu-satunya kesempatan untuk (menunjukkan) betapa saya mengagumi Fransiskus semasa hidupnya,” ucapnya.

    Usai disemayamkan di Basilika Santo Petrus, jenazah Paus Fransiskus akan menjalani proses pemakaman pada Sabtu (26/4) besok.

    Dari basilika di Vatikan itu, peti jenazah Paus Fransiskus akan dibawa ke gereja kesayangannya, Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di Roma. Di lokasi itu, peti jenazah Paus Fransiskus akan dikuburkan ke dalam tanah dan diberi batu nisan sederhana dengan tulisan nama Latinnya: Fransiskus.

    Paus Fransiskus akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari 100 tahun terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan.

    Prosesi pemakaman Paus Fransiskus diperkirakan akan menarik kehadiran ratusan ribu orang, dengan para pemimpin dunia dan anggota kerajaan dari berbagai negara akan turut hadir. Di antara tokoh yang akan hadir terdapat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran William.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS ‘Cukur’ Deplu, Seratusan Kantor Dilibas Termasuk Urusan Perempuan

    AS ‘Cukur’ Deplu, Seratusan Kantor Dilibas Termasuk Urusan Perempuan

    Jakarta

    Kantor Urusan Perempuan Global adalah salah satu yang diperkirakan akan dihapus. Pada hari Selasa (22/04), Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, mengungkapkan rencana reorganisasi besar-besaran Departemen Luar Negeri AS.

    Sebagai bagian dari mandat ‘America First’ atau ‘Amerika yang Utama’ pemerintahan Trump, departemen ini akan memangkas stafnya sebanyak 15% melalui penutupan dan penggabungan lebih dari 100 kantor serta biro perwakilan di seluruh penjuru dunia.

    Menurut memo internal yang diperoleh oleh kantor berita Reuters dan Associated Press, rencana tersebut—yang telah diinformasikan kepada Kongres AS—akan menghapus 132 dari 734 biro dan kantor di bawah Departemen Luar Negeri AS.

    Sebanyak 137 kantor lainnya akan dipindahkan ke lokasi berbeda dalam departemen guna ‘meningkatkan efisiensi,’ lapor AP, yang mengutip lembar fakta yang diperoleh.

    “Dalam bentuknya yang sekarang, Departemen ini terlalu gemuk, birokratis, dan tidak mampu menjalankan misi diplomatik utamanya dalam era persaingan kekuatan besar ini,” ujar Rubio dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform media sosial X.

    “‘Itulah sebabnya hari ini saya mengumumkan sebuah rencana reorganisasi yang menyeluruh, yang akan membawa departemen ini memasuki abad ke-21. Pendekatan ini akan memberdayakan Departemen dari bawah ke atas, dari biro-biro hingga kedutaan,’” tambah Rubio.

    Kantor mana sajakah yang diperkirakan akan ditutup?

    Meskipun belum jelas berapa banyak pegawai yang akan terdampak oleh perubahan ini, beberapa biro yang diperkirakan akan dihentikan termasuk Kantor Urusan Perempuan Global.

    Selain itu, akan ada sebuah kantor yang ‘dihidupkan kembali’ dengan fokus pada urusan luar negeri dan kemanusiaan.

    Kantor ini akan mengoordinasikan program bantuan luar negeri yang tersisa di Departemen Luar Negeri AS, menyusul pemangkasan Badan Pembangunan Internasional AS, USAID yang baru-baru ini terjadi.

    Kantor Hak Asasi Manusia diperkirakan tetap bertahan

    Laporan sebelumnya mengindikasikan bahwa kantor-kantor yang sebelumnya berada di bawah Wakil Menteri Keamanan Sipil, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia AS akan dihapus.

    Namun lembar fakta yang dibagikan Rubio menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan tersebut akan dilanjutkan di bagian-bagian lain dalam departemen.

    Baik Rubio maupun pejabat lainnya menyatakan bahwa struktur Departemen Luar Negeri AS yang ‘terlalu gemuk’ menghambat kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat dan efisien.

    Tujuan dari rencana ini adalah untuk memberdayakan biro-biro regional guna meningkatkan fungsionalitas serta menghapus kantor-kantor dan program-program yang tidak selaras dengan kepentingan nasional inti AS di bawah pemerintahan Trump, demikian papar Rubio dan pejabat lainnya.

    Trump sebelumnya telah mengeluarkan perintah eksekutif terpisah pada bulan Februari yang mengarahkan Rubio untuk merombak Dinas Luar Negeri AS dan cara kerja Departemen Luar Negeri AS, guna memastikan bahwa korps diplomatik AS dapat melaksanakan agendanya dengan seksama.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningih

    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Universitas Harvard Gugat Pemerintahan Trump, Gedung Putih Ingatkan Ini!

    Universitas Harvard Gugat Pemerintahan Trump, Gedung Putih Ingatkan Ini!

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump digugat secara hukum oleh Universitas Harvard terkait pembekuan dana hibah federal senilai lebih dari US$ 2 miliar (Rp 33,7 triliun). Gedung Putih pun memberikan komentarnya atas gugatan hukum itu. Seperti apa?

    Gugatan hukum yang diajukan ke pengadilan federal Boston itu diumumkan oleh Harvard pada Senin (21/4) waktu setempat, setelah sebelumnya menegaskan pihaknya akan terus menentang tuntutan pemerintahan Trump, termasuk untuk membatasi aktivisme di kampus.

    Gedung Putih merilis pernyataan tanggapan hanya beberapa jam setelah Harvard mengumumkan gugatan hukum itu.

    “Bantuan federal untuk institusi seperti Harvard, yang memperkaya para birokrat mereka yang dibayar terlalu tinggi dengan uang pajak dari keluarga-keluarga Amerika yang sedang berjuang, akan segera berakhir,” ujar juru bicara Gedung Putih, Harrison Fields, seperti dilansir Associated Press, Selasa (22/4/2025).

    “Dana para pembayar pajak adalah hak istimewa, dan Harvard gagal memenuhi persyaratan dasar yang diperlukan untuk mengakses hak istimewa tersebut,” sebutnya dalam pernyataan email pada Senin (21/4).

    Pemerintahan Trump, dalam surat tertanggal 11 April kepada Harvard, menyerukan reformasi pemerintahan dan kepemimpinan yang luas pada universitas tertua di AS tersebut, dan perubahan untuk kebijakan penerimaan mahasiswa.

    Surat itu juga menuntut Harvard untuk mengaudit pandangan tentang keberagaman di kampus dan berhenti mengakui beberapa klub mahasiswa. Pemerintahan Trump berargumen bahwa Harvard telah membiarkan antisemitisme tidak terkendali saat aksi memprotes perang Israel di Jalur Gaza marak digelar di kampusnya tahun lalu.

    Presiden Universitas Harvard, Alan Garber, menegaskan pihaknya tidak akan tunduk pada tuntutan tersebut. Beberapa jam kemudian, pemerintahan Trump membekukan dana federal senilai miliaran dolar Amerika untuk universitas tersebut.

    “Pemerintah belum — dan tidak dapat — mengidentifikasi hubungan rasional apa pun antara masalah antisemitisme dan penelitian medis, ilmiah, teknologi, dan penelitian lainnya, yang telah dibekukan, yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang Amerika, mendorong keberhasilan Amerika, menjaga keamanan Amerika, dan mempertahankan posisi Amerika sebagai pemimpin global dalam inovasi,” tegas Harvard dalam gugatannya.

    “Pemerintah juga tidak mengakui konsekuensi signifikan dari pembekuan, secara tak terbatas, dana penelitian federal senilai miliaran dolar terhadap program penelitian Harvard, para penerima manfaat dari penelitian tersebut, dan kepentingan nasional dalam memajukan inovasi dan kemajuan Amerika,” sebut dokumen gugatan itu.

    Gugatan Harvard menyebut pembekuan dana yang dilakukan pemerintahan Trump sebagai tindakan “sewenang-wenang dan tak terduga”.

    Disebutkan juga bahwa langkah semacam itu melanggar hak Amandemen Pertama dalam Konstitusi AS dan melanggar ketentuan hukum pada Bab VI Undang-undang Hak Sipil, yang melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, atau asal kebangsaan dalam program atau kegiatan yang menerima bantuan keuangan federal.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Anak Deputi Sheriff Lakukan Penembakan Massal di Universitas Florida, 2 Orang Tewas, 6 Terluka – Halaman all

    Anak Deputi Sheriff Lakukan Penembakan Massal di Universitas Florida, 2 Orang Tewas, 6 Terluka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus penembakkan massal kembali menggegerkan Amerika Serikat pada Kamis waktu setempat (17/4/2025).

    Seorang pria berusia 20 tahun membuka tembakan pada hari Kamis di Florida State University (FSU), menewaskan dua orang dan melukai setidaknya enam orang lainnya, menurut penyelidik.

    Penembak berusia 20 tahun tersebut, merupakan putra seorang deputi sheriff yang diduga melakukan penembakan menggunakan senjata dinas milik orangtuanya, menurut pihak berwenang

    “Sayangnya, putranya memiliki akses ke salah satu senjatanya yang ditemukan di lokasi kejadian,” kata Sheriff Kabupaten Leon Walter McNeil dalam konferensi pers.

    Penembakan dimulai sekitar pukul 11.50 waktu setempat (sekitar pukul 22.50 WIB) di dekat gedung serikat mahasiswa di kampus FSU.

    Mahasiswa dan staf diberitahu untuk berlindung di tempat ketika polisi merespons.

    Lebih dari 42.000 mahasiswa yang tengah menghadiri kelas di kampus utama pun melakukan evakuasi.

    Mahasiswa FSU Max Jenkins menggambarkan situasi saat terjadinya penembakan.

    Max mengaku, melihat pelaku keluar dari gedung serikat mahasiswa dan menembakkan senjatanya empat atau lima kali keluar.

    “Dia melihat petugas pemeliharaan yang sedang memberi isyarat kepada semua orang dan saya kira mendengarnya, lalu berbalik dan menembak ke arah itu,” kata Jenkins dalam video di situs web surat kabar Tallahassee Democrat. 

    Polisi meyakini, penembak tersebut merupakan putra seorang deputi sheriff Distrik Leon.

    Dikutip dari Associated Press, pelaku bertindak sendirian dan motifnya belum diketahui hingga berita ini diturunkan.

    Tersangka berusia 20 tahun tersebut, diidentifikasi sebagai sosok bernama Phoenix Ikner yang dipercaya juga berkuliah sebagai mahasiswa FSU di ibu kota negara bagian Tallahassee, kata Jason Trumbower, kepala polisi universitas tersebut.

    Dalam keterangannya, Trumbower memastikan, kedua korban tewas dari penembakan tersebut bukanlah mahasiswa. 

    Trumbower tidak memberikan detail mengenai empat korban lain yang ditembak dan terluka.

    Petugas polisi yang merespons ke lokasi kejadian langsung menembak tersangka ketika dia gagal mematuhi perintah untuk menyerah.

    Pelaku yang berhasil dilumpuhkan kemudian diamankan dan dibawa ke dalam tahanan, menurut pihak berwenang.

    Empat korban luka, ditambah penembak tersebut, dilarikan ke rumah sakit dengan luka tembak.

    Penembakan massal di kampus sekolah di AS telah menjadi tragedi yang berulang dalam beberapa tahun terakhir.

    Insiden Kamis merupakan penembakan kedua di kampus FSU dalam 11 tahun terakhir.

    Sebelumnya pada 2014, seorang lulusan FSU juga melakukan penembakan pada pagi hari di perpustakaan utama sekolah.

    Penembakan tersebut, melukai dua mahasiswa dan seorang karyawan ketika ratusan orang sedang belajar untuk ujian.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Pemimpin Oposisi Israel Sebut Zionis Harus Serang Fasilitas Nuklir Iran: Saatnya Ubah Timur Tengah – Halaman all

    Pemimpin Oposisi Israel Sebut Zionis Harus Serang Fasilitas Nuklir Iran: Saatnya Ubah Timur Tengah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz, mengatakan Israel harus menyerang Iran untuk mencegahnya mencapai kemampuan nuklir.

    Permintaan ini disampaikan setelah muncul laporan pada Rabu (16/4/2025), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memblokir rencana serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran untuk melanjutkan negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Iran.

    Benny Gantz, yang memimpin partai Persatuan Nasional Israel, mengatakan Israel “harus dan dapat menyerang Iran.”

    “Rezim Iran ahli dalam mengulur waktu,” katanya, Kamis (17/4/2025), dikutip dari Al Arabiya.

    “Negara Israel harus, dan dapat menghilangkan prospek kemampuan nuklir Iran.”

    “Berkoordinasi erat dengan sekutu besar kita, Amerika Serikat, sekarang saatnya mengubah Timur Tengah,” terang Benny Gantz.

    Sebelumnya, tepat sebelum perundingan pertama Iran dengan AS di Oman, Trump mengatakan Israel akan menjadi “pemimpin” serangan militer potensial terhadap Iran jika negara itu gagal menghentikan program senjata nuklirnya.

    “Jika itu memerlukan militer, kami akan menggunakan militer,” Associated Press melaporkan pernyataan Trump.

    “Israel jelas akan sangat terlibat dalam hal itu. Mereka akan menjadi pemimpinnya. Namun, tidak ada yang memimpin kami, tetapi kami melakukan apa yang ingin kami lakukan,” jelasnya.

    Putaran kedua pembicaraan yang dimediasi oleh Oman dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini di Roma.

    Para pejabat AS belum berkomentar secara terbuka di mana pembicaraan akan diadakan.

    Perundingan Nuklir Iran-AS

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengirim menteri luar negerinya ke Rusia pada hari Kamis dengan sepucuk surat untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan dari Moskow menjelang putaran kedua perundingan nuklir dengan AS.

    Donald Trump telah berulang kali mengancam Iran dengan pemboman dan memperluas tarif ke negara ketiga yang membeli minyaknya, jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington atas program nuklirnya yang disengketakan.

    Amerika Serikat telah mengerahkan pesawat tempur tambahan ke wilayah tersebut.

    Dilansir Arab News, AS dan Iran mengadakan pembicaraan di Oman akhir pekan lalu yang digambarkan oleh kedua belah pihak sebagai hal yang positif dan konstruktif.

    Menjelang putaran kedua perundingan yang akan berlangsung di Roma akhir pekan ini, Menteri Luar Negeri, Abbas Araqchi, mengatakan pada Rabu, hak Iran untuk memperkaya uranium tidak dapat dinegosiasikan.

    Rusia, sekutu lama Teheran, berperan dalam negosiasi nuklir Iran dengan Barat sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto dan penandatangan kesepakatan nuklir sebelumnya yang ditinggalkan Trump selama masa jabatan pertamanya pada 2018.

    “Mengenai masalah nuklir, kami selalu melakukan konsultasi erat dengan teman-teman kami, Tiongkok dan Rusia.”

    “Sekarang ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukannya dengan pejabat Rusia,” kata Araqchi kepada TV pemerintah.

    Negara-negara Barat mengatakan Iran sedang memurnikan uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, melampaui apa yang dapat dibenarkan untuk program energi sipil dan mendekati tingkat yang sesuai untuk bom atom.

    Iran membantah berupaya mendapatkan senjata nuklir dan mengatakan bahwa mereka memiliki hak atas program nuklir sipil.

    Moskow telah membeli senjata dari Iran untuk perang di Ukraina dan menandatangani kesepakatan kemitraan strategis selama 20 tahun dengan Teheran awal tahun ini, meskipun tidak termasuk klausul pertahanan bersama.

    Kedua negara tersebut merupakan sekutu medan perang di Suriah selama bertahun-tahun hingga sekutu mereka, Bashar Assad, digulingkan pada Desember 2024.

    Putin tetap menjaga hubungan baik dengan Khamenei karena Rusia dan Iran dianggap sebagai musuh oleh Barat, tetapi Moskow ingin agar tidak memicu perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.

    Rusia telah mengatakan bahwa serangan militer apa pun terhadap Iran akan ilegal dan tidak dapat diterima.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

  • Di Tengah Tarik Ulur Tarif Trump, Xi Jinping ‘Menclok’ di Malaysia

    Di Tengah Tarik Ulur Tarif Trump, Xi Jinping ‘Menclok’ di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden China, Xi Jinping, bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim ibni Iskandar pada Rabu (15/04) dalam rangka tur Asia Tenggara setelah penerapan tarif besar-besaran oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.

    Kemudian, sorenya, Xi mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sebuah jamuan makan malam kenegaraan di ibu kota administrasi Putrajaya, di luar Kuala Lumpur.

    Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan bahwa kedua pemimpin tersebut akan menandatangani berbagai perjanjian bilateral.

    Perjanjian bilateral baru di tengah perang dagang AS

    Pada Senin (14704) lalu, Presiden China, Xi Jinping sudah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam dan Presiden Vietnam Luong Cuong.

    China dan Vietnam menandatangani beberapa perjanjian kerjasama dalam rantai pasokan dan proyek kereta api bersama. Xi juga berjanji memberikan akses yang lebih luas bagi ekspor pertanian Vietnam ke negeri tirai bambu itu.

    “Sebagai penerima manfaat dari globalisasi ekonomi, baik China maupun Vietnam harus memperkuat tekad strategis, bersama-sama menentang tindakan pemaksaan sepihak, mendukung sistem perdagangan bebas global, dan menjaga stabilitas rantai industri dan pasokan global,” ujar Xi, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.

    Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump merespons pertemuan China dan Vietnam sebagai upaya “untuk mencari cara bagaimana mereka bisa mengalahkan Amerika Serikat.”

    Oh Ei Sun, dari pusat riset Pacific Research Center of Malaysia, mengatakan kepada Associated Press bahwa tur Asia Tenggara Xi ini bagaikan “sekelompok teman yang berkumpul untuk mencari kehangatan di tengah cuaca yang panas”.

    Laut China Selatan masih jadi ganjalan

    Namun, klaim teritorial China di Laut China Selatan menjadi masalah dengan Vietnam dan Malaysia.

    Perdana Menteri Malaysia Ibrahim pada September tahun lalu menyatakan, Malaysia tidak akan tunduk pada tuntutan China untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan yang kaya minyak.

    Perjalanan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam, Kamboja dan Malaysia ini merupakan tur luar negerinya yang pertama tahun ini. Namun orang nomor satu di China itu tidak dijadwalkan mampir ke Indonesia.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri Penembakan di Sekolah AS, 4 Siswa Luka-luka

    Ngeri Penembakan di Sekolah AS, 4 Siswa Luka-luka

    Dallas

    Aksi penembakan terjadi di sebuah sekolah menengah di Dallas, Amerika Serikat (AS). Sedikitnya empat siswa di sekolah tersebut mengalami luka-luka. Pelaku berhasil ditangkap beberapa jam setelah penembakan terjadi.

    Motif penembakan di Sekolah Menengah Wilmer-Hutchins yang ada di area Dallas, Texas, pada Selasa (15/4) siang waktu setempat itu, belum diketahui secara jelas.

    Departemen Pemadam Kebakaran Dallas, seperti dilansir Associated Press, Rabu (16/4/2025), melaporkan tiga siswa sekolah menengah itu mengalami luka-luka akibat tembakan pelaku, sedangkan satu siswa lainnya mengalami luka-luka pada tubuh bagian bawah.

    Disebutkan Departemen Pemadam Kebakaran Dallas bahwa para personel tanggap darurat dikirimkan ke sekolah menengah itu tepat setelah pukul 13.00 waktu setempat.

    Keempat siswa yang luka-luka, semuanya berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 15 tahun hingga 18 tahun, dilarikan ke rumah sakit setempat dengan kondisi luka beragam, mulai dari luka serius hingga luka yang tidak mengancam nyawa mereka.

    Otoritas distrik sekolah independen Dallas mengumumkan pada Selasa (15/4) malam bahwa seorang tersangka telah ditangkap beberapa jam setelah penembakan terjadi. Namun identitas tersangka itu tidak disebutkan lebih lanjut.

    Asisten kepala kepolisian untuk Distrik Sekolah Independen Dallas, Christina Smith, mengatakan dalam konferensi pers bahwa penyelidikan masih berlangsung dan sejauh ini dirinya tidak memiliki informasi apa pun soal apa yang memicu penembakan tersebut.

    Lihat juga Video: Penembakan Massal Terjadi di Sekolah Swedia, 10 Orang Tewas

    Otoritas distrik sekolah independen Dallas hanya memberikan sedikit keterangan selama konferensi pers.

    “Saya tahu ada banyak pertanyaan dan kami tidak akan mendapatkan semua jawabannya sekarang karena beberapa informasinya tidak akurat,” kata pengawas Distrik Sekolah Independen Dallas, Stephanie Elizalde, dalam konferensi pers.

    Elizalde menambahkan bahwa tidak akan ada aktivitas belajar-mengajar di sekolah menengah itu selama sisa pekan ini, namun para konselor akan tersedia bagi para siswa. Diketahui bahwa sekolah yang sama juga dilanda penembakan pada April lalu, dengan seorang siswa menembak seorang siswa lainnya di bagian kaki.

    Gubernur Texas, Greg Abbott, dalam pernyataannya mengatakan dirinya “turut berduka cita kepada para korban aksi kekerasan yang tidak berperikemanusiaan ini”.

    Lihat juga Video: Penembakan Massal Terjadi di Sekolah Swedia, 10 Orang Tewas

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini