Perusahaan: Alibaba

  • China Balas Dendam, Raksasa Teknologi AS Bisa Tamat

    China Balas Dendam, Raksasa Teknologi AS Bisa Tamat

    Jakarta, CNBC indonesia – China menutup celah masuknya teknologi Amerika Serikat (AS) masuk ke negaranya. Kabarnya, regulator setempat menunda peluncuran layanan kecerdasan buatan (AI) hasil kerja sama Apple dan Alibaba.

    Apple memang telah mengumumkan akan meluncurkan layanan AI iPhone untuk wilayah China. Kemungkinan langkah ini sebagai cara untuk menghentikan penurunan penjualan iPhone di pasar HP terbesar di dunia.

    Namun, laporan Financial Times menyebutkan aplikasi Apple berhenti di Cyberspace Administration of China (CAC). Kabarnya penundaan ini karena meningkatnya ketidakpastian hubungan antara China dan AS.

    Lembaga tersebut tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai keterangan. Sementara Apple dan Alibaba tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Produk berbasis AI dan digunakan konsumen di China memang harus mengantongi persetujuan dari regulasi setempat.

    Reuters mencatat penundaan peluncuran akan merugikan Apple. Karena terjadi saat perusahaan menghadapi penurunan penjualan di China dan persaingan sengit dari para vendor lokal termasuk Huawei.

    Absennya fitur AI akan jadi kerugian paling signifikan untuk iPhone di pasar China, ungkap para analis. Fitur berbasis kecerdasan buatan itu memang jadi jualan utama pada smartphone generasi terbaru.

    Apple memang dalam posisi yang sulit di tengah perang dagang antara AS dan China. Perusahaan juga baru-baru dikenakan tarif 25% bagi iPhone yang dijual di AS namun tak dibuat di dalam negeri.

    Sepanjang kuartal-I (Q1) 2025, penjualan iPhone di China anjlok 9% dari tahun-ke-tahun (YoY). Jika iPhone terus-terusan mengalami penurunan penjualan, bukan tak mungkin posisinya makin terancam digerus persaingan dengan pabrikan HP China, serta Samsung.

    (fab/fab)

  • Raja HP China Nomor 1 Merana Gara-gara Donald Trump

    Raja HP China Nomor 1 Merana Gara-gara Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Xiaomi, raksasa teknologi dan produsen ponsel terbesar di China, menjadi salah satu perusahaan yang terdampak pembatasan baru Amerika Serikat terkait terhadap perangkat lunak desain chip.

    Laporan dari Financial Times menyebut bahwa langkah ini bisa menghambat ambisi China dalam manufaktur semikonduktor canggih.

    Sebagai informasi, Xiaomi meluncurkan prosesor mobile rancangan sendiri, XRING O1, bulan lalu. Chip ini diproduksi menggunakan teknologi tercanggih 3 nanometer dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan ditujukan untuk ponsel flagship terbaru Xiaomi.

    Sementara itu, Bureau of Industry and Security (BIS), bagian dari Departemen Perdagangan AS, baru-baru ini memerintahkan perusahaan electronic design automation (EDA) untuk menghentikan pasokan perangkat lunak ke perusahaan-perusahaan China.

    Kebijakan ini lantas memutus akses penting terhadap perangkat lunak yang memungkinkan penciptaan chip tercanggih.

    Dengan pembatasan baru, chip buatan Xiaomi kemungkinan akan menghadapi hambatan karena ketergantungannya pada perangkat lunak EDA dari penyedia asal AS yang kini dilarang.

    Meskipun chip kustom tersebut saat ini baru menyumbang bagian kecil dari penjualan ponsel Xiaomi, orang dalam mengatakan bahwa perusahaan berencana menggunakan chip buatan sendiri di seluruh perangkat premium mereka di masa depan.

    Perusahaan China lainnya seperti Lenovo, produsen PC terbesar dunia, dan Bitmain, pemain utama di perangkat keras penambangan kripto, juga merancang chip mereka sendiri menggunakan perangkat EDA dari AS dan fasilitas produksi TSMC. Mereka pun menghadapi risiko yang serupa.

    Meskipun cakupan larangan baru AS belum sepenuhnya diumumkan, indikasi saat ini menunjukkan bahwa lisensi yang sudah ada mungkin tidak dicabut, tetapi pembaruan perangkat lunak dan dukungan teknis ke depannya akan diblokir.

    Pada dasarnya pemerintahan Trump akan membekukan kemampuan pengembangan perusahaan China yang bergantung pada TSMC dan perangkat lunak AS.

    TSMC sendiri sudah dilarang memproduksi chip AI canggih untuk perusahaan China, tetapi produksi chip untuk smartphone, tablet, dan aplikasi non-sensitif masih diizinkan berdasarkan pengecualian-hingga saat ini.

    Perusahaan teknologi besar seperti Alibaba dan Baidu juga mengembangkan chip internal mereka sendiri, namun sejauh mana dampak larangan EDA terhadap mereka masih belum jelas.

    (fab/fab)

  • iPhone Banting Harga Gila-gilaan, Begini Dampaknya

    iPhone Banting Harga Gila-gilaan, Begini Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple berhasil menaikkan penjualannya selama bulan April lalu di China. Capaian tersebut terjadi setelah kebijakan menurunkan harga drastis di negara tersebut.

    Laporan Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China (CAICT) menjelaskan pengiriman ponsel merek asing di China, termasuk Apple, naik tipis. Dari 3,50 juta pada tahun sebelumnya menjadi 3,52 juta unit per April lalu, dikutip dari Reuters, Senin (2/6/2025).

    Kenaikan ini terjadi setelah Apple mengalami penjualan yang lesu pada kuartal pertama. Penjualan perusahaan asal Cupertino Amerika Serikat (AS) ambles 9%.

    Selain itu, Apple juga menghadapi persaingan dari para pemain lokal China seperti Huawei di salah satu pasar smartphone terbesar dunia.

    Apple diketahui menggenjot penjualan dengan menawarkan diskon besar-besaran pada iPhone 16. Pemotongan harganya mencapai 2.530 yuan atau Rp 5,7 jutaan.

    Kebijakan tersebut dilakukan di sejumlah e-commerce besar China. JD, misalnya, memangkas harga iPhone 16 Pro varian 128 GB dari 7.999 yuan (rp 18,1 juta) menjadi 5.469yuan (Rp 12,3 juta).

    Selain itu ada juga Tmall milik Alibaba yang menawarkan ponsel yang sama dengan harga 5.499 yuan (Rp 12,450 juta) atau lebih murah 2.500 yuan (Rp 5,6 juta) dari harga resminya.

    Pemangkasan harga ini bukan yang pertama dilakukan Apple di China. Pada festival 618 yang menjadi hari belanja negara tersebut, perusahaan juga melakukan hal serupa.

    Januari lalu, Apple juga menawarkan diskon hingga 500 yuan (Rp 1,1 juta). Harga baru terlihat dilaman resmi dan platform e-commerce lokal.

    (fab/fab)

  • PHK Massal Tokopedia TikTok – Shopee Terulang, Lebih Besar dari 2024?

    PHK Massal Tokopedia TikTok – Shopee Terulang, Lebih Besar dari 2024?

    Bisnis.com, JAKARTA —  Raksasa e-commerce milik ByteDance Ltd., TikTok Shop, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ratusan pekerjanya di Indonesia. Pada saat yang sama kompetitornya, Shopee, kembali melakukan relokasi operasional ke wilayah dengan upah yang lebih terjangkau, yang berdampak pada karyawan mereka.

    Melansir Bloomberg pada Jumat (30/5/2025), rencana PHK tersebut dilakukan guna memangkas biaya setelah mengambil alih operasi Tokopedia tahun lalu.

    Menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, raksasa media sosial China itu memangkas staf di seluruh tim e-commerce termasuk logistik, operasi, pemasaran, dan pergudangan. 

    Disebutkan PHK direncanakan pada Juli mendatang, kata salah seorang sumber, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut belum dipublikasikan.

    Pengurangan tersebut membuat Tokopedia dan TikTok Shop memiliki sekitar 2.500 karyawan secara total di Indonesia. Asal tahu, menurut laporan Bloomberg, setelah penggabungan TikTok Shop dan Tokopedia selesai awal tahun lalu, bisnis e-commerce ByteDance di Indonesia memiliki sekitar 5.000 karyawan. Jumlah yang ada saat ini berarti setengah dari jumlah karyawan tahun lalu. 

    Seorang juru bicara TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut secara teratur menilai kebutuhan bisnisnya dan membuat penyesuaian untuk memperkuat organisasinya dan melayani pelanggan dengan lebih baik, tanpa menjelaskan lebih lanjut. 

    “Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” kata juru bicara tersebut.

    Logo Bytedance

    TikTok Shop tengah mempercepat perombakan operasinya di Indonesia, dengan mengurangi sebagian besar staf yang diperolehnya setelah bergabung dengan Tokopedia milik GoTo Group dalam kesepakatan senilai US$1,5 miliar. 

    Indonesia merupakan salah satu pasar awal bagi ambisi e-commerce ByteDance — dan sejauh ini merupakan yang terbesar — tetapi persaingannya ketat dengan para pesaing seperti Shopee milik Sea Ltd. dan Lazada milik Alibaba Group Holding Ltd.

    Sementara itu, beredar kabar di media sosial bahwa PHK berdampak pada ribuan pelanggan. ByteDance melakukan pemangkasan besar-besaran hingga 80% dari total karyawan TikTok-Tokopedia. Bagian AR dan pemasaran terdampak. Bisnis mencoba mengonfirmasi kabar tersebut. Hingga berita ini diturunkan TikTok- Tokopedia tak kunjung memberi jawaban. 

    Adapun tahun lalu, TikTok – Tokopedia juga melakukan perampingan terhadap 450 karyawannya, setelah ByteDance mengakuisisi 75% saham Tokopedia. 

    ByteDance banyak bergantung dari TikTok. Pada 2024, pendapatan ByteDance tumbuh 29% secara tahunan atau menyentuh US$155 miliar. Lebih dari seperempat pendapatan disumbangkan dari bisnis penjualan internasional TikTok Shop. Ironinya, di tengah pertumbuhan pendapatan, ByteDance justru melakukan perampingan. 

    Adapun Indonesia menjadi negara pengguna TikTok terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat. Pada Juli 2024, Statista melaporkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 157,6 juta pengguna, melampaui Amerika Serikat yang memiliki 120,5 juta pengguna. 

    Shopee

    Sementara itu sepanjang 2024 hingga Mei 2025, Shopee melakukan dua kali relokasi operasional ke Yogyakarta, wilayah dengan upah minimum yang lebih murah dibandingkan dengan di Jakarta. Bagi karyawan yang tidak bersedia, Shopee menawarkan opsi putus hubungan kerja.

    Pertama terjadi pada 2024, dikabarkan lebih dari 1.000 karyawan Shopee terdampak kebijakan efisiensi dan relokasi tim operasional. Berikutnya terjadi pada April – Mei 2025.

    Kabar yang beredar menyebut bahwa Shopee melakukan PHK. Namun, manajemen Shopee membantah dan menegaskan bahwa yang terjadi adalah relokasi sebagian tim operasional ke Jawa Tengah, bukan PHK massal, meski tetap diakui bahwa ribuan karyawan telah terdampak kebijakan efisiensi selama dua tahun terakhir.

    “Saat itu, ada proses relokasi tim untuk menciptakan proses kerja yang lebih efisien karena sebagian tim operasional sudah ditempatkan di daerah tersebut sejak tahun lalu,” kata Deputy Director of Public Affairs Shopee Radynal Nataprawira dalam keterangannya kepada Bisnis, Rabu (28/5/2025).

    Pengguna membuka aplikasi Shopee

    Radynal mengatakan, keputusan ini diambil usai perusahaan memastikan adanya fasilitas yang memadai dan kesiapan kondisi tim operasional di area tersebut. 

    Dalam proses relokasi tersebut, dia menyebut bahwa Shopee menawarkan opsi relokasi dan juga opsi internal transfer ke departemen lainnya sesuai dengan posisi yang berada di area Jabodetabek. 

    Anggota tim yang tertarik diberi kesempatan untuk mengikuti proses internal transfer sesuai dengan peraturan berlaku.

    Sementara, bagi anggota tim yang memilih tidak melanjutkan relokasi maupun internal transfer, Shopee juga akan memberikan dukungan di atas peraturan pemerintah yang berlaku, serta fasilitas pendukung lainnya seperti asuransi hingga 3 bulan mendatang. 

    Selain di Jakarta, saat ini Shopee Indonesia juga memiliki kantor di Yogyakarta dan Solo. 

  • Kabar PHK Massal TikTok Shop, Ratusan Karyawan di Indonesia Disebut Terdampak Juli 2025

    Kabar PHK Massal TikTok Shop, Ratusan Karyawan di Indonesia Disebut Terdampak Juli 2025

    Bisnis.com, JAKARTA –  Layanan e-commerce milik ByteDance Ltd., TikTok Shop, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ratusan pekerjanya di Indonesia.

    Melansir Bloomberg pada Jumat (30/5/2025), rencana PHK tersebut dilakukan guna memangkas biaya setelah mengambil alih operasi Tokopedia tahun lalu.

    Menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, raksasa media sosial China itu memangkas staf di seluruh tim e-commerce termasuk logistik, operasi, pemasaran, dan pergudangan. Disebutkan PHK direncanakan pada Juli mendatang, kata salah seorang sumber, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut belum dipublikasikan. Pengurangan tersebut membuat Tokopedia dan TikTok Shop memiliki sekitar 2.500 karyawan secara total di Indonesia.

    Seorang juru bicara TikTok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut secara teratur menilai kebutuhan bisnisnya dan membuat penyesuaian untuk memperkuat organisasinya dan melayani pelanggan dengan lebih baik, tanpa menjelaskan lebih lanjut. 

    “Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” kata juru bicara tersebut.

    TikTok Shop tengah mempercepat perombakan operasinya di Indonesia, dengan mengurangi sebagian besar staf yang diperolehnya setelah bergabung dengan Tokopedia milik GoTo Group dalam kesepakatan senilai US$1,5 miliar. 

    Indonesia merupakan salah satu pasar awal bagi ambisi e-commerce ByteDance — dan sejauh ini merupakan yang terbesar — tetapi persaingannya ketat dengan para pesaing seperti Shopee milik Sea Ltd. dan Lazada milik Alibaba Group Holding Ltd.

    Setelah penggabungan TikTok Shop dan Tokopedia selesai awal tahun lalu, bisnis e-commerce ByteDance di Indonesia memiliki sekitar 5.000 karyawan.

    Fakta yang tidak biasa ini, yang mengakibatkan GoTo menjadi pendukung pasif dari operasi e-commerce yang digabungkan, memungkinkan ByteDance untuk memulai kembali bisnisnya di Indonesia dan mematuhi peraturan yang diperkenalkan untuk menghentikan layanan ritel daringnya. 

    Indonesia memberlakukan aturan untuk melindungi layanan e-commerce lokal dan bisnis kecilnya agar tidak dirugikan oleh perusahaan asing yang lebih besar. Minggu ini, badan antimonopoli Indonesia mengatakan penyelidikannya menemukan bahwa ada peningkatan signifikan dalam konsentrasi pasar setelah penggabungan tersebut, yang meningkatkan risiko praktik monopoli. TikTok Shop dan Tokopedia harus memastikan bahwa pengguna dapat memilih metode pembayaran dan logistik dan tidak ada preferensi diri atau penetapan harga predator oleh platform.

  • Alibaba-Tencent Cs Hijrah Pakai Chip Lokal di Tengah Krisis Pasokan Nvidia

    Alibaba-Tencent Cs Hijrah Pakai Chip Lokal di Tengah Krisis Pasokan Nvidia

    Bisnis.com, JAKARTA — China memasuki babak baru dalam industri teknologi setelah raksasa-raksasa digital seperti Alibaba, Tencent, dan Baidu dikabarkan mulai beralih ke semikonduktor atau chip buatan dalam negeri dan meninggalkan chip buatan perusahaan Amerika Serikat (AS), Nvidia.

    Langkah ini diambil sebagai respons atas menipisnya stok prosesor Nvidia dan makin ketatnya kontrol ekspor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap semikonduktor mutakhir. 

    Dilansir dari Reuters, Jumat (30/5/2025) perusahaan-perusahaan teknologi terbesar di China kini sedang menguji dan mengadopsi alternatif semikonduktor lokal untuk memenuhi lonjakan permintaan domestik, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI). 

    Para eksekutif industri menyebutkan bahwa transisi ini menjadi keharusan karena stok chip Nvidia yang semakin terbatas dan hambatan impor akibat kebijakan AS.

    Tencent dan Baidu, misalnya, telah mengungkapkan strategi mereka untuk tetap kompetitif di tengah pembatasan tersebut. Selain menimbun chip sebelum aturan baru diberlakukan, kedua perusahaan juga mengoptimalkan model AI agar lebih efisien dan mulai memanfaatkan semikonduktor buatan sendiri. 

    Presiden Tencent Martin Lau,  menyatakan bahwa perusahaan masih memiliki cadangan chip yang cukup untuk melatih model AI generasi berikutnya, meski jumlahnya tidak sebanyak yang dimiliki perusahaan AS, menurut laporan CNBC. 

    Sementara itu, eksekutif Baidu menegaskan bahwa kemajuan chip AI lokal akan membantu mengurangi dampak pembatasan AS terhadap industri teknologi China.

    CSIS menyebut langkah ini merupakan bagian dari upaya besar-besaran pemerintah China untuk meningkatkan kemandirian di sektor semikonduktor, yang dipercepat sejak pecahnya perang dagang dan teknologi dengan Amerika Serikat beberapa tahun terakhir. 

    Melalui inisiatif seperti Made in China 2025 dan investasi besar-besaran, China menargetkan tingkat swasembada chip hingga 50% pada 2025, meski tantangan teknologi dan ketergantungan pada komponen asing masih membayangi.

    Selain perusahaan besar, banyak perusahaan chip lokal seperti Cambricon, HiSilicon, dan Biren Technology juga berlomba mengembangkan chip AI dan GPU sebagai pengganti produk Nvidia dan AMD yang kini dibatasi ekspornya ke China. 

    Pemerintah pusat dan daerah pun terus mengucurkan dana dan kebijakan untuk memperkuat ekosistem semikonduktor nasional, baik dari sisi riset, produksi, hingga pengembangan SDM. 

  • Alibaba Cloud Perkuat Peran di Indonesia Lewat Kolaborasi dengan Perhutani

    Alibaba Cloud Perkuat Peran di Indonesia Lewat Kolaborasi dengan Perhutani

    Bisnis.com, JAKARTA — Alibaba Cloud, entitas teknologi digital dan kecerdasan dari Alibaba Group, mengumumkan kemitraan strategis bersama Perhutani.

    Kolaborasi ini memperluas jaringan Alibaba Cloud yang telah mencakup ribuan bisnis dan mitra lokal, memperkokoh perannya sebagai mitra tepercaya dalam layanan komputasi awan (cloud) dan artificial intelligence (AI) di berbagai sektor di Indonesia.

    Country Manager Alibaba Cloud untuk Indonesia Sean Yuan mengatakan, kolaborasi dengan Perhutani mencerminkan misi Alibaba Cloud dalam mendukung ekonomi digital Indonesia dengan menggabungkan teknologi mutakhir dengan keahlianlokal untuk menyelesaikan masalah yang nyata.

    “Dari bidang kehutanan, keuangan, hingga manufaktur, organisasi-organisasi di Indonesia memanfaatkan AI untuk menyelesaikan tantangan yang kritis,” kata Sean di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Dukungan Alibaba Cloud terhadap Perhutani dalam pengelolaan sumber daya hutan yang cerdas mencerminkan potensi teknologi canggih dalam mendorong upaya keberlanjutan.

    Hal ini sejalan dengan temuan survei terbaru berjudul “Tech-Driven Sustainability Trends and Index 2024” yang dilakukan oleh Alibaba Cloud.

    Dalam survei tersebut menunjukkan bahwa 81% bisnis di Indonesia tertarik pada potensi AI, cloud, dan teknologi digital canggih lainnya, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, melampaui rata-rata 76% dari pasar yang disurvei.

    Menurut survei tersebut, Indonesia memimpin dalam adopsi cloud computing untuk pencapaian target keberlanjutan, dengan 59% bisnis menggunakan solusi pemantauan keberlanjutan berbasis cloud. Angka ini jauh di atas rata-rata global sebesar 38%.

    Bisnis di Indonesia bukan hanya mengadopsi teknologi AI, tapi menggunakannya untuk memimpin dalam upaya keberlanjutan. Alibaba Cloud bangga menjadi bagian dari kemajuan ini dengan teknologi unggulan kami,” ujar Yuan.

    Selain Perhutani, Alibaba Cloud juga bekerja sama dengan Kementerian Agama. Dimana, Kemenag memanfaatkan layanan Alibaba Cloud untuk pengaplikasian yang hemat biaya seperti aplikasi Pusaka untuk logistik ibadah Haji.

  • Raja Ecommerce Tutup di RI, Nasibnya Makin Suram

    Raja Ecommerce Tutup di RI, Nasibnya Makin Suram

    Jakarta, CNBC Indonesia – PDD Holdings, raja e-commerce asal China, terus mengalami nasib buruk. Dalam laporan terbaru, induk perusahaan Temu yang telah diblokir di Indonesia mengalami penurunan laba serta saham perusahaan.

    Laba bersih kuartal pertama ambles mencapai 47% menjadi 14,74 miliar yuan (Rp 33,3 triliun). Penurunan ini karena platformnya mengalami ketatnya persaingan lokal, bersamaan dengan harus mengalami ketidakpastian perdagangan secara global.

    “Konsumsi domestik lebih lambat, persaingan semakin ketat dan ketegangan perdagangan global membebani pertumbuhan,” jelas analis US Tiger Securities Bo Pei, dikutip dari Reuters, Rabu (28/5/2025).

    PDD memang harus bersaing ketat di China bersama raksasa lainnya yakni Alibaba dan JD.com. Hal ini membuat perang harga untuk menarik konsumen berbelanja di platform masing-masing.

    Sama seperti PDD, sayangnya nasib Alibaba juga tak begitu baik dengan pendapatan kuartalannya meleset dari perkiraan. Sementara JD.com mengalami kenaikan dengan dukungan program tukar tambah.

    Di pasar internasional, Temu menjadi korban dari perang dagang AS dan China. Kemudian mengalami de-eskalasi selama 90 hari.

    Keadaan ini membuat bisnis Temu menjadi tidak pasti secara global. Chairman dan Co-CEO PDD Chen Lei juga mengakui keadaan ini terasa hingga ke para merchant platform.

    “Perubahan radikal pada lingkungan kebijakan eksternal seperti tarif menciptakan tekanan signifikan untuk pedagang kami,” ucapnya.

    Belum lama ini, perang dagang tersebut juga membuat penjualan merchant asal China di AS dihapus mandiri oleh Temu. Aplikasi hanya menampilkan barang yang hanya dijual di AS atau tanpa tambahan tarif baru yang diumumkan presiden Donald Trump bulan lalu.

    Namun tak lama kemudian, Trump memberi kelonggaran dengan pemangkasan dari 120% menjadi 54% dalam kategori ‘de minimis’. Pemotongan tersebut khusus dengan tarif minimum US$100 (Rp 1,6 juta).

    Sebagai informasi ‘de minimis’ adalah kategori untuk barang berukuran kecil dengan harga murah yang dikirim menggunakan jasa pos ke AS. Sebelum perang dagang dua negara, produk yang masuk dalam kategori ini dibebaskan dari bea masuk jika harganya tidak lebih dari US$800 (Rp 13 juta).

    (fab/fab)

  • Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Ditinggal Pendiri

    Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Ditinggal Pendiri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raja e-commerce China, Alibaba, pelan-pelan bangkit seiring membaiknya hubungan antara sang pendiri, Jack Ma, dengan pemerintahan Xi Jinping.

    Alibaba sempat karam digerus persaingan dengan pemain baru seperti PDD Holdings. Masa kelam tersebut dialami ketika Jack Ma mendapat tekanan pemerintah dan terpaksa ‘kabur’ dari China.

    Alibaba juga sempat mengalami restrukturisasi besar-besaran pada unit-unit bisnisnya yang memicu eksodus para petinggi. Namun, berbagai terpaan itu bisa dilewati dan kini Alibaba mulai menunjukkan taringnya kembali.

    Beberapa saat lalu, Alibaba mengumumkan kemitraan strategis dengan Apple untuk menghadirkan fitur kecerdasan buatan (AI) Apple Intelligence bagi iPhone yang dijual di China.

    Terbaru, Alibaba kembali mencatat pencapaian moncer dari portal Taobao Instant Commerce miliknya. Portal tersebut fokus pada pengiriman barang instan dalam waktu 60 menit.

    Sebulan pasca dirilis, layanan tersebut sudah menerima 40 juta pesanan setiap harinya, dikutip dari Reuters, Selasa (27/5/2025).

    Portal Taobao Instant Commerce memasukkan vendor-vendor dari unit bisnis pengiriman makanan Eleme milki Alibaba ke dalam aplikasi belanja utama Taobao.

    Tren pengiriman instan memang sedang digenjot oleh e-commerce China untuk meningkatkan daya saing. Keberhasilan Alibaba menandai peralihan besar-besaran di platform online China dalam beberapa bulan terakhir.

    Beberapa raksasa e-commerce China seperti Alibaba, JD, dan Meituan dalam beberapa bulan terakhir menggelontorkan investasi besar untuk mendorong layanan ‘ritel instan’. Hal ini menunjukkan iklim persaingan yang kian kencang untuk memberikan manfaat ke konsumen.

    (fab/fab)

  • Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Lama Terpuruk

    Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Lama Terpuruk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa e-commerce China, Alibaba, sempat berdarah-darah dihantam persaingan sengit dengan pemain e-commerce baru seperti PDD Holdings.

    Selain itu, ketegangan antara pendiri Alibaba Jack Ma dan pemerintah China juga membuat perusahaan hilang arah dalam beberapa waktu. Bahkan, sempat terjadi restrukturisasi besar-besaran dan berakibat pada hengkangnya para petinggi Alibaba.

    Namun, Alibaba pelan-pelan mulai bangkit, seiring dengan membaiknya hubungan pemerintahan Xi Jinping dengan Jack Ma. Mantan orang terkaya nomor 1 di China tersebut juga beberapa kali sudah terlihat di China, setelah lama melalang buana.

    Alibaba juga mulai kencang menggarap sistem kecerdasan buatan (AI), bahkan berkolaborasi dengan Apple untuk membawa Apple Intelligence ke iPhone yang dijual di China.

    Terbaru, Alibaba mengumumkan kemitraan dengan platform konten populer RedNote yang merupakan pesaing Instagram dan TikTok. Kemitraan itu memungkinkan pengguna RedNote mengklik langsung tautan produk untuk berbelanja di Taobao, platform milik Alibaba.

    Dengan kolaborasi Alibaba dan RedNote (Xiaohongshu di China), pengalaman belanja pengguna akan lebih mudah dengan integrasi aplikasi-ke-aplikasi yang lebih seamless.

    “Menggabungkan keahlian e-commerce Taobao dan Tmall dengan kekuatan konten gaya hidup Xiaohongshu akan membantu masing-masing perusahaan menjangkau konsumen secara lebih efektif,” kata Liu Bo, VP Alibaba Group dan Presiden Tmall, dikutip dari Reuters, Kamis (8/5/2025).

    Keputusan kerjasama strategis antara Alibaba dan RedNote terjadi saat raksasa e-commerce China sedang berebut pangsa pasar di tengah melemahnya daya beli konsumen karena ketidakpastian ekonomi.

    Perang ritel kini pelan-pelan mengarah ke ruang ‘ritel instan’ seperti pengiriman makanan, serta pengiriman barang dalam waktu singkat. Alibaba mengekspansi layanan pengiriman singkat di bawah satu jam untuk barang elektronik dan baju di platformnya.

    Selama ini, pasar ritel instan di China dikuasai oleh raksasa pengiriman makanan Meituan. Layanan Ele.me milik Alibaba berada di urutan kedua.

    Pada Februari lalu, raksasa e-commerce China lainnya, JD.com, mulai membawa layanan pengiriman makanan di platformnya dengan nama ‘JD Takeaway’.

    JD.com mengatakan pada April lalu bahwa perusahaan akan menggelontorkan lebih dari 10 miliar yuan dalam tahun ini untuk mengembangkan ritel instan. Pada pekan ini, Alibaba mengatakan telah menyelesaikan 10 juta pemesanan ritel instan dalam 5 hari.

    Fungsi aplikasi-ke-aplikasi antara Taobao dan RedNote merupakan bagian untuk menggenjot pertumbuhan ritel instan. Programnya fokus pada barang konsumen dan produk kesehatan yang bergerak cepat.

    (fab/fab)