Perusahaan: Alibaba

  • Kinerja Cuan Perusahaan China Anjlok Gara-Gara Perang Harga

    Kinerja Cuan Perusahaan China Anjlok Gara-Gara Perang Harga

    Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan besar China, JD.com Inc dan Geely Automobile Holdings Ltd., mengungkap dampak persaingan harga terhadap pendapatan. Para investor pun mulai melego saham kedua perusahaan itu.

    Dilansir Bloomberg pada Jumat (15/8/2025), saham JD.com susut 4,5% di bursa Hong Kong usai emiten perdagangan online tersebut melaporkan laba kuartalan yang menyusut dibandingkan tahun lalu.

    Sementara, saham pabrikan EV Geely anjlok mendekati 6% usai penurunan laba bersih. Indeks Hang Seng China Enterprises pun merosot 1,5%.

    Meskipun keduanya mencatat penjualan yang kuat, laba yang suram pada awal musim laporan keuangan menjadi pertanda buruk bagi pasar ekuitas Hong Kong, yang telah menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di kawasan pada 2025.

    Hasil kuartal Juni telah dipandang sebagai ujian utama tentang bagaimana perusahaan-perusahaan China bertahan di tengah pertempuran industri yang destruktif yang telah memicu kecaman dari pihak berwenang.

    “Hasil [kinerja] JD.com dan Geely menyoroti kekhawatiran involusi yang seharusnya sudah dipahami pasar, yang mengejutkan adalah besarnya hambatan laba,” kata Vey-Sern Ling, direktur pelaksana di Union Bancaire Privee, merujuk pada persaingan yang berlebihan di China.

    JD.com telah melancarkan perang harga setelah memasuki pasar pengiriman makanan yang sangat kompetitif awal tahun ini. Peningkatan belanja promosi dan perekrutan pengemudi baru berdampak pada kinerjanya.

    “Skala kekurangan pendapatan ini meningkatkan risiko laba kuartal kedua yang lebih rendah dari perkiraan bagi para pesaingnya, Alibaba dan Meituan, dari bisnis terkait,” tulis analis Bloomberg Intelligence, Catherine Lim, dalam sebuah catatan.

    Sebagai informasi, saham dua pesaing utama JD.com di sektor pengiriman turun lebih dari 3% setiap hari ini.

    Serupa dengan itu, Geely telah menderita akibat persaingan harga yang sengit di sektor kendaraan listrik (EV) karena produsen berupaya memikat konsumen China yang telah menjadi lebih berhati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi. Saham produsen mobil terkemuka China, BYD Co., merosot hingga 2,6% di bursa Hong Kong.

    Analis JPMorgan Chase & Co., Nick Lai, mencatat bahwa laba inti Geely turun menjadi 3,2 miliar yuan pada kuartal kedua dari 3,5 miliar yuan pada tiga bulan sebelumnya, sebagian dipengaruhi oleh persaingan harga yang semakin ketat sejak Mei.

    “Kami yakin penurunan laba Geely dari kuartal ke kuartal menunjukkan bahwa BYD atau Great Wall mungkin menghadapi tekanan harga yang serupa” dalam laporan laba mereka yang akan dirilis akhir bulan ini, tulis Lai dalam sebuah laporan.

  • Pengganti HP Buatan China Segera Tiba, Amerika Minggir

    Pengganti HP Buatan China Segera Tiba, Amerika Minggir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Alibaba baru saja memperkenalkan kacamata pintar yang akan diluncurkan akhir tahun ini. Perangkat tersebut memiliki fungsi mirip seperti HP, termasuk dapat melakukan panggilan telepon hingga mendengarkan musik.

    Selain itu, kacamata AI Quark dapat melakukan translate secara langsung dan transkrip saat rapat. Kamera internal juga ditempatkan pada perangkat tersebut, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (29/7/2025).

    Alibaba menjelaskan pengguna kacamata dapat menggunakan layanan navigasi dengan perangkat. Kemampuan lainnya adalah membayar menggunakan Alipay dan membandingkan harga melalui e-commerce Taobao.

    Kacamata itu didukung bahasa besar milik Alibaba bernama Qwen. Selain itu juga dukungan asisten AI, Quark yang kini telah tersedia sebagai aplikasi di China.

    Sayang, Alibaba belum mengungkap detil spesifikasi lain dan harga jual perangkatnya itu.

    Kehadiran Quark membuat Alibaba masuk ke dalam pasar kacamata pintar yang mulai diramaikan salah satunya oleh raksasa media sosial asal Amerika Serikat (AS), Meta. Perusahaan Meta yang telah meluncurkan lebih dulu perangkat hasil kolaborasi dengan Rayban pada 2023.

    Kacamata tersebut dijual dengan harga US$300 (Rp 4,9 juta). Dilengkapi dengan speaker membuat pengguna dapat mendengarkan musik, podcast, hingga melakukan panggilan telepon.

    Terdapat kamera ultra lebar berukuran 12 MP. Kamera tersebut mampu merekam video 1080p hingga 60 detik, serta melakukan live streaming untuk Facebook dan Instagram.

    Perusahaan teknologi asal China, Xioami juga jadi pesaing lain dalam industri ini. Kacamata AI milik perusahaan memiliki beberapa kemampuan seperti memindai QR untuk melakukan pembayaran, mengambil foto dan video, menggunakan AI untuk mengindetifikasi bunga serta menerjemahkan teks.

    Xiaomi menjual kacamatanya senilai 1.999 yuan (Rp 4,5 juta). Namun perusahaan belum berencana menjual kacamatannya di luar China.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lama Hilang, Jack Ma Tiba-tiba Muncul Naik Sepeda Mirip Rakyat Biasa

    Lama Hilang, Jack Ma Tiba-tiba Muncul Naik Sepeda Mirip Rakyat Biasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Miliarder dan salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, baru-baru ini terlihat bersepeda di jalanan Hangzhou, China. Sebuah video kemunculannya yang langka menjadi viral di media sosial, dengan banyak pengguna yang memuji “kesederhanaannya”.

    Video tersebut pertama kali di unggah di X, pada 17 Juli oleh pengguna bernama Dott Orikron. Selain menulis soal kesederhanaan Jack Ma, Orikron juga menambahkan.

    “Aduh lihat betapa bahagia dan bebasnya dia.”

    Sementara itu, ada juga yang berkomentar bahwa Jack Ma lebih terlihat seperti tukang kebun sederhana. Padahal dia memiliki miliaran dolar di banknya. Namun dia mempertanyakan, apakah China begitu aman sehingga Jack Ma tidak butuh pengawal?

    Menurut laporan Hype Malaysia, video tersebut pertama kali diunggah oleh seorang pengguna XiaoHongShu, yang mengungkapkan bahwa ia bertemu Ma saat sedang bersama teman-temannya di taman. Pengguna tersebut dilaporkan berkata:

    “Saya datang ke Danau Barat (di Hangzhou) bersama teman-teman saya dan bertemu Jack Ma! Dia mengenakan pakaian olahraga!”.

    Pendiri Alibaba tersebut mengonfirmasi identitasnya ketika ditanya oleh para wanita tersebut.

    Jack Ma diketahui jarang muncul dan low profile. Dia jarang terlihat sejak 2020, menyusul kritik publik terhadap regulator keuangan Tiongkok, yang menyebabkan tindakan keras terhadap Alibaba dan Ant Group. Namun, kemunculannya baru-baru ini menunjukkan kemungkinan rekonsiliasi antara pemerintah Tiongkok dan industri teknologi.

    Ma menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan para pemimpin bisnis lainnya. Kemunculannya kembali dipandang sebagai upaya untuk memulihkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Tiongkok yang sedang berjuang. Kekayaan bersihnya mencapai sekitar $26,5 miliar per Juli 2025, menurut Forbes. Ia mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif Alibaba pada tahun 2019.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gegara AS Damai Sama China, Manusia Rp2.400 Triliun Makin Tajir

    Gegara AS Damai Sama China, Manusia Rp2.400 Triliun Makin Tajir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa produsen chip NVIDIA asal Amerika Serikat (AS) baru saja “ketiban durian nomplok” usai AS akhirnya memutuskan untuk mencabut pemblokiran akses teknologi ke China. Perusahaan itu sempat ketar-ketir karena dilarang jualan ke China.

    Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pemerintah berencana untuk membuka kembali penjualan chip AI H20 Nvidia, yang sempat diblokir beberapa waktu lalu. Pembukaan blokir itu dalam bagian negosiasi mengenai logam tanah jarang.

    Tak lama kemudian, CEO Nvidia Jensen Huang yang berkunjung ke Beijing menyanjung pembuat model AI dari China seperti Deepseek, Alibaba, dan Tencent.

    Ia menyebut model-model AI China berkelas dunia, dikutip dari Reuters, Sabtu (19/7/2025).

    Menurut Huang, pasar China sangat besar, dinamis, dan inovatif. Bahkan, Huang menyebut sangat penting bagi perusahaan AS untuk membangun basis di Beijing.

    Terkait perubahan aturan dalam pemerintah AS, Huang mengatakan diskusi konstruktif dan positif telah terjalin antara dua pemerintahan.

    “Perubahan terbaru ini sebenarnya berkaitan dengan diskusi konstruktif dan positif antar pemerintah AS dan China soal pembahasan pengendalian ekspor,” ujarnya.

    Dia menambahkan lisensi akan turun dalam waktu dekat. “Saya diyakinkan lisensi akan datang dengan sangat cepat,” kata Huang.

    Untuk mendapatkan persetujuan, pesanan chip Nvidia dari perusahaan China perlu dikirimkan ke pemerintahan AS. Kabarnya, Bytedance dan Tencent juga sedang dalam proses pengajuan aplikasi.

    Namun Reuters melaporkan Bytedance membantah mereka mengajukan aplikasi. Sementara itu, Tencent tidak menanggapi permintaan berkomentar.

    Saham Nvidia, perusahaan paling berharga di dunia, ditutup naik 4% dan hampir tidak berubah dalam perdagangan setelah pasar. Sebelumnya, Nvidia memperkirakan pembatasan chip yang diputuskan AS pada April 2025 akan memangkas pendapatannya sebesar US$15 miliar.

    Dengan dibukanya akses ekspor chip dari AS ke China, Nvidia akan kembali meraup pendapatan besar dari pasar pentingnya. Harta Huang yang sempat tergerus karena isu pemblokiran, kini kembali melesat.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Salesforce Ungkap Rencana Jangka Panjang di RI hingga Dampak Efisiensi Pemerintah

    Salesforce Ungkap Rencana Jangka Panjang di RI hingga Dampak Efisiensi Pemerintah

    Bisnis.com, JAKARTA — Salesforce, penyedia solusi digital asal Amerika Serikat, menegaskan komitmen jangka panjangnya untuk berinvestasi dan memperluas operasi di pasar Indonesia. Perusahaan berupaya mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar solusi layanan Customer Relationship Management (CRM) di dunia, termasuk Indonesia. 

    Laporan IDC 2024 mengungkap Salesforce mengusai sekitar 20,7% pasar CRM dunia, mengungguli Microsoft (5,2%) dan Oracle (4,1%) yang terpaut cukup jauh.

    Executive Vice President & Managing Director South Asia Salesforce Arun Kumar Parameswaran mengatakan Indonesia merupakan pasar dengan potensi yang sangat besar  hingga ratusan juta dollar. 

    Perusahaan sangat serius dalam menyasar pasar ini dan berinvestasi besar pada pembangunan tim, mitra, hingga ekosistem di Indonesia.

    “Kami di sini untuk jangka panjang dan akan terus berinvestasi, baik di SDM maupun relasi bisnis,” kata Arun saat ditemui awak media di Jakarta, Rabu (16/7/2025). 

    Arun melanjutkan Salesforce tidak hanya berinvestasi pada karyawan dan teknologi, tetapi juga pada jaringan mitra lokal. Arun menilai kolaborasi antara internal Salesforce, partner, dan pelanggan merupakan kunci pertumbuhan perusahaan.

    Arun menuturkan Salesforce memiliki target yang ingin dicapai pada tahun ini, namun dia tidak bisa memberitahu secara pasti target tersebut. Sebagai perusahaan dengan nilai lebih dari US$40 miliar, perusahaan melihat peluang yang sangat besar dalam mendorong kemajuan Indonesia, terlebih dengan perkembangan masif kecerdasan buatan di Indonesia, yang diramal mencapai Rp163,3 triliun pada 2030.

    Dalam mewujudkan misi tersebut, salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan mendorong layanan Hyperforce, yakni arsitektur platform generasi terbaru Salesforce. 

    Hyperforce adalah platform cloud yang memungkinkan layanan Salesforce dapat dijalankan di cloud publik seperti Alibaba Cloud, AWS, dan lain sebagainya. Pelanggan hanya menentukan cloud public yang sesuai dengan mereka, agar latensi rendah, maka layanan Salesforce dapat diterapkan.

    Hyperforce membantu pelanggan menyimpan data mereka tetap aman di dalam negeri, sehingga secara kepatuhan terhadap regulasi tetap terpenuhi.  Ini menjadi solusi tepat bagi sektor perbankan dan finansial biasanya cukup rumit terkait penyimpanan data krusial.

    Infrastruktur Hyperforce tersusun atas kode, tidak melulu berupa perangkat keras, dan inilah yang mendukung delivery Agentforce, Platform Salesforce, serta Customer 360 Apps bisa dilakukan dengan cepat dan andal di seluruh dunia. 

    “Hyperforce akan memberikan keyakinan lebih kepada pelanggan kami terkait kedaulatan dan keamanan data, serta kepastian regulasi karena data disimpan secara lokal di Indonesia,” kata Arun. 

    Dampak Efisiensi Prabowo dan Tarif Trump

    Seperti diketahui, Salesforce merupakan perusahaan dengan target pasar korporasi (B2B). Dalam perkembangannya, Indonesia saat ini tengah melakukan efisiensi.

    Anggaran di sejumlah kementerian dan lembaga dipangkas. Pada saat yang sama, rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga mengancam menerapkan sanksi tarif resiprokal terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. 

    Mengenai langkah efisiensi tersebut dan dampaknya ke bisnis Salesforce, Arun enggan berkomentar banyak. Namun dia menjelaskan meski terjadi efiensi, di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, jumlah pengguna Salesforce terus bertambah yang menandakan kekuatan dan ketangguhan dari layanan Salesforce.

    “Faktanya, terlepas dari itu [efisiensi], orang tetap harus melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk pelanggan. Mereka tetap harus melakukan modernisasi, transformasi, perubahan customer experience, dan semua hal tersebut,” kata Arun. 

    Arun mengatakan sejauh ini permintaan pelanggan terhadap layanan Salesforce terus meningkat —dan itu di seluruh kawasan, bukan hanya Indonesia.

    Dia juga mengatakan bahwa salah satu nilai perusahaan adalah kepercayaan. Oleh sebab itu, perusahaan membangun Hyperforce di Indonesia untuk memastikan kepada pelanggan bahwa data mereka aman bersama Salesforce. 

    “Kami sudah melakukan engagement misalnya dengan OJK atau Komdigi untuk mendapatkan masukan demi membangun platform yang aman bagi pelanggan kami. Jadi seperti itu kami sudah bermitra dengan pemerintah, dan di luar itu kami juga memiliki fokus pada sektor publik, di mana kami tahu kementerian pun meskipun fokus pada efisiensi,” kata Arun.

  • AS Cabut Blokir China, Manusia Rp 2.400 Triliun Tambah Kaya

    AS Cabut Blokir China, Manusia Rp 2.400 Triliun Tambah Kaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) akhirnya mencabut pemblokiran akses teknologi ke China. Hal ini langsung membawa berkah bagi Nvidia, raja AI asal AS yang sempat ketar-ketir karena dilarang jualan ke China. 

    Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pemerintah berencana untuk membuka kembali penjualan chip AI H20 Nvidia, yang sempat diblokir beberapa waktu lalu. Pembukaan blokir itu dalam bagian negosiasi mengenai logam tanah jarang.

    Tak lama kemudian, CEO Nvidia Jensen Huang yang berkunjung ke Beijing menyanjung pembuat model AI dari China seperti Deepseek, Alibaba, dan Tencent. 

    Ia menyebut model-model AI China berkelas dunia, dikutip dari Reuters, Rabu (16/7/2025).

    Menurut Huang, pasar China sangat besar, dinamis, dan inovatif. Bahkan, Huang menyebut sangat penting bagi perusahaan AS untuk membangun basis di Beijing.

    Terkait perubahan aturan dalam pemerintah AS, Huang mengatakan diskusi konstruktif dan positif telah terjalin antara dua pemerintahan.

    “Perubahan terbaru ini sebenarnya berkaitan dengan diskusi konstruktif dan positif antar pemerintah AS dan China soal pembahasan pengendalian ekspor,” ujarnya.

    Dia menambahkan lisensi akan turun dalam waktu dekat. “Saya diyakinkan lisensi akan datang dengan sangat cepat,” kata Huang.

    Untuk mendapatkan persetujuan, pesanan chip Nvidia dari perusahaan China perlu dikirimkan ke pemerintahan AS. Kabarnya, Bytedance dan Tencent juga sedang dalam proses pengajuan aplikasi.

    Namun Reuters melaporkan Bytedance membantah mereka mengajukan aplikasi. Sementara itu, Tencent tidak menanggapi permintaan berkomentar.

    Saham Nvidia, perusahaan paling berharga di dunia, ditutup naik 4% dan hampir tidak berubah dalam perdagangan setelah pasar. Sebelumnya, Nvidia memperkirakan pembatasan chip yang diputuskan AS pada April 2025 akan memangkas pendapatannya sebesar US$15 miliar.

    Dengan dibukanya akses ekspor chip dari AS ke China,Nvidia akan kembali meraup pendapatan besar dari pasar pentingnya. Harta Huang yang sempat tergerus karena isu pemblokiran, kini kembali melesat.

    Pantauan CNBC Indonesia di Forbes, Kamis (17/7/2024), harta Huang naik 0,39% menjadi US$149,2 miliar atau setara Rp2.435 triliun.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkomsigma Gandeng Alibaba Cloud Gelar Women in Tech

    Telkomsigma Gandeng Alibaba Cloud Gelar Women in Tech

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsigma, sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menyelenggarakan Women in Tech dengan tajuk “Leading Through Innovation: Drive Digital Transformation in Tech Business”, beberapa waktu lalu. Kolaborasi event antara Telkomsigma dan Alibaba Cloud ini mengangkat peran women leaders dari berbagai sektor industri dalam mendorong perusahaan melakukan transformasi dan adopsi teknologi digital.

    Direktur Utama Telkomsigma, Dwi Sulistiani menyampaikan bahwa digitalisasi merupakan salah satu kunci utama untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dalam program Asta Cita yang digaungkan pemerintah guna mensejahterakan masyarakat.

    Pemanfaatan teknologi di berbagai segmen industri dan seluruh lapisan masyarakat, menjadikan Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi digital.

    Menurut dia, acara ini bukan hanya sebagai ajang berbagi pengalaman dan strategi dari para ahli dan pelaku industri dalam mengakselerasi transformasi digital, namun juga sebagai salah satu upaya untuk mendorong pemberdayaan perempuan melalui insight dari women leaders di industri.

    “Menjadi komitmen kami untuk senantiasa melakukan pengembangan kapabilitas dan inovasi layanan guna mendorong pertumbuhan berkelanjutan terhadap ekosistem digital nasional melalui kolaborasi strategis dengan para mitra global,” ujar Dwi dikutip Rabu (16/7/2025).

    Pada sesi diskusi panel, Telkomsigma menceritakan perjalanan bersama Alibaba Cloud memaksimalkan value agar dapat mendukung transformasi perusahaan Business to Business (B2B) yang berfokus pada digitalisasi proses internal perusahaan. Hal ini meliputi Customer Experience, Data Analytics, Artificial Intelligence (AI), Modern Apps, serta Cost Efficiency Infra yang bertujuan untuk memaksimalkan value bisnis perusahaan.

    Sedangkan Alibaba Cloud memaparkan solusi layanan dan use cases berbasis AI dan Data Intelligence yang sudah dimanfaatkan oleh berbagai lini bisnis.

    “Telkomsigma mendukung perusahaan B2B untuk melakukan adopsi teknologi AI yang pastinya memberikan nilai tambah berupa peningkatan customer experience, seamless experience data analytics AL/ML, serta skalabilitas infrastruktur cloud yang reliable dan aman kepada pelanggan,” kata dia.

    Sesi ini juga menghadirkan para pelaku industri yang turut membagikan strategi transformasi digital. Termasuk tantangan serta experience dari inovasi digital yang dirasakan langsung oleh pengguna layanan.

    Selain itu, berlangsung diskusi dalam melakukan kepemimpinan lintas generasi, pemberdayaan talenta perempuan, serta bagaimana menyelaraskan digitalisasi dengan kesiapan SDM dan budaya organisasi.

    “Kolaborasi strategis Telkomsigma bersama mitra global, salah satunya Alibaba Cloud, memperkuat posisi Telkomsigma dalam memberikan layanan dan inovasi dibidang teknologi, juga dapat terus menunjukkan dukungan kepada para pelaku industri di berbagai sektor dalam mengakselerasi adopsi transformasi digital menuju ekosistem ekonomi digital Indonesia yang tangguh dan berdaya saing global,” pungkas dia.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Women in Tech, Kolaborasi Telkomsigma & Alibaba Cloud Berdayakan Talenta Digital Perempuan – Page 3

    Women in Tech, Kolaborasi Telkomsigma & Alibaba Cloud Berdayakan Talenta Digital Perempuan – Page 3

    Pada sesi diskusi panel, Telkomsigma menceritakan perjalanan bersama Alibaba Cloud memaksimalkan value agar dapat mendukung transformasi perusahaan B2B (Business to Business) yang berfokus pada digitalisasi proses internal perusahaan yang meliputi, Customer Experience, Data Analytics, Artificial Intelligence (AI), Modern Apps, serta Cost Efficiency Infra yang bertujuan untuk memaksimalkan value bisnis perusahaan.

    Sedangkan Alibaba Cloud memaparkan solusi layanan dan use cases berbasis AI dan Data Intelligence yang sudah dimanfaatkan oleh berbagai lini bisnis. Telkomsigma mendukung perusahaan B2B untuk melakukan adopsi teknologi AI yang pastinya memberikan nilai tambah berupa peningkatan customer experience, seamless experience data analytics AL/ML, serta skalabilitas infrastruktur cloud yang reliable dan aman kepada pelanggan.

    Sesi ini juga menghadirkan para pelaku industri yang turut membagikan strategi transformasi digital yang dilakukan, termasuk tantangan serta experience dari inovasi digital yang dirasakan langsung oleh pengguna layanan. Selain itu, juga berlangsung diskusi mengenai bagaimana melakukan kepemimpinan lintas generasi, pemberdayaan talenta perempuan, serta bagaimana menyelaraskan digitalisasi dengan kesiapan SDM dan budaya organisasi.

    Melalui kolaborasi strategis Telkomsigma bersama mitra global, salah satunya Alibaba Cloud ini, tidak hanya memperkuat posisi Telkomsigma dalam memberikan layanan dan inovasi di bidang teknologi, namun juga dapat terus menunjukkan dukungan kepada para pelaku industri di berbagai sektor dalam mengakselerasi adopsi transformasi digital menuju ekosistem ekonomi digital Indonesia yang tangguh dan berdaya saing global.

     

    (*)

  • Pemerintah Minta Ecommerce China Hingga Amerika Pungut Pajak PPh dari Seller

    Pemerintah Minta Ecommerce China Hingga Amerika Pungut Pajak PPh dari Seller

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan akan menunjuk ecommerce luar negeri seperti Amazone Amerika Serikat hingga Alibaba China sebagai pemungut pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 0,5% dari omzet pedagang online asal Indonesia.

    Direktur Perpajakan I DJP Hestu Yoga Saksama mengatakan bahwa langkah ini menyasar platform digital di negara seperti Singapura, China, Jepang, dan Amerika Serikat yang banyak digunakan oleh pelaku usaha asal Indonesia.

    “Ada lokapasar seperti di Singapura, China, Jepang, atau Amerika yang ternyata banyak orang Indonesia yang berjualan. Kita bisa menunjuk mereka untuk memungut PPh 22 sebesar 0,5%,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (15/7/2025).

    Menurut Yoga, DJP telah menerapkan pendekatan serupa sejak 2020 dalam penunjukan platform digital luar negeri sebagai penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE) untuk memungut pajak pertambahan nilai (PPN). Dengan pengalaman tersebut, DJP meyakini penerapan PPh 22 juga bisa dilaksanakan secara efektif.

    “Supaya di dalam negeri tidak teriak, lalu pindah semuanya pakai lokapasar luar negeri,” kata Yoga, menyinggung kekhawatiran munculnya kecemburuan sosial antarpenjual domestik dan yang memanfaatkan marketplace asing.

    Yoga menyebutkan bahwa DJP telah berdiskusi dengan sejumlah marketplace besar dan meminta mereka mulai menyiapkan sistem pendukung untuk pemungutan PPh ini. Dia optimistis prosesnya tidak akan memakan waktu lama.

    “Kalau berkaca dari yang tahun 2020 lalu, tidak butuh waktu lama. Kalau tidak salah, dua bulan sudah selesai penyelesaian sistem. Yang di luar negeri, seperti Amerika dan Eropa, itu saja bisa siap dan akhirnya ditetapkan. Kami yakin tidak ada masalah dengan itu dan bisa dilaksanakan dengan cepat,” jelas Yoga.

    Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 37/2025 yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 11 Juni 2025 dan diundangkan pada 14 Juli 2025.

    Dalam aturan itu, marketplace asing yang ditunjuk sebagai PPMSE akan memungut PPh 22 sebesar 0,5% dari omzet bruto tahunan pedagang Indonesia yang berjualan di platform mereka. Pungutan ini terpisah dari kewajiban PPN dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

    Kewajiban pungutan hanya berlaku bagi pedagang dengan omzet di atas Rp500 juta per tahun. Penjual perlu menyampaikan surat pernyataan penghasilan ke marketplace bersangkutan. Sementara itu, pelaku usaha dengan omzet di bawah ambang batas tersebut dibebaskan dari pungutan. Adapun beberapa jenis transaksi dikecualikan dari skema ini, antara lain layanan ekspedisi, transportasi daring (ojek online), penjualan pulsa, hingga perdagangan emas.

  • Profesi Driver Online Bakal Punah, Tandanya Makin Meluas

    Profesi Driver Online Bakal Punah, Tandanya Makin Meluas

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Masa depan profesi driver online berada di ujung tanduk, seiring perkembangan taksi otomatis (robotaxi) yang pesat. Robotaxi merupakan layanan transportasi online dengan armada tak berpengemudi.

    Raksasa teknologi asal China dan Amerika Serikat (AS) berlomba-lomba meluncurkan layanan robotaxi, meski masih ada tantangan regulasi dan tingkat keselamatan penumpang.

    Pada 2024 lalu, laporan Reuters menyebut sudah ada 19 kota di China yang mengimplementasikan robotaxi dan robobus. Beberapa perusahaan yang memimpin teknologi ini adalah Apollo Go, Pony.ai, WeRide, AutoX, dan SAIC Motor.

    Apollgo Go mematok target ekspansi di 100 kota pada 2030 mendatang. Pony.ai yang dibekingi Toyota Motor asal Jepang mengatakan ingin mengoperasikan 1.000 robotaxi pada 2026 mendatang.

    WeRide makin gencar menggandeng mitra global seperti Uber untuk mengekspansi layanannya ke negara-negara di luar China. AutoX yang dibekingi Alibaba Group sudah beroperasi di Beijing dan Shanghai, sementara SAIC juga mulai menggarap industri robotaxi sejak 2021.

    China Mulai Hati-hati

    Managing Director Boston Consulting Group, Augustin Wegscheider, dalam laporan Reuters mengatakan percepatan di China disebabkan oleh kemudahan regulasi dari pemerintah setempat.

    Sikap ini berbeda dengan AS yang pendekatan regulasinya lebih bertahap untuk penerapan robotaxi.

    Meski China terkenal memiliki regulasi pro-inovasi, namun sepertinya negara kekuasaan Xi Jinping mulai waswas dengan perkembangan kendaraan otomatis yang terlalu cepat.

    Reuters melaporkan baru-baru ini Beijing mulai memberi sinyal baru untuk pengembangan industri kendaraan otomatis (AV) dan kendaraan dengan asisten teknologi. Pesannya, industri harus bergerak cepat, tetapi hati-hati, dikutip dari Reuters, Senin (7/7/2025).

    Pejabat China ingin mencegah produsen mobil menjual kemampuan sistem tersebut dengan promosi berlebihan. Regulator ingin menyeimbangkan antara inovasi dan keselamatan untuk memastikan produsen mobil China tidak kalah dari para pesaing AS dan Eropa.

    Robotaxi di Amerika Makin Meluas

    Di sisi lain, AS yang bisa dibilang tertinggal dari China di industri robotaxi mulai mengejar ketinggalan. Waymo yang merupakan anak usaha Alphabet (Google) adalah satu-satunya perusahaan yang sudah mendapat izin mengoperasikan robotaxi di AS.

    Perusahaan sudah memiliki 1.500 armada yang tersebar di Atlanta, Austin, San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix. Bahkan, Waymo dikatakan akan memperluas jangkauannya ke Philadephia dan New York City.

    Waymo akan mulai melakukan pemetaan hingga uji coba, sebelum menghadirkan layanannya. Belum diketahui kapan armada komersilnya akan sampai di Philadelphia dan Waymo.

    Rencananya, Waymo akan hadir lebih dulu di Miami pada tahun ini dan tahun depan di Washington DC.

    Tak tinggal diam, robotaxi Tesla milik Elon Musk juga mulai gaspol. Bulan lalu, Tesla menggelar uji coba skala kecil di Austin. Selanjutnya, laporan Reuters dikutip Jumat (11/7/2025), menyebut Tesla akan mengekspansi layanan robotaxi di San Francisco Bay Area dalam 1-2 bulan ke depan.

    Melalui akun X personalnya, Musk mengatakan Tesla juga akan memperluas area jangkauannya di Austin mulai akhir pekan ini. Musk tak mengungkap lokasi dan skala pastinya, namun ia merespons pengguna X yang menanyakan kapan robotaxi Tesla hadir di Bay Area.

    “Masih menunggu persetujuan regulasi, namun kemungkinan 1-2 bulan [lagi],” Musk membalas pertanyan tersebut.

    Driver Online Waswas Jadi Pengangguran

    Laporan Reuters beberapa saat lalu menyebut China memiliki sekitar 7 juta driver online yang terdaftar. Angka itu jauh lebih besar ketimbang 4,4 juta orang pada 2 tahun lalu.

    Data menunjukkan banyak orang beralih menjadi driver online di tengah sulitnya bursa kerja karena kelesuan ekonomi. Efek samping robotaxi akan menimbulkan kekhawatiran baru bagi para pekerja tersebut.

    Diskusi soal hilangnya pekerjaan karena robotaxi sempat menjadi trending di media sosial. Banyak orang bertanya-tanya “apakah mobil otomatis akan mencuri mata pencarian para sopir taksi?”.

    Liu Yi (36 tahun) adalah salah satu dari 7 juta sopir online di China yang khawatir akan kehilangan pekerjaan. Pria yang berdomisili di Wuhan tersebut mulai bekerja paruh waktu sebagai driver online pada 2024.

    Sopir lainnya bernama Wang Guoqiang (63 tahun) melihat ancaman besar di depan mata dari inovasi teknologi.

    “Ride-hailing adalah pekerjaan untuk kelas bawah,” kata dia.

    “Jika Anda membunuh industri ini. Apa yang tersisa bagi kami?” ia bertanya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]