Perusahaan: Ant Group

  • Jack Ma Sampai Pendiri Xiaomi Guyur Donasi untuk Kebakaran Hong Kong

    Jack Ma Sampai Pendiri Xiaomi Guyur Donasi untuk Kebakaran Hong Kong

    Jakarta

    Perusahaan-perusahaan swasta China menjanjikan puluhan juta dolar untuk mendukung upaya penyelamatan dan bantuan pasca kebakaran pemukiman mematikan di Hong Kong yang menewaskan setidaknya 94 orang dan menyebabkan ratusan lainnya hilang.

    Alibaba Group dan afiliasinya, Ant Group, berkomitmen sebesar 30 juta dolar Hong Kong untuk mendukung bantuan kebakaran. Pendiri Alibaba, Jack Ma, juga menjanjikan HK$30 juta melalui yayasan amalnya untuk memberikan bantuan darurat bagi yang terdampak.

    Produsen pakaian olahraga Anta, yang menaungi merek seperti Jack Wolfskin dan Fila, menyatakan akan menyumbang HK$30 juta dalam bentuk tunai dan peralatan. Xiaomi Corp dan ByteDance masing-masing menjanjikan HK$10 juta.

    Dikutip detikINET dari SCMP, Tencent yang awalnya menyumbang HK$10 juta, kemudian meningkatkan komitmen jadi HK$30 juta. Lebih dari 40 perusahaan swasta berkomitmen menyumbang lebih dari HK$600 juta.

    Gelombang donasi ini menyusul komentar dari Presiden Xi Jinping, yang mendorong upaya habis-habisan untuk meminimalkan korban jiwa dan menginstruksikan pihak berwenang memberikan dukungan yang diperlukan.

    Para pengusaha China memang telah meningkatkan komitmen amal mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk mematuhi seruan Beijing agar menempatkan tanggung jawab sosial di atas keuntungan, di tengah pengawasan regulasi yang semakin ketat terhadap sektor swasta.

    Salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, menyumbangkan lebih dari 1,7 miliar yuan sejak meluncurkan yayasan filantropinya pada 2019. Yayasan ini bertujuan mendukung pengembangan teknologi mutakhir dan memberikan bantuan keuangan kepada siswa dari keluarga berpenghasilan rendah.

    Pada tahun 2021, pendiri Meituan, Wang Xing, menyumbangkan saham senilai sekitar USD 2,3 miliar ke yayasan filantropinya yang mempromosikan pendidikan dan penelitian ilmiah. Zhang Yiming dari ByteDance juga telah menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk tujuan amal.

    Xinhua melaporkan jumlah korban tewas pada bencana kebakaran di Hong Kong meningkat menjadi 94 orang. Ini adalah kebakaran paling mematikan di kota itu sejak 1948, ketika kebakaran gudang menewaskan 176 orang.

    Kebakaran melahap Wang Fuk Court, kompleks perumahan rakyat yang terdiri dari delapan menara di Hong Kong utara. Menurut Reuters, kompleks ini dihuni 4.600 orang yang menempati 2.000 unit apartemen.

    Kamis pagi, Reuters melaporkan kebakaran di empat dari tujuh blok yang terdampak berhasil dikendalikan, hampir satu hari setelah api mulai menyala. Petugas pemadam kebakaran masih terus berupaya memadamkan api di area tersisa.

    Pejabat mengatakan kobaran api mungkin bermula dari bagian perancah bambu yang menyelubungi kompleks, kemudian menyebar ke gedung lain melalui tiang-tiang kayu dan jaring pelindung. Insiden ini memicu sorotan publik terhadap standar perumahan di kota tersebut.

    (fyk/rns)

  • ‘Diampuni’ Xi Jinping, Ini Bukti Jack Ma Kembali Perkasa

    ‘Diampuni’ Xi Jinping, Ini Bukti Jack Ma Kembali Perkasa

    Jakarta

    November 2020 di Shanghai, IPO Ant Group yang digadang terbesar di dunia dibatalkan secara mendadak oleh regulator China. Pendirinya, Jack Ma, seperti dihukum karena komentarnya yang dianggap mengkritik regulator keuangan. Terjadilah tekanan selama empat tahun terhadap kerajaan bisnis Ma.

    Sejak pembatalan IPO tersebut, nilai valuasi Alibaba lenyap lebih dari USD 400 miliar, bahkan setelah kenaikan saham baru-baru ini. Pada bulan-bulan setelah kegagalan IPO itu, Ma menarik diri dari sorotan publik dan Alibaba tampak terpuruk. Namun, mereka yang mengenal Ma tahu untuk tidak pernah menganggapnya tamat.

    “Ciri khas Jack dan kepribadiannya adalah ia tidak pernah menyerah,” ujar Brian Wong, mantan eksekutif Alibaba dan penulis The Tao of Alibaba yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Jangkauan Alibaba sangat luas, mulai pengiriman makanan hingga e-commerce, cloud computing, dan kini juga AI. Alibaba terkadang dibandingkan raksasa teknologi AS, Amazon. Namun, itu bukanl perbandingan setara. “Alibaba sekarang dipandang pemain serius dalam teknologi, tak hanya perusahaan e-commerce,” ujar Duncan Clark, penasihat awal Alibaba.

    Setelah pembatalan IPO Ant Group, Alibaba dan seluruh sektor teknologi China menghadapi kenyataan pahit. Beijing mulai menindak keras perusahaan teknologi domestik dengan memperketat regulasi.

    Salah satu pandangan umum adalah Beijing khawatir dengan kekuasaan para pengusaha di negara tersebut. Kerajaan bisnis Ma harus bertahan menghadapi peraturan yang diperketat dan denda antimonopoli senilai hampir USD 3 miliar pada tahun 2021. Namun Jack Ma dan Alibaba tidak menyerah dan perlahan kini bangkit seiring melunaknya pemerintah China.

    Di Februari, Ma termasuk di antara segelintir pengusaha yang bertemu Presiden Xi Jinping, menandakan dia sudah ‘diampuni’. “Dia berusia awal 60-an sekarang, tapi masih cukup energik. Dia punya rumah dan kapal pesiar dan semua hal itu. Tapi orang bisa merasakan bahwa dia belum selesai,” kata Clark.

    Jack Ma pun kembali terlihat di kantor Alibaba. Alibaba diam-diam berinvestasi dalam kecerdasan buatan di belakang layar. Faktanya, sejak tahun 2016 hal itu sudah menjadi prioritas bagi Alibaba sehingga kini mulai memetik hasilnya.

    “Akselerasi terjadi, sesungguhnya selama tahun-tahun pandemi 2019-2021 ketika mereka benar-benar mulai membangun model dasar dan chip mereka sendiri,” cetus Mark Greeven, profesor di International Institute for Management Development.

    Ketika ChatGPT mengguncang dunia akhir 2022, Alibaba sudah siap hanya beberapa bulan kemudian dengan AI-nya sendiri. Pendekatan Alibaba berbeda dari beberapa pesaingnya di AS. Mereka fokus pada AI open source yang gratis diunduh dan digunakan pengembang. Model-model perusahaan tersebut kini jadi salah satu yang paling populer secara global untuk digunakan oleh developer.

    CEO Eddie Wu pun memperkokoh komitmen Alibaba terhadap transformasi menjadi perusahaan AI. Dalam surat pertamanya kepada karyawan setelah mengambil alih kepemimpinan, Wu menyerukan Alibaba kembali ke pola pikir startup dan menetapkan dua prioritas strategis yakni “utamakan pengguna” dan “berbasis AI.”

    Fokus pada AI telah menguntungkan bisnis cloud perusahaan. Hal ini juga terjadi saat pengembangan AI dibingkai sebagai perlombaan antara perusahaan AS dan China, di mana Alibaba muncul sebagai salah satu pemain kunci.

    “Ke mana pun Anda melihat, apa pun yang Anda sentuh, China bergerak semakin dekat menuju visi mendominasi perlombaan AI tahun 2030 dan Alibaba berpartisipasi serta menjadi pemain penting,” ujar Ashley Dudarenok, pakar digital China.

    (fyk/fyk)

  • Jack Ma Siapkan Senjata Baru untuk Merajai China

    Jack Ma Siapkan Senjata Baru untuk Merajai China

    Jakarta

    Pendiri Alibaba Group Holding, Jack Ma, baru saja mengunjungi kampus Ant Group di Hangzhou. Kunjungan langka itu bertepatan dengan peluncuran LingGuang, asisten kecerdasan buatan (AI) multimodal generasi baru dari raksasa fintech China tersebut.

    Ma, yang telah melepaskan kendalinya atas perusahaan fintech itu dan mengundurkan diri dari semua peran korporat di Alibaba, terlihat ditemani oleh Chairman Ant Group Eric Jing Xiandong dan CEO Cyril Han Xinyi. Ant Group adalah afiliasi dari Alibaba.

    Kunjungan itu menandai hampir setahun sejak Ma, yang masih dianggap sebagai pemimpin spiritual dari kerajaan bisnis Alibaba yang ia ciptakan, memberikan pidato publik yang jarang terjadi pada ulang tahun ke-20 Ant Group pada bulan Desember. Saat itu ia mengatakan bahwa perubahan yang dibawa oleh AI dalam 20 tahun ke depan akan melampaui imajinasi semua orang, karena AI akan membawa era yang lebih besar.

    Miliarder teknologi berusia 61 tahun itu mengatakan pada saat itu bahwa Ant Group akan terus menggunakan teknologi untuk membawa kemajuan dan perubahan pada kehidupan masyarakat dalam dua dekade mendatang.

    Sementara itu, Alibaba Cloud, unit layanan AI dan cloud dari Alibaba, minggu ini merilis pengujian beta asisten AI Qwen, yang dilihat oleh beberapa analis berpotensi menjadi super app era AI di China, layaknya WeChat milik Tencent Holdings yang mendefinisikan era internet seluler.

    “Qwen dan LingGuang, dengan kekuatan masing-masing, membuka peluang baru bagi Alibaba untuk mendominasi gerbang AI yang baru,” kata Zhang Yi, analis di konsultan internet iiMedia.

    He Zhengyu, Chief Technology Officer Ant Group, mengklaim LingGuang membawa keahlian developer pribadi ke dalam saku setiap orang, seseorang yang dapat membuat kode, membuat visual, membangun aplikasi, dan mengubah ide-ide kompleks jadi solusi sederhana. LingGuang dapat membantu pengguna merencanakan perjalanan, mengelola keuangan, dan memandu berbelanja.

    LingGuang telah diunduh hampir 100.000 kali sejak diluncurkan. Adapun aplikasi asisten AI Qwen dari Alibaba Cloud, adalah produk untuk pasar China yang dapat bersaing head to head dengan ChatGPT.

    Menurut Allen Zhu Xiaohu, managing director di GSR Ventures, Qwen berkinerja baik dalam menangani pertanyaan profesional dengan logika yang jelas dan rantai penalaran.

    “Ini benar-benar produk AI yang dibutuhkan pasar China,” tulis Zhu dalam unggahan di WeChat. Ia menambahkan bahwa Alibaba tampaknya memosisikan Qwen menjadi gerbang AI super, didukung infrastruktur komputasinya, akumulasi data, dan integrasi AI ke berbagai area.

    Alibaba dinilai dapat memanfaatkan kekuatannya yang mencakup e-commerce, keuangan, dan logistik, dan lain-lain-untuk mengembangkan ekosistem yang mengandalkan AI.

    (fyk/fyk)

  • AI Raksasa China Ant Group Masuk Indonesia, Incar Sektor Keuangan

    AI Raksasa China Ant Group Masuk Indonesia, Incar Sektor Keuangan

    Bisnis.com, JAKARTA – Anak Usaha Ant Group China, Ant Digital Technologies, memperluas pasar ke Asia Tenggara. Perusahaan tersebut menjadikan Indonesia sebagai titik awal ekspansi di kawasan.

    Head of International Product and Technology Department Ant Digital Technologies sekaligus Chief Technology Officer ZOLOZ, William Yao, mengatakan, Ant Digital Technologies berkomitmen merevolusi lanskap digital melalui solusi AI perusahaan. 

    “Kami terus berinvestasi dalam pengembangan solusi yang tidak hanya memenuhi, tetapi juga melampaui kebutuhan pelanggan dan mitra kami yang terus berkembang. Kami ingin memastikan perjalanan menuju inovasi yang aman, lancar, dan cerdas,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (14/8/2025).

    Adapun, sejumlah produk yang ditawarkan di antaranya Zolos. Yakni identitas digital dan keamanan berbasis AI yang digunakan oleh institusi keuangan papan atas seperti Bank Mandiri di Indonesia, GCash di Filipina, dan TnGD di Malaysia. 

    Solusi electronic Know Your Customer (e-KYC) dari ZOLOZ diklaim telah melayani lebih dari 100 juta pengguna di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

    Solusi berikutnya adalah RealDoc, mesin kecerdasan dokumen berbasis AI yang menawarkan rangkaian fungsi komprehensif, mulai dari penyusunan konten dan ekstraksi data, hingga deteksi pemalsuan dan aplikasi sesuai skenario. 

    RealDoc disebut ,ampu memproses berbagai jenis dokumen, dari paspor hingga kontrak tidak terstruktur, serta dilengkapi dengan kemampuan pemahaman multibahasa, pemrosesan presisi, serta autentikasi tingkat lanjut. 

    Melalui alur kerja otomatis dan wawasan dari AI Agent, RealDoc memungkinkan organisasi untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan efektivitas biaya dalam operasional perusahaan.

    Produk lainnya yaitu VideoVerify yang dirancang untuk onboarding, pinjaman, asuransi, dan pengendalian risiko. VideoVerify menyederhanakan proses verifikasi identitas dan KYC. 

    Didukung oleh model Multimodal Live, kerangka ini memungkinkan interaksi agen yang realistis dan multi-langkah secara instan dengan menggabungkan elemen video, audio, avatar digital, gambar, dan teks. 

    Pendekatan ini memungkinkan verifikasi identitas dan niat pengguna secara presisi, menghadirkan tingkat keamanan yang lebih tinggi, fleksibilitas, serta pengalaman pengguna yang lebih baik.

  • Lama Hilang, Jack Ma Tiba-tiba Muncul Naik Sepeda Mirip Rakyat Biasa

    Lama Hilang, Jack Ma Tiba-tiba Muncul Naik Sepeda Mirip Rakyat Biasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Miliarder dan salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, baru-baru ini terlihat bersepeda di jalanan Hangzhou, China. Sebuah video kemunculannya yang langka menjadi viral di media sosial, dengan banyak pengguna yang memuji “kesederhanaannya”.

    Video tersebut pertama kali di unggah di X, pada 17 Juli oleh pengguna bernama Dott Orikron. Selain menulis soal kesederhanaan Jack Ma, Orikron juga menambahkan.

    “Aduh lihat betapa bahagia dan bebasnya dia.”

    Sementara itu, ada juga yang berkomentar bahwa Jack Ma lebih terlihat seperti tukang kebun sederhana. Padahal dia memiliki miliaran dolar di banknya. Namun dia mempertanyakan, apakah China begitu aman sehingga Jack Ma tidak butuh pengawal?

    Menurut laporan Hype Malaysia, video tersebut pertama kali diunggah oleh seorang pengguna XiaoHongShu, yang mengungkapkan bahwa ia bertemu Ma saat sedang bersama teman-temannya di taman. Pengguna tersebut dilaporkan berkata:

    “Saya datang ke Danau Barat (di Hangzhou) bersama teman-teman saya dan bertemu Jack Ma! Dia mengenakan pakaian olahraga!”.

    Pendiri Alibaba tersebut mengonfirmasi identitasnya ketika ditanya oleh para wanita tersebut.

    Jack Ma diketahui jarang muncul dan low profile. Dia jarang terlihat sejak 2020, menyusul kritik publik terhadap regulator keuangan Tiongkok, yang menyebabkan tindakan keras terhadap Alibaba dan Ant Group. Namun, kemunculannya baru-baru ini menunjukkan kemungkinan rekonsiliasi antara pemerintah Tiongkok dan industri teknologi.

    Ma menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan para pemimpin bisnis lainnya. Kemunculannya kembali dipandang sebagai upaya untuk memulihkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Tiongkok yang sedang berjuang. Kekayaan bersihnya mencapai sekitar $26,5 miliar per Juli 2025, menurut Forbes. Ia mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif Alibaba pada tahun 2019.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pakai Chip AI Lokal, Perusahaan Jack Ma Bikin Nvidia Ketar Ketir

    Pakai Chip AI Lokal, Perusahaan Jack Ma Bikin Nvidia Ketar Ketir

    Beijing

    Ant Group, perusahaan keuangan yang didirikan Jack Ma, terjun ke industri AI atau kecerdasan buatan. Afiliasi dari Alibaba Group Holding itu mengklaim mampu melatih large language model (LLM) memakai GPU lokal, mengurangi ketergantungan pada Nvidia sekaligus menekan biaya cukup signifikan.

    Ant Group mengumumkan terobosan besar dengan melatih model AI memakai semikonduktor dari Huawei dan Alibaba. Level performanya sebanding dengan AI yang dilatih dengan chip H800 Nvidia.

    Seperti dikutip detikINET dari Toms Hardware, pelatihan dengan chip lokal itu menurunkan biaya sampai 20% jika dibandingkan dengan memakai chip H800 buatan Nvidia.

    Memang Ant Group masih terus memakai hardware Nvidia untuk pengembangan AI, namun mereka akn semakin meningkatkan poemakaian chip lokal untuk model AI terkini. Hal ini dirasa penting mengingat Amerika Serikat membatasi perusahaan China memakai chip AI tercanggih dari AS.

    Perusahaan yang didirikan Jack Ma pada tahun 2014 itu mengumumkan peningkatan besa pada solusi AI untuk layanan kesehatan, yang digunakan oleh tujuh rumah sakit besar dan lembaga layanan kesehatan di Beijing, Shanghai, Hangzhou, dan Ningbo.

    Model AI layanan kesehatan itu dibangun berdasarkan model R1 dan V3 DeepSeek, Qwen milik Alibaba, dan BaiLing milik Ant sendiri. Model khusus layanan kesehatan Ant mampu menjawab pertanyaan tentang topik medis, dan juga dapat membantu meningkatkan layanan pasien,

    AS telah berupaya membatasi pengembangan AI di China dengan membatasi akses perusahaan-perusahaan dari Negeri Tirai Bambi ke semikonduktor tercanggih yang digunakan untuk model pelatihan AI. Nvidia masih dapat menjual chip kelas bawahnya ke China.

    (fyk/fay)

  • Jack Ma Is Back, Alibaba Diam-diam Melesat

    Jack Ma Is Back, Alibaba Diam-diam Melesat

    Jakarta

    November 2023, Jack Ma memposting memo internal di Alibaba, mendesak raksasa e-commerce yang ia dirikan itu memperbaiki arahnya. Alibaba mengalami salah satu masa paling bergejolak. Harga sahamnya mendekati rekor terendah, pertumbuhan terhenti di tengah persaingan panas, perubahan manajemen, dan Beijing mengawasi perusahaan dengan ketat.

    Ma sendiri hampir tak pernah muncul di depan publik. Namun, pesannya mungkin menanamkan harapan baru bagi Alibaba. Kini, raksasa e-commerce itu kembali mengalami pertumbuhan dan jadi salah satu pemain kecerdasan buatan terkemuka di China dan global, bersaing dengan perusahaan seperti OpenAI dan DeepSeek.

    Alibaba kini kembali jadi andalan Pemerintah China. Saham Alibaba yang terdaftar di AS diam-diam telah naik hampir 60% tahun ini, menambah lebih dari USD 100 miliar valuasi perusahaan.

    “Teknologi China telah bangkit dipimpin oleh Alibaba. Alibaba berada di posisi terdepan untuk mendapatkan keuntungan dari AI dan cloud,” kata Dan Ives, pengamat Wedbush Securities, kepada CNBC yang dikutip detikINET.

    Sebelumnya, kejatuhan Alibaba berlangsung cepat. Banyak yang menganggap itu bermula dari komentar Jack Ma pada Oktober 2020 yang mengkritik regulator keuangan China. Kala itu Alibaba tengah menikmati kesuksesan yang membuatnya jadi pemain e-commerce terbesar di China. Afiliasi Alibaba, Ant Group, bersiap melantai di bursa saham.

    Namun hanya dua hari sebelum Ant Group dijadwalkan mencatatkan saham di Shanghai dan Hong Kong, IPO dibatalkan pemerintah. Yang terjadi selanjutnya adalah pengawasan ketat selama beberapa tahun terhadap kerajaan Jack Ma. Regulator mendenda Alibaba, memaksa perubahan struktur Ant Group, dan memberlakukan banyak aturan.

    Perusahaan tersebut juga menghadapi sejumlah masalah lain, termasuk ekonomi China yang mencoba pulih dari pandemi Covid-19 dan meningkatnya persaingan. Perusahaan baru seperti Pinduoduo dan Douyin, TikTok versi Tiongkok, seaakin besar.

    Namun saat ini, karena China terus menghadapi tantangan ekonomi, peran sektor teknologi dalam meningkatkan ekonomi kembali jadi fokus. Februari tahun ini, Presiden Xi Jinping mengadakan pertemuan langka dengan para pengusaha dan mendesak mereka menunjukkan bakat. Dia memberikan dukungan kepada bisnis swasta.

    Jack Ma hadir bersama pentolan teknologi terkemuka, menandakan ia kembali didukung. “Pertemuan Xi dengan Jack Ma mengirim sinyal sangat jelas tentang prioritas pemerintah China saat ini. Pengembangan AI dan pertumbuhan perusahaan swasta jelas penting bagi pertumbuhan ekonomi China dan kami percaya Alibaba mendapat dukungan dari otoritas China,” kata Chelsey Tam dari Morningstar.

    Pertemuan tersebut membantu menaikkan harga saham Alibaba tahun ini. Terlebih di bidang AI, Alibaba merupakan salah satu pemimpin. Tidak lama setelah ChatGPT menjadi terkenal, perusahaan tersebut meluncurkan model AI pertamanya yang disebut Tongyi Qianwen atau Qwen.

    Perusahaan yang berkantor pusat di Hangzhou tersebut sejak saat itu secara agresif meluncurkan banyak model yang memungkinkan tugas-tugas seperti pembuatan video, teks, dan gambar dari perintah pengguna. Jelas bahwa kini, mereka sudah bangkit.

    (fyk/afr)

  • Jack Ma Muncul Kembali, Gabung Pemimpin Swasta Bertemu Xi Jinping

    Jack Ma Muncul Kembali, Gabung Pemimpin Swasta Bertemu Xi Jinping

    Bisnis.com, JAKARTA —  Presiden China Xi Jinping dengan sejumlah pemimpin bisnis swasta, salah satunya Jack Ma. Pendiri Alibaba tersebut sempat menghilang dari publik setelah mengkritik pemerintah China. 

    Pada 24 Oktober 2020, Jack Ma mengkritik sistem perbankan China dalam sebuah acara fintech di Shanghai. Kritik tersebut membuat pemerintah China marah dan menangguhkan IPO Ant Group, perusahaan fintech milik Jack Ma.

    Sejak saat itu Jack jarang muncul di publik hingga pada 2021, Jack dikabarkan sengaja bersembunyi di luar negeri. Jack terlihat di beberapa negara seperti Jepang, Australia, dan Thailand.

    Setelah 3 tahun berkeliling, pada 2023, Jack Ma dikabarkan kembali ke China dan pada tahun ini menghadiri pertemuan yang digelar oleh Xi Jinping bersama sederetan pemimpin perusahaan China. 

    Dilansir dari Bloomberg, Selasa (18/2/2025) Presiden Tiongkok Xi Jinping memimpin pertemuan dengan Jack Ma dan pengusaha terkemuka lainnya pada Senin (18/2/2025), yang menandakan dukungan Beijing bagi sektor swasta. Sektor swasta dianggap sebagai kunci untuk menghidupkan kembali ekonomi nomor 2 di dunia.

    Langkah Xi  mengumpulkan para pemimpin bisnis, termasuk mereka yang berada di balik kesuksesan besar meskipun ada tekanan dari AS dalam beberapa bulan terakhir, menggarisbawahi pentingnya inovasi sektor swasta bagi China untuk mendapatkan pijakan dalam teknologi.

    Wakil Direktur Riset China di Gavekal Dragonomics Hong Kong Christopher Beddor mengatakan ini adalah pengakuan diam-diam bahwa pemerintah China membutuhkan perusahaan sektor swasta untuk persaingan teknologi dengan Amerika Serikat. 

    “Pemerintah tidak punya pilihan selain mendukung mereka jika ingin bersaing dengan Amerika Serikat,” kata Beddar dikutip dari Reuters, Selasa (18/2/2025). 

    Beddar menambahkan bahwa Presiden Xi memimpin simposium ini menandakan pengakuan dari pimpinan partai teratas China atas peran penting yang dapat dimainkan oleh perusahaan swasta Tiongkok dalam mendukung pertumbuhan, dan, yang lebih penting, dalam mewujudkan ambisi teknologi China dalam menghadapi pembatasan Barat yang makin ketat.

    “Terlepas dari kekurangannya, DeepSeek sekarang, dan chip Kirin Huawei sebelumnya, mengirimkan pesan yang kuat kepada Barat: bahwa China tidak hanya memiliki niat tetapi juga sumber daya dan kapasitas untuk berinovasi agar dapat keluar dari pembatasan teknologi, tidak peduli seberapa mahalnya,” kata Beddar.

  • Xi Jinping Tiba-Tiba Kumpulkan Semua Businessman China, Ada apa?

    Xi Jinping Tiba-Tiba Kumpulkan Semua Businessman China, Ada apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China Xi Jinping mengadakan pertemuan dengan para pemimpin bisnis swasta terkemuka termasuk salah seorang pendiri Alibaba, Jack Ma, Senin (17/2/2025). Hal ini terlihat dalam sebuah rekaman media pemerintah, CCTV, sebagaimana dimuat laman AFP.

    Ini menjadi fakta baru sejak laporan minggu lalu mengatakan Xi Jinping sedang bersiap untuk bertemu dengan para tokoh bisnis terkemuka China. Diyakini hal tersebut terkait upaya Tirai Bambu menahan perlambatan ekonomi, setelah guncangan krisis real estat, konsumsi yang terus-menerus rendah, dan pengangguran kaum muda yang tinggi.

    “Pertemuan tersebut telah berlangsung di Balai Agung Rakyat Beijing,” lapor CCTV memperlihatkan video di mana Jack Ma berdiri dan bertepuk tangan saat Xi Jinping memasuki ruangan mewah meski tidak memberikan rincian tentang isi pertemuan itu.

    Sebenarnya sejak berkuasa lebih dari satu dekade lalu, Xi secara konsisten berupaya untuk memperkuat peran perusahaan negara di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Ia juga memperingatkan perluasan sektor swasta yang katanya “tidak teratur”.

    Dimasukkannya Ma dalam daftar tamu juga mengisyaratkan potensi rehabilitasi publik bagi miliarder tersebut setelah bertahun-tahun “disingkirkan” menyusul pertikaian dengan regulator. Mantan guru bahasa Inggris yang mendirikan raksasa teknologi Alibaba di 1999 dan membangunnya menjadi salah satu perusahaan swasta paling dikenal itu mendapatkan sejumlah hantaman dari pemerintah di 2020, setelah otoritas membatalkan IPO besar-besaran dari afiliasi Alibaba, Ant Group, pada menit terakhir.

    Ini terjadi setelah Ma menyampaikan pidato yang mengkritik regulator. Ma tidak lagi menjadi eksekutif di Alibaba sejak itu, tetapi diyakini masih memegang saham yang signifikan di perusahaan tersebut.

    Peserta lain dalam pertemuan hari Senin itu termasuk pendiri raksasa teknologi Huawei Ren Zhengfei. Ada pula pendiri raksasa kendaraan listrik China, BYD, Wang Chuanfu.

    Robin Zeng, pendiri perusahaan baterai terkemuka CATL juga terlihat. Ada juga Wang Xing, salah satu pendiri platform internet Meituan.

    “China telah berjuang untuk mempertahankan pemulihan yang kuat dari pandemi dan tahun lalu ekonomi tumbuh lima persen, yang merupakan salah satu yang paling lambat dalam beberapa dekade,” muat AFP.

    Beijing diperkirakan akan menargetkan tingkat pertumbuhan yang sama pada tahun 2025, tetapi mungkin menghadapi hambatan karena Presiden AS Donald Trump memperbarui kebijakan perdagangan kerasnya dengan tarif yang tinggi. Trump telah mengumumkan pungutan tambahan sebesar 10% pada semua impor dari China sementara Beijing segera membalas dengan tarifnya sendiri, yang menargetkan batu bara dan gas.

    (sef/sef)

  • Jack Ma akan Bertemu Xi Jinping, Sudah Berdamai?

    Jack Ma akan Bertemu Xi Jinping, Sudah Berdamai?

    Beijing

    Pemerintah China dilaporkan mengundang para pengusaha terkemuka termasuk pendiri Alibaba Jack Ma, untuk bertemu dengan para pemimpin negara. Mungkin ini menjadi sinyal bahwa pemerintah sudah berdamai dengan Jack Ma.

    Pertemuan tersebut mungkin akan terjadi minggu depan dan juga mengundang pendiri DeepSeek Liang Wenfeng. Meski detailnya masih langka, sumber mengatakan Presiden Xi Jinping diperkirakan akan hadir. Dikutip detikINET dari Bloomberg, kabar ini membuat saham Alibaba naik hingga 5,7% di Hong Kong.

    Pertemuan antara Xi Jinping dan Jack Ma kemungkinan adalah sinyal kuat bahwa Pemerintah China sudah mengambil sikap yang lebih mendukung terhadap perusahaan swasta, yang mendorong sebagian besar pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

    Seperti diketahui, Jack Ma jadi salah satu korban paling terkenal dari tindakan keras Xi terhadap sektor swasta pada tahun 2020, ketika pihak berwenang mengejutkan dunia dengan menggagalkan penawaran umum perdana saham (IPO) afiliasi Alibaba, Ant Group. Jack Ma lalu menghilang dari publik dan sempat lama di luar negeri sebelum kembali ke China.

    Otoritas China mulai mengambil pendekatan yang tidak terlalu agresif karena ekonomi China belakangan melambat dan perusahaan teknologi seperti Alibaba mendukung upaya Xi agar China bisa menjadi pemimpin di bidang-bidang industri penting seperti kecerdasan buatan atau AI.

    Terakhir kali Jack Ma tampil bebas adalah September 2020, kala berpidato di Shanghai. Waktu itu dengan berani Jack Ma mengkritik sistem keuangan dan perbankan China, serta menilai regulator menghambat pertumbuhan.

    Sejak itulah dia seperti menghilang, tak pernah lagi berbicara di depan umum. Pemerintah China, konon atas perintah langsung Xi Jinping, benar-benar membatasi ruang geraknya walau secara fisik, Jack Ma bebas.

    Kepemimpinan Presiden Xi Jinping memang memperketat kontrol pada raksasa teknologi dan orang kaya atas nama ‘kemakmuran bersama’ dan mengatasi kesenjangan. Sebagai pengusaha teknologi yang kaya, Ma kehilangan tempatnya di China. Namun kini tampaknya Jack Ma sudah berdamai dengan Xi Jinping jelang pertemuan mereka.

    (fyk/afr)