Perusahaan: Alibaba

  • Gandeng GoTo-Alibaba, Tencent Cloud Siap Investasi Baru Rp7,8 T di RI

    Gandeng GoTo-Alibaba, Tencent Cloud Siap Investasi Baru Rp7,8 T di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tencent Cloud akan berinvestasi senilai US$500 atau sekitar Rp7,8 triliun di Indonesia untuk memperkuat infrastruktur komputasi awan (cloud). Hal ini terungkap usai Tencent Cloud bersama GoTo Group dan Alibaba Cloud menandatangani perjanjian yang mencakup penguatan infrastruktur cloud dan pengembangan talenta digital lokal Indonesia, Minggu (10/11/2024).

    Perjanjian ini diumumkan dalam Forum Bisnis Indonesia-China yang difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) di Beijing dan disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto yang tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke China. Langkah ini menegaskan komitmen bersama untuk mempercepat transformasi digital Indonesia serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Tencent Cloud akan membangun pusat data internet (IDC) ketiganya di Indonesia, sebagai bagian dari komitmen baru senilai sekitar US$500 juta dalam bentuk infrastruktur, sumber daya, dan investasi di Indonesia hingga 2030. Investasi ini bertujuan untuk memberdayakan perusahaan-perusahaan lokal dengan solusi cloud dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang canggih, mendorong ekonomi digital, dan adopsi teknologi AI.

    “Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang dinamis dengan potensi yang luar biasa dan kami merasa terhormat Bapak Presiden Prabowo Subianto dapat hadir menyaksikan peresmian kemitraan ini. Kami berkomitmen untuk memberdayakan perusahaan-perusahaan Indonesia dengan teknologi canggih dan berskala besar yang mendorong inovasi serta konektivitas kepada seluruh masyarakat,” kata Poshu Yeung, Wakil Presiden Senior Tencent Cloud Internasional, melalui keterangan resmi.

    Menurutnya, komitmen ini sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia untuk Indonesia Emas 2045.

    Sementara itu, Alibaba Cloud, yang merupakan penyedia layanan cloud besar pertama yang membangun infrastruktur lokal di Indonesia, telah mendirikan tiga pusat data dan bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan lokal untuk melatih hampir 400.000 individu dalam bidang cloud dan AI. Alibaba Cloud juga berencana menggandakan jumlahnya menjadi 800.000 orang pada 2033 dan akan mendirikan Pusat Keterampilan di Universitas Indonesia untuk menawarkan pelatihan khusus sebagai bagian dari Program Pemberdayaan Akademik Alibaba Cloud atau Alibaba Cloud Academic Empowerment Program (AAEP).

    “Kami berkomitmen mendukung ekosistem digital Indonesia dengan solusi lokal dan berkinerja tinggi yang membuka peluang baru bagi berbagai perusahaan, mendorong kemajuan ekonomi, serta mempercepat langkah menuju Indonesia yang inklusif secara digital,” tutur Sean Yuan, Wakil Presiden Alibaba Cloud International.

    Komitmen Tencent Cloud dan Alibaba Cloud ini dibangun berdasarkan kontrak layanan cloud yang lebih luas antara kedua perusahaan tersebut dengan GoTo, perusahaan ekosistem digital terbesar di Indonesia, yang diumumkan pada September 2024.

    “Melalui kemitraan dengan Tencent Cloud dan Alibaba Cloud, kami tidak hanya memastikan platform GoTo tetap aman dan tangguh, tetapi juga memberdayakan ekonomi digital Indonesia dengan investasi besar dalam infrastruktur cloud serta 1 pelatihan untuk mengembangkan talenta digital lokal,” kata Direktur Utama GoTo Patrick Walujo.

    (luc/luc)

  • Dow Jones Melambung 259 Poin

    Dow Jones Melambung 259 Poin

    New York: Wall Street ditutup pada minggu terkuatnya tahun ini pada perdagangan Jumat waktu setempat. Indeks S&P 500 sempat menyentuh angka 6.000 di tengah reli yang didorong oleh kemenangan presiden Donald Trump dan pemangkasan suku bunga Federal Reserve baru-baru ini.
     
    Melansir Xinhua, Sabtu, 9 November 2024, indeks Dow Jones Industrial Average naik 259,65 poin atau 0,59 persen menjadi 43.988,99. S&P 500 naik 22,44 poin atau 0,38 persen menjadi 5.995,54. Indeks Komposit Nasdaq naik 17,32 poin atau 0,09 persen menjadi 19.286,78.
     
    Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan utilitas dan real estat memimpin penguatan dengan masing-masing naik 1,79 persen dan 1,66 persen. Sementara itu, material dan layanan komunikasi memimpin penguatan dengan masing-masing turun 0,91 persen dan 0,66 persen.
     

     

    Reli Trump masih topang Wall Street

    Penguatan Jumat memperpanjang reli besar minggu ini yang dipicu oleh kemenangan Trump di Gedung Putih pada Rabu. “Reli Trump belum berakhir dengan saham mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa karena investor menantikan pemotongan pajak, deregulasi, dan kebijakan Made in America untuk mendorong penguatan di masa mendatang,” kata ekonom senior di Interactive Brokers, José Torres.
     
    Dalam perubahan indeks yang penting, Nvidia bergabung dengan Dow, menggantikan Intel karena pembuat chip yang sedang kesulitan itu sedikit merosot pada perdagangan akhir. Perusahaan cat Sherwin-Williams juga bergabung dengan Dow, menggantikan raksasa kimia Dow Inc.
     
    Sementara itu, saham Tiongkok yang diperdagangkan di Amerika Serikat menurun. ETF iShares MSCI China turun lebih dari lima persen, dengan perusahaan-perusahaan besar China seperti PDD Holdings, JD.com, Alibaba, dan Li Auto mengalami penurunan.
     
    Ke depannya, setelah serangkaian kenaikan pasar menyusul kemenangan Trump, investor diharapkan mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi mendatang minggu depan untuk mendapatkan wawasan tentang keadaan ekonomi.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • Malaysia Ramai Diserbu Asing, Petaka di Depan Mata

    Malaysia Ramai Diserbu Asing, Petaka di Depan Mata

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi seperti Google, Amazon, Nvidia, hingga Alibaba, ramai-ramai membangun data center di Malaysia, tepatnya di kawasan Johor.

    Kebutuhan data center makin krusial untuk menyokong teknologi komputasi cloud dan kecerdasan buatan (AI) yang digadang-gadang sebagai pendorong ekonomi digital masa depan.

    Kawasan Asia Tenggara dilirik karena kapasitas lahan, listrik, dan air yang masih melimpah untuk membangun infrastruktur data center.

    Adapun Johor menjadi sasaran utama karena beberapa faktor. Salah satunya lokasi yang dekat dengan perbatasan Singapura sebagai jalur internet bawah laut paling padat di dunia.

    Singapura sebelumnya juga menjadi incaran investor asing untuk membangun data center. Namun, pada 2019, Singapura yang padat populasi memberlakukan moratorium yang mempersulit pembangunan data center. Hal ini dipicu penggunaan energi yang berlebihan di negara tersebut.

    Terlebih, Malaysia juga memiliki hubungan yang baik dengan AS dan China, sehingga memperkecil risiko politik untuk perusahaan-perusahaan yang hendak berinvestasi. Apalagi, pemerintah Malaysia cukup akomodatif ke investor asing.

    Dikutip dari Rest of World, Kamis (7/11/2024), Malaysia menambah kapasitas data center paling cepat di kawasan Asia-Pasifik. Potensi permintaan listriknya mencapai 850 MW yang diumumkan untuk semester 2024.

    Dalam 3 tahun terakhir, Johor telah menarik sekitar 50 proyek data center, termasuk dari ByteDance dan Microsoft. Menurut firma riset DC Byte, kapasitas total data center di Johor, termasuk yang sedang dibangun dan direncanakan, telah bertumbuh 100 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

    Popularitas data center di Johor telah mencetak sekitar 40.000 lapangan kerja baru di Malaysia, menurut laporan Rest of World.

    Menurut estimasi Maybank, Johor akan menarik investasi data center senilai US$3,8 miliar pada tahun ini.

    Malaysia sudah lama menargetkan negaranya sebagai hub teknologi global. Tahun lalu, ekonomi digital malaysia telah memperkerjakan lebih dari 1,2 juta orang dan berkontribusi terhadap seperempat total PDB.

    Agaknya Malaysia mengambil momentum tepat dari moratorium yang dirilis Singapura pada 2019. Sejatinya, Singapura telah kembali mengizinkan penambahan data center baru dengan kapasitas 300 MW, selama menggunakan sumber energi hijau.

    Hal ini dilakukan setelah Singapura melihat potensi besar industri data center dalam beberapa tahun ke depan. Rencana penambahan kapasitas 300 MW itu tertuang dalam “Peta Jalan Pusat Data Ramah Lingkungan”.

    Namun, para operator data center sudah lebih dulu menemukan wilayah baru untuk pembangunan fasilitas data center, yakni tepat di tetangga Singapura.

    Amazon, Google, Meta, dan beberapa raksasa teknologi memang menjalankan sendiri data center mereka. Namun, mereka juga tetap mengandalkan pihak ketiga untuk 30% kebutuhan di AS dan sekitar 90% kebutuhan global, menurut CEO Princeton Digital Group, Rangu Salgame.

    Kebanyakan data center di Johor dijalankan oleh pihak ketiga, sehingga tak memiliki kesepakatan langsung dengan perusahaan teknologi sebelum proyek dimulai.

    Setiap data center yang dibangun vendor pihak ketiga bernilai sekitar US$ 1-2 miliar. Jadi, perusahaan teknologi berlaku sebagai tenant dengan memasang hardware mereka sendiri di dalam fasilitas data center.

    Salgame memprediksi Malaysia akan menjadi pasar data center terbesar ke-2 di dunia dalam 5 tahun ke depan.

    Pengukuran industri data center bisa dilihat dari kapasitas listrik yang digunakan. Virginia Utara memiliki kapasitas aktif 4,2GW dan tambahan 11,4GW yang sedang dibangun.

    Johor yang pada 3 tahun lalu memiliki kapasitas di bawah 10MW, kini sudah mencapai 0,34GW yang aktif dan tambahan 2,6GW yang sedang dibangun.

    Ancaman Petaka di Malaysia

    Peran pemerintah sangat penting dalam menyulap Johor sebagai kekuatan data center baru di Asia. Pemerintah menarik minat investor dengan memudahkan proses perizinan.

    Salgame mengatakan pengajuan, pembangunan, dan pengoperasian data center perusahaannya di Johor hanya memakan waktu sekitar 15 bulan.

    Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan Malaysia memberikan banyak insentif untuk pelaku data center. Perusahaan dengan teknologi green juga mendapatkan insentif yang lebih banyak.

    “Kalau di Indonesia, ini memang belum terjadi tapi kalau pemerintah lewat RUU EBT (Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan) yang saat ini sedang digodok di Komisi VII DPR RI berhasil memberikan tambahan insentif dari sisi green initiative, itu akan sangat mendorong tumbuhnya industri data center di Indonesia yang saat ini tumbuh 20-30 persen per tahunnya,” kata Hendra dalam Profit di CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

    Kendati demikian, ancaman kebutuhan listrik dan air juga menghantui Malaysia. Riset Bank Investasi Kenanga memprediksi kebutuhan listrik dari data center di sana mencapai 5 gigawatt pada 2035.

    Wali Kota Johor Bahru Mohd Noorazam Osman mengatakan pemerintah harus menyeimbangkan keuntungan ekonomi dengan kebutuhan masyarakat lokal.

    Ia meminta pembangunan pabrik desalinasi yang bisa mengubah air laut atau air payau menjadi air tawar. Hal ini untuk memastikan kebutuhan air masyarakat lokal tetap terpenuhi. Sebab, area Johor Bahru mulai menghadapi krisis air gara-gara dialokasikan untuk data center.

    Pejabat Komite Investasi, Perdagangan dan Konsumen setempat juga mengatakan pemerintah perlu memberikan panduan jelas soal implementasi penggunaan data center energi hijau di kota tersebut.

    (fab/fab)

  • Lazada Update Deretan Fitur Baru ke AI Lazzie, Bikin Pengalaman Belanja Lebih Personal Sambut 11.11 – Page 3

    Lazada Update Deretan Fitur Baru ke AI Lazzie, Bikin Pengalaman Belanja Lebih Personal Sambut 11.11 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lazada baru saja mengumumkan sejumlah fitur baru berbasis Gen AI pada platform mereka di Asia Tenggara. Kehadiran fitur baru ini juga disebut sebagai bagian dari menyambut promo belanja online 11.11.

    Menurut Head of Operations Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo, fitur-fitur Gen AI terbaru Lazada yang dihadirkan lewat chatbot AI Lazzie ini bertugas menjadikan belanja online lebih personal, interaktif, dan efisien.

    Berbekal dukungan teknologi Alibaba, AI Lazzie dapat membantu pelanggan menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan, memberikan rekomendasi produk yang dipersonalisasi, serta menjawab pertanyaan seputar belanja di Lazada.

    “Gen AI sebagai salah satu strategi kami untuk meningkan customer centric dan juga customer experience kami. Jadi, Gen AI adalah satu strategi diferensiasi kami untuk user,” tutur Amelia dalam konferensi pers yang digelar, Kamis (7/11/2024).

    Dengan bantuan Gen AI ini pula, menurut Amelia, konsumen juga bisa terbantu untuk membuat keputusan dalam membali sesuatu. Layanan ini pun diakses pengguna kapan pun.

    “Lewat kecerdasan buatan, kami ingin membantu consumer mendapatkan pengalaman belanja yang lebih personalized, sesuai dengan selera merekan dan memiliki kualitas pelayanan yang tinggi,” tutur Amelia melanjutkan.

    AI Lazzie sendiri merupakan layanan interaktif dan terintegrasi yang dirancang sebagai asisten belanja yang dipersonalisasi. Chatbot ini didukung oleh teknologi ChatGPT dari OpenAI.

    Hadir dengan empat fitur utama, layanan AI diharapkan bisa meningkatkan proses pelanggan dan penjual. Untuk mengetahui fitur utama AI Lazzie, berikut ini daftarnya:

     

  • Bunuh UMKM, Begini Cara Temu Jual Barang Sangat Murah

    Bunuh UMKM, Begini Cara Temu Jual Barang Sangat Murah

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi e-commerce asal China, Temu, mendulang popularitas di beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS) karena menawarkan barang dengan harga yang sangat murah. Aplikasi cross-border itu juga melakukan ekspansi besar-besaran ke negara-negara Uni Eropa (UE), termasuk Belgia, Prancis, dan Jerman.

    Basis pengguna Temu pun berkembang pesat mulai dari 4,5 juta menjadi 77,3 juta pengguna aktif bulanan dalam setahun.

    Di Indonesia, Temu dilarang beroperasi karena dinilai dapat mengancam UMKM dengan menjual barang-barang impor harga murah.

    Lantas, bagaimana Temu mampu menawarkan produk dengan harga murah?

    Mengutip laman Seller Alibaba, kemampuan Temu menawarkan produk dengan harga yang sangat murah berasal dari kombinasi berbagai faktor, termasuk model penjualan langsung ke konsumen, memanfaatkan kemampuan manufaktur China dan optimalisasi rantai pasokan.

    Berikut 6 alasan Temu bisa menjual barang dengan harga sangat murah.

    1. Menggunakan Model Direct-to-Consumer

    Temu beroperasi dengan model langsung ke konsumen atau direct-to-consumer, dengan menghapus rantai perantara seperti penjual grosir dan distributor. Dengan menghubungkan pelanggan langsung dengan produsen, Temu memangkas biaya tambahan yang berkaitan dengan perantara.

    Pendekatan seperti ini dapat memangkas biaya secara signifikan, sehingga Temu dapat menawarkan produk dengan harga lebih rendah daripada retail tradisional.

    Model bisnis Temu membuat peran distributor, peritel, hingga pedagang kecil musnah. Artinya, barang impor yang dibeli lewat Temu tidak memberikan nilai tambah sedikit pun bagi perekonomian.

    2. Memanfaatkan Manufaktur China

    Sebagian besar pemasok Temu berpusat di China, mereka memanfaatkan kemampuan manufaktur negara tersebut. Melalui software perusahaan induknya, Temu mencocokkan kapasitas manufaktur di China dengan permintaan konsumen.

    Optimalisasi produksi ini memastikan penggunaan sumber daya yang efisien dan meminimalkan biaya, yang berkontribusi pada kemampuan Temu untuk menawarkan harga yang kompetitif.

    Temu biasanya meminta beberapa pabrik untuk menawarkan produk yang sama dan harganya. Pabrik dengan harga yang paling rendah dipilih sebagai pemasok. Jika pada kemudian hari ada pabrik yang bisa menawarkan harga lebih rendah, Temu akan mengganti pemasoknya. 

    3. Optimalisasi Rantai Pasokan

    Temu menggunakan teknik optimalisasi rantai pasokan yang inovatif, termasuk analisis data dan prediksi permintaan.

    Dengan memperkirakan permintaan secara akurat dan mengoptimalkan logistik, Temu meningkatkan efisiensi di seluruh rantai pasokan. Hal ini menghasilkan penghematan biaya ke pelanggan, hingga mampu menekan harga jual.

    4. Pemanfaatan Pengecualian De Minimis

    Temu dilaporkan memanfaatkan pengecualian de minimis, yang memungkinkan pengiriman di bawah US$800 untuk memasuki AS tanpa pemeriksaan atau pajak.

    Dengan mengirimkan produk langsung ke pelanggan AS dan melewati pemeriksaan bea cukai, perusahaan dapat mengurangi biaya pengiriman dan impor. In memungkinkan harga eceran yang dijual ke konsumen jauh lebih rendah.

    5. Biaya Produksi Rendah

    Temu memotivasi produsennya untuk menurunkan harga guna memenuhi permintaan konsumen. Hal ini sering kali mengakibatkan produsen beroperasi dengan margin keuntungan yang tipis. Namun, Temu bersedia untuk menanggung sebagian besar biaya pengiriman internasional. Dengan menekan biaya produksi, Temu mempertahankan strategi harga yang kompetitif.

    6. Produk Tiruan

    Banyak produk yang dijual di Temu adalah “tiruan” tanpa merek atau tiruan dari barang-barang bermerek yang populer. Produksi massal produk tiruan ini di China berkontribusi pada kemampuan Temu untuk menawarkan harga murah.

    Meskipun produk-produk ini mungkin tidak memiliki standar merek dan kualitas seperti produk aslinya, produk tiruan tersebut menarik bagi pembeli yang mencari alternatif yang barang serupa dengan harga terjangkau.

    (fab/fab)

  • Jack Ma Muncul Kembali, Akui Alibaba Bisa Kalah

    Jack Ma Muncul Kembali, Akui Alibaba Bisa Kalah

    Jakarta

    Jack Ma muncul lagi walau tidak secara fisik. Pendiri Alibaba itu mengirim surat pada para karyawan dalam rangka ulang tahun ke-25 raksasa e-commerce yang ia dirikan di Kota Hangzhou, China itu.

    Pria berusia 60 tahun itu minta karyawan kerajaan bisnis yang ia ciptakan percaya pada masa depan di tengah persaingan yang kian ketat. Di surat yang dipublikasikan situs internal Alibaba, Ma mengatakan banyak bisnis Alibaba berpotensi dikalahkan di tengah kebangkitan kembali teknologi dan persaingan ketat di berbagai industri.

    “Ini keniscayaan (kekalahan Alibaba), karena tidak ada perusahaan yang selalu dapat berada di puncak dalam bidang apa pun selamanya,” tulis Ma, yang sangat jarang muncul di depan publik dalam beberapa tahun terakhir.

    “Kita harus terus-menerus diingatkan untuk tidak kehilangan diri kita sendiri di tengah tekanan persaingan,” tambahnya yang dikutip detikINET dari SCMP, Jumat (13/9/2024).

    Ia mengatakan Alibaba terbuat dari semangat idealis yang percaya pada masa depan dan percaya pada pasar. Jack Ma, yang telah mengundurkan diri dari semua peran di Alibaba, tetap menjadi pemegang saham utama dan pemimpin spiritual grup tersebut.

    Alibaba saat ini memang tidak sama perkasa seperti di masa silam. Mereka menghadapi rivalitas besar dengan PDD Holdings dan Douyin milik ByteDance, versi China dari TikTok.

    Ma, pengusaha teknologi paling terkenal di China, secara terbuka mengkritik regulator China dalam pidato bulan Oktober 2020, sehingga menggagalkan penjualan saham perusahaan fintech Ant Group, yang juga ia dirikan. Itu diikuti dengan tindakan keras terhadap sektor teknologi China, termasuk denda USD 2,8 miliar untuk Alibaba.

    Jack Ma pun menarik diri dari kehidupan publik. Ia sempat menghabiskan sebagian besar waktu di luar negeri. Akan tetapi awal tahun silam, dia mulai sering berada di China walau jarang sekali muncul ke publik.

    (fyk/fay)

  • Cara China Selamat dari Bencana Blue Screen Microsoft Windows

    Cara China Selamat dari Bencana Blue Screen Microsoft Windows

    Jakarta

    Saat hampir seluruh dunia mengeluhkan blue screen of death (BSOD) massal di perangkat Windows akibat update CrowdStrike yang bermasalah, ada satu negara yang hampir tidak merasakan dampaknya sama sekali yaitu China. Kok bisa?

    Alasannya sederhana, karena layanan CrowdStrike sangat jarang digunakan di China. Tidak hanya itu, China juga tidak terlalu bergantung kepada layanan Microsoft seperti sebagian besar negara lainnya.

    Di Negeri Tirai Bambu, perusahaan teknologi lokal seperti Alibaba, Tencent, dan Huawei merupakan penyedia layanan cloud terdepan. Tidak banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan software milik perusahaan Amerika Serikat yang pernah berkoar-koar tentang ancaman keamanan siber dari perusahaan asal China.

    Jadi masalah blue screen massal yang dilaporkan terjadi China sebagian besar dialami oleh perusahaan atau organisasi asing. Di platform media sosial China, misalnya, beberapa pengguna mengeluhkan tidak bisa check-in ke hotel internasional seperti Sheraton, Marriott, dan Hyatt.

    Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi pemerintahan, bisnis, dan operator infrastruktur di China mulai mengganti sistem IT mereka ke sistem buatan perusahaan lokal. Bahkan pemerintah China berencana melepaskan diri dari teknologi asing dan beralih ke solusi lokal pada tahun 2027.

    “Ini merupakan bukti cara strategis China menangani operasional teknologi asing,” kata Josh Kennedy White, pakar keamanan siber yang berbasis di Singapura, seperti dikutip dari BBC, Senin (22/7/2024).

    “Microsoft beroperasi di China lewat mitra lokal, 21Vianet, yang mengelola layanannya secara independen dari infrastruktur globalnya. Pengaturan ini melindungi layanan penting di China – seperti perbankan dan penerbangan – dari gangguan global,” sambungnya.

    Blue screen massal yang dialami perangkat Windows mengganggu layanan penting seperti perjalanan maskapai penerbangan, penyiaran, panggilan darurat, hingga layanan kesehatan. Masalah ini dialami di banyak negara, mulai dari Australia, Inggris, India, Amerika Serikat, dan lain-lain.

    Tapi China tidak benar-benar imun dari masalah yang dialami oleh 8,5 juta perangkat Windows di seluruh dunia ini. Segelintir karyawan China juga mengalami masalah ini dan mengucapkan terima kasih kepada Microsoft karena bisa mengakhiri jam kerjanya lebih cepat.

    “Terima kasih Microsoft atas liburan lebih awalnya,” tulis salah satu trending topic di platform media sosial Weibo pada Jumat kemarin, yang disertai foto layar perangkat dengan blue screen.

    (vmp/afr)

  • Rusia Rajai Klasemen Bocor Data, Indonesia Posisi Berapa?

    Rusia Rajai Klasemen Bocor Data, Indonesia Posisi Berapa?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rusia merajai klasemen kasus kebocoran data dengan total 3,5 juta pengguna terdampak pada kuartal pertama 2022. Sementara, Indonesia bertengger di peringkat delapan dengan hampir 430 ribu pengguna terdampak.

    Menurut data perusahaan keamanan siber Surfshark, 20 negara dengan kasus kebocoran data tertinggi di kuartal pertama 2022 mencatatkan 70 persen dari total kasus kebocoran data secara global.

    Sementara itu, akumulasi kasus kebocoran data dari lima negara teratas mencatat sekitar 50 persen dari total kasus kebocoran data secara global.

    Kuartal pertama 2022 disebut mengalami tren positif dalam pengurangan kasus kebocoran data. Meski demikian, sejumlah negara masih menjadi sasaran serangan siber ini.

    Kebocoran data sendiri adalah insiden di mana data yang dipegang oleh beberapa pihak baik seseorang atau perusahaan diakses, dilihat, dan berpotensi dicuri oleh pihak ketiga yang tidak berwenang.

    Dalam istilah awam, peretas mengakses database untuk mencuri data rahasia dan menyebabkan kebocoran data. Dalam kasus kebocoran data, peretas menyalin dan membocorkan data pengguna seperti nama, nama keluarga, alamat email, kata sandi, dan lain-lain.

    Rusia menjadi raja dalam kasus kebocoran data di kuartal pertama 2022 dengan total 3,5 juta pengguna internet yang terdampak. Angka ini disebut terkait dengan situasi konflik Rusia-Ukraina yang membuat negara yang dipimpin Vladimir Putin ini menjadi sasaran peretas anonim.

    Negeri Beruang Merah mengalami kenaikan jumlah kebocoran data dibandingkan kuarter sebelumnya sebesar 11 persen. Biasanya, Amerika Serikat (AS) menjadi raja dalam klasemen kasus kebocoran data ini, tetapi kini negeri Paman Sam duduk di peringkat dua dengan total 2,49 juta pengguna terdampak.

    Meski sama-sama berada dalam kondisi konflik, Ukraina malah mengalami kebocoran data 67 persen lebih rendah dibandingkan sebelum invasi Rusia. Ukraina kini menduduki posisi 15 dalam klasemen tersebut. Namun, Ukraina masih menjadi negara dengan kasus kebocoran data tertinggi di Eropa Timur.

    Indonesia menjadi negara Asia Tenggara dengan kasus kebocoran data tertinggi dan menduduki posisi kedelapan dengan total 429,86 ribu pengguna internet terdampak. Angka ini mengalami perbaikan dibandingkan kebocoran data di kuarter sebelumnya yang menyerang 539,85 ribu pengguna.

    RI sendiri belakangan dihiasi beberapa kasus kebocoran data pribadi, mulai dari data pelanggan PLN, IndiHome, Jasamarga, registrasi SIM card, hingga KPU. 

    Di Asia, India menjadi negara teratas dalam kasus kebocoran data dengan total pengguna terdampak sebanyak 674,85 ribu. Angka ini turun lebih dari setengahnya dibandingkan dengan kuarter sebelumnya dengan kebocoran data menimpa 1,77 juta pengguna.

    Daftar lengkap

    Berikut daftar 20 negara teratas dalam kasus kebocoran data di kuarter pertama 2022:

    1. Rusia

    2. AS

    3. Polandia

    4. Prancis

    5. India

    6. Turki

    7. Australia

    8. Indonesia

    9. Hong Kong

    10. Jerman

    11. Inggris

    12. Brasil

    13. China

    14. Filipina

    15. Ukraina

    16. Spanyol

    17. Ceko

    18. Taiwan

    19. Kanada

    20. Korea Selatan

    Lebih lanjut, ada beberapa kasus kebocoran data besar yang menimpa perusahaan teknologi, salah satunya Yahoo pada 2013.

    Dilansir dari CSO, kebocoran data yang menimpa Yahoo menyebabkan 3 miliar akun penggunanya terdampak. Kasus kebocoran data terbesar ini baru diungkap perusahaan pada Desember 2016.

    Selain itu, kasus kebocoran data besar lain pernah menimpa raksasa e-commerce Alibaba pada 2019. Kebocoran data tersebut menyebabkan 1,1 miliar data penggunanya bocor ke tangan penjahat siber.

    (lom/lth)

  • Tiktok Diduga Dibobol Besar-besaran, Hacker Curi Data Pengguna

    Tiktok Diduga Dibobol Besar-besaran, Hacker Curi Data Pengguna

    Jakarta, CNN Indonesia

    Aplikasi asal China, TikTok, membantah ada kebocoran besar-besaran data pengguna dan didunggah ke forum peretasan.

    Website bidang teknologi yang kerap membagikan kebocoran data, BleepingComputer, sebelumnya menemukan kode sumber dan data telah bocor, diduga berasal dari pengguna TikTok.

    Kelompok peretas data yang menamakan diri ‘AgainstTheWest’ membuat topik di forum peretasan pada Jumat (2/9) dan mengklaim data berasal dari TikTok dan WeChat.

    Pengguna membagikan tangkapan layar dari basis data milik perusahaan dan disimpan pada instance cloud Alibaba berisi data untuk pengguna TikTok dan WeChat.

    Peretas mengatakan server ini menyimpan 2,05 miliar catatan dalam basis data 790GB, yang berisi data pengguna, statistik platform, kode perangkat lunak, cookie, token auth, info server, dan masih banyak lagi.

    Nama AgainstTheWest (ATW) terdengar seperti kelompok peretas yang menargetkan negara-negara Barat. Para pelaku ancaman mengklaim hanya menargetkan negara dan perusahaan yang memusuhi kepentingan Barat.

    “Jangan biarkan nama membingungkan Anda, ATW menargetkan negara-negara yang mereka anggap sebagai ancaman bagi masyarakat barat, saat ini mereka menargetkan China dan Rusia dan memiliki rencana untuk menargetkan Korea Utara, Belarusia dan Iran di masa depan,” kata peneliti cybersecurity CyberKnow.

    TikTok mengklaim pihak yang diretas itu bukan perusahaannya. Lebih lanjut, pihaknya mengatakan kode sumber yang dibagikan di forum peretasan bukan bagian dari platform.

    “Kami tidak percaya pengguna perlu mengambil tindakan proaktif apa pun, dan kami tetap berkomitmen untuk keselamatan dan keamanan komunitas global kami,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan dikutip The Verge.

    TikTok juga menjelaskan data pengguna yang bocor tidak dapat dihasilkan dari pengikisan langsung platform, karena TikTok memiliki perlindungan keamanan yang memadai untuk mencegah skrip otomatis mengumpulkan informasi pengguna.

    BleepingComputer juga telah menghubungi WeChat untuk memberikan pernyataan, tetapi belum menerima tanggapan dari mereka.

    Meskipun WeChat dan TikTok adalah perusahaan China, mereka tidak dimiliki oleh perusahaan induk yang sama.

    TikTok merupakan aplikasi besutan ByteDance, sedangkan WeChat aplikasi milik Tencent.

    Oleh karena itu, melihat keduanya dalam satu database menunjukkan bahwa itu bukan pelanggaran langsung pada setiap platform.

    Kemungkinan besar, basis data yang tidak dilindungi dibuat oleh pengikis data pihak ketiga atau broker yang mengambil data publik dari kedua layanan dan menyimpannya ke dalam satu basis data.

    Kedua perusahaan terus-menerus menjadi sorotan investigasi privasi oleh layanan nasional, sehingga menemukan contoh cloud yang kaya yang berisi data kedua perusahaan menimbulkan kecurigaan.

    Troy Hunt, pencipta layanan pemberitahuan pelanggaran data HaveIBeenPwned, mengonfirmasi di utas Twitter bahwa beberapa data yang dibagikan peretas valid.

    Demikian pula, “pemburu basis data” Bob Diachenko telah memvalidasi data pengguna yang bocor merupakan data yang cocok dengan pengguna. Tetapi ia tidak dapat memberikan kesimpulan konkret tentang asal data.

    Jika analisis lebih lanjut mengungkapkan data tersebut sah, TikTok akan dipaksa mengambil tindakan, untuk mengurangi efek kebocoran meskipun tidak dilanggar.

    (can/fea)

    [Gambas:Video CNN]