Perusahaan: Airbus

  • Garuda Ungkap 34 Pesawat Tidak Terbang

    Garuda Ungkap 34 Pesawat Tidak Terbang

    Jakarta

    PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatat puluhan unit pesawat yang belum bisa terbang hingga saat ini. Puluhan pesawat tersebut termasuk milik anak usaha Garuda, yakni PT Citilink Indonesia.

    Wakil Direktur Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, mengungkap saat ini terdapat 34 pesawat dari grup Garuda Indonesia yang masih dalam kondisi grounded.

    “Itu kurang lebih 34 pesawat yang masih grounded,” kata Thomas dalam acara Public Expose secara virtual, Kamis (27/11/2025).

    Namun, ia tak menyebut lebih lanjut nasib puluhan unit pesawat tersebut jelang akhir tahun ini. Meski begitu, mayoritas pesawat milik perseroan dipastikan terbang pada Desember.

    Direktur Teknis Garuda Indonesia, Mukhtaris menjelaskan Citilink akan mengoperasikan 31 pesawat pada Desember. Total pesawat yang dimiliki Citilink sebanyak 56 armada, terdiri dari 49 Airbus A320neo dan tujuh unit ATR.

    “Per awal Desember ini Citilink sendiri sudah menerbangkan kurang lebih 31 pesawat, dari total mereka punya 49 (jenis) A320neo plus tujuh (jenis) ATR. Jadi, total 56 pesawat,” jelasnya.

    Saat peak season, pesawat Citilink diperkirakan bertambah menjadi 38. Sementara pesawat Garuda yang beroperasi 58 dari total 72 armada.

    “Sementara dengan Garuda sendiri, kita maintain menerbangkan 58 pesawat dari total 72 pesawat kita,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Garuda Indonesia Bakal Pangkas Rute yang Gak Untungin!”

    (ahi/ara)

  • Maskapi Ramai-ramai Tambah Pesawat dan Frekuensi Penerbangan Jelang Nataru

    Maskapi Ramai-ramai Tambah Pesawat dan Frekuensi Penerbangan Jelang Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai nasional maupun internasional bersiap menambah armada maupun frekuensi penerbangan untuk mengakomodir kebutuhan pada momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). 

    Direktur Utama PT Transnusa Aviation Mandiri (Transnusa) Bayu Sutanto memprediksikan penerbangan pada akhir tahun ini akan meningkat 15% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah penumpang diproyeksi tumbuh 20%. 

    Untuk itu, pihaknya akan meningkatkan utilisasi armada dengan menambah frekuensi penerbangan untuk rute tertentu, tanpa menambah armada. 

    “Yang tambah frekuensi ada lima rute,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (19/11/2025). 

    Bayu menjelaskan, penambahan frekuensi khusus untuk penerbangan rute Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS) ke Perth, Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK)—DPS, dan CGK—Bandara Subang Malaysia (SZB). 

    Kemudian rute CGK—Changi International Airport (SIN) dan CGK—Bandara Internasional Kuala Lumpur (KUL) juga akan ditambah frekuensinya pada masa liburan Nataru. 

    Saat ini, terdapat 12 pesawat yang Transnusa operasikan, yakni lima armada berjenis Airbus A320, dua armada Aribus A321, dan lima jenis C909 (d/h ARJ21). 

    Menjelang Nataru pula, Transnusa membuka rute baru dari Denpasar ke Singapura mulai Senin (17/11/2025) dan rute CGK—Penang mulai 24 November 2025. 

    Berbeda dengan Transnusa, Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan menyampaikan bahwa maskapai akan menambah satu pesawat untuk persiapan adanya lonjakan penumpang pada masa liburan akhir tahun. 

    “Iya ada tambahan pesawat, kebetulan pesawat ke 15 kita akan sampai di Indonesia minggu depan, untuk support Nataru,” ujarnya kepada Bisnis. 

    Pesawat yang akan datang tersebut merupakan jenis Airbus A320 berkapasitas 140-170 penumpang yang merupakan hasil sewa dari lessor.

    Serupa, maskapai internasional Singapore Airlines (SIA) juga akan menambah armada maupun frekuensi penerbangan. 

    Manager Public Relations Indonesia Singapore Airlines Kleopas Danang Bintoroyakti mengungkapkan, maskapai akan melayani satu penerbangan tambahan untuk rute Medan—Singapura pada 25 Desember 2025 — 27 Desember 2025 dan 2 Januari 2026 — 5 Januari 2026.  

    “Untuk extra flight akhir tahun, yang Medan kami tambah 1 flight,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (14/11/2025). 

    Sementara itu, untuk penerbangan Surabaya—Singapura, Singapore Airlines akan menambah kapasitas dengan penggantian armada yang lebih besar, pada periode 24 Desember 2025 — 27 Desember 2025 dan pada 2 Januari 2026—5 Januari 2026. 

    Kebutuhan Pesawat Capai 326 Unit

    Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meminta seluruh maskapai, termasuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), untuk meningkatkan kapasitas angkutan udara. 

    Peningkatan tersebut melalui penambahan jumlah dan kapasitas penerbangan baik dengan menambah jadwal (extra flight) maupun mengganti pesawat dengan tipe yang lebih besar. 

    Kemudian melakukan komunikasi efektif dan masif kepada pengguna jasa transportasi udara, serta menjaga pertumbuhan permintaan masyarakat dengan memastikan pengenaan tarif angkutan udara sesuai regulasi.

    Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa memproyeksikan kebutuhan 326 pesawat selama Nataru, terdiri dari 286 pesawat jet dan 40 pesawat propeller.

    Saat ini, total armada pesawat udara di Indonesia mencapai 560 unit, dengan 366 pesawat siap beroperasi dan 194 dalam perawatan. Maskapai dengan jumlah armada terbanyak antara lain Lion Air (97 unit), Wings Air (77 unit), dan Garuda Indonesia (81 unit).

    “Kami memperkirakan jumlah penumpang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu, baik untuk rute domestik dan internasional,” ujar Lukman dalam keterangan resmi, Minggu (16/11/2025). 

    Bandara tersibuk diprediksi meliputi Soekarno-Hatta (Tangerang), Ngurah Rai (Denpasar), Sultan Hasanuddin (Makassar), Kualanamu (Medan), dan Juanda (Surabaya). Untuk rute internasional, pergerakan tertinggi akan terjadi dari dan menuju Singapura dan Kuala Lumpur.

    Pemerintah bersama operator penerbangan juga memberikan berbagai insentif untuk menekan tarif tiket pesawat selama periode Nataru, termasuk diskon PPN tiket ekonomi, pengurangan biaya layanan bandara, dan penurunan harga avtur di 37 bandara.

    Diskon tarif berlaku untuk pembelian tiket pada 22 Oktober 2025 – 10 Januari 2026 dan periode penerbangan 22 Desember 2025 – 10 Januari 2026.

  • Qatar Airways Pasang Starlink di Lebih dari 100 Pesawat Widebody

    Qatar Airways Pasang Starlink di Lebih dari 100 Pesawat Widebody

    Bisnis.com, JAKARTA – Qatar Airways telah melengkapi lebih dari 100 pesawat widebody dengan internet super cepat Starlink. Capaian itu menjadikannya operator dengan armada widebody ber-Starlink terbanyak di dunia dan satu-satunya di kawasan MENA.

    Dalam waktu kurang dari setahun sejak penerbangan Starlink pertama pada Oktober 2024, Qatar Airways berhasil menuntaskan salah satu program instalasi paling agresif dan tercepat yang pernah dilakukan di industri.

    Lebih dari 50% armada widebody kini terkoneksi, mengoperasikan 30.000+ penerbangan dengan Wi-Fi berkecepatan tinggi dari gate-to-gate tanpa gangguan.

    CEO Qatar Airways Group, Engr. Badr Mohammed Al-Meer, menegaskan bahwa langkah cepat ini bukan sekadar ambisi, tetapi komitmen nyata untuk menghadirkan pengalaman terbaik di udara.

    “Kecepatan peluncuran Starlink mencerminkan prioritas kami memberikan pengalaman perjalanan yang unggul, bukan sekadar wacana. Lebih dari 100 pesawat telah terhubung, dan kini hingga 200 penerbangan harian menawarkan internet yang bahkan melebihi banyak layanan Wi-Fi rumah,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (18/11/2025).

    Dengan selesainya pemasangan di seluruh Boeing 777 dan peluncuran Airbus A350 yang hampir rampung, Qatar Airways memperluas konektivitas Starlink ke lebih dari 170 destinasi di enam benua.

    Penumpang di setiap kabin dapat streaming, gaming, bekerja, hingga video call dengan stabil di ketinggian 35.000 kaki.

    Terobosan ini tidak hanya menempatkan Qatar Airways sebagai pionir konektivitas global, tetapi juga mempertegas reputasinya sebagai maskapai paling inovatif dan dapat diandalkan di dunia.

  • Maskapai Berbiaya Rendah Borong 150 Airbus A321neo Senilai Rp400 T

    Maskapai Berbiaya Rendah Borong 150 Airbus A321neo Senilai Rp400 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Maskapai berbiaya rendah asal Uni Emirat Arab (UEA) flydubai mengumumkan langkah ekspansi paling ambisius dalam sejarah perusahaan dengan membeli 150 pesawat Airbus A321neo senilai US$24 miliar atau sekitar Rp400,8 triliun.

    Maskapai milik pemerintah Dubai itu mengungkapkan bahwa kesepakatan tersebut ditandai lewat penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pada Selasa (18/11/2025), dengan jadwal pengiriman pesawat dimulai pada 2031, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan resmi flydubai.

    Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, Chairman flydubai, menegaskan bahwa kontrak pertama maskapai itu dengan Airbus menandai arah baru perusahaan.

    “Langkah ini merupakan langkah yang menarik dalam memperluas dan mendiversifikasi armada kami,” ujarnya dalam konferensi pers di Dubai Airshow, dilansir AFP.

    Selama ini, flydubai sepenuhnya mengandalkan Boeing. Armada operasionalnya saat ini berjumlah 95 pesawat Boeing 737. Karena itu, kontrak baru dengan Airbus menjadi sinyal perubahan strategis yang signifikan.

    Dalam pernyataannya, flydubai menjelaskan bahwa perjanjian ini mencakup 150 pesawat A321neo dengan opsi tambahan untuk 100 unit.

    Langkah besar flydubai terjadi bersamaan dengan serangkaian pengumuman lain dari maskapai di Uni Emirat Arab. Di tempat yang sama, Etihad Airways yang berbasis di Abu Dhabi mengumumkan pemesanan 16 pesawat Airbus yang terdiri dari enam A330-900, tujuh A350-1000, dan tiga A350F.

    Flydubai juga memperluas kerja sama teknologinya. Maskapai itu menandatangani kesepakatan dengan SpaceX untuk menghadirkan layanan Starlink di seluruh armadanya, sehari setelah Emirates mengumumkan rencana serupa untuk mengadopsi jaringan satelit milik Elon Musk.

    Pengumuman flydubai hadir hanya sehari setelah Emirates, maskapai yang kerap dianggap sebagai “sister airline” flydubai, meluncurkan pesanan besar kepada Boeing.

    Emirates memesan 65 pesawat dalam kesepakatan senilai US$38 miliar pada pameran 2 tahunan itu, menjadikannya kontrak terbesar di Timur Tengah pada tahun ini.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Anak Singapore Airlines Layani Kualanamu-Singapura Mulai Februari 2026

    Anak Singapore Airlines Layani Kualanamu-Singapura Mulai Februari 2026

    Jakarta

    Anak usaha Singapore Airlines, Scoot, akan mulai melayani penerbangan Kualanamu-Singapura vice versa (vv) pada Februari 2026. Rute baru maskapai berjenis low cost carrier (LCC) ini akan beroperasi setiap hari dengan menggunakan pesawat Airbus A320.

    Plt Direktur Utama PT Angkasa Pura Aviasi, Yosrizal Syamsuri, menyambut positif rencana penerbangan Scoot dari Kualanamu ke Singapura. Saat ini pemesanan tiket penerbangan tersebut sudah dapat dilakukan melalui website resmi maskapai, mobile application maupun online travel agent.

    “Ini pertanda bagus bagi kebangkitan pariwisata di Sumatera Utara dan trafik penerbangan internasional di Bandara Kualanamu. Kami siap berkolaborasi dengan Scoot maupun Pemerintah melalui Dinas Pariwisata untuk memaksimalkan Tingkat keterisian pesawat serta memasarkan potensi wisata Sumatera Utara kepada Dunia,” kata Yosrizal dalam keterangan tertulis, Senin (17/11/2025).

    Hadirnya penerbangan Scoot di Bandara Kualanamu dinilai sebagai keuntungan tersendiri bagi Provinsi Sumatera Utara, terutama keuntungan pada sektor pariwisata.

    Wisatawan yang datang dapat mengunjungi kota-kota terdekat di sekitar Ibu Kota Provinsi, Medan, untuk menikmati budaya lokal dan keindahan kota.

    Di samping itu, Bandara Internasional Kualanamu sendiri menjelang moment peak season Natal dan Tahun Baru 2025, baru saja meresmikan satu branded tenant baru di area boarding lounge penumpang domestik.

    Managing Director PT Angkasa Pura Aviasi, Ravishankar Saravu, mengatakan hal ini sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan kepada para penumpang.

    Bukan hanya kesiapan operasional, namun juga peningkatan layanan komersial bagi penumpang menjadi perhatian utama dari pengelola Bandara.

    “Upaya penambahan tenant-tenant branded di Bandara Kualanamu merupakan wujud keseriusan kami dalam mengimbangi pertumbuhan trafik penumpang internasional di Bandara. Semakin banyak penerbangan internasional maka semakin diperlukan brand-brand F&B maupun fashion terkemuka yang harus kami hadirkan di Bandara,” ujar Ravishankar.

    Ravishankar mengatakan, pihaknya telah melakukan profiling penumpang. Dari proses profiling tersebut, terlihat banyak penumpang dengan golongan medium-high yang terbang dan mendarat di KNO.

    “Oleh karenanya kami berinisiatif untuk menghadirkan tenant-tenant branded tersebut untuk memanjakan para penumpang,” katanya.

    (shc/hns)

  • Project Kuiper Amazon Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Leo

    Project Kuiper Amazon Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Leo

    Jakarta

    Program internet satelit Amazon yang sedang berkembang tidak lagi disebut Project Kuiper. Kini, program tersebut hanya dikenal sebagai ‘Leo’ atau disebut juga ‘Amazon Leo’. Perubahan nama ini terjadi karena Amazon tampaknya mengalihkan fokusnya dari komunitas yang ‘belum terlayani atau kurang terlayani’ ke mengamankan kontrak komersial yang lebih besar.

    Sekilas tentang Project Kuiper, jaringan satelit ini telah dikembangkan sejak 2019 dan, seperti yang diungkapkan Amazon, nama Project Kuiper awalnya hanya bersifat sementara. Leo merupakan penghormatan terhadap lokasi jaringan di orbit rendah Bumi atau low earth orbit dan biasa disebut dalam industri antariksa sebagai LEO.

    Saat Amazon berupaya meluncurkan satelit Kuiper pertama awal tahun ini, perusahaan tersebut membanggakan bahwa proyek tersebut merupakan inisiatif untuk meningkatkan akses pita lebar global dengan misi yang terdengar mulia untuk menghadirkan pita lebar yang cepat dan terjangkau bagi komunitas yang tidak terlayani dengan baik oleh penyedia internet tradisional.

    Namun, seperti dikutip dari Payload Space, perusahaan tersebut telah mengubah bahasa yang digunakannya untuk mendeskripsikan layanan tersebut dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan penandatanganan kesepakatan dengan Airbus dan JetBlue, yang menjadikan jaringan tersebut bersaing secara langsung dengan layanan Starlink milik SpaceX.

    Versi arsip halaman FAQ utama Kuiper, yang diterbitkan pada akhir 2024, menempatkan ‘misi’ yang disebutkan sebelumnya untuk melayani komunitas tersebut tepat di bagian atas postingan. Keterjangkauan disebutkan tiga kali, dengan Amazon menyebutnya sebagai ‘prinsip utama Proyek Kuiper’.

    “Amazon memiliki komitmen jangka panjang terhadap harga rendah, dan memiliki banyak pengalaman dalam membangun perangkat populer berbiaya rendah seperti Echo Dot dan Fire TV Stick,” demikian jawaban atas pertanyaan di arsip postingan tentang biaya layanan Kuiper.

    “Kami menerapkan pendekatan serupa dengan Project Kuiper,” tegas mereka.

    Pertanyaan dan jawaban tentang biaya sekarang sudah tidak ada lagi di FAQ Leo, dan tidak ada lagi yang menyebutkan ‘keterjangkauan’ di halaman mana pun. Bahasa di bagian atas FAQ yang baru juga berbeda. Dinyatakan bahwa Leo adalah ‘jaringan satelit orbit Bumi rendah milik Amazon, yang dirancang untuk menyediakan internet yang cepat dan andal bagi pelanggan dan komunitas di luar jangkauan jaringan yang ada.’

    Meskipun FAQ Leo menyebutkan bahwa konektivitas yang buruk dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat, bisnis, dan organisasi lain yang beroperasi di wilayah dunia yang belum terlayani dan kurang terlayani, perusahaan tersebut tidak lagi spesifik seperti sebelumnya dalam hal menempatkan komunitas tersebut di posisi terdepan dalam jalur pelanggan.

    Situs web baru Amazon Leo bahkan lebih gamblang menunjukkan prioritasnya pada layanan internet rumah dan komersial. Situs ini mempromosikan kemampuan untuk melakukan panggilan video yang lancar, streaming video 4K, dan menangani kebutuhan internet seluruh keluarga, serta fakta bahwa Leo bersifat fleksibel, skalabel, dan siap untuk digunakan perusahaan.

    Terlepas dari semua ini, Amazon mengunggah video menarik tentang perubahan nama tersebut di X. Video tersebut antara lain menampilkan seorang anak yang sedang mengerjakan PR di komputernya, balapan drift profesional, petugas ambulans di jalan terpencil, seorang petani yang sedang menggunakan tablet, dan sepasang kekasih yang sedang berdansa di sebuah binatu. Bersamaan dengan video tersebut, Amazon juga menulis: “Nama baru, misi tetap sama.”

    (rns/rns)

  • Amazon Ganti Nama Project Kuiper jadi Leo, Harga Murah Bukan Prioritas

    Amazon Ganti Nama Project Kuiper jadi Leo, Harga Murah Bukan Prioritas

    Bisnis.com, JAKARTA— Amazon resmi mengganti nama program internet satelitnya. Proyek yang sebelumnya dikenal sebagai Project Kuiper kini diberi nama baru: Leo. Selain berubah nama, perusahaan juga tidak lagi berfokus menawarkan harga internet murah kepada pelanggannya.

    Melansir laman TechCrunch pada  Senin (17/11/2025) pergantian ini datang seiring  dengan perusahaan yang tampak menggeser fokusnya dari misi menyediakan internet terjangkau bagi wilayah “tidak terlayani” menjadi membidik kontrak-komersial berskala besar.

    Program satelit ini telah dikembangkan sejak 2019. Menurut Amazon, nama Project Kuiper sejak awal hanya bersifat sementara. Nama baru Leo merujuk pada lokasi jaringan satelit tersebut di low-Earth orbit, atau orbit rendah Bumi. 

    Sebelumnya, saat bersiap meluncurkan satelit perdana Kuiper pada awal tahun ini, Amazon menekankan proyek tersebut merupakan upaya memperluas akses broadband global. 

    Perusahaan bahkan menyebut misinya adalah menyediakan koneksi cepat dan terjangkau bagi komunitas yang belum mendapatkan layanan internet memadai.

    Namun, Amazon tampaknya mulai mengubah cara mereka menggambarkan layanan ini dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah menjalin kerja sama dengan Airbus dan JetBlue, sebuah langkah yang menempatkan Leo berhadapan langsung dengan Starlink milik SpaceX.

    Jejak perubahan ini terlihat jelas pada halaman FAQ. Versi arsip FAQ Project Kuiper yang dipublikasikan pada akhir 2024 menempatkan misi membantu komunitas yang tidak terlayani tepat di bagian atas. Kata affordability atau keterjangkauan muncul tiga kali, dan Amazon menyebut harga murah sebagai prinsip utama Project Kuiper.

    Dalam FAQ lama itu, Amazon bahkan membandingkan komitmennya menjaga harga rendah dengan produk-produk populer seperti Echo Dot dan Fire TV Stick: “Kami menerapkan pendekatan yang sama pada Project Kuiper.”

    Kini, seluruh bagian yang menyinggung biaya tersebut hilang dari FAQ Leo. Tidak ada lagi penyebutan mengenai keterjangkauan harga.

    FAQ terbaru hanya menyatakan Leo adalah jaringan satelit orbit rendah Bumi milik Amazon, dirancang untuk menyediakan internet cepat dan andal bagi pelanggan maupun komunitas yang berada di luar jangkauan jaringan yang ada. Meski masih menyinggung kesenjangan akses internet di wilayah terpencil, Amazon tak lagi secara eksplisit menempatkan komunitas tersebut sebagai fokus utama pengguna.

    Website baru Amazon Leo juga semakin menegaskan arah barunya. Alih-alih mencontohkan manfaat bagi wilayah terpencil, laman itu menonjolkan penggunaan untuk internet rumah dan keperluan komersial yakni mulai dari video call tanpa hambatan, streaming 4K, hingga kebutuhan internet keluarga. 

    Leo juga digambarkan sebagai layanan yang fleksibel, skalabel, dan siap untuk kebutuhan enterprise. Penyebutan soal penggunaan di wilayah rural kini hanya menjadi pelengkap, tanpa informasi mengenai harga.

    Meski demikian, pada Kamis lalu Amazon merilis video promosi nama baru Leo di X. Video itu menampilkan berbagai situasi di antaranya seorang anak mengerjakan PR, balap drifting profesional, petugas ambulans di jalanan terpencil, petani yang menggunakan tablet, hingga pasangan yang menari di laundromat. Di caption, Amazon menulis: “Nama baru, misi tetap sama.”

  • YIA Jadi Embarkasi Haji 2026, Jemaah Tak Lagi Waajib Menginap di Asrama

    YIA Jadi Embarkasi Haji 2026, Jemaah Tak Lagi Waajib Menginap di Asrama

    Jakarta

    Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) telah resmi ditetapkan sebagai bandara embarkasi dan debarkasi haji mulai tahun 2026. Selaras dengan hal itu, pemerintah menerapkan skema baru agar calon jemaah haji bisa menginap di hotel-hotel di sekitar kawasan tersebut.

    Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Nazib Faizal, mengatakan inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mengoptimalkan potensi infrastruktur strategis di wilayah DIY dan sekitarnya.

    “Harapan Bapak Menko AHY agar Yogyakarta menjadi embarkasi haji telah disetujui oleh Kementerian Haji dan Umrah. Skema Hotel Bubble di area sekitar bandara akan diterapkan agar pelayanan jemaah haji lebih efisien sekaligus memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat Kulonprogo,” ujar Nazib, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025).

    Melalui konsep Hotel Bubble, calon jemaah haji tidak lagi harus melalui gedung Asrama Haji sebagaimana di embarkasi lainnya. Calon jemaah dapat menggunakan hotel-hotel di kawasan depan bandara yang telah disiapkan sesuai standar pelayanan haji.

    “Konsep ini akan meningkatkan kenyamanan jemaah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, terutama sektor perhotelan, transportasi, dan UMKM lokal,” jelasnya.

    Penetapan YIA sebagai embarkasi haji merupakan hasil koordinasi intensif lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, serta PT Angkasa Pura Indonesia sebagai pengelola bandara.

    Rencananya, kloter pertama jemaah haji yang berangkat melalui YIA dijadwalkan pada 22 April 2026, dengan peserta berasal dari Provinsi DIY meliputi Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo, serta sebagian wilayah Jawa Tengah yakni Karesidenan Kedu (Kabupaten Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, dan Kota Magelang).

    General Manager Bandara Internasional Yogyakarta, Ruly Artha, mengatakan langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat pemerataan pelayanan publik dan memperluas konektivitas udara di luar wilayah Jawa bagian barat.

    “Penetapan YIA sebagai embarkasi haji 2026 adalah amanah besar sekaligus bukti pengakuan atas kualitas infrastruktur yang kami miliki,” ujar Ruly.

    Ruly menjelaskan, YIA memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter yang mampu didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 dan Airbus A330, serta terminal modern berkapasitas besar yang siap mengakomodasi penerbangan haji secara efisien dan berkelas dunia.

    Ia berharap, penetapan ini menjadi kontribusi nyata dalam mendukung program pemerintah di bidang pelayanan penyelenggaraan ibadah haji, serta meningkatkan perekonomian dan konektivitas wilayah DIY, khususnya Kulonprogo.

    (shc/eds)

  • Bandara Dhoho Kediri Kembali Beroperasi, Transportasi Pendukung Andalkan "Online"
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 November 2025

    Bandara Dhoho Kediri Kembali Beroperasi, Transportasi Pendukung Andalkan "Online" Surabaya 10 November 2025

    Bandara Dhoho Kediri Kembali Beroperasi, Transportasi Pendukung Andalkan “Online”
    Tim Redaksi

    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Bandar Udara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur kembali beroperasi untuk penerbangan komersialnya, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, Senin (10/11/2025).
    Penerbangan itu dilayani oleh maskapai
    Super Air Jet
    dengan rute Jakarta (CGK)-Kediri (DHX) maupun rute sebaliknya. Pesawatnya menggunakan unit berbadan lebar jenis Airbus.
    Pada penerbangan perdana itu, tercatat 132 penumpang datang dan 168 penumpang berangkat. Semuanya berjalan lancar tanpa kendala.
    Dari sisi infrastruktur maupun pelayanannya juga nampak sangat prima. Namun, ada pemandangan yang berbeda dengan bandara umumnya, yakni perihal transportasi pendukungnya.
    Pantauan
    Kompas.com
    , belum nampak adanya tranportasi umum konvensional, misalnya dari perusahaan otobus, angkutan kota, maupun taksi sebagai angkutan mobilitas di bandara.
    Situasi itu berbeda dengan
    inaugural flight
     pada awal operasional bandara proyek strategis nasional (PSN) yang dibangun sepenuhnya oleh PT Gudang Garam itu.
    Saat itu, tampak angkutan umum konvensional di sekitar bandara. Misalnya saja, nampak Bus Harapan Jaya maupun taksi yang siap mengantarkan pengguna jasa bandara dari sejumlah wilayah penyangga ke bandara maupun sebaliknya.
    Perihal tiadanya angkutan umum itu, menurut Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, ini karena masih dalam masa penyesuaian antara masa vakum dengan jadwal penerbangan terbaru yang ada.
    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, Nizam mengatakan, sejauh ini sudah ada nota kesepahaman atau
    memorandum of understanding
     (MoU) dengan sejumlah pemilik angkutan umum.
    MoU itu perihal penyediaan angkutan umum yang menghubungkan antara Bandara Dhoho dengan sejumlah daerah penyangga, misalnya angkutan penghubung antara bandara ke Kabupaten Tulungagung maupun wilayah lainnya.
    “Secara MoU sudah ada. Baik dengan Harapan Jaya maupun dengan DAMRI. Kami akan berkolaborasi,” ujar Nizam saat dihubungi
    Kompas.com
    , Senin (10/11/2025).
    Pihaknya berharap, kolaborasi itu akan membuahkan hasil sehingga semua angkutan publik telah siap saat penerbangan sudah penuh seminggu 3 kali sebagaimana jadwal yang ada.
    Dengan begitu, keberadaan angkutan umum pendukung itu bisa semakin menambah kemudahan akses bagi pengguna jasa bandara.
    Meski belum ada angkutan umum konvensional yang beroperasi, para pengguna jasa bandara bisa memanfaatkan moda transportasi
    online,
    yang siap sedia di lokasi bandara.
    Keberadaan angkutan
    online
    itu cukup mencolok dan mudah diakses karena berada areal pintu utama bandara dan mereka secara resmi terorganisasi.
    “Di sini bisa pesan pakai GoJek maupun Maxim,” kata Nuha, salah seorang pengemudi angkutan
    online.
    Sejauh ini, menurut Nuha, ada 20 anggota pengemudi
    online
    yang terdaftar. Mereka bertugas saat ada jadwal penerbangan.
    “Kami bisa mengantar sesuai permintaan calon penumpang. Saya bahkan pernah mengantar sampai Malang sana,” ucap Nuha. 
    Saat ini, angkutan
    online
    itu menjadi satu-satunya pilihan moda transportasi yang bisa diandalkan, selain penggunaan kendaraan pribadi. Hanya saja, pemesanannya harus menggunakan aplikasi.
    Penerbangan komersial di Bandara Internasional Dhoho mulai bergeliat menyusul
    inaugural flight
    yang dilakukan oleh maskapai Super Air Jet.
    Penerbangan perdana yang mengambil rute Jakarta (CGK)-Kediri (DHX) maupun sebaliknya bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025.
    Penerbangan yang dijadwalkan sepekan tiga kali yakni Senin-Rabu-Jumat itu juga menjadi penanda beroperasinya kembali penerbangan komersil setelah vakum beberapa bulan. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Potret Pesawat Raksasa Bisa Terbang Nonstop 22 Jam, Ini Rutenya

    Potret Pesawat Raksasa Bisa Terbang Nonstop 22 Jam, Ini Rutenya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Maskapai penerbangan Qantas mengumumkan tahap akhir penyelesaian perakitan pesawat tanpa henti alias non stop. Armada baru itu mereka pesan dari Airbus.

    Dengan adaptasi tangki bahan bakar tengah belakang berkapasitas 20.000 liter, Airbus A350-1000ULR itu akan mampu terbang hingga 22 jam tanpa henti.

    Qantas menyebut proyek armada layanan jarak jauhnya sebagai “Project Sunrise”, karena penerbangannya memakan waktu begitu lama sehingga dapat menemui dua fajar yang berbeda.

    Dilansir CNN Internasional, Qantas akan mulai menjadwalkan penerbangan komersial project sunrise pada 2027.

    Mereka mengklaim, penerbangan itu akan memangkas hingga empat jam waktu tempuh dari London atau New York untuk mencapai pantai timur Australia.

    Foto: Penerbangan komersial diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2027. (Dok. Qantas)
    Penerbangan komersial diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2027. (Dok. Qantas)

    Sebelumnya, Boeing 787-9 Dreamliner telah dapat terbang 17 jam nonstop dari dua lokasi itu ke Perth, di pantai barat Australia. Namun, maskapai menganggap, perlunya mencapai sisi lain negara sebagai “batas akhir penerbangan “.

    Qantas mengerjakan Project Sunrise sejak 2017. Proyek ini sempat tertunda karena pandemi Covid-19, yang untuk sementara memang menghentikan sebagian besar industri penerbangan.

    Pada 2022, maskapai ini lalu memesan 12 pesawat Airbus A350-1000ULR untuk rute jarak jauh ke dan dari Australia dan yang pertama dijadwalkan akan dikirim pada bulan Oktober tahun depan.

    Dalam pembaruan terkini mengenai Project Sunrise, Qantas mengungkapkan gambar dan rekaman pesawat tersebut, yang menunjukkan berbagai tahap perakitannya di kantor pusat Airbus di Toulouse, Prancis.

    Rekaman yang dirilis itu menampilkan badan pesawat muncul dari dalam pesawat kargo khusus, yang dikenal sebagai Airbus Beluga karena kemiripannya dengan paus beluga.

    Kemudian, badan pesawat dibawa ke hanggar, tempat para teknisi memasang bagian-bagian pesawat lainnya. Semua bagian penting pesawat kini telah dirakit, dan akan diangkut ke hanggar baru untuk pemasangan mesin dan instrumen uji terbang.

    Selain untuk memangkas waktu penerbangan, proyek ini bertujuan untuk “mengubah cara orang mengalami perjalanan jarak jauh, melalui desain yang didukung sains untuk meminimalkan jetlag dan memaksimalkan kesejahteraan,” kata CEO Qantas Vanessa Hudson dalam sebuah pernyataan.

    Hanya akan ada 238 kursi di pesawat ini, dibandingkan dengan sekitar 400 kursi di A350-1000 lainnya. Sebagai gantinya, akan ada ruang untuk “Wellbeing Zone” yang dibangun khusus di antara kabin ekonomi premium dan ekonomi, serta suite kelas satu.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]