Perusahaan: Amazon

  • Hanya Ada 406 Perempuan dalam Daftar 3.028 Miliarder Dunia versi Forbes – Page 3

    Hanya Ada 406 Perempuan dalam Daftar 3.028 Miliarder Dunia versi Forbes – Page 3

    Forbes telah merilis daftar terbaru miliarder dunia. Di 2025 ini, jumlah miliarder yang masuk dalam daftar Forbes mencapai rekor terbanyak yaitu 3.028 orang di seluruh dunia. Angka ini 247 lebih banyak dibanding dengan tahun lalu.

    Daftar Miliarder Dunia ini adalah peringkat setiap orang di planet Bumi yang menurut perkiraan Forbes setiap orang memiliki kekayaan bersih sebesar USD 1 miliar atau lebih pada tanggal 7 Maret 2025.

    Dikutip dari Forbes, Kamis (3/4/2025), Orang terkaya dari semuanya adalah Elon Musk, yang kekayaannya diperkirakan mencapai USD 342 miliar. Meskipun menghabiskan lebih banyak waktunya untuk memimpin DOGE, lembaga yang dibentuk donald Trump untuk pemotongan biaya pemerintahan, Elon Musk telah menambahkan USD 147 miliar ke kekayaannya selama setahun terakhir.

    Kenaikan harta ini berkat tahun yang luar biasa untuk perusahaan roketnya SpaceX dan perusahaan AI-nya xAI, yang ia gabungkan dengan raksasa media sosialnya X minggu lalu.

    Bahkan Tesla, meskipun ada protes baru-baru ini dan aksi jual pasar saham, masih diperdagangkan lebih tinggi dari tahun lalu.

    Itu memungkinkan Musk untuk merebut kembali gelar orang terkaya di dunia dari Arnault, dan telah memberinya jarak harta USD 126 miliar atas orang terkaya berikutnya yaitu Mark Zuckerberg yang merupakan pendiri Meta.

    kekayaan Mark Zuckerberg diperkirakan mencapai USD 216 miliar, yang menempati peringkat nomor 2 untuk pertama kalinya.

    Jeff Bezos dari Amazon diperkriakan memiliki harta USD 215 miliar, menempati peringkat nomor 3 orang terkaya dunia dan Larry Ellison dari Oracle dengan kekayaan USD 192 miliar menempati peringkat keempat.

    Arnault dengan jumlah harta USD 178 miliar, turun ke peringkat kelima, peringkat terendahnya sejak 2017, di tengah kemerosotan saham konglomerat mewahnya LVMH.

    Forbes menggunakan harga saham dan nilai tukar dari 7 Maret 2025 untuk pemeringkatan tahun ini.

  • Raksasa Ritel AS Walmart Bantah Isu Ikut Akuisisi TikTok

    Raksasa Ritel AS Walmart Bantah Isu Ikut Akuisisi TikTok

    Bisnis.com, JAKARTA — Walmart, perusahaan ritel multinasional asal Amerika Serikat, membantah sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan sekelompok investor guna membeli aplikasi video pendek TikTok.

    Melansir dari Reuters, Sabtu (5/4/2025), pemberitaan awal Walmart ingin membeli TikTok beredar dalam sebuah postingan di X (Twitter) milik reporter ABC News Selina Wang 

    Dalam akunnya, Selina mengatakan bahwa Walmart secara aktif mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam akuisisi TikTok bersama kelompok investor, berdasarkan informasi dari sumber yang dekat dengan proses tersebut. 

    Ketertarikan Walmart terhadap TikTok dikatakan dipicu oleh keterlibatan Amazon dalam pembelian aplikasi tersebut, yang kemudian diungkapkan melalui cerita dan postingan di situs web ABC.

    Namun, juru bicara Walmart dengan tegas membantah laporan tersebut dan menyebutnya tidak benar, menambahkan bahwa artikel yang dimaksud telah dihapus dari situs ABC News. 

    Saat ini, tautan yang mengarah ke artikel tersebut kini hanya menampilkan pesan “halaman tidak tersedia”. ABC News belum memberikan komentar lebih lanjut mengenai penghapusan artikel tersebut.

    Walmart sebelumnya telah dikaitkan dengan TikTok saat mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Microsoft untuk membeli aplikasi tersebut pada 2020. 

    Hingga kini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai perkembangan potensi akuisisi TikTok oleh Walmart atau pihak lainnya.

    Trump Perpanjang Nafas TikTok 75 Hari Lagi

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memperpanjang waktu pelarangan aplikasi TikTok selama 75 hari lagi.

    Dilansir dari Techcrunch, Sabtu (5/4/2025), Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk memberi lebih banyak waktu guna menyelesaikan proses kesepakatan yang sedang berlangsung.

    “Itulah sebabnya saya menandatangani perintah eksekutif untuk menjaga TikTok tetap beroperasi selama 75 hari tambahan,” kata Trump.

    Keputusan ini menandai kali kedua Trump memperpanjang batas waktu pelarangan TikTok. Sebelumnya, batas waktu yang diberikan kepada perusahaan induk TikTok, ByteDance, untuk menjual operasi aplikasi tersebut di AS adalah 19 Januari.

    Hal ini didasarkan pada undang-undang yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden tahun lalu. Namun, Trump sempat menandatangani perintah eksekutif pada awal masa jabatannya, memberi perusahaan tersebut 75 hari tambahan untuk mencapai kesepakatan. 

    Sebelum keputusan tersebut dikeluarkan, TikTok sempat dihapus dari toko aplikasi Apple dan Google, tetapi akhirnya dipulihkan.

  • OpenAI Gratiskan ChatGPT Plus untuk Mahasiswa, Indonesia Kebagian? – Page 3

    OpenAI Gratiskan ChatGPT Plus untuk Mahasiswa, Indonesia Kebagian? – Page 3

    OpenAI kembali menghadirkan inovasi untuk ChatGPT dengan pembaruan besar-besara pada fitur Advanced Voice Mode. Kini, pengguna bisa ngobrol secara real-time dengan AI lebih natural, minim interupsi, dan lebih responsif.

    Fitur baru ini diperkenalkan OpenAI pada Senin lalu, dan bertujuan mengatasi kelemahan asisten suara AI sering kali menyela penggunaan saat mereka sendang berpikir atau berhenti sejenak dalam percakapan.

    Manuka Stratta, seorang peneliti pasca-pelatihan di OpenAI, mengumumkan perubahan ini melalui sebuah video yang diunggah ke platform media sosial resmi perusahaan pada hari sama.

    Minim Interupsi, Lebih Nyaman untuk Percakapan

    Mengutip laporan TechCrunch, Minggu (30/3/2025), update ChatGPT ini membuat chatbot lebih fleksibel dalam memahami jeda percakapa, sehingga pengguna bisa berbicara lebih santai tanpa takut dipotong oleh AI.

    “Fitur baru ChatGPT ini kami kembangkan untuk menciptakan pengalaman berbicara lebih mirip manusia, tanpa interupsi menganggu,” ujar Manuka.

    Kini, pengguna ChatGPT versi gratis dapat bisa menikmati Advanced Voice Mode lebih natural, sementara pelanggan berbayar di OpenAI Plus, Teams, Edu, Business, dan Pro mendapat peningkatan tambahan.

    Dijelaskan, pengguna berbayar akan mendapatkan response lebih spesifik, ringkas, dan kreatif setiap kali berinteraksi dengan chatbot.

    Pembaruan ChatGPT ini muncul di tengah persaingan ketat industri asisten suara AI, dengan Apple, Google, dan Amazon terus berinovasi dalam teknologi serupa. Apakah OpenAI akan kembali mendominasi di bidang AI generatif?

  • Kekayaan Sederet Miliarder Amblas US0 Miliar Lebih Imbas Tarif Trump

    Kekayaan Sederet Miliarder Amblas US$200 Miliar Lebih Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Kedekatan dengan Donald Trump tidak membuat Elon Musk lolos dari dampak tarif yang diberlakukan Presiden AS tersebut. 

    Tarif Trump yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025, yang melanda negara-negara dan mengirimkan gelombang kejut di seluruh pasar global, telah merugikan para miliarder terkaya di dunia seperti Jeff Bezos, Elon Musk, dan Mark Zuckerberg.

    Gelombang tarif terbaru memicu badai keuangan, yang menyebabkan salah satu kemerosotan pasar terburuk sejak era pandemi.

    Lantaran menyebabkan kemerosotan di pasar global, Indeks Miliarder Bloomberg mengalami penurunan harian terbesar keempat dalam sejarah, dan terbesar sejak puncak pandemi Covid-19.

    Sebagian besar miliarder yang terpukul keras berasal dari Amerika sendiri. Kemerosotan tersebut menghapus ratusan miliar kekayaan orang-orang terkaya di dunia, bahkan tidak terkecuali para orang dekat Trump seperti Elon Musk.

    Lalu, siapa saja miliarder yang kekayaannya terseret paling dalam imbas tarif Trump?

    1. Elon Musk

    Ternyata, bahkan persahabatan Presiden tidak dapat menyelamatkannya dari nasib buruk. CEO Tesla dan pemimpin DOGE, dan salah satu ‘sahabat’ terdekat Trump, Elon Musk, kehilangan US$11 miliar pada hari Kamis, karena saham perusahaan mobilnya turun 5,5% menyusul pengumuman tarif Trump.

    2. Jeff Bezos

    Seorang miliarder yang akan melangsungkan pernikahannya dalam beberapa bulan lagi, nampaknya tak bertemu takdir baik. Jeff Bezos adalah pecundang terbesar berikutnya dalam daftar ini, kehilangan kekayaan sebesar US$15,9 miliar setelah saham Amazon anjlok 9% pada Kamis (3/4/2025), menandai penurunan terbesar sejak 2022.

    3. Mark Zuckerberg

    Salah satu pendiri Meta itu juga mengalami kerugian terbesar! Mark Zuckerberg adalah yang paling merugi dalam dolar AS, dengan penurunan 9% perusahaan media sosial tersebut yang menyebabkan kerugian bagi kepala eksekutifnya sebesar US$17,9 miliar, atau sekitar 9% dari kekayaannya.

    Dilansir Bloomberg, 500 orang terkaya di dunia mengalami penurunan kekayaan gabungan sebesar US$208 miliar pada Kamis, segera setelah tarif yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump membuat pasar global terguncang.

    Penurunan kekayaan gabungan sebesar US$208 miliar menandai penurunan terbesar keempat dalam satu hari sejak Bloomberg mulai melacak kekayaan para miliarder 13 tahun lalu, dan yang terburuk sejak jatuhnya pasar yang disebabkan oleh pandemi.

    Miliarder AS kehilangan sebagian besar kekayaan, dengan sembilan dari 10 yang mencatat rugi paling besar berasal dari Amerika. 

    Lebih dari separuh dari mereka yang dilacak oleh indeks kekayaan Bloomberg mengalami penurunan kekayaan, dengan penurunan rata-rata sebesar 3,3%.

    Berikut adalah daftar 10 miliarder teratas yang muncul sebagai pecundang terbesar setelah pengumuman tarif Trump, menurut Bloomberg Billionaires Index pada tanggal 4 April:

    1. Mark Zuckerberg: Turun US17,9 miliar menjadi US$189 miliar

    2. Jeff Bezos : Turun US$15,9 miliar menjadi US$201 miliar

    3. Elon Musk: Turun US$11 miliar menjadi US$322 miliar

    4. Michael Dell: Turun US$9,53 miliar menjadi US$92,1 miliar

    5. Larry Ellison: Turun US$8,10 miliar menjadi US$160 miliar

    6. Jensen Huang: Turun US$7,36 miliar menjadi US$89,6 miliar 

    7. Bernard Arnault: Turun US$6,22 miliar menjadi US$163 miliar

    8. Larry Page: Turun US$4,79 miliar menjadi US$138 miliar 

    9. Sergey Brin: Turun US$4,46 miliar menjadi US$130 miliar 

    10. Thomas Peterffy: Turun US$4,06 miliar menjadi US$49,4 miliar

  • Dua CEO Paling Cerdas Menurut Elon Musk, Siapa?

    Dua CEO Paling Cerdas Menurut Elon Musk, Siapa?

    Jakarta

    Bos SpaceX dan Tesla, Elon Musk, menyebut dua nama ini sebagai orang yang cerdas. Mereka berhasil menyelesaikan hal sulit dan signifikan.

    Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) tersebut menyampaikan hal itu saat diundang ke podcast ‘Verdict’. Di sana dia memprediksi kecerdasan buatan akan melampaui otak manusia dalam satu dekade.

    “Menurut saya dalam 10 tahun, berdasarkan tingkat kemajuan saat ini, AI akan lebih cerdas daripada manusia tercerdas,” kata Musk, sebagaimana dikutip detikINET dari Entrepreneur.

    Namun, ketika Cruz bertanya kepada Musk siapa CEO tercerdas, jawabannya mengejutkan. Dia memuji saingannya, pendiri Amazon Jeff Bezos, yang juga memiliki perusahaan antariksa Blue Origin.

    “Sampai taraf tertentu, cerdas adalah sebagaimana orang cerdas melakukannya. Apa yang telah mereka lakukan yang sulit dan signifikan? Anda tahu, Jeff Bezos telah melakukan banyak hal yang sulit dan signifikan,” pujinya.

    Bagi yang mengikuti drama keduanya, Bezos dan Musk beberapa kali bertengkar (dan sebagian besar secara terbuka di media sosial) selama beberapa dekade. Bermacam hal, dari perekrutan karyawan hingga kontrak luar angkasa.

    Musk juga memasukkan salah satu pendiri Google Larry Page ke dalam daftar CEO cerdas dan mengatakan salah satu pendiri Oracle Larry Ellison adalah salah satu orang tercerdas yang dikenalnya.

    Page mendirikan Google bersama Sergey Brin pada tahun 1998 dan menjabat sebagai CEO hingga tahun 2001. Ia kemudian kembali menjadi CEO perusahaan induknya, Alphabet, dari tahun 2015 hingga 2019. Ellison mendirikan Oracle pada tahun 1977 dan menjabat sebagai CEO hingga tahun 2014. Ia masih menjabat sebagai Chief Technology Officer perusahaan tersebut.

    Saat ini, Elon Musk adalah orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih sebesar USD 312 miliar (sekitar Rp 5.166 triliun), menurut Bloomberg. Bezos berada di peringkat kedua dengan USD 217 miliar atau setara Rp 3.593 triliun, dan Ellison di peringkat nomor lima dengan USD 174 miliar (Rp 2.881 triliun). Sementara Page, ada di peringkat nomor delapan dengan USD 149 miliar yang bila dikonversikan senilai Rp 2.467 triliun.

    (ask/ask)

  • Efek Tarif Trump, Harta Mark Zuckerberg hingga Elon Musk Hilang Rp3.444 Triliun

    Efek Tarif Trump, Harta Mark Zuckerberg hingga Elon Musk Hilang Rp3.444 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 500 orang terkaya di dunia mengalami penurunan harta kekayaan atau net worth sebesar US$208 miliar atau sekitar Rp3.444 triliun (Asumsi kurs: Rp16.560) imbas dari penetapan tarif baru AS yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Adapun, penurunan kekayaan gabungan para miliarder dunia itu menjadi salah satu yang cukup besar terjadi dalam 13 tahun belakangan. Serta menjadi yang terburuk sejak Pandemi Covid – 19.

    Melansir laporan Bloomberg, total kekayaan para miliarder dunia itu rata-rata tergerus hingg 3,3%. Di mana, miliarder asal Amerika Serikat menjadi yang paling terpukul.

    Nama Mark Zuckerberg yang merupakan bos Meta Platforms Inc. dan Jeff Bezos pemilik Amazon.com Inc. menjadi salah satu yang merasakan dampak tersebut.

    Sementara itu, Carlos Slim yang orang terkaya di Meksiko, termasuk di antara sekelompok kecil miliarder di luar AS yang lolos dari dampak tarif. Bolsa Meksiko naik 0,5% setelah negara itu dikeluarkan dari daftar target tarif timbal balik Gedung Putih, mendorong kekayaan bersih Slim naik sekitar 4% menjadi $85,5 miliar.

    Secara terperinci, berikut pergerakan kejayaan para miliarder usai Trump mengumumkan kebijakan tarif baru AS pada 3 April 2025 waktu setempat.

    1. Mark Zuckerberg

    Pendiri Meta ini mengalami penurunan kas hingga 9%, hal itu membuat Mark kehilangan US$17,9 miliar atau sekitar Rp296,42 triliun. Padahal, gerak saham Meta masuk pada indeks Magnificent Seven yang terdiri dari saham-saham teknologi besar.

    Saat memasuki awal tahun, saham Meta sehmpat mengalami kenaikan berturut-turut selama hampir sebulan hingga menambah nilai pasar Meta tembus US$350 miliar. Namun, sejak pertengahan Februari, saham-saham tersebut telah jatuh sekitar 28%.

    2. Jeff Bezos

    Saham Amazon anjlok 9% pada hari Kamis (4/4/2025). Di mana, anjloknya saham Amazon itu menjadi yang terbesar sejak April 2022, membuat pendiri perusahaan teknologi raksasa ini kehilangan kekayaan pribadinya sebesar US$15,9 miliar atau Rp263,3 triliun.

    3. Elon Musk

    CEO Tesla Elon Musk tercatat mengalami kerugian hingga US$11 miliar atau sekitar Rp182,16 triliun usai Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif resiprokal pada puluhan negara yang menjadi mitra dagang AS.

    Kondisi itu memperburuk kinerja saham-saham milik Elon Musk yang sepanjang tahun ini memang telah kehilangan hingga US$110 miliar.

    Bloomberg melaporkan, penurunan saham Elon Musk ini diyakini berkorelasi dengan kedekatan Elon dengan Presiden Trump yang juga menetapkan aturan kepada perusahaan-perusahaan kendaraan listrik.

  • Amazon Ajukan Tawan Akuisisi TikTok Jelang 5 April

    Amazon Ajukan Tawan Akuisisi TikTok Jelang 5 April

    Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Amazon mengajukan tawaran untuk membeli TikTok saat tenggat waktu semakin dekat. TikTok menghadapi batas waktu 5 April untuk mencapai kesepakatan guna menemukan pembeli non-Tiongkok yang terancam dilarang masuk ke Amerika Serikat

  • Perang Luar Angkasa Jeff Bezos Vs Elon Musk Akan Segera Dimulai

    Perang Luar Angkasa Jeff Bezos Vs Elon Musk Akan Segera Dimulai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Persaingan bisnis satelit internet antara perusahaan milik Jeff Bezos, Amazon, dan Starlink milik Elon Musk bakal makin panas.

    Amazon mulai menjadwalkan peluncuran 27 satelit internet antariksa Project Kuiper pekan depan. Peluncuran 27 satelit internet itu merupakan gelombang pertama dari total 80 misi peluncuran satelit ke orbit bumi rendah atau LEO untuk menciptakan konstelasi dengan Starlink.

    “Ini hanyalah awal dari perjalanan kami, dan kami memiliki semua yang diperlukan untuk belajar dan beradaptasi saat kami bersiap untuk meluncurkannya lagi dan lagi selama tahun-tahun mendatang,” kata Rajeev Badyal, wakil presiden Project Kuiper dikutip dari laporan The Verge, Jumat (4/4/2025).

    Satelit misi KA-01, kependekan dari Kuiper Atlas 1, akan diluncurkan dengan roket Atlas V dari United Launch Alliance. Peluncuran itu dijadwalkan pukul 12 siang waktu setempat pada Rabu, 9 April.

    Sebagai layanan global, layanan internet luar angkasa Amazon akan tersedia di semua lokasi dunia. Pengguna akan memerlukan antena terminal untuk memanfaatkan layanan satelit itu.

    Pada 2023, Amazon mengatakan bahwa antena terkecilnya, desain persegi tujuh inci dengan berat hanya satu pon, akan menawarkan kecepatan hingga 100Mbps, menjadikannya sebagai sistem internet alternatif Starlink Mini.

    Amazon akan bersaing lebih jauh dengan SpaceX dengan menawarkan antena yang lebih besar untuk penggunaan perumahan dan perusahaan yang menawarkan kecepatan hingga 1Gbps.

    Amazon berharap untuk memproduksi terminal “dengan harga kurang dari $400 masing-masing,” yang mungkin disubsidi atau tidak untuk menarik pengguna.

    Sistem satelit generasi pertama Amazon nantinya akan terdiri dari lebih dari 3.200 satelit LEO, yang semuanya terbang dengan kecepatan 17.000 mph (27.359 km/jam), 392 mil (630 km) di atas Bumi, dan mengitari planet ini dalam waktu sekitar 90 menit.

    Sementara itu, konstelasi Starlink SpaceX saat ini melebihi 7.000 satelit LEO, yang pertama diluncurkan pada 2019.

    (hsy/hsy)

  • Obligasi AS Anjlok, Wall Street Terperosok

    Obligasi AS Anjlok, Wall Street Terperosok

    PIKIRAN RAKYAT – Pasar keuangan global kembali bergejolak setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang lebih besar dan luas terhadap banyak negara.

    Keputusan ini langsung memicu kekhawatiran pasar akan pecahnya perang dagang skala global, yang berdampak pada penurunan signifikan harga obligasi AS serta melonjaknya permintaan aset aman.

    Obligasi AS Anjlok Akibat Kepanikan Pasar

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami penurunan tajam. Obligasi 10 tahun turun sebesar 11 basis poin menjadi 4,085%, sementara obligasi 2 tahun mengalami penurunan 9,5 basis poin ke level 3,809%. Penurunan ini menunjukkan bahwa investor mulai beralih ke aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Sebagai informasi, satu basis poin setara dengan 0,01%, dan dalam dunia obligasi, harga dan imbal hasil bergerak dalam arah yang berlawanan. Penurunan imbal hasil obligasi menunjukkan bahwa investor lebih memilih untuk mengamankan asetnya daripada mengambil risiko lebih besar di pasar saham yang volatil.

    Trump: “Kami Akan Melawan Kecurangan Dagang”

    Donald Trump secara resmi menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif dasar 10% untuk impor ke AS, serta tarif lebih tinggi untuk ratusan negara yang dianggap melakukan praktik perdagangan tidak adil.

    “Kami akan mengenakan biaya kepada mereka sekitar setengah dari apa yang mereka kenakan kepada kami,” ujarnya dalam konferensi pers di Rose Garden, Gedung Putih.

    Menurut Donald Trump, kebijakan ini bukan hanya tentang tarif, tetapi juga untuk menangkal hambatan perdagangan non-moneter serta berbagai bentuk kecurangan lainnya yang merugikan AS. Trump juga meyakini kebijakan ini akan memperkuat industri dalam negeri dan mendorong lapangan kerja di AS.

    Namun, para ekonom justru memperingatkan bahwa langkah ini dapat memperlambat perekonomian AS. Kepala investasi UBS Global Wealth Management, Mark Haefele, mengatakan kebijakan ini dapat menekan pertumbuhan ekonomi AS hingga di bawah 1% pada 2025.

    Dia juga memperkirakan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan terpaksa memangkas suku bunga sebesar 75-100 basis poin sepanjang tahun untuk menstabilkan ekonomi.

    Wall Street Terguncang, Kapitalisasi Pasar Hilang Triliunan Dolar

    Pasar saham AS mengalami kejatuhan terbesar sejak krisis COVID-19 pada Maret 2020. Total kerugian di pasar saham AS pada Kamis waktu setempat diperkirakan mencapai lebih dari $3 triliun (sekitar Rp47,5 kuadriliun). Indeks utama Wall Street mencatat penurunan tajam:

    S&P 500 turun 4,8% Dow Jones Industrial Average turun 4% Nasdaq Composite turun 6%

    “Sepertinya AS akan menuju resesi,” kata Gary Hufbauer dari Peterson Institute for International Economics.

    Menurutnya, jika resesi terjadi, nilai saham AS yang sudah tinggi sejak akhir 2024 dapat mengalami koreksi lebih lanjut.

    Sementara itu, Donald Trump tetap optimis dengan kebijakan ini. Dalam unggahan di media sosialnya, ia menulis dengan huruf besar:

    “Operasinya sudah selesai! Pasien hidup, dan sedang sembuh. Prognosisnya adalah bahwa pasien akan jauh lebih kuat, lebih besar, lebih baik, dan lebih tangguh daripada sebelumnya.”

    Namun, pasar tampaknya tidak sejalan dengan optimisme Trump. Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang dikenal sebagai “pengukur ketakutan” di Wall Street, melonjak ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.

    Reaksi Global: Ancaman Perang Dagang

    Kebijakan tarif Trump telah memicu respons keras dari berbagai negara. Uni Eropa mengancam akan menerapkan langkah balasan dengan menaikkan tarif hingga 20% untuk produk-produk asal AS.

    China, sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS, juga berjanji akan mengambil tindakan serupa. Negara lain seperti Korea Selatan, Meksiko, dan India masih menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan.

    Sebaliknya, Australia yang hanya dikenakan tarif minimum 10% memutuskan untuk tidak menerapkan tarif balasan, melainkan menyiapkan rencana tanggapan ekonomi yang lebih fleksibel.

    “Kami akan memastikan bahwa perdagangan Australia tetap kompetitif di pasar global,” ujar Perdana Menteri Anthony Albanese dalam konferensi persnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari ABC News.

    Nasib Perekonomian AS di Tengah Ketidakpastian

    Sejumlah analis memperkirakan kebijakan tarif baru ini akan berdampak besar pada industri AS sendiri. Saham-saham teknologi seperti Apple, Nvidia, dan Amazon mengalami koreksi tajam karena produksi mereka bergantung pada rantai pasok global.

    Sementara itu, sektor perbankan dan energi juga mengalami penurunan akibat melemahnya sentimen investor.

    Seiring dengan ketidakpastian yang meningkat, pelaku pasar kini menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell serta laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls pada hari Jumat. Data ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kesehatan ekonomi AS dan kemungkinan langkah selanjutnya dari bank sentral.

    Dengan situasi yang semakin memanas, pasar keuangan global kemungkinan akan terus mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Perang dagang yang baru ini bisa menjadi salah satu faktor penentu arah ekonomi global dalam jangka panjang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Umur Smartphone Terancam Tidak Lama Lagi, Ini Teknologi Penggantinya

    Umur Smartphone Terancam Tidak Lama Lagi, Ini Teknologi Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia — CEO Nokia, Pekka Lundmark memperkirakan smartphone akan tergantikan teknologi baru pada 2030. Meski saat ini telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat dunia.

    Lundmark menganggap tanda-tanda tergantikannya ponsel pintar mulai bermunculan, di antaranya kehadiran teknologi chip yang tertanam di tubuh manusia. Selain itu, perangkat seperti AR/VR pada masa depan juga akan lebih signifikan.

    Ia juga memperkirakan perangkat pengganti smartphone akan ditunjang oleh konektivitas super cepat 5G hingga 6G. Walau jaringan 5G baru dirilis di beberapa negara, 6G berpotensi hadir pada 2030.

    Adapula sejumlah tanda-tanda lainnya yang menjadi pertanda akan punahnya ponsel pintar, berikut ini rinciannya:

    1. Tato Elektronik

    Teknologi ini dirancang sebuah perusahaan bioteknologi bernama Chaotic Moon. Menurut Marca, Tato Elektronik akan menganalisa dan mengumpulkan informasi dari tubuh manusia. Tujuannya adalah mengolah dan menampilkan informasi media serta olahraga.

    Selain itu data akan berguna untuk mencegah dan mengendalikan penyakit dalam tubuh. Tato Elektronik juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja fisik serta olahraga lewat tanda-tanda awal.

    Tato diletakkan pada kulit dan memiliki sensor kecil serta pelacak. Informasi akan dikirimkan dan diterima melalui tinta khusus yang bisa mengantarkan listrik.

    2. Augmented Reality (AR)

    AR diketahui memang telah tersedia dalam beberapa produk smartphone untuk mendukung kinerja perangkat. Namun akhirnya teknologi itu punya perangkat sendiri dengan membuat pengalaman yang dipercaya dan efisien.

    Sejumlah raksasa teknologi seperti Samsung, Facebook, dan Amazon berinvestasi pada teknologi ini lebih lanjut. Diprediksi akan ada 50% tampilan yang dipasang di kepala pada 2024 mendatang.

    Bukan lagi melalui ponsel, namun AR akan merambah pada perangkat lain seperti googles, glasses, dan mungkin melalui implan.

    3. Virtual Reality (VR)

    VR juga sudah ada didukung pada sejumlah smartphone dengan menghubungkan pada headset dan mengunduh sebuah aplikasi. Sejumlah perusahaan termasuk Samsung, Microsoft, Nokia, dan Intel juga tertarik dengan teknologi itu dan melakukan investasi besar.

    Di masa depan smartphone tak diperlukan lagi untuk masuk ke dunia VR. Sudah ada perangkat seperti HTC Vive Pre dan Playstation VR yang jadi pintu masuk ke sana.

    4. Artificial Intelligence Voice Assistants

    Voice Assistants sudah bisa digunakan dengan perangkat terpisah dari smartphone. Alexa, Siri, hingga Cortana sudah bisa membantu kehidupan sehari-hari dari memesan makanan, memberitahu informasi cuaca serta membantu navigasi.

    Di masa depan diperkirakan kontrol suara AI jadi cara menjawab pertanyaan di Google. Sebuah penelitian 2019, Gartner menyatakan 20% seluruh interaksi dengan smartphone melalui asisten virtual, jumlah itu akan terus tumbuh seiring kemajuannya di masa depan.

    5. Pin AI

    Baru-baru ini, The Verge mengungkapkan adanya perangkat bernama AI Pin Wearable. Perangkat ini baru saja dirilis sebuah startup bernama Humane. Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan HP dan harus ditancapkan pada baju penggunanya.

    Setelah itu, informasi dalam perangkat akan bisa diakses langsung di telapak tangan. Bagian tangan maupun tubuh lain akan menjadi semacam layar proyektor.

    Adapun, cara penggunaannya pun sama dengan smartphone. Kontrol AI Pin bisa diakses melalui kombinasi seperti gestur maupun suara pengguna, seperti dikutip The Verge.

    Perangkat ini memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan ponsel saat ini. Bentuknya persegi empat kecil mirip dengan bobot AI Pin hanya 34 gram dan total dengan baterai menjadi 54 gram. Menurut The Verge, Humane melengkapi perangkatnya dengan kamera 13 MP. Lensa ini bertugas untuk memotret maupun merekam video.

    Untuk merekam video, pengguna hanya tinggal mengetuk atau ‘tapping’ pada touchpad perangkat. Berikutnya perangkat akan mengeluarkan cahaya kecil yang menjadi pertanda mode perekaman telah diaktifkan.

    Lebih lanjut, kinerja perangkat canggih ini ditopang oleh chip Snapdragon, meski tidak diungkapkan jenis. Sementara itu, teknologi AI nya menggunakan GPT-4 yang dikembangkan perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI.

    (mkh/mkh)