Perusahaan: Amazon

  • Banyak Aplikasi Tiba-tiba Error, Terungkap Penyebabnya

    Banyak Aplikasi Tiba-tiba Error, Terungkap Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah aplikasi dilaporkan error pada Selasa malam waktu Indonesia (18/11/2025). Banyak layanan tak bisa digunakan dan diakses sepanjang malam tadi.

    Salah satunya adalah media sosial X, dimana lini masa aplikasi tak bisa diperbarui dan media yang diunggah tidak bisa dilihat. Selain itu, aplikasi ChatGPT, Zoom hingga Canva juga tidak bisa diakses dalam waktu bersamaan.

    Pemadaman ini disebabkan adanya masalah pada Cloudflare, layanan infrastruktur internet utama yang menaungi 20% semua situs web di dunia. Perusahaan itu menyediakan layanan termasuk memeriksa koneksi pengunjung ke situs benar-benar dari manusia.

    Cloudflare menjelaskan konfigurasi untuk menangani lalu lintas ancaman (threat traffic) tidak berfungsi dan merusak software yang menangai traffic layanan lebih luas.

    “Kami mohon maaf pada pelanggan dan internet secara umum karena mengecewakan Anda hari ini,” kata Cloudflare dikutip dari BBC, Rabu (19/11/2025).

    Cloudflare juga memastikan tidak ada bukti adanya serangan atau aktivitas jahat yang membuat jaringannya lumpuh.

    Direktur NetBlocks, Alp Toker mengatakan masalah ini menunjukkan adanya gangguan besar pada infrastruktur Cloudflare.

    Dia merujuk Cloudflare berupaya melindungi situs dari upaya serangan dari pelaku kejahatan. Namun layanan itu akan membanjiri dengan permintaan traffic.

    “Yang mencolok adalah berapa banyak internet yang bersembunyi di balik infrastruktur Cloudflare untuk menghindari serangan layanan dalam beberapa tahun terakhir,” dia menjelaskan.

    Sementara penasihat keamanan siber global ESET, Jake Moore menyoroti penggunaan sejumlah penyedia layanan web utama yang bermasalah selama beberapa waktu terakhir.

    Sebelumnya ada Amazon Web Service yang padam dan berdampak pada 1.000 situs dan aplikasi. Layanan Microsoft Azure juga mengalami masalah serupa.

    “Perusahaan terpaksa bergantung pada penyedia seperti Cloudflare, Microsoft, dan Amazon untuk menghosting situs web dan layanan, karena tidak banyak pilihan lain,” ujar Moore.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

    Next Article

    Bukan Komdigi, Ini Penyebab Medsos Tak Bisa Diakses Selagi Demo DPR

  • Alasan Cloudflare Error, Ini Penyebab Kiamat Internet Semalam

    Alasan Cloudflare Error, Ini Penyebab Kiamat Internet Semalam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gangguan pada layanan infrastruktur internet Cloudflare membuat sejumlah situs besar di seluruh dunia down pada Selasa (18/11). Layanan dari OpenAI, termasuk ChatGPT dan Sora, platform X milik Elon Musk, hingga website BMKG dilaporkan sempat tidak bisa diakses.

    Berdasarkan pantauan Downdetector, yang juga sempat tidak bisa diakses sebagian pengguna, masalah mulai mereda setelah beberapa jam.

    Pada pukul 09.57 waktu AS atau sekitar pukul 21.57 WIB, Cloudflare mengumumkan telah melakukan perbaikan. Meski begitu, sebagian pengguna masih berpotensi mengalami kendala mengakses dasbor online mereka.

    Cloudflare menjelaskan penyebab utama gangguan berasal dari file konfigurasi otomatis untuk mengelola lalu lintas ancaman (threat traffic) yang tumbuh melampaui ukuran normal. Hal ini memicu crash pada sistem perangkat lunak yang mengatur lalu lintas sejumlah layanan.

    Perusahaan mendeteksi lonjakan lalu lintas tidak biasa sekitar pukul 05.20. Cloudflare memastikan tidak ada indikasi gangguan ini disebabkan oleh serangan siber atau aktivitas berbahaya.

    “Mengingat pentingnya layanan Cloudflare, setiap gangguan tidak dapat diterima. Kami meminta maaf kepada pelanggan dan seluruh internet karena mengecewakan Anda hari ini,” ujar juru bicara perusahaan, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (19/11/2025).

    Cloudflare diketahui mengelola dan mengamankan lalu lintas sekitar 20% situs di seluruh dunia, termasuk perlindungan dari serangan distributed denial of service (DDoS). Usai insiden ini, saham Cloudflare turun lebih dari 2%.

    Insiden tersebut terjadi kurang dari sebulan setelah Amazon Web Services (AWS) mengalami gangguan sepanjang hari yang memicu tumbangnya banyak layanan internet.

    Beberapa hari kemudian, Microsoft Azure dan Microsoft 365 juga mengalami outage global.

    Pada Juli 2024, pembaruan perangkat lunak yang bermasalah dari CrowdStrike sempat memicu gangguan besar hingga menghentikan layanan penerbangan dan rumah sakit.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

    Next Article

    Tak Perlu ke Samsat, Ini Cara Cek Plat Kendaraan Online

  • X Hingga Situs BMKG Ngadat, Diduga Terkait Cloudflare

    X Hingga Situs BMKG Ngadat, Diduga Terkait Cloudflare

    Jakarta

    Platform media sosial X mengalami gangguan bagi ribuan pengguna, menurut Downdetector, termasuk di Indonesia. Situs lainnya termasuk BMKG di Indonesia juga ngadat. Rupanya, diduga ada masalah di Cloudflare, sebuah perusahaan infrastruktur web. Error di Cloudfare disebut memengaruhi banyak layanan.

    “Kami sedang berupaya memahami dampak sepenuhnya dan memitigasi masalah ini. Informasi terbaru akan segera menyusul,” tulis Cloudfare di halaman statusnya.

    “Kami melihat layanan mulai pulih, tetapi pelanggan mungkin masih mengalami tingkat kesalahan yang lebih tinggi dari biasanya seiring upaya perbaikan yang kami lakukan,” sebut mereka. Cloudfare kemudian menyatakan telah mengidentifikasi masalah tersebut dan saat ini sedang menerapkan perbaikan.

    OpenAI selaku pencipta ChatGPT, Facebook, AWS (Amazon Web Services), Canva, Spotify, BrightHR, dan League of Legends juga mengalami gangguan, menurut Downdetector.com.

    “Nonaktifnya Cloudflare hari ini mengikuti pola yang sama seperti yang terjadi pada gangguan AWS dan Azure baru-baru ini. Platform ini sangat luas, efisien, dan digunakan oleh hampir setiap aspek kehidupan modern,” cetus Graeme Stuart, dari Check Point, sebuah perusahaan keamanan siber

    “Ketika platform sebesar ini mengalami kegagalan, dampaknya menyebar luas dan cepat, dan semua orang merasakannya sekaligus,” jelasnya.

    Cloudflare layanannya mencakup perlindungan jutaan situs web terhadap serangan berbahaya. Couldflare dijuluki ‘perusahaan terbesar yang belum pernah Anda dengar’ oleh Alan Woodward, profesor di Surrey Centre for Cyber Security. Perusahaan ini menyediakan layanan untuk melindungi situs web, aplikasi, API, dan beban kerja AI sekaligus mempercepat kinerja.

    Woodward menyebutnya penjaga gerbang dan perannya meliputi pemantauan lalu lintas ke situs untuk melindunginya dari serangan Distributed Denial of Service/DDoS ketika pelaku kejahatan siber mencoba membanjiri situs dengan permintaan. Cloudflare juga memeriksa apakah pengguna adalah manusia.

    Masalah di Cloudflare muncul kurang dari sebulan setelah gangguan Amazon Web Services yang mengakibatkan ribuan situs web lumpuh.

    (fyk/fyk)

  • Kredit Karbon Indonesia Sentuh USD 1 Miliar di COP30

    Kredit Karbon Indonesia Sentuh USD 1 Miliar di COP30

    Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 50.000 orang dari lebih dari 190 negara, termasuk diplomat dan ahli iklim, berkumpul di Belém untuk menghadiri event selama 11 hari yang diadakan di pinggiran hutan hujan Amazon Brazil, yang fokus pada implementasi dan pengembangan komitmen-komitmen dari Perjanjian Paris yang ditandatangani sepuluh tahun lalu.

    KTT ini berlangsung di tengah proyeksi kenaikan suhu global sebesar 2–3°C pada tahun 2100, menjadikan aksi iklim yang terkoordinasi semakin mendesak.

    “COP30 adalah momen di mana komitmen iklim bertemu dengan kenyataan pasar. Negara berkembang membutuhkan sekitar USD 1,4 triliun, sementara negara-negara maju berjanji USD 300 miliar, sebuah kesenjangan yang tidak bisa diabaikan. Bagaimana janji-janji ini diimplementasikan akan memiliki dampak nyata terhadap investasi dan penetapan harga pasar,” ujar Kepala APAC EBC Financial Group Samuel Hertz, dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).

    Indonesia di COP30

    Setelah pertemuan baru-baru ini, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, bertujuan untuk menghasilkan sekitar USD 1 miliar (IDR 16 triliun) dalam transaksi kredit karbon selama KTT tersebut, dengan target penjualan 90 juta ton kredit karbon dari proyek berbasis alam dan teknologi.

    Pemerintah memposisikan diri sebagai “jembatan hijau”, siap untuk memonetisasi kredit karbon berkualitas tinggi, menarik investasi asing, dan mengalihkan potensi aset alamnya menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Secara keseluruhan, ekosistem hutan Indonesia, ambisi pasar karbon, dan kemitraan internasional menempatkannya sebagai pemain kunci dalam agenda keuangan iklim COP30.

    Namun, kelompok lingkungan mengingatkan bahwa penekanan pada perdagangan karbon berskala besar berisiko menjadi bentuk greenwashing, di mana nilai tanah dan hutan dikomersialisasikan tanpa mengurangi emisi saat ini.

    “Penting untuk memastikan bahwa kredit karbon mematuhi kerangka kerja yang mengatur kriteria penting seperti tambahan dan keberlanjutan – tanpa itu, ‘integritas tinggi’ menjadi dipertanyakan,” kata Hertz.

    “Tanpa upaya atau peta jalan untuk mengurangi bahan bakar fosil, kredit karbon berisiko menjadi alat perdagangan tanpa manfaat bersih yang nyata saat ini,” lanjut dia.

     

  • Jeff Bezos Punya Pekerjaan Baru, Jadi CEO Startup AI

    Jeff Bezos Punya Pekerjaan Baru, Jadi CEO Startup AI

    Jakarta

    Jeff Bezos akan punya kesibukan baru setelah tidak lagi memimpin Amazon. Pria berkepala plontos itu akan menjadi co-CEO startup AI bernama Project Prometheus.

    Bezos tidak hanya menjadi co-CEO tapi juga menjadi salah satu investor terbesar untuk Project Prometheus. Menurut laporan The New York Times, Project Prometheus sudah mengumpulkan investasi sebesar USD 6,2 miliar yang sebagian datang dari Bezos.

    Selain mendanai Project Prometheus, Bezos akan membantu memimpin perusahaan ini bersama co-founder Vik Bajaj. Bajaj adalah ahli fisika dan kimia yang dulunya menggarap sejumlah proyek di Google X, termasuk Wing dan yang kemudian berkembang menjadi Waymo.

    Pada tahun 2018, ia ikut mendirikan Foresite Labs, perusahaan yang mendukung entrepreneur di bidang AI dan ilmu data. Bajaj masih tercatat sebagai CEO Foresite Labs di website perusahaan dan halaman LinkedIn pribadinya.

    Saat ini belum banyak yang diketahui tentang Project Prometheus. Startup ini kabarnya akan fokus menciptakan sistem AI yang dilatih menggunakan informasi dari dunia fisik, bukan sekedar informasi digital seperti chatbot AI pada umumnya.

    Secara spesifik, perusahaan tersebut dilaporkan akan menjajaki bagaimana AI dapat mendukung engineering dan manufaktur di berbagai bidang, termasuk kendaraan dan teknologi antariksa, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (18/11/2025).

    Di halaman LinkedIn-nya yang masih kosong, ringkasan tentang Project Prometheus hanya menyatakan mereka adalah perusahaan ‘AI untuk ekonomi fisik’. Mereka juga mencantumkan deskripsi sebagai perusahaan ‘Teknologi, Informasi, dan Internet’ dengan 51-200 karyawan.

    Project Prometheus kabarnya sudah mempekerjakan hampir 100 orang, termasuk mantan karyawan dari OpenAI, DeepMind, dan Meta. Keterlibatannya di Project Prometheus menandakan pekerjaan operasional formal pertama yang dipegang Bezos setelah mengundurkan diri sebagai CEO Amazon pada tahun 2021.

    (vmp/afr)

  • Harta Karun Baru Bernilai Rp 216 Triliun Diperebutkan Dunia

    Harta Karun Baru Bernilai Rp 216 Triliun Diperebutkan Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bisnis infrastruktur jaringan kabel bawah laut kian masif. Bahkan diperkirakan nilai investasinya mencapai US$13 miliar atau Rp 216 triliun pada 2025 hingga 2027 atau naik dua kali lipat tahun 2022-2024 lalu.

    Penggunaan jaringan komunikasi bawah laut bukanlah baru-baru ini saja. Kabel laut telah digunakan jauh sebelumnya pada 1850.

    Saat itu, kabel laut dipasang untuk komunikasi telegraf yang berada di Selat Inggris antara Dover, Inggris, dan Calais, serta Perancis.

    Beberapa tahun terakhir, sejumlah nama besar di dunia teknologi masuk ke bisnis ini dan mulai menguasai pasar. Hal ini diungkapkan oleh Kepala penjualan di Alcatel Submarine Networks, Paul Gabla.

    “Sekitar sepuluh tahun lalu, kami melihat munculnya kategori besar lain, yakni pemain skala web dan sejenisnya, Meta, Google, Amazon, dll, yang sekarang mewakili 50% dari keseluruhan pasar,” jelasnya, dikutip dari CNBC Internasional.

    Penggunaan kabel bawah laut ini yang kian masif didorong penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang juga mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir.

    Wakil presiden investasi jaringan Meta, Alex Aime juga mengakui pentingnya kabel bawah laut untuk AI. Dia juga menyebut tanpa adanya infrastruktur tersebut, membuat AI hanya gudang saja.

    “Sering kali, saat memikirkan AI, mereka memikirkan pusat data, komputasi dan data. Namun kenyataannya, tanpa konektivitas yang menghubungkan pusat-pusat data itu, yang ada hanya gudang sangat mahal,” jelas Aime.

    Sejumlah raksasa teknologi dunia juga telah mengumumkan proyek pembangunan jaringan kabel bawah lautnya masing-masing. Meta, misalnya diketahui memiliki proyek ambisius, Watermorth dengan panjang 50 km, jadi yang terpanjang di dunia dan menghubungkan seluruh lima benua.

    Raksasa lain, Amazon juga telah mengumumkan proyek Fastnet. Kabel laut itu akan terhubung dari pantai timur Maryland ke County Cak, Irlandia.

    Amazon menyiapkan kapasitas infrastruktur lebih dari 320 terabit per detik, ini bisa untuk streaming 12,5 juta film HD bersamaan.

    Selain itu, Google juga telah berinvestasi pada lebih dari 30 kabel laut. Sol, salah satu proyek itu akan menghubungkan sjeumlah wilayah Amerika Serikat (AS), Bermuda, Azores, dan Spanyol.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Project Kuiper Amazon Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Leo

    Project Kuiper Amazon Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Leo

    Jakarta

    Program internet satelit Amazon yang sedang berkembang tidak lagi disebut Project Kuiper. Kini, program tersebut hanya dikenal sebagai ‘Leo’ atau disebut juga ‘Amazon Leo’. Perubahan nama ini terjadi karena Amazon tampaknya mengalihkan fokusnya dari komunitas yang ‘belum terlayani atau kurang terlayani’ ke mengamankan kontrak komersial yang lebih besar.

    Sekilas tentang Project Kuiper, jaringan satelit ini telah dikembangkan sejak 2019 dan, seperti yang diungkapkan Amazon, nama Project Kuiper awalnya hanya bersifat sementara. Leo merupakan penghormatan terhadap lokasi jaringan di orbit rendah Bumi atau low earth orbit dan biasa disebut dalam industri antariksa sebagai LEO.

    Saat Amazon berupaya meluncurkan satelit Kuiper pertama awal tahun ini, perusahaan tersebut membanggakan bahwa proyek tersebut merupakan inisiatif untuk meningkatkan akses pita lebar global dengan misi yang terdengar mulia untuk menghadirkan pita lebar yang cepat dan terjangkau bagi komunitas yang tidak terlayani dengan baik oleh penyedia internet tradisional.

    Namun, seperti dikutip dari Payload Space, perusahaan tersebut telah mengubah bahasa yang digunakannya untuk mendeskripsikan layanan tersebut dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan penandatanganan kesepakatan dengan Airbus dan JetBlue, yang menjadikan jaringan tersebut bersaing secara langsung dengan layanan Starlink milik SpaceX.

    Versi arsip halaman FAQ utama Kuiper, yang diterbitkan pada akhir 2024, menempatkan ‘misi’ yang disebutkan sebelumnya untuk melayani komunitas tersebut tepat di bagian atas postingan. Keterjangkauan disebutkan tiga kali, dengan Amazon menyebutnya sebagai ‘prinsip utama Proyek Kuiper’.

    “Amazon memiliki komitmen jangka panjang terhadap harga rendah, dan memiliki banyak pengalaman dalam membangun perangkat populer berbiaya rendah seperti Echo Dot dan Fire TV Stick,” demikian jawaban atas pertanyaan di arsip postingan tentang biaya layanan Kuiper.

    “Kami menerapkan pendekatan serupa dengan Project Kuiper,” tegas mereka.

    Pertanyaan dan jawaban tentang biaya sekarang sudah tidak ada lagi di FAQ Leo, dan tidak ada lagi yang menyebutkan ‘keterjangkauan’ di halaman mana pun. Bahasa di bagian atas FAQ yang baru juga berbeda. Dinyatakan bahwa Leo adalah ‘jaringan satelit orbit Bumi rendah milik Amazon, yang dirancang untuk menyediakan internet yang cepat dan andal bagi pelanggan dan komunitas di luar jangkauan jaringan yang ada.’

    Meskipun FAQ Leo menyebutkan bahwa konektivitas yang buruk dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat, bisnis, dan organisasi lain yang beroperasi di wilayah dunia yang belum terlayani dan kurang terlayani, perusahaan tersebut tidak lagi spesifik seperti sebelumnya dalam hal menempatkan komunitas tersebut di posisi terdepan dalam jalur pelanggan.

    Situs web baru Amazon Leo bahkan lebih gamblang menunjukkan prioritasnya pada layanan internet rumah dan komersial. Situs ini mempromosikan kemampuan untuk melakukan panggilan video yang lancar, streaming video 4K, dan menangani kebutuhan internet seluruh keluarga, serta fakta bahwa Leo bersifat fleksibel, skalabel, dan siap untuk digunakan perusahaan.

    Terlepas dari semua ini, Amazon mengunggah video menarik tentang perubahan nama tersebut di X. Video tersebut antara lain menampilkan seorang anak yang sedang mengerjakan PR di komputernya, balapan drift profesional, petugas ambulans di jalan terpencil, seorang petani yang sedang menggunakan tablet, dan sepasang kekasih yang sedang berdansa di sebuah binatu. Bersamaan dengan video tersebut, Amazon juga menulis: “Nama baru, misi tetap sama.”

    (rns/rns)

  • Amazon Ganti Nama Project Kuiper jadi Leo, Harga Murah Bukan Prioritas

    Amazon Ganti Nama Project Kuiper jadi Leo, Harga Murah Bukan Prioritas

    Bisnis.com, JAKARTA— Amazon resmi mengganti nama program internet satelitnya. Proyek yang sebelumnya dikenal sebagai Project Kuiper kini diberi nama baru: Leo. Selain berubah nama, perusahaan juga tidak lagi berfokus menawarkan harga internet murah kepada pelanggannya.

    Melansir laman TechCrunch pada  Senin (17/11/2025) pergantian ini datang seiring  dengan perusahaan yang tampak menggeser fokusnya dari misi menyediakan internet terjangkau bagi wilayah “tidak terlayani” menjadi membidik kontrak-komersial berskala besar.

    Program satelit ini telah dikembangkan sejak 2019. Menurut Amazon, nama Project Kuiper sejak awal hanya bersifat sementara. Nama baru Leo merujuk pada lokasi jaringan satelit tersebut di low-Earth orbit, atau orbit rendah Bumi. 

    Sebelumnya, saat bersiap meluncurkan satelit perdana Kuiper pada awal tahun ini, Amazon menekankan proyek tersebut merupakan upaya memperluas akses broadband global. 

    Perusahaan bahkan menyebut misinya adalah menyediakan koneksi cepat dan terjangkau bagi komunitas yang belum mendapatkan layanan internet memadai.

    Namun, Amazon tampaknya mulai mengubah cara mereka menggambarkan layanan ini dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah menjalin kerja sama dengan Airbus dan JetBlue, sebuah langkah yang menempatkan Leo berhadapan langsung dengan Starlink milik SpaceX.

    Jejak perubahan ini terlihat jelas pada halaman FAQ. Versi arsip FAQ Project Kuiper yang dipublikasikan pada akhir 2024 menempatkan misi membantu komunitas yang tidak terlayani tepat di bagian atas. Kata affordability atau keterjangkauan muncul tiga kali, dan Amazon menyebut harga murah sebagai prinsip utama Project Kuiper.

    Dalam FAQ lama itu, Amazon bahkan membandingkan komitmennya menjaga harga rendah dengan produk-produk populer seperti Echo Dot dan Fire TV Stick: “Kami menerapkan pendekatan yang sama pada Project Kuiper.”

    Kini, seluruh bagian yang menyinggung biaya tersebut hilang dari FAQ Leo. Tidak ada lagi penyebutan mengenai keterjangkauan harga.

    FAQ terbaru hanya menyatakan Leo adalah jaringan satelit orbit rendah Bumi milik Amazon, dirancang untuk menyediakan internet cepat dan andal bagi pelanggan maupun komunitas yang berada di luar jangkauan jaringan yang ada. Meski masih menyinggung kesenjangan akses internet di wilayah terpencil, Amazon tak lagi secara eksplisit menempatkan komunitas tersebut sebagai fokus utama pengguna.

    Website baru Amazon Leo juga semakin menegaskan arah barunya. Alih-alih mencontohkan manfaat bagi wilayah terpencil, laman itu menonjolkan penggunaan untuk internet rumah dan keperluan komersial yakni mulai dari video call tanpa hambatan, streaming 4K, hingga kebutuhan internet keluarga. 

    Leo juga digambarkan sebagai layanan yang fleksibel, skalabel, dan siap untuk kebutuhan enterprise. Penyebutan soal penggunaan di wilayah rural kini hanya menjadi pelengkap, tanpa informasi mengenai harga.

    Meski demikian, pada Kamis lalu Amazon merilis video promosi nama baru Leo di X. Video itu menampilkan berbagai situasi di antaranya seorang anak mengerjakan PR, balap drifting profesional, petugas ambulans di jalanan terpencil, petani yang menggunakan tablet, hingga pasangan yang menari di laundromat. Di caption, Amazon menulis: “Nama baru, misi tetap sama.”

  • Project Kuiper Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Amazon Leo

    Project Kuiper Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Amazon Leo

    Amazon berencana melakukan pemutuhan hubungan kerja (PHK) terhadap 14 ribu karyawan korporatnya. Informasi ini diumumkan pada Selasa (28/10/2025) waktu Amerika Serikat (AS) melalui laman resmi perusahaan.

    Eksekutif Senior Amazon, Beth Galetti, menyampaikan pengurangan ini dilakukan karena keberlanjutan. Keputusan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi birokrasi, meningkatkan efisiensi, dan mengalihkan sumber daya untuk investasi.

    Dilansir The Verge, Kamis (30/10/2025), Galleti tidak mengungkapkan peran apa saja yang akan dipangkas atau di mana posisi mereka. Sebagian besar karyawan memiliki waktu 90 hari untuk mencari pekerjaan baru secara internal.

    Galetti merujuk pada pesan dari CEO Andy Jassy pada Juni 2025 yang dikirimkan kepada karyawan, mempromosikan AI generatif sebagai sumber peningkatan efisiensi yang diinginkan Amazon, serta arah strategisnya untuk produk dan layanan.

    Meskipun Amazon berada dalam posisi yang kuat, keputusan PHK ini secara langsung dikaitkan dengan upaya perusahaan untuk bertransformasi ke era AI (mengganti sumber daya manusia/SDM ke AI).

    Andy sebelumnya mengisyaratkan bahwa investasi besar pada alat AI akan memungkinkan perusahaan mencapai peningkatan efisiensi, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah tenaga kerja di beberapa posisi.

    Juru bicara Amazon, Kelly Nantel, mengatakan “AI bukanlah alasan di balik sebagian besar pengurangan.”

    Memo Galetti mengatakan bahwa Amazon berharap akan terus melakukan perekrutan tenaga kerja di bagian-bagian utama pada 2026.

    Namun demikian, perusahaan juga menargetkan peningkatan efisiensi yang menunjukkan bahwa kemungkinan akan ada  lebih banyak PHK di masa mendatang.

    Putaran PHK besar terakhir Amazon terjadi pada 2022 hingga awal 2023. Saat itu, 27 ribu pekerja diberhentikan. Dalam pernyataannya, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan otomatisasi, robotika, dan AI–sekaligus memangkas biaya tenaga kerja.

  • Google Gelontorkan Rp668 Triliun Bangun 3 Data Center Baru

    Google Gelontorkan Rp668 Triliun Bangun 3 Data Center Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Alphabet Inc., induk perusahaan Google mengumumkan investasi baru senilai US$40 miliar atau setara Rp668 triliun untuk pembangunan tiga pusat data atau data center di Texas. 

    Dikutip dari Reuters, Sabtu (15/11/2025) proyek ini merupakan bagian dari ekspansi kapasitas guna mendukung berbagai inisiatif kecerdasan buatan. Investasi yang akan berlangsung hingga tahun 2027. 

    Penanaman modal baru Google ini menegaskan makin ketatnya persaingan di antara perusahaan penyedia layanan AI dan komputasi awan yang berlomba membangun infrastruktur untuk menopang model AI yang canggih. 

    Perusahaan seperti OpenAI, Microsoft, Meta Platforms, dan Amazon juga dikabarkan menggelontorkan miliaran dolar untuk proyek pusat data yang berfokus pada pengembangan AI.

    Dalam hal ini, Google menjelaskan bahwa salah satu pusat data baru akan dibangun di Armstrong County di wilayah Texas Panhandle, sementara dua lainnya berlokasi di Haskell County, daerah Texas Barat dekat Abilene.

    “Investasi ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja, menyediakan pelatihan keterampilan bagi mahasiswa dan peserta magang kelistrikan, serta mempercepat inisiatif keterjangkauan energi di seluruh Texas,” kata CEO Alphabet Sundar Pichai dalam pernyataannya.

    Selain itu, Google juga akan menambah investasi pada kampusnya di Midlothian serta wilayah cloud Dallas, yang merupakan bagian dari jaringan global 42 wilayah cloud milik perusahaan tersebut.

    Gubernur Texas Greg Abbott menyambut positif langkah ini. Dia menilai investasi Google di Texas akan menjadikan sebagai negara bagian dengan investasi terbesar Google di AS. 

    “Serta mendukung efisiensi energi dan pengembangan tenaga kerja di negara bagian kami,” ujarnya dalam pernyataan yang sama.

    Untuk diketahui, tahun ini raksasa teknologi ramai-ramai mengumumkan rencana belanja besar, terutama untuk memperluas jejak mereka di Amerika Serikat. 

    Rencana tersebut seiring dengan dorongan Presiden Donald Trump agar perusahaan meningkatkan investasi demi mempertahankan posisi unggul AS dalam sektor AI.

    Awal pekan ini, perusahaan AI Anthropic juga mengumumkan investasi sebesar USD 50 miliar untuk pembangunan pusat data di berbagai lokasi di AS, termasuk New York dan Texas.

    Di sisi lain, pada Selasa lalu, Google mengungkapkan rencana investasi 5,5 miliar euro atau US$6,41 miliar setara Rp107 triliun di Jerman dalam beberapa tahun mendatang untuk memperluas infrastruktur dan kapasitas pusat datanya di ekonomi terbesar Eropa tersebut.

    Meski demikian, sebagian analis dan investor memperingatkan bahwa lonjakan investasi AI saat ini mengingatkan pada gelembung teknologi masa lalu dengan valuasi dan belanja modal yang tumbuh lebih cepat dibandingkan potensi keuntungan jangka pendek. 

    Analis juga menilai proyeksi permintaan bisa saja terlalu optimistis jika adopsi AI tidak berkembang secepat perkiraan.