Perusahaan: Amazon

  • Korsel Kerahkan Raksasa Teknologi untuk Saingi AI China dan AS

    Korsel Kerahkan Raksasa Teknologi untuk Saingi AI China dan AS

    Seoul

    Korea Selatan menugaskan beberapa perusahaan terbesar dan startup domestik untuk membangun model AI nasional yang sebagian besar menggunakan teknologi dalam negeri. Mereka ingin menjaga agar negara tersebut tetap sejajar dengan AS dan China.

    Proyek ini akan menampilkan kekuatan teknologi Korsel, mulai dari semikonduktor hingga software. Seoul berupaya menciptakan industri AI yang hampir mandiri dan memposisikan diri sebagai alternatif China dan AS.

    “Meski AI berdaulat merupakan tren yang berkembang, pendekatan Korsel berbeda. Negara ini bertujuan menggabungkan dominasinya dalam produksi chip memori dengan pengembangan AI lokal,” ujar Nick Patience, pimpinan The Futurum Group, kepada CNBC yang dikutip detikINET.

    Kementerian Sains dan TIK (MSIT) mengumumkan lima konsorsium untuk mengembangkan model AI. Salah satunya dipimpin SK Telecom, raksasa telekomunikasi Korea dan termasuk perusahaan game Krafton, startup chip Rebellions serta perusahaan lain. Ada tim lain dipimpin beberapa perusahaan terkemuka di sana, termasuk LG dan Naver.

    “Kami sedang melalui titik penting dalam pengembangan teknologi. Jadi Korea di tingkat nasional, berfokus untuk memastikan bahwa kami meletakkan fondasi teknis agar daya saing kami terjaga. Korea punya banyak entitas yang akan unggul menciptakan industri AI yang besar,” ujar Kim Taeyoon dari SK Telecom.

    Misalnya, SK Hynix memproduksi memori bandwidth tinggi (HBM) yang krusial bagi produk Nvidia. Samsung juga pemain memori besar. SK Telecom telah memperluas bisnisnya ke data center. Sementara Rebellions, bagian konsorsium SKT, mengembangkan chip yang dirancang menangani beban kerja AI.

    Adapun Samsung punya bisnis manufaktur chip sendiri. “Ini berarti negara ini memiliki seluruh rangkaian AI, mulai chip hingga cloud hingga model AI, dan juga mendapat keuntungan dari komunitas peneliti AI canggih yang kuat yang aktif menerbitkan makalah dan mengamankan paten,” kata Patience.

    Mengingat kerumitan rantai pasokan teknologi, tidak ada satu negara pun dapat melakukannya sendiri. Konsorsium tersebut akan tetap mengandalkan GPU dari perusahaan Amerika Serikat Nvidia

    Sementara itu, SK Telecom akan melatih model yang dikembangkannya pada superkomputer Titan milik sendiri, yang terdiri dari GPU Nvidia, serta pusat data AI yang sedang dikembangkan bersama Amazon.

    Konsep AI berdaulat adalah gagasan bahwa model dan layanan AI, yang dianggap memiliki kepentingan strategis, harus dibangun di dalam negeri dan dijalankan pada server yang berlokasi di dalam negeri.

    “Semua negara besar makin khawatir tentang kedaulatan AI karena AS dan China bersaing mendominasi AI. Mengingat pengaruh AI makin besar pada sektor penting seperti perawatan kesehatan, keuangan, pertahanan, dan pemerintahan, negara-negara tidak dapat menyerahkan kendali atas kecerdasan digital ke entitas asing.” kata Patience.

    (fyk/fay)

  • Pengganti Starlink Makin Kencang Kejar Setoran Sampai 2026

    Pengganti Starlink Makin Kencang Kejar Setoran Sampai 2026

    Jakarta, CNBC Indonesia – Starlink milik Elon Musk selama ini mendominasi pasar internet berbasis satelit. Namun, pesaingnya mulai banyak bermunculan dari China hingga Eropa.

    Selain itu, Amazon yang merupakan sesama raksasa teknologi asal AS juga makin kencang meluncurkan satelit untuk menggelar jaringan internet serupa Starlink.

    Amazon baru saja meluncurkan satelit internet baru ke orbit rendah Bumi (LEO) pada Senin (11/8) waktu setempat. Peluncuran itu dibantu oleh roket Falcon 9 milik SpaceX yang menaungi Starlink.

    Sebelumnya, empat upaya peluncuran satelit Amazon terhalang oleh cuaca buruk.

    Peluncuran pada Senin ini menandai misi Kuiper ke-4. Secara total, Amazon sudah memiliki 102 satelit di orbit, dikutip dari CNBC International, Selasa (12/8/2025).

    Roket Falcon 9 berangkat dari Cape Canaveral, Florida, pada pukul 08.35 pagi waktu setempat. Sekitar 1 jam setelah meluncur, SpaceX mengonfirmasi 24 satelit Kuiper milik Amazon sukses mengorbit.

    Misi ini tadinya dijadwalkan pada Kamis pekan depan. Namun, SpaceX terpaksa menunda hingga pekan ini karena hujan.

    Ini adalah kali kedua Amazon meminta bantuan SpaceX milik Elon Musk untuk membawa satelitnya ke orbit rendah Bumi.

    Saat ini, Starlink masih menjadi penyedia internet satelit yang dominan. Konstelasinya berjumlah sekitar 8.000 satelit dan melayani 5 juta pelanggan di seluruh dunia.

    Amazon menggenjot peluncuran satelit Kuiper ke antariksa demi memenuhi tenggat yang ditetapkan Komisi Komunikasi Federal (FCC).

    Sebagai informasi, FCC meminta Amazon menggelar 1.600 satelit di orbit hingga Juli 2026 mendatang, dengan konstelasi penuh 3.236 satelit pada Juli 2029.

    Amazon telah memesan 83 peluncuran satelit, termasuk 3 di antaranya dengan bantuan SpaceX.

    Meski masih dalam tahap awal membangun konstelasi, Amazon telah meneken kesepakatan dengan beberapa negara untuk menggelar layanan komersilnya pada akhir tahun ini.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Seruan Boikot McDonald’s hingga Coca-Cola Menggema di India Gegara Trump

    Seruan Boikot McDonald’s hingga Coca-Cola Menggema di India Gegara Trump

    Jakarta

    Perusahaan multinasional asal Amerika Serikat (AS), seperti McDonald’s, Coca-Cola, Amazon, hingga Apple menghadapi seruan boikot di India. Seruan ini muncul lantaran sentimen anti-AS akibat tarif yang dikenakan Presiden AS Donald Trump.

    Seruan ini didorong oleh para eksekutif bisnis dan pendukung Perdana Menteri (PM) Narendra Modi sebagai protes tarif impor AS. India merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak sehingga menjadikan negara tersebut sebagai pangsa utama perusahaan multinasional asal AS.

    Mereka tumbuh pesat dengan menyasar golongan kelas menengah ke atas. India masih menganggap produk internasional sebagai simbol peningkatan kualitas hidup, misalnya India menjadi negara dengan jumlah pengguna WhatsApp milik Meta yang terbesar. Selain itu, gerai Domino’s Pizza juga banyak dibuka di sana.

    Tak ketinggalan, minuman ringan, seperti Pepsi, Coca-cola mendominasi rak-rak toko. Warganya pun masih mengantre setiap pembukaan toko Apple serta promo dari gerai kopi Starbucks

    Meskipun belum terlihat penurunan penjualan, aksi seruan boikot itu semakin meningkat, baik di media sosial maupun ajakan membeli produk lokal dan meninggalkan produk AS. Sentimen ini memuncak setelah Trump mengenakan tarif tambahan menjadi 50% pada barang-barang asal India yang menekan eksportir dan memperburuk hubungan antara India dan AS. Sayangnya, McDonald’s, Coca-Cola, Amazon, dan Apple belum menanggapi pertanyaan terkait hal ini.

    Di sisi lain, salah satu pendiri Wow Skin Science India, Manish Chowdhary menunggah video di LinkedIn yang mengajak untuk mendukung produk lokal. Ia mendorong penggunaan produk buatan India serta mencontoh Korea Selatan yang produk makanan dan kecantikannya terkenal di seluruh dunia.

    “Kita telah mengantre untuk mendapatkan produk dari ribuan mil jauhnya. Kita dengan bangga telah menghabiskan uang untuk merek yang bukan milik kita, sementara para produsen kita sendiri berebut perhatian di negaranya sendiri,” ujar Manish.

    Sementara itu, CEO DriveU India, Rahm Shastry menilai India harus membuat platform teknologinya sendiri, seperti Twitter, Google, YouTube, WhatsApp, hingga Facebook.

    Pada Minggu kemarin, PM India Narendra Modi menyerukan gerakan mandiri ‘Atmanirbhar Bharat’ dalam pertemuan di Bengaluru. Ia menyebut perusahaan teknologi India kini juga memproduksi untuk pasar global, namun ia menegaskan lebih memprioritaskan kebutuhan India. Modi tidak menyebutkan secara langsung perusahaan yang dimaksudnya.

    “Sekaranglah saatnya bagi kita untuk lebih memprioritaskan kebutuhan India,” kata Modi.

    (rea/ara)

  • Apple Bangun Pabrik di AS, Nasibnya Langsung Berubah Sekejap

    Apple Bangun Pabrik di AS, Nasibnya Langsung Berubah Sekejap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Komitmen Apple membangun pabrik dan memperbesar investasi di Amerika Serikat (AS) langsung berdampak positif ke raksasa teknologi Cupertino tersebut di pasar saham.

    Saham produsen iPhone tersebut naik 4% dan ditutup di level US$229,35 per lembar pada perdagangan Jumat (8/8), menandai kenaikan mingguan terbesar sejak Juli 2020.

    Lonjakan pekan ini menambah nilai kapitalisasi pasar Apple lebih dari US$400 miliar, sehingga kini mencapai US$3,4 triliun.

    Lonjakan ini terjadi usai CEO Tim Cook tampil bersama Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Rabu lalu, untuk mengumumkan rencana investasi jumbo.

    Apple akan menggelontorkan tambahan investasi US$100 miliar dalam empat tahun ke depan untuk belanja pada perusahaan dan komponen buatan AS, termasuk membangun fasilitas produksi chip di negeri Paman Sam.

    Langkah ini disambut hangat Trump. Dalam pertemuan publik tersebut, Trump memastikan Apple akan dibebaskan dari tarif baru yang bisa menggandakan harga chip impor.

    Sebelumnya, investor khawatir kebijakan tarif Trump dapat menggerus profitabilitas Apple hingga lebih dari US$1 miliar pada kuartal ini.

    “Apple dan Tim Cook memberikan masterclass dalam mengelola ketidakpastian setelah berbulan-bulan bayang-bayang tantangan dari tarif,” tulis analis JP Morgan, Samik Chatterjee, yang memberikan rekomendasi overweight untuk saham Apple, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (11/8/2025).

    Pertemuan Cook di Gedung Putih ini terjadi hanya dua minggu setelah Apple melaporkan kinerja keuangan kuartal Juni, di mana pendapatan keseluruhan naik 10% dan penjualan iPhone meningkat 13%.

    Apple pun bertahan sebagai perusahaan paling bernilai ketiga di dunia, di bawah Nvidia dan Microsoft, namun unggul atas Alphabet dan Amazon.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Makin Diminati, Adopsi AI di Indonesia Tumbuh 47 Persen secara Tahunan

    Makin Diminati, Adopsi AI di Indonesia Tumbuh 47 Persen secara Tahunan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Sepanjang 2024, tingkat adopsinya tercatat tumbuh 47 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Namun, studi terbaru Amazon Web Services (AWS) bersama Strand Partners menunjukkan, pemanfaatan AI di Indonesia masih didominasi penggunaan dasar, khususnya di kalangan perusahaan besar.

    Dalam laporan bertajuk Unlocking Indonesia’s AI Potential, disebutkan dari sekitar 18 juta pelaku usaha yang telah menggunakan AI, hanya sebagian kecil yang memanfaatkannya secara transformatif.

    Sebanyak 76 persen responden menyatakan penggunaan AI masih terbatas untuk meningkatkan efisiensi operasional dan otomatisasi proses. Hanya 10 persen yang sudah mengintegrasikan AI dalam pengambilan keputusan dan pengembangan model bisnis baru.

    “Sebagian besar korporasi masih memposisikan AI sebagai alat pendukung, bukan sebagai bagian inti dari strategi bisnis,” ujar Country Manager AWS Indonesia, Anthony Amni, Senin (11/8/2025).

    Perbedaan mencolok terlihat antara perusahaan rintisan (startup) dan korporasi besar. Sebanyak 34 persen startup telah memanfaatkan AI untuk meluncurkan produk atau layanan baru, sedangkan pada perusahaan besar angkanya hanya 21 persen.

    Selain itu, 52 persen startup mengaku sudah mengintegrasikan AI ke berbagai aspek bisnis, sementara hanya 22 persen korporasi besar yang memiliki strategi AI komprehensif.

    “Startup menjadi motor utama inovasi di sektor AI karena mampu bereksperimen lebih cepat dan merespons kebutuhan pasar secara lincah,” kata Direktur Strand Partners Nick Bonstow.

    AWS menilai tren ini berpotensi menimbulkan kesenjangan ekonomi dua tingkat, di mana perusahaan berbasis teknologi tumbuh pesat, sedangkan korporasi tradisional semakin tertinggal.

    Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan utama. Dalam survei yang sama, 57 persen pelaku usaha menyebut kekurangan tenaga kerja terampil sebagai hambatan terbesar.

    Padahal, diperkirakan 48 persen pekerjaan di masa depan akan membutuhkan literasi AI. Saat ini, hanya 21 persen pelaku usaha yang menilai tenaga kerja mereka siap menghadapi era AI.

    Dari sisi pendanaan, 41 persen startup menilai akses ke modal ventura sangat penting untuk memperluas usaha berbasis AI.

    “Indonesia punya potensi besar untuk menjadi pusat AI di kawasan regional. Namun, perlu ada intervensi strategis, terutama dalam pembangunan keterampilan dan regulasi yang mendukung pertumbuhan,” tambah Anthony.

    Laporan AWS-Strand Partners merekomendasikan tiga langkah utama agar Indonesia tidak tertinggal dalam transformasi digital, yaitu investasi SDM sesuai kebutuhan industri, regulasi yang mendorong inovasi, dan kepemimpinan pemerintah dalam pemanfaatan AI di sektor publik.

    “Tingginya angka adopsi AI adalah sinyal positif. Namun, tantangan yang dihadapi pelaku usaha, terutama korporasi besar, perlu segera direspons agar potensi ekonomi digital Indonesia dapat dimaksimalkan,” pungkas Anthony.

  • ICS Compute dan AWS Dorong Adopsi GenAI di Indonesia

    ICS Compute dan AWS Dorong Adopsi GenAI di Indonesia

    Jakarta

    Perusahaan teknologi lokal ICS Compute menandatangani perjanjian kolaborasi strategis (Strategic Collaboration Agreement/SCA) dengan Amazon Web Services (AWS) dalam ajang AWS Summit di Jakarta.

    Langkah ini bertujuan mempercepat adopsi teknologi Generative AI (GenAI) di Indonesia, memanfaatkan infrastruktur cloud AWS melalui platform Redpumpkin.AI milik ICS Compute.

    Menurut ICS Compute, kerja sama ini memungkinkan bisnis di Indonesia mengakses solusi GenAI yang aman, terukur, dan sesuai kebutuhan industri. Redpumpkin.AI sendiri dibangun di atas layanan AWS, termasuk Amazon Bedrock, Amazon Q, dan Amazon SageMaker, untuk menghadirkan agen AI yang dapat menjalankan tugas secara otonom, mencari data dengan aman, hingga memproses gambar dan dokumen.

    “Dengan Redpumpkin.AI yang dibangun di atas AWS, kami dapat membantu pelanggan berinovasi secara aman dan bertanggung jawab, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik industri mereka,” ujar Budhi Wibawa, Pendiri & CEO ICS Compute & Redpumpkin.AI, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Kolaborasi ini juga mencakup pembangunan innovation sandbox, sebuah lingkungan aman untuk menguji coba dan membuat prototipe solusi AI. Fasilitas ini diharapkan membantu perusahaan mengadopsi teknologi GenAI sesuai tingkat kesiapan mereka, sekaligus memastikan keamanan dan kepatuhan data, termasuk residensi data di Wilayah AWS Asia Pasifik (Jakarta).

    Diluncurkan pada April 2024, Redpumpkin.AI telah digunakan di berbagai sektor, mulai dari pemantauan performa kredit di industri jasa keuangan, otomatisasi klaim asuransi kesehatan berbasis OCR, hingga perkiraan permintaan produk di ritel. Platform ini juga menawarkan solusi umum seperti Legal Assistant dan HR Assistant.

    Kerja sama ICS Compute dan AWS sebenarnya sudah terjalin sejak 2022. Selama periode itu, ICS mencatat pertumbuhan bisnis 378% dalam waktu kurang dari dua tahun, didukung pemanfaatan layanan AWS untuk solusi yang inovatif dan skalabel. Saat ini, ICS Compute memegang empat AWS Competencies, termasuk Generative AI Services.

    Dengan SCA yang baru ini, kedua perusahaan menegaskan komitmen untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia, khususnya dalam pemanfaatan teknologi Generative AI yang aman dan relevan bagi kebutuhan industri.

    (asj/asj)

  • 10 CEO yang Gajinya Paling Tinggi di Dunia, No.1 Bukan Google & Apple

    10 CEO yang Gajinya Paling Tinggi di Dunia, No.1 Bukan Google & Apple

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang CEO (Chief Executive Officer) menjadi pemimpin utama yang mengarahkan visi perusahaan, mengambil keputusan strategis, serta mewakili perusahaan di hadapan investor, mitra, dan publik.

    Pasalnya CEO adalah jabatan eksekutif tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen dan operasional bisnis.

    Dengan tanggung jawabnya yang besar, tak heran kalau CEO juga punya gaji yang besar.

    Secara keseluruhan, gaji CEO mencetak rekor baru pada 2024 lalu. Setengah dari eksekutif tertinggi dalam analisis tahunan The Wall Street Journal menerima setidaknya US$17,1 juta atau sekitar Rp278 miliar, naik dari US$15,8 juta atau Rp256 miliar pada tahun sebelumnya.

    Laporan The Wall Street Journal merekam data dari MyLogIQ dan mencakup CEO dari lebih dari 400 perusahaan S&P 500 yang melaporkan kompensasi hingga pertengahan Mei 2025, untuk tahun fiskal yang berakhir setelah 30 Juni 2024.

    Rick Smith, pendiri sekaligus CEO Axon Enterprise, menduduki peringkat pertama dalam daftar CEO dengan bayaran tertinggi tahun 2024. Smith menerima paket kompensasi senilai US$165 juta atau setara dengan sekitar Rp2,68 triliun (kurs Rp16.250 per dolar AS).

    Bayaran tersebut jauh melampaui kompensasi yang diterima para pimpinan perusahaan raksasa seperti CEO General Electric Larry Culp, CEO Blackstone Steve Schwarzman, dan CEO Apple Tim Cook. Smith menjadi satu-satunya pimpinan perusahaan di indeks S&P 500 yang menerima bayaran di atas US$100 juta pada tahun lalu.

    CEO JPMorgan Jamie Dimon, berada di posisi ke-23 dengan total bayaran sebesar US$37,7 juta atau sekitar Rp613 miliar. Sementara itu, CEO Meta Mark Zuckerberg menempati urutan ke-63 dengan kompensasi senilai US$27 juta atau sekitar Rp439 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk layanan keamanan.

    Elon Musk dari Tesla menjadi satu-satunya CEO yang tidak menerima bayaran, alias US$0, karena paket gajinya masih menjadi sengketa hukum. Selain Musk, beberapa pimpinan perusahaan besar lainnya juga menerima kompensasi yang tergolong rendah.

    Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway, hanya menerima bayaran sebesar US$0,41 juta atau sekitar Rp6,7 miliar. Sementara itu, CEO Amazon Andrew Jassy memperoleh US$1,60 juta atau setara Rp26 miliar sepanjang 2024.

    Seperti kebanyakan CEO, sebagian besar kompensasi Rick Smith berasal dari penghargaan saham, bukan gaji tetap. Paket saham tersebut diberikan pada Mei 2024 dan dikaitkan dengan target pasar dan operasional yang harus dicapai selama beberapa tahun ke depan.

    Ini bukan pertama kalinya Smith menerima bayaran besar sejak memimpin perusahaan sejak 1993. Pada tahun 2019, Axon melaporkan kompensasi senilai US$246 juta atau sekitar Rp4 triliun untuk Smith melalui skema penghargaan saham yang serupa, ketika Axon belum masuk indeks S&P 500.

    Smith menjalankan perusahaan bersama saudaranya, Thomas Smith, selama dua dekade. Bersama-sama mereka mengamankan hak paten teknologi dan mengembangkan Taser menjadi alat standar yang digunakan kepolisian di berbagai negara.

    Lebih jauh, berikut daftar 10 CEO dengan bayaran terbesar versi The Wall Street Journal:

    1. CEO Axon Enterprise Rick Smith – US$164,53 juta

    2. CEO General Electric Lawrence Culp Jr. – US$88,95 juta

    3. CEO Blackstone Stephen Schwarzman – US$84,03 juta

    4. CEO Apple Tim Cook – US$ 74,61 juta

    5. CEO KKR Joseph Bae – US$73,09 juta

    6. CEO Carrier Global David Gitlin – US$65,73 juta

    7. CEO KKR Scott Cuttall – US$64,2 juta

    8. CEO Netflix Theodore Sarandos – US$61,92 juta

    9. CEO Simon Property Group David Simon – US$61,39 juta

    10. CEO Netflix Greg Peters – US$60,27 juta

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • IndoXXI & LK21 Bahaya! Ini Link Nonton Online Bebas Malware Pencuri Data

    IndoXXI & LK21 Bahaya! Ini Link Nonton Online Bebas Malware Pencuri Data

    Jakarta

    Menonton film atau serial secara online menjadi salah satu cara favorit untuk mengisi akhir pekan. Namun, waspadalah terhadap situs streaming ilegal seperti IndoXXI dan LK21!

    Meski menawarkan akses gratis ke berbagai film dan serial terbaru, situs-situs ini menyimpan ancaman serius berupa malware pencuri data yang dapat membahayakan perangkat dan privasi kamu. Berdasarkan laporan keamanan siber, situs streaming ilegal seperti IndoXXI dan LK21 sering menjadi sarang malware, spyware, hingga phishing.

    Ancaman ini biasanya tersembunyi di balik iklan pop-up, tombol unduh palsu, atau file video yang sudah terinfeksi. Sekali pengguna mengklik tautan mencurigakan, malware dapat menyusup ke perangkat, mencuri data sensitif seperti kata sandi, informasi kartu kredit, hingga detail rekening bank.

    Dalam kasus ekstrem, penjahat siber bahkan bisa menguras rekening atau menyalahgunakan identitas Anda. Microsoft melaporkan bahwa situs streaming ilegal telah menyebarkan malware ke lebih dari 1 juta pengguna melalui iklan berbahaya.

    Selain risiko keamanan, IndoXXI dan LK21 juga melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan menyediakan konten bajakan. Pemerintah Indonesia telah memblokir akses ke situs-situs ini sejak beberapa tahun lalu, meskipun mereka sering muncul kembali dengan domain baru. Mengakses situs ilegal tidak hanya berisiko bagi perangkat kamu, tetapi juga merugikan industri kreatif.

    Daripada mempertaruhkan keamanan data dan perangkat, beralihlah ke platform streaming legal yang menawarkan pengalaman menonton aman, berkualitas tinggi, dan mendukung industri perfilman. Berikut beberapa rekomendasi platform resmi untuk akhir pekan yang bebas malware:

    1. Netflix

    Wednesday Foto: JONATHAN HESSION/NETFLIX/

    Wednesday Season 2 telah tayang di Netflix, dengan Part 1 (episode 1–4) rilis pada 6 Agustus 2025, diikuti Part 2 pada 3 September 2025. Musim ini membawa Wednesday Addams (Jenna Ortega) kembali ke Nevermore Academy, menghadapi misteri supernatural yang lebih kelam dan kompleks.

    Berbekal kecerdasan tajam dan pesona sinisnya, Wednesday menyelami kasus pembunuhan baru yang melibatkan gagak pembunuh dan sosok berkerudung misterius, sambil bergulat dengan visi mengganggu tentang kematian sahabatnya, Enid (Emma Myers). Keluarga Addams, termasuk Morticia (Catherine Zeta-Jones), Gomez (Luis Guzmán), dan Grandmama (Joanna Lumley), hadir dengan peran lebih besar, menambah dinamika keluarga yang penuh konflik.

    Musim ini juga memperkenalkan karakter baru, seperti Barry Dort (Steve Buscemi) dan penampilan spesial Lady Gaga, serta menghadirkan sentuhan horor yang lebih kuat sesuai visi Jenna Ortega. Dengan intrik yang semakin dalam, Wednesday Season 2 menjanjikan petualangan penuh ketegangan dan kegelapan.

    Kamu bisa menontonnya melalui aplikasi Netflix di HP, tablet, laptop dan TV pintar. Biayanya mulai dari Rp 54 ribu hingga Rp 186.000 per bulan.

    Link akses Netflix di sini.

    Eyes of Wakanda Foto: Disney

    2.Disney Plus

    Eyes of Wakanda, serial animasi Marvel Studios, tayang perdana di Disney+ pada 1 Agustus 2025. Miniseri empat episode ini mengikuti petualangan Hatut Zeraze, prajurit elit rahasia Wakanda, yang menjelajahi dunia untuk mengambil kembali artefak vibranium dari tangan musuh.

    Setiap episode menghadirkan misi berbeda di era dan lokasi unik, memadukan aksi spionase, petualangan sejarah, dan kekuatan khas Wakanda. Disutradarai Todd Harris dan diproduksi Ryan Coogler, serial ini menampilkan pengisi suara ternama seperti Winnie Harlow, Cress Williams, dan Anika Noni Rose. Sebagai bagian dari Fase Enam MCU, Eyes of Wakanda memperluas mitos Wakanda dengan visual memukau dan narasi mendalam.

    Untuk menonton semua koleksi Disney+ Hotstar kamu harus berlangganan. Adapun tarif berlangganan Disney+ Hotstar di Indonesia mulai dari paket Basic dikenakan tarif Rp 65 ribu (bulanan) Rp 450 ribu (tahunan), sementara Premium Rp 119 ribu (bulanan) dan Rp 799 ribu (tahunan).

    Untuk menonton Disney+ Hotstar bisa klik di sini.

    3. Apple TV+

    Adegan Chief of War Foto: Dok. Apple TV+

    Chief of War, serial drama sejarah yang tayang di Apple TV+ sejak 1 Agustus 2025, menghadirkan kisah epik penyatuan Kepulauan Hawaii pada akhir abad ke-18. Dibintangi dan diciptakan Jason Momoa bersama Thomas Pa’a Sibbett, serial ini menonjolkan perspektif autentik masyarakat adat Hawaii, dengan visual memukau dan pemeran mayoritas asli, menjadikannya tontonan wajib bagi penggemar drama sejarah.

    Berlatar ketika Hawaii terpecah menjadi kerajaan-kerajaan yang bersaing, serial ini mengikuti Ka’iana (Jason Momoa), kepala perang dari Kaua’i, yang terjebak dalam konflik berdarah melawan ambisi Raja Kahekili (Temuera Morrison) dan ancaman kolonisasi Barat. Bersama sekutu seperti Kamehameha (Kaina Makua) dan Ka’ahumanu (Luciane Buchanan), Ka’iana berjuang mewujudkan ramalan penyatuan Hawaii dalam narasi penuh intrik dan emosi.

    Layanan Apple TV+ disertakan selama tiga bulan saat kamu membeli perangkat Apple dan menukarkan penawarannya dalam 90 hari. Atau bisa berlangganan Rp 99.000 per bulan setelah percobaan gratis selama tujuh hari.

    Apple TV+ bisa ditonton di sini.

    Cuplikan adegan dalam film Final Destination: Bloodlines. Foto: Dok. Ist

    4. HBO Max

    Final Destination: Bloodlines, film horor supernatural keenam dalam seri Final Destination, tayang di HBO Max. Disutradarai Zach Lipovsky dan Adam Stein, film ini mengikuti Stefani (Kaitlyn Santa Juana), mahasiswi yang dihantui mimpi buruk berulang tentang kematian kakek-neneknya dalam runtuhnya restoran pencakar langit pada 1969.

    Ternyata, neneknya, Iris, selamat dari bencana itu berkat firasat, namun kini Kematian kembali mengejar keturunan keluarga mereka. Stefani berjuang mencari cara memutus siklus kematian mengerikan yang mengancam keluarganya, di tengah serangkaian kecelakaan maut yang kreatif dan menegangkan.

    Dibintangi juga oleh Teo Briones, Richard Harmon, Brec Bassinger, dan Tony Todd sebagai William Bludworth, film ini menawarkan teror segar dengan sentuhan drama keluarga.

    Di HBO Max juga bisa menikmati film dan acara TV dari HBO, Warner Bros., DC Comics, Dicovery, dan lainnya. Kamu bisa menonton konten-konten seperti semua film Harry Potter, Game of Thrones, Westworld, Succession, Euphoria, dan lainnya. Harga berlangganan Max mulai dari Rp 49.000 per bulan atau Rp 349.000 per tahun.

    Akses HBO Max di sini.

    5. Prime Video

    War of the Worlds Foto: Prime

    War of the Worlds (2025), adaptasi modern dari novel klasik H.G. Wells, tayang di Prime Video mulai awal Agustus 2025. Disutradarai oleh Rich Lee dan dibintangi Ice Cube serta Eva Longoria, film fiksi ilmiah ini menghadirkan perspektif baru dengan pendekatan teknologi dan narasi screenlife.

    Film ini mengikuti Will Radford (Ice Cube), seorang analis keamanan siber dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) yang bekerja pada program pengawasan global. Saat mengejar peretas misterius bernama “Disruptor” bersama seorang agen FBI, bencana melanda ketika meteor menghantam Bumi.

    Dari meteor tersebut muncul mesin-mesin raksasa alien yang menyerang umat manusia dengan teknologi canggih, memicu kekacauan global. Will, dibantu seorang ilmuwan NASA, berjuang melindungi keluarganya sambil menghadapi invasi alien yang mengancam peradaban. Dengan latar belakang ketegangan teknologi dan pertempuran sengit, Will harus menemukan cara untuk menghentikan kehancuran, bahkan jika itu berarti terhubung langsung ke sistem alien melalui layar komputernya.

    Berbeda dari adaptasi sebelumnya, War of the Worlds (2025) menonjolkan elemen screenlife, di mana banyak adegan ditampilkan melalui layar komputer dan perangkat digital, mencerminkan era pengawasan dan teknologi modern. Namun, film ini menuai kritik karena dianggap seperti iklan produk Amazon, meskipun tetap menghibur dengan aksi absurd dan penampilan karismatik Ice Cube.

    6. CubMu

    CubMu adalah aplikasi hiburan digital yang menawarkan berbagai macam konten. Layanan ini menyediakan akses ke berbagai saluran TV lokal dan internasional, memungkinkan kamu untuk menonton acara favorit kapan saja dan di mana saja.

    Ribuan judul film dan serial TV dari berbagai genre tersedia di CubMu, baik produksi dalam negeri maupun mancanegara dari Cinema World. Bagi para penggemar anime, CubMu juga menawarkan koleksi anime populer yang siap memanjakan mata seperti Momentary Lily dan Dandadan.

    Kamu dapat mengunduh aplikasi CubMu secara gratis tinggal klik melalui Google Play Store (untuk pengguna Android) dan App Store (untuk pengguna iOS). Setelah mengunduh aplikasi, kamu dapat langsung menikmati berbagai konten hiburan yang tersedia. Agar bisa mengakses semua konten dapat berlangganan mulai dari Rp 3.000.

    Kamu bisa mengakses CubMu di sini.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Staf Prabowo Bisa Ketipu Love Scam, Data Kepresidenan Aman?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/rns)

  • Orang Terkaya Dunia Ternyata Ogah Pakai iPhone, Cek Faktanya

    Orang Terkaya Dunia Ternyata Ogah Pakai iPhone, Cek Faktanya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Popularitas iPhone sebagai ponsel premium dengan harga mahal sudah tak terelakkan. Bisa dibilang, iPhone menjadi penanda status sosial-ekonomi seseorang yang mapan. 

    Pasalnya, untuk membeli iPhone, diperlukan uang tak sedikit. Misalnya saja iPhone 16 reguler yang di Indonesia dibanderol mulai Rp 14 juta. Varian paling mahal, iPhone 16 Pro Max, dihargai Rp 22 juta, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di iBox. 

    Kendati demikian, ternyata ada fakta mengejutkan. Orang-orang terkaya dunia banyak yang tak menggunakan iPhone sebagai daily driver. Misalnya saja Bill Gates dan Mark Zuckerberg.

    Keduanya dilaporkan memilih menggunakan ponsel Android. Laporan Phone Arena pada 2023 silam menyebutkan Gates menggunakan ponsel lipat dari Samsung Galaxy Z Fold 5.

    Pendiri Microsoft tersebut memang diketahui penggemar berat jajaran ponsel lipat Samsung. Ia pernah terlihat telah menggunakan Galaxy Z Fold 3 dan Fold 4 sebelumnya.

    Zuckerberg juga merupakan salah satu orang terkaya dunia yang menggemari produk Samsung. Ia diketahui menggunakan Samsung Galaxy S23 Ultra selama tahun 2023.

    Lalu bagaimana dengan orang kaya dunia lainnya? Berikut rangkumannya dari Phone Arena:

    Jeff Bezos

    Bezos diketahui pernah menggunakan iPhone. Namun tahun 2020 dia menjadi korban peretasan WhatsApp dari ponselnya.

    Spekulasi yang berbeda menyebut kejadian itu bisa saja membuat pendiri Amazon untuk meninggalkan iPhone. Sejumlah rumor mengatakan dia menggunakan Google Pixel atau ponsel premium dari Samsung, namun belum diketahui dengan pasti apa yang digunakannya sekarang.

    Elon Musk

    Musk yang menyandang orang terkaya di dunia berkali-kali pernah mengatakan memilih iPhone dibandingkan Android. Namun, ia diketahui menggunakan Samsung Galaxy bergantian dengan iPhone selama beberapa tahun terakhir.

    Warren Buffet

    Investor legendaris Warren Buffet diketahui tak tertarik dengan smartphone. Selama bertahun-tahun dia hanya menggunakan HP flip lawas saja.

    CEO Apple Tim Cook bahkan pernah mengirimkan iPhone gratis pada Buffet. Kabarnya dia masih menggunakan iPhone 11 yang dirilis 2019.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Google Bantah Fitur AI Turunkan Trafik Penerbit

    Google Bantah Fitur AI Turunkan Trafik Penerbit

    Bisnis.com, JAKARTA — Google membantah sejumlah studi yang menunjukkan hasil peralihan ke fitur pencarian dan chatbot kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menurunkan trafik ke situs penerbit.

    Wakil Presiden sekaligus Kepala Penelusuran Google, Liz Reid, mengatakan total volume klik organik dari mesin pencarinya ke situs web “relatif stabil” dari tahun ke tahun dengan kualitas klik rata-rata yang sedikit meningkat.

    “Akan tetapi, tren pengguna mengalihkan lalu lintas/trafik ke situs yang berbeda, mengakibatkan penurunan trafik ke beberapa situs, dan di sisi lain juga meningkatkan trafik ke situs lainnya,” kata Reid dilansir TechCrunch (7/8/2025).

    Kata “beberapa” sangat berpengaruh di sini, karena Google tidak membagikan data lengkap tentang berapa banyak situs yang mengalami penurunan atau peningkatan.

    Meski chatbot seperti ChatGPT memang mengalami peningkatan trafik dalam beberapa bulan terakhir, bukan berarti penerbit online tidak mengalami kesulitan.

    Google sudah merombak mesin pencariannya selama bertahun-tahun, dan kini mereka melakukannya dengan “ikhtisar AI” yang muncul di bagian atas hasil pencarian. 

    Ikhtisar AI tersebut juga memungkinkan pengguna berinteraksi dengan chatbot AI untuk beberapa pertanyaan.

    Perusahaan peramban tersebut menyangkal bahwa hal ini mengubah lanskap pencarian secara signifikan. Sebaliknya, menurut mereka, ini menunjukkan pengguna mengalihkan perhatian ke situs lain untuk memulai pencarian.

    Sudah menjadi rahasia umum, Google sejak 2022 tidak lagi menjadi pilihan utama pengguna dalam melakukan pencarian, setidaknya begitu yang dikatakan oleh SVP Google, Prabhakar Raghavan.

    “Sekitar 40% anak muda membuka Tikok atau Instagram ketika mencari tempat makan siang, tidak lagi memanfaatkan Google Maps atau Google Search,” ungkap Raghavan

    Pihak Google juga telah lama mengkhawatirkan keberadaan Amazon.com yang menjadi situs andalan untuk berbelanja daring, dan Reddit.com yang diminati untuk meneliti suatu topik.

    Untuk mengatasi kekhawatiran terhadap Amazon.com, Google selama bertahun-tahun terus berupaya meningkatkan layanan Google Shopping, mencakup keranjang belanja universal, pemeriksaan inventaris lokal, belanja dari gambar produk di situs web, dan masih banyak lagi.

    Sementara itu, ketika pengguna mengeluhkan penurunan kualitas Google Search, perusahaan itu kemudian melihat begitu tingginya permintaan untuk Reddit, sehingga mereka menambahkan filter “Reddit” yang memungkinkan pengguna mempersempit hasil pencarian berdasarkan kueri yang relevan.

    Kasus-kasus tersebut menunjukkan, ada benarnya penyangkalan Google terkait AI yang bukan jadi faktor utama mesin pencarian, tetapi memang sudah kenyataannya Google Search sekarat.

    Postingan blog terbaru Google juga mencoba sedikit menggeser batasan tentang apa artinya situs web yang menerima klik Google. Kini, ketimbang menghitung klik, mereka ingin para penerbit lebih memikirkan kualitas klik.

    Perusahaan tersebut juga menekankan ketika orang mengklik respons AI terhadap sumbernya, mereka cenderung akan menelusuri lebih dalam, sehingga itu menghasilkan klik yang bernilai.

    Namun, walaupun AI menjadi sumber rujukan yang terus berkembang, itu belum mampu menutupi selisih jumlah klik. Studi terbaru Similarweb menunjukkan pada Mei 2025, jumlah pencarian berita di web yang menghasilkan zero-clicks ke situs web berita mengalami peningkatan dari 56% pada tahun sebelumnya menjadi 69%.

    Google menyadari ini adalah sebuah tren, karena baru-baru ini mereka juga meluncurkan produk bagi penerbit yang membantu untuk memonetisasi trafik yang menurun dengan pembayaran mikro atau pendaftaran buletin

    Fakta bahwa mereka mempromosikan propaganda “AI bukan akhir dari trafik pencarian” sebetulnya malah membuat situasi semakin buruk.

    Seolah-olah Google ingin penerbit tidak mempercayai grafik dan diagram yang mereka lihat sendiri, dan seolah mereka ingin terus mencekoki penerbit dengan klaim “miliaran klik ke situs web” setiap hari.

    (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)