Perusahaan: Amazon

  • Ini 14 Prediksi Tanda Awal Kiamat yang Diabaikan Manusia

    Ini 14 Prediksi Tanda Awal Kiamat yang Diabaikan Manusia

    Bisnis.com, JAKARTA – Di dunia di mana skenario-skenario suram seringkali hanya menjadi fiksi ilmiah, beberapa prediksi yang dulu dianggap mengkhawatirkan ternyata sangat akurat.

    Banyak ilmuwan yang sudah memprediksi kapan kiamat terjadi, melihat kondisi bumi yang dianggap kian memprihatinkan.

    Dengan melihat ke belakang, apa yang dulu tampak seperti imajinasi yang aneh kini terasa sangat nyata.

    Berikut 15 prediksi kiamat yang awalnya diabaikan, tetapi kini menjadi kenyataan, dilansir dari Bolde

    1. Penurunan Populasi Lebah Madu

    Ketika para ilmuwan pertama kali memperingatkan tentang penurunan drastis populasi lebah madu, banyak yang menganggapnya hiperbola. Namun, kini, fenomena ini, yang dikenal sebagai Gangguan Runtuhnya Koloni, mengancam pertanian dan pasokan pangan global. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science, hilangnya lebah penyerbuk dapat menyebabkan penurunan substansial dalam hasil panen beberapa tanaman paling penting di dunia. Apa yang tampak seperti masalah lingkungan yang terisolasi kini menjadi bom waktu bagi ketahanan pangan.

    Tanpa lebah, sistem pertanian dunia berisiko runtuh, berdampak pada segala hal, mulai dari perkebunan buah hingga kopi. Lebah yang sederhana ini bertanggung jawab atas penyerbukan sekitar sepertiga makanan yang kita konsumsi.

    2. Mencairnya Lapisan Es Kutub

    Dulu, ketika para ilmuwan membicarakan pencairan lapisan es kutub, hal itu tampak abstrak dan jauh. Kini, citra satelit menunjukkan kenyataan pahit: Arktik dan Antartika kehilangan es dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Ini bukan hanya masalah bagi beruang kutub; ini adalah masalah global dengan konsekuensi yang luas. Seiring mencairnya es, permukaan laut naik, mengancam masyarakat pesisir di seluruh dunia.

    Anda mungkin tidak tinggal di pesisir, tetapi dampaknya terasa di seluruh perekonomian dan ekosistem di mana-mana. Arus laut yang mengatur pola cuaca dipengaruhi oleh perubahan ini, yang berpotensi menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem. 

    3. Meningkatnya Bencana Alam

    Satu dekade yang lalu, hanya sedikit yang mengindahkan prediksi buruk tentang meningkatnya frekuensi bencana alam. Kini, dengan badai, kebakaran hutan, dan banjir yang terjadi lebih sering dan dengan intensitas yang lebih tinggi, peringatan-peringatan ini telah menjadi kenyataan yang tak terbantahkan. Dampaknya terhadap kehidupan manusia dan infrastruktur sangat besar, membuat masyarakat kesulitan untuk membangun kembali. Ini adalah peringatan keras yang menunjukkan betapa rentannya peradaban kita terhadap kekuatan alam.

    4. Menipisnya Perikanan Global

    Bertahun-tahun yang lalu, peringatan tentang penangkapan ikan berlebihan disambut dengan skeptisisme. Saat ini, perikanan di seluruh dunia berada di ambang kehancuran, dengan implikasi signifikan bagi ketahanan pangan dan keanekaragaman hayati laut. Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), hampir 33% stok ikan global dieksploitasi secara berlebihan. Ini lebih dari sekadar masalah lingkungan; ini adalah krisis yang memengaruhi mata pencaharian dan budaya yang bergantung pada penangkapan ikan.

    Bayangkan sebuah dunia di mana makanan laut menjadi barang mewah, langka, dan mahal. Seiring menurunnya populasi ikan, ekosistem terdampak, dan masyarakat nelayan tradisional menghadapi kesulitan ekonomi.

    5. Penyebaran Kebakaran Hutan

    Kebakaran hutan, yang dulunya musiman dan relatif terkendali, telah berubah menjadi teror sepanjang tahun. Wilayah seperti Australia, California, dan Amazon telah menyaksikan kebakaran dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dipicu oleh kekeringan berkepanjangan dan kenaikan suhu. Kebakaran hebat ini tidak hanya menghancurkan ekosistem tetapi juga menyelimuti kota-kota dengan asap, yang berdampak pada kualitas udara dan kesehatan. 

    6. Realitas Kelangkaan Air

    Kelangkaan air mungkin dulu tampak seperti ancaman yang jauh, tetapi kini menjadi kenyataan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2,2 miliar orang secara mengejutkan tidak memiliki akses ke air minum yang dikelola dengan aman. Kota-kota dari Cape Town hingga São Paulo telah menghadapi skenario “Hari Nol” di mana keran-keran mengering. Krisis yang semakin meningkat ini merupakan pengingat yang gamblang akan betapa berharganya air dan perlunya pengelolaan yang berkelanjutan.

    7. Kepunahan Spesies

    Belum lama ini gagasan kepunahan massal keenam dianggap sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. Namun, dengan spesies yang punah dengan laju yang semakin cepat, hal ini semakin sulit untuk diabaikan. Perusakan habitat, perubahan iklim, dan perburuan liar mendorong banyak spesies ke ambang kepunahan. Hilangnya keanekaragaman hayati mengancam ekosistem dan layanan yang mereka sediakan, mulai dari penyerbukan hingga udara bersih.

  • Hanya Rp 360 Juta Bisa Selamatkan

    Hanya Rp 360 Juta Bisa Selamatkan

    Sebelumnya, sebuah mobil boks milik perusahaan pengelola uang yang mengangkut uang tunai sebuah bank BUMN terbakar di Dusun Palippis, Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu (12/11/2025) sekitar pukul 12.35 Wita. Uang senilai Rp4,6 miliar hangus dilalap api.

    Mobil Daihatsu Grandmax bernomor polisi B 9345 PCU itu diketahui milik perusahaan pihak ketiga, PT Swadaya Sarana Informatika (SSI). Kendaraan tersebut sedang bertugas mengisi uang ke sejumlah mesin ATM di wilayah Polman dan Majene.

    Kapolsek Tinambung, Iptu Muhammad Azharil Naufal, membenarkan kejadian itu. Setelah menerima laporan, personel Polsek langsung menuju lokasi untuk mengamankan area kebakaran dan berkoordinasi dengan Polres Polman.

    “Personel langsung bergerak ke lokasi dan mengamankan area kebakaran. Kami juga berkoordinasi dengan Polres Polman untuk melakukan olah TKP,” ujar Azharil, Rabu (12/11/2025).

    Sekitar pukul 14.00 Wita, tim dari Polres Polman yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Budi Adi bersama Kasat Intelkam Iptu Haspar dan Kanit Pamobvit Iptu Indah Dewi tiba untuk melakukan pemeriksaan.

    Menurut Indah Dewi, insiden itu bermula saat tim pengawalan dari Polres Polman mendampingi pihak pengelola uang melakukan pengisian di beberapa mesin ATM. Sekitar pukul 10.30 Wita, petugas dijemput oleh Aditia Hismunandar, wakil pimpinan perusahaan pengelola uang, untuk melanjutkan proses pengisian.

    Dalam perjalanan, salah satu petugas mencium bau bensin di dalam mobil dan sempat memeriksa, namun tidak menemukan kebocoran. Setelah pengisian di ATM Amazon Wonomulyo, posisi sopir digantikan oleh Surya (31), salah satu karyawan perusahaan.

    Ketika mobil melintas di wilayah Palippis menuju Majene, asap tiba-tiba muncul dari bawah jok tengah, disusul kobaran api. Petugas meminta sopir menepi dan keluar dari kendaraan, tetapi uang tunai tidak sempat diselamatkan karena kunci kontak tertinggal di dalam mobil.

    “Api langsung membesar, kami tidak sempat menyelamatkan uang. Semua terbakar,” ujarnya.

    Mobil itu awalnya membawa uang tunai sebesar Rp5,2 miliar, terdiri dari Rp3,4 miliar pecahan Rp100 ribu dan Rp1,8 miliar pecahan Rp50 ribu. Sekitar Rp1 miliar sudah digunakan untuk mengisi dua mesin ATM, yakni Rp400 juta di depan Kantor Bupati Polman dan Rp600 juta di Amazon Wonomulyo.

    “Dengan demikian, uang yang diduga ikut terbakar diperkirakan mencapai Rp4,6 miliar,” imbuhnya.

    Api berhasil dipadamkan setelah dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kecamatan Tinambung dan Campalagian tiba pada pukul 12.50 Wita. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    Kasat Reskrim Polres Polman, AKP Budi Adi, mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran.

    “Dugaan sementara bisa karena kebocoran bahan bakar atau korsleting listrik. Namun, kami masih menunggu hasil olah TKP dan pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.

    Budi menegaskan bahwa timnya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hingga kini, pihak bank bersama Polres Polman masih melakukan pendataan untuk mengetahui apakah ada uang yang dapat diselamatkan.

    “Kegiatan olah TKP selesai sekitar pukul 16.00 Wita dalam keadaan aman dan terkendali,” pungkas Budi.

  • Bukan Malaysia, Tetangga RI Mendadak Kebanjiran Uang Rp 51 Triliun

    Bukan Malaysia, Tetangga RI Mendadak Kebanjiran Uang Rp 51 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Thailand tengah menjadi magnet investasi pusat data di Asia Tenggara. Badan Investasi Thailand (Board of Investment/BOI) mengumumkan persetujuan empat proyek pusat data dengan nilai investasi mencapai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 51 triliun.

    Investasi ini termasuk pembangunan pusat data berkapasitas 84 megawatt senilai 26,7 miliar baht oleh DAMAC Digital dari Dubai.

    Selain itu, ada proyek hyperscale data centre dengan beban TI sebesar 200 MW dari investor lokal senilai 54,9 miliar baht.

    BOI juga menyetujui serangkaian langkah untuk mempercepat proyek senilai US$ 9,2 miliar yang sempat tertunda.

    Inisiatif ini diluncurkan bulan lalu dan mencakup pemberian enam lisensi untuk memangkas hambatan terkait ketersediaan listrik, akses lahan industri, hingga pengurusan visa dan izin kerja.

    “Langkah ini akan memperkuat kepercayaan investor terhadap kerangka investasi Thailand dan berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja serta pengembangan ekonomi yang lebih luas,” kata Kepala BOI, Narit Therdsteerasukdi, dikutip dari Reuters, Selasa (11/11/2025).

    Sebelumnya dikabarkan bahwa Malaysia disebut-sebut jadi salah satu raja pusat data dunia baru.

    Malaysia diketahui jadi salah satu pilihan investasi raksasa teknologi dunia. Dari Microsoft, Amazon dan Alphabet yang merupakan induk perusahaan Google, begitu juga sejumlah perusahaan besar asal China yakni Tencent, Huawei, dan Alibaba.

    Para investor nampaknya tertarik dengan berbagai fasilitas yang ditawari Malaysia. Misalnya harga tanah, listrik yang jauh lebih murah, serta potensi permintaan AI dari lokal.

    Hingga Desember 2024 lalu, Reuters mencatat 12 pusat data dan operasional berada di Johor Malaysia. Total kapasitasnya mencapai 369,9 mW.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Raksasa Teknologi Geber Kabel Bawah Laut Demi AI

    Raksasa Teknologi Geber Kabel Bawah Laut Demi AI

    Jakarta

    Lebih dari 95% lalu lintas data dan panggilan suara internasional mengalir melalui hampir 1 juta mil kabel komunikasi bawah laut. Kabel-kabel ini membawa komunikasi pemerintahan, transaksi keuangan, email, panggilan video, dan layanan streaming di seluruh dunia.

    Kabel telekomunikasi bawah laut komersial pertama digunakan untuk telegraf dan dibentangkan melintasi Selat Inggris antara Dover (Inggris) dan Calais (Prancis) tahun 1850. Teknologinya kemudian berkembang jadi kabel yang dapat mengirim percakapan telepon dan paling baru serat optik untuk menghantarkan data dan internet.

    “Sekitar sepuluh tahun lalu, muncul satu kategori besar baru, yakni para pemain webscale seperti Meta, Google, Amazon, dan lainnya, yang kini mewakili sekitar 50% dari total pasar,” kata Paul Gabla, Chief Sales Officer di Alcatel Submarine Networks. Alcatel adalah produsen dan pemasang kabel bawah laut terbesar di dunia.

    Permintaan terhadap kabel bawah laut terus meningkat seiring dengan perlombaan para raksasa teknologi mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan komputasi besar, sekaligus menghubungkan jaringan data center yang terus berkembang.

    Menurut perusahaan penyedia data telekomunikasi TeleGeography, investasi untuk proyek kabel bawah laut baru diperkirakan mencapai sekitar USD 13 miliar antara 2025-2027, hampir dua kali lipat dari total investasi antara 2022-2024.

    “AI meningkatkan kebutuhan kita terhadap infrastruktur bawah laut. Seringkali, ketika orang memikirkan AI, mereka membayangkan data center, komputasi, dan data. Namun kenyataannya, tanpa konektivitas yang menghubungkan pusat-pusat data itu, yang ada hanyalah gudang mahal,” kata Alex Aime, Wakil Presiden Investasi Jaringan Meta yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Meta mengumumkan Project Waterworth, kabel 50.000 km yang akan menghubungkan lima benua, menjadikannya proyek kabel bawah laut terpanjang dunia. Meta akan menjadi pemilik tunggal Waterworth sebagai proyek multi tahun dengan nilai miliaran dolar.

    Amazon juga baru-baru ini mengumumkan proyek kabel bawah laut pertama milik sendiri, Fastnet. Fastnet akan menghubungkan pantai timur Maryland (AS) dengan County Cork (Irlandia), berkapasitas lebih dari 320 terabit per detik, setara menonton 12,5 juta film HD secara bersamaan.

    “Tanpa kabel bawah laut, kita harus bergantung pada satelit, memang bisa tapi satelit memiliki latensi dan biaya lebih tinggi serta kapasitas jauh lebih kecil dibandingkan kebutuhan pelanggan dan internet pada umumnya,” cetus Matt Rehder, Wakil Presiden Jaringan Inti di Amazon Web Services

    Google juga pemain besar, dengan lebih dari 30 proyek kabel bawah laut telah diinvestasikan. Salah satu proyek terbarunya adalah Sol, menghubungkan Amerika Serikat, Bermuda, Azores, dan Spanyol. Microsoft pun turut berinvestasi dalam infrastruktur serupa.

    (fyk/rns)

  • Anggota DPR nilai industri asuransi hadapi tantangan tata kelola data

    Anggota DPR nilai industri asuransi hadapi tantangan tata kelola data

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menilai industri asuransi menghadapi tantangan membangun kepercayaan publik dan kerentanan tata kelola data.

    “Pertama, tata kelolanya itu sendiri. Jadi, diperlukan harmonisasi akan standar keamanan dan transparansi antarpelaku industri agar tercipta ekosistem data yang konsisten dan akuntabel sebagai dasar kepercayaan publik. Pengelolaan itu harus dibarengi juga dengan SDM (sumber daya manusia) dan infrastruktur yang mapan,” ucapnya dalam acara iLearn Conference & Seminar 2025 yang diadakan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re di Jakarta, Selasa.

    Saat ini, jumlah data protection officer (DPO) dan ahli tata kelola data masih terbatas, sementara sebagian besar pelaku industri masih menggunakan sistem lama yang masih rawan bocor karena tak disesuaikan dengan teknologi terkini.

    Kesenjangan tersebut dinilai memperlambat penerapan prinsip security by design (keamanan menjadi bagian inti proses desain dan pengembangan sistem) dan privacy compliance (kepatuhan terhadap hukum yang dirancang untuk melindungi informasi pribadi) di dalam bisnis asuransi Tanah Air.

    Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun 2024, ketergantungan tinggi terhadap sistem digital meningkatkan attack surface (seluruh titik masuk potensial yang dapat dieksploitasi penyerang untuk merusak atau mengakses sistem, data, atau jaringan).

    Ancaman siber lainnya adalah kasus pelanggaran data/data breach (insiden keamanan yang melakukan akses ke data personal secara tidak sah oleh pihak lain), khususnya di sektor keuangan. Kondisi ini menegaskan perlunya sinergi antara tata kelola data dan ketahanan siber nasional.

    Indonesia sendiri memiliki dua undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan data maupun penggunaan digitalisasi, yakni Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (PDP).

    Walaupun sudah ada UU-nya, insiden ancaman siber disebut masih berjalan terus, perangkat hukum masih kurang, sumber daya manusia di bidang terkait masih perlu ditingkatkan, hingga masalah dalam hal infrastruktur hingga pengaplikasiannya.

    “Ini semua bukan hanya PR (pekerjaan rumah). Ini perlu menjadi sebuah tanggung jawab yang applicable (berlaku) kepada semua pihak,” ujar Dave.

    Per tahun 2025 hingga bulan Oktober, kejahatan siber global diperkirakan memberikan kerugian hingga 10,5 triliun dolar Amerika Serikat (AS), naik 1 triliun dolar AS dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama.

    Serangan siber dianggap semakin kompleks seiring pemanfaatan artificial intelligence (AI), machine learning, dan komputasi kuantum. Pada tahun 2024, insiden ransomware meningkat 81 persen dibandingkan tahun lalu, begitu pula phishing yang naik 58 persen, lalu deepfake meningkat 550 persen sejak 2019 dan diproyeksikan mencapai 8 juta kasus pada tahun ini.

    Walaupun AI sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, mulai kebutuhan presentasi hingga komersial, tetapi juga menimbulkan banyak kerugian karena dipakai untuk menjadi kriminal.

    Sebagaimana perubahan zaman dan kemajuan teknologi, bila tak dibarengi dengan peraturan dan pendidikan, maka kemajuan peradaban justru tak memberikan manfaat terhadap masyarakat. Karena itu, dia menekankan bahwa pemerintah dan rakyat penting untuk memahami secara detail sehingga bisa menggunakan semua teknolog yang telah diciptakan untuk kepentingan bersama.

    Lebih lanjut, Dave mengungkapkan sejumlah strategi untuk penguatan tata kelola dan kepercayaan publik di industri asuransi.

    Pertama adalah penguatan kolaborasi lintas sektor antar-regulator, industri, lembaga keamanan siber, serta akademisi untuk menjadi kunci membangun ekosistem data yang aman dan terpadu.

    Kedua yaitu penguatan SDM dan etika digital melalui pelatihan literasi keamanan, serta membangun infrastruktur teknologi nasional yang berdaulat, termasuk encryption system (sistem enkripsi) dan cloud (komputasi awan) dibuat oleh pihak domestik, agar tak selalu harus bergantung komputasi awan dari Huawei, Amazon, maupun Google.

    Strategi selanjutnya ialah peningkatan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan sejalan sesuai undang-undang. Terakhir yakni kebutuhan adanya perubahan paradigma bahwa data merupakan aset strategis nasional, sumber inovasi, dan menjadi elemen penting untuk mendukung kemajuan ekonomi.

    “Tata kelola data yang kuat menjadi pilar utama dalam membangun kepercayaan publik dan menjaga keberlanjutan industri asuransi. Data pribadi tidak hanya menjaga hak individu, tetapi memperkuat reputasi lembaga dan martabat bangsa di ruang digital, serta industri asuransi harus menjadi teladan dalam penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan etika data,” ungkap Wakil Ketua Komisi I DPR RI.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harta Karun Baru Bernilai Rp 216 Triliun Jadi Rebutan Dunia

    Harta Karun Baru Bernilai Rp 216 Triliun Jadi Rebutan Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jaringan komunikasi dengan memanfaatkan infrastruktur kabel bawah laut sebenarnya sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Namun belakangan ini penggunaannya kian masif, bahkan nilai investasinya diprediksi melompat menjadi US$13 miliar (Rp 216 triliun).

    Pada 1850, kabel bawah laut telekomunikasi komersial pertama digunakan untuk telegraf. Sistem kabel bawah laut dipasang melintas di Selat Inggris, antar Dover, Inggris dan Calais, serta Perancis.

    Kemudian teknologi kabel bawah laut berkembang sangat pesat. Dari yang hanya untuk telegraf, kini bisa digunakan untuk komunikasi pemerintah, transaksi keuangan, email, panggilan video serta layanan streaming.

    “Sekitar sepuluh tahun lalu, kami melihat munculnya kategori besar lain, yakni pemain skala web dan sejenisnya, Meta, Google, Amazon, dll, yang sekarang mewakili 50% dari keseluruhan pasar,” jelas kepala penjualan di Alcatel Submarine Networks, Paul Gabla, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (10/11/2025).

    Investasi di bisnis ini diprediksi akan meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Catatan perusahaan penyedia data telekomunikai TeleGeography mengungkapkan selama dua tahun ke depan, 2025 hingga 2027, investasi kabel bawah laut sebesar US$13 miliar. Angka itu naik hampir dua kali lipat dalam waktu singkat pada tahun 2022 hingga 2024 lalu.

    Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi alasan para raksasa teknologi membutuhkan kabel bawah laut. Wakil presiden investasi jaringan Meta, Alex Aime mengatakan tanpa adanya infrastruktur bawah laut membuat konektivitas pendukung AI hanya jadi sebuah gudang semata.

    “Sering kali, saat memikirkan AI, mereka memikirkan pusat data, komputasi dan data. Namun kenyataannya, tanpa konektivitas yang menghubungkan pusat-pusat data itu, yang ada hanya gudang sangat mahal,” jelas Aime.

    Meta telah mengumumkan proyek kabel bawah laut Watermorth dengan panjang 50 ribu km, jadi yang terpanjang di dunia. Rencananya proyek bernilai multi-miliar dolar akan menghubungkan seluruh lima benua di dunia.

    Sementara Amazon juga baru saja mengumumkan proyek Fastnet, yang akan menghubungkan pantai timur Maryland ke County Cak, Irlandia. Kapasitas infrastruktur itu disiapkan lebih dari 320 terabit per detik atau sama dengan streaming 12,5 juta film HD bersamaan.

    Google telah berinvestasi lebih dari 30 kabel laut. Salah satunya Sol, akan menghubungkan beberapa wilayah dari AS, Bermuda, Azores dan Spanyol.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Raksasa Teknologi Guyur Miliaran Dolar untuk AI, Kapan Untungnya?

    Raksasa Teknologi Guyur Miliaran Dolar untuk AI, Kapan Untungnya?

    Jakarta

    Gelombang besar belanja AI di Silicon Valley tampaknya belum akan melambat dalam waktu dekat. Namun, kesabaran Wall Street untuk melihat hasilnya mulai menipis.

    Meta, Microsoft, Amazon, Apple, dan induk perusahaan Google, Alphabet, semuanya menyatakan minggu ini akan menggelontorkan lebih banyak dana untuk belanja modal, termasuk sewa dan peralatan bagi data center serta infrastruktur.

    Microsoft, Alphabet, Amazon, dan Meta semuanya memang mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan dan melampaui ekspektasi Wall Street. Bisnis cloud Microsoft dan Google tumbuh 40% dan 34%, sementara penjualan Amazon Web Services meningkat 20% dari tahun lalu, menandakan banyak perusahaan makin bergantung pada layanan mereka di era AI.

    Mereka pun terus menanamkan puluhan miliar dolar ke infrastruktur AI dan data center yang dinggap penting untuk memasuki era baru internet. Jumlah uang yang terlibat sungguh mencengangkan.

    Google memperkirakan akan menghabiskan antara USD 91 hingga USD 93 miliar untuk belanja modal di 2025, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD 85 miliar. Microsoft memperkirakan pengeluaran melonjak 74% menjadi USD 34,9 miliar tahun ini. Meta menghabiskan USD 19,37 miliar, naik dari 9,2 miliar tahun lalu.

    Sementara Amazon memperkirakan tagihan tahun 2025 akan mencapai USD 125 miliar. Bahkan Apple yang bukan penyedia layanan cloud besar, juga berencana meningkatkan belanja modal untuk investasi AI.

    Menurut Melissa Otto, kepala riset di S&P Global Visible Alpha, data center yang sudah ada perlu ditingkatkan agar mampu menangani beban kerja AI dan itulah yang memicu lonjakan besar pengeluaran.

    Para raksasa teknologi membenarkan pengeluaran itu dengan alasan permintaan jauh melampaui pasokan. “Secepat apa pun kami menambah kapasitas saat ini, kami langsung bisa memonetisasinya,” kata CEO Amazon Andy Jassy yang dikutip detikINET dari CNN.

    Wall Street menuntut jawaban besar dari Big Tech

    Namun Wall Street menginginkan lebih dari sekadar janji. Saham Meta anjlok hingga 13,5% pada Kamis, sementara saham Microsoft turun lebih dari 3%.

    Hampir semua pertanyaan pada Meta fokus pada bagaimana perusahaan memandang investasi AI dapat menghasilkan keuntungan, kapan produk dan model baru Superintelligence Lab dirilis, serta pendekatan umum mereka terhadap AI.

    Mark Zuckerberg mengatakan AI berguna untuk menjalankan asisten virtual dan membantu pengiklan merencanakan kampanye. Lebih dari 1 miliar orang menggunakan Meta AI setiap bulan dan AI menurutnya dapat membuka jalan bagi berbagai jenis produk baru dengan format konten berbeda.

    Untuk Microsoft, analis ingin tahu apakah klien benar-benar akan menepati komitmen pembelian dan apakah industri teknologi sungguh bisa menghasilkan keuntungan dari investasi AI. Amy Hood, CFO Microsoft, menyebut investasi perusahaan mencerminkan bisnis yang sudah dikontrak, menegaskan bahwa permintaan terus meningkat.

    Investor Google ingin tahu bagaimana AI mengubah cara perusahaan menghasilkan uang dari layanan pencarian. Chief Business Officer Google mengatakan perusahaan menghasilkan uang dalam jumlah yang hampir sama dari iklan yang muncul di bawah dan di dalam tanggapan AI seperti pada pencarian tradisional.

    Jawaban itu memuaskan sebagian analis. Optimisme itu dinilai akan bertahan selama perusahaan-perusahaan ini tetap mampu menumbuhkan produk-produk yang dulu membuat mereka menjadi raksasa teknologi dunia.

    “Sekarang ada tekanan untuk mempercepat inovasi. Ada ruang baru dalam AI yang diyakini akan sangat berharga, jadi semua pihak berlomba untuk mengisinya,” kata Evan Schlossman dari SuRo Capital. “

    (fyk/rns)

  • Ada Konglomerat RI, Ini Daftar Crazy Rich Asia Serbu Data Center

    Ada Konglomerat RI, Ini Daftar Crazy Rich Asia Serbu Data Center

    Jakarta, CNBC Indonesia – Taipan di kawasan Asia tengah berlomba untuk membangun pusat data atau data center skala raksasa seiring ledakan kebutuhan komputasi kecerdasan buatan (AI). Dari Malaysia, India, Korea Selatan, Taiwan, hingga Thailand, proyek data center bernilai miliaran dolar bermunculan. Indonesia pun tak ketinggalan, dengan sejumlah konglomerat dalam negeri terjun memperlebar bisnis digital ini.

    Demam AI menjadi pemicu utama perlombaan tersebut. Perusahaan raksasa seperti Amazon, Google, Microsoft hingga Nvidia terus membutuhkan infrastruktur untuk melatih dan menjalankan model kecerdasan buatan, sehingga kapasitas data center global melonjak tajam.

    Menurut konsultan properti Cushman & Wakefield, kapasitas data center di Asia-Pasifik diproyeksikan melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 29 gigawatt (GW) pada 2030 dari 12GW pada 2024.

    Di Malaysia, YTL Power International milik konglomerat Francis Yeoh menjadi salah satu pemain yang tampil menonjol. Perusahaan ini membangun kawasan pusat data seluas 664 hektare di Johor, bekerja sama dengan Nvidia untuk membangun infrastruktur AI. Dari total rencana investasi US$4,3 miliar, sekitar US$2,4 miliar sudah digelontorkan untuk membangun kapasitas 200MW.

    Johor kini muncul sebagai pusat baru data center karena pasokan lahan, listrik, dan air yang melimpah. PM Anwar Ibrahim bahkan menegaskan ambisi Malaysia menjadi negara terdepan AI pada 2030, demikian dikutip dari laporan Forbes, Senin (10/11/2025).

    Di India, taipan Gautam Adani bekerja sama dengan Google menggelontorkan US$15 miliar untuk membangun kampus pusat data terbesar di Andhra Pradesh. Mukesh Ambani juga berencana membangun pusat data AI berkapasitas 1GW di Gujarat.

    Korea Selatan menyaksikan SK Group bekerja sama dengan Amazon Web Services untuk membangun pusat data senilai US$5 miliar di Ulsan, sementara Kakao dan Samsung terus memperluas investasi infrastruktur komputasi canggih.

    Di Taiwan, Foxconn milik Terry Gou bersama Nvidia membangun fasilitas AI 100MW senilai US$1,4 miliar. Thailand pun bergerak cepat, dengan Central Pattana, Gulf Development, serta B.Grimm Power menggandeng mitra global untuk membangun pusat data di negara tersebut.

    Konglomerat RI Tak Mau Kalah

    Di Indonesia, sinyal perluasan data center juga terlihat. DCI Indonesia sudah menjadi salah satu operator pusat data terbesar di Asia Tenggara.

    Pada Agustus, DCI Indonesia menjadi perusahaan publik paling berharga kedua di Indonesia dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 37 miliar.

    IPO pada 2021 menjadikan para pendirinya, Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia,sebagai miliarder. Sugiri mengatakan perusahaan tersebut meningkatkan kapasitas untuk memenuhi lonjakan permintaan.

    DCI, yang saat ini memiliki kapasitas 119MW di Jakarta, berencana meningkatkan kapasitas lebih dari sepuluh kali lipat menjadi 1,9GW, termasuk fasilitas hyperscale baru di Pulau Bintan.

    Kesuksesan DCI menarik konglomerat lain masuk ke sektor ini, seperti Sinar Mas Group (Franky Widjaja) bermitra dengan K2 Strategic untuk membangun data center di kawasan Jakarta.

    Lalu ada Triputra Group (Theodore Rachmat) yang bekerja sama dengan ST Telemedia dari Singapura untuk membangun dan memperluas jaringan pusat data nasional. Selain itu, investor teknologi dan telekomunikasi besar RI juga tengah menyiapkan langkah serupa untuk menangkap peluang pertumbuhan AI.

    Namun, percepatan pembangunan pusat data yang sangat intensif ini menimbulkan kekhawatiran terkait pasokan listrik dan air. Beberapa pengembang, seperti YTL, berinvestasi pada energi surya, sementara yang lain menjajaki opsi lepas pantai, seperti rencana Samsung Electronics dan OpenAI untuk membangun pusat data terapung.

    Namun laporan PwC memperkirakan bahwa pada 2030, energi hijau hanya dapat menutupi kurang dari sepertiga tambahan kebutuhan listrik.

    “Kesenjangannya sangat besar, dan menutupnya adalah sesuatu yang sangat penting,” tulis laporan itu.

    Sejumlah analis juga mempertanyakan apakah ekspansi pusat data ini berpotensi menciptakan gelembung. Namun Jitesh Karlekar, direktur riset pusat data Asia-Pasifik di JLL, menilai bahwa dengan lompatan besar penggunaan AI di sektor kritis seperti kesehatan, pendidikan, dan pertahanan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 21 Tempat Nonton Film Legal & Aman November, “Say No to” LK21-IndoXXI

    21 Tempat Nonton Film Legal & Aman November, “Say No to” LK21-IndoXXI

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sepanjang November 2025, deretan film baru dari berbagai genre siap tayang di bioskop seluruh Indonesia. Mulai dari film lokal hingga mancanegara, genre horor, animasi, hingga komedi siap menemani waktu luang di penghujung tahun.

    Namun, bagi yang tak sempat ke bioskop, menonton lewat layanan streaming legal bisa jadi pilihan. Hindari situs bajakan seperti IndoXXI, LK21, atau Rebahin yang berisiko membawa malware dan pencurian data.

    Dengan sedikit biaya berlangganan, penonton bisa menikmati film favorit dengan aman dan kualitas tinggi. Berikut daftar platform streaming film legal 2025 yang bisa kamu pilih untuk menikmati tayangan terbaru bulan ini.

    1. Netflix

    Saat ini, Netflix jadi salah satu platform paling mendominasi di dunia. Pengguna dapat menikmati banyak konten dari film Hollywood, Indonesia, Korea dan sejumlah negara lain.

    Netflix juga menawarkan konten asli yang diproduksi dan hanya ada di platform tersebut. Untuk berlangganan, Netflix menawarkan beberapa paket mulai dari Rp 50 ribu.

    2. Disney+ Hotstar

    Disney+ Hotstar menyediakan konten Marvel dan film terkini, juga sejumlah film mancanegara dan serial original lokal.

    Bahkan gelaran Oscar 2023 bisa disaksikan di Disney+ Hotstar. Penyelenggaraan ke-95 itu tersedia dari red carpet hingga acara penghargaan untuk industri film.

    3. Max

    Bagi pecinta konten dari HBO dan Discovery, platform Max bisa jadi pilihan. Platform akan menyediakan tayangan dari baik film maupun konten orisinal dari HBO dan Discovery Channel.

    Selain itu juga ada film populer lain. Pengguna baru bisa menikmati akses gratis selama 7 hari pertama.

    4. Vidio

    Vidio menawarkan tayangan film hingga olahraga. Adapula film dan serial Indonesia, Hollywood hingga drama Asia.

    Sejumlah konten dapat diakses gratis. Namun ada pula yang harus berlangganan dulu agar bisa diakses. Vidio merupakan pemegang hak siar resmi English Premier League dan Serie A Liga Italia.

    5. iQiyi

    Jika kamu menyukai film, drama hingga anime dari Asia, kamu bisa mengakses iQiyi. Untuk menggunakan dan mengakses seluruh konten, aktifkan dulu akun VIP.

    6. Klik Film

    Klik Film menawarkan banyak rekomendasi film Indonesia, Korea, Thailand, Hong Kong dan negara lain. Platform ini bisa diakses melalui aplikasi dan juga situs.

    7. Bioskop Online

    Platform ini menawarkan layanan menonton film Indonesia tanpa harus pergi ke bioskop. Konsepnya pun sama, yakni hanya membayar film yang ditonton saja.

    8. Cinema Box

    Streaming film ini juga tersedia untuk Play Store dan App Store. Pengguna dapat menonton konten dan juga mengunduhnya agar bisa menontonnya secara offline atau tidak tersambung internet.

    9. Viu

    Untuk penggemar konten film, drama, variety show asal Korea Selatan mungkin tak asing dengan nama Viu. Selain itu Viu juga menyediakan konten dari negara lain termasuk Indonesia.

    Kamu perlu berlangganan akun VIP atau Premium untuk bisa mengakses seluruh konten dalam platform. Viu menyediakan harga berlangganan mulai dari Rp 33 ribu per bulan.

    10. CatchPlay+

    Catchplay+ menyediakan sejumlah film kartun, Indonesia dan Asia. Kamu bisa mengaksesnya secara gratis namun untuk menikmati seluruh konten dapat berlangganan lebih dulu. Harganya mulai dari Rp 45 ribu untuk satu bulan penggunaan.

    11. We TV

    WeTV menampilkan beragam film, series, anime hingga tayangan variety show. Selain itu juga terdapat drama dari Korea, Thailand, China, Jepang dan negara Asia lain. Sejumlah konten bisa ditonton gratis namun ada pula yang harus menggunakan akun VIP.

    12. Genflix

    Genflix bisa jadi salah satu pilihan untuk menonton film Indonesia, Hollywood, hingga tayangan live show dan drama Korea. Kamu bisa berlanggan dengan paket yang tersedia harian hingga bulanan.

    13. iFlix

    iFlix banyak menyediakan film box office, serial TV, drama Korea, film Indonesia hingga tontonan untuk anak-anak. Seperti kebanyakan platform lain, platform ini bisa diakses gratis namun ada juga yang harus berlangganan.

    14. Viki

    Pencinta drama Korea juga bisa menggunakan Viki untuk menikmati konten tersebut. Selain juga ada banyak serial dan film dari negara lain termasuk Indonesia. Konten di dalamnya bisa dinikmati secara gratis maupun berlangganan.

    15. Prime Video

    Layanan dari Amazon ini menyediakan banyak film dan serial dari berbagai negara termasuk hollywood. Prime Video juga menghadirkan tayangan variety show. Untuk mengaksesnya, kamu perlu berlangganan seharga Rp59 ribu/bulan.

    16. Apple TV+

    Platform streaming ini berasal dari Apple, menyediakan sejumlah film dan serial, serta produksi asli dari Apple TV+. Termasuk film Coda yang mendapatkan piala Oscar tahun lalu dan beberapa konten terkenal lainnya.

    Kamu bisa menikmatinya dengan cara berlangganan. Salah satunya senilai Rp 99 ribu/bulan dengan gratis 7 hari ataupun berlangganan melalui layanan Apple One.

    17. Lions Gate Play

    Masyarakat Indonesia bisa pula mencoba mengakses Lions Gate Play. Layanan ini menawarkan beragam konten dari Hollywood, Bollywood, dan konten original. Pengguna dapat berlangganan platform senilai Rp 35 ribu per bulan.

    18. CubMU

    Transvison pada April tahun lalu meluncurkan platform baru bernama CubMu yang menawarkan ratusan channel Live TV, ribuan Video on Demand (VOD) berkualitas HD langsung dari penyedia konten ke pelanggan.

    Aplikasi CubMU ini disebut sebagai teknologi baru di dunia media layaknya marketplace. Anda dapat membeli paket basic mulai dari Rp9.900 saja.

    19. Mola

    Mola menawarkan konten yang cukup lengkap. Bahkan tak hanya entertainment tapi juga streaming pertandingan olahraga. Harga langganannya mulai dari Rp 60 ribu-Rp160 ribu.

    20. MAXstream

    Sejak diluncurkan pada 2018, MAXstream telah menghadirkan variasi konten lokal dan internasional berupa MAXstream original maupun kolaborasi dari streaming platform kelas dunia.

    21. Vision+

    Vision+ terdiri dari berbagai macam pilihan berlangganan. Mulai dari Rp35 ribu per bulan untuk Premium Sport hingga Rp100 ribu untuk satu tahun.

    (dag/dag)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Waspada! Ada 3 Risiko Besar Hantui Ekonomi Dunia

    Waspada! Ada 3 Risiko Besar Hantui Ekonomi Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia perlu mewaspadai kemungkinan munculnya tiga gelembung (bubble) di pasar keuangan, termasuk pada sektor kecerdasan buatan (AI).

    Hal ini disampaikan oleh Presiden World Economic Forum (WEF) Borge Brende, di tengah jatuhnya saham-saham teknologi global.

    Sejumlah broker dan analis menilai penurunan tersebut perlu dihadapi dengan sikap hati-hati, meski belum mengarah pada kepanikan. Pasalnya, pasar saham sebelumnya terus mencetak rekor dan beberapa valuasi dinilai sudah terlalu tinggi.

    “Kita kemungkinan akan melihat gelembung ke depan. Pertama adalah gelembung kripto, kedua gelembung AI, dan ketiga adalah gelembung utang,” ujar Brende dikutip dari Reuters, Sabtu (8/11/2025).

    Ia menambahkan bahwa tingkat utang pemerintah saat ini adalah yang tertinggi sejak 1945.

    Selama beberapa bulan terakhir, pasar seolah mengabaikan kekhawatiran mengenai suku bunga tinggi, inflasi yang tetap tinggi, serta gejolak perdagangan.

    Kenaikan pasar sebagian didorong oleh harapan bahwa AI dapat mengubah prospek ekonomi global dan bisnis.

    Menurut Brende, AI menawarkan potensi peningkatan produktivitas yang besar, namun juga dapat mengancam banyak pekerjaan kantoran.

    Ia mencontohkan adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang telah diumumkan oleh sejumlah perusahaan seperti Amazon dan Nestle.

    “Dalam skenario terburuk, kita bisa melihat munculnya ‘Rust Belt’ (wilayah industri yang merosot) di kota-kota besar yang memiliki banyak kantor dan pekerja profesional yang lebih mudah digantikan oleh AI,” ungkapnya.

    Namun, ia juga mengingatkan sejarah menunjukkan bahwa perubahan teknologi pada akhirnya meningkatkan produktivitas, yang kemudian menjadi dasar peningkatan kesejahteraan.

    “Dengan produktivitas yang lebih tinggi, upah dapat meningkat dan kesejahteraan masyarakat juga ikut naik,” pungkasnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]