Perusahaan: AirAsia

  • Achmad Sadikin Ditunjuk Jadi Plt Dirut Indonesia AirAsia

    Achmad Sadikin Ditunjuk Jadi Plt Dirut Indonesia AirAsia

    Jakarta, Beritasatu.com – Grup maskapai AirAsia, Aviation Group Limited (AAGL), menunjuk Achmad Sadikin Abdurachman sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Indonesia AirAsia (IAA). Achmad Sadikin menggantikan Veranita Yosephine, yang mundur pada 28 Mei 2025.

    Selain menjadi Plt. Direktur Utama IAA, Achmad Sadikin akan merangkap jabatan sebagai Direktur Utama di PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP). Achmad Sadikin pun masih tetap melanjutkan tanggung jawab sebagai direktur corporate safety & quality.

    Group CEO of AirAsia Aviation Group Bo Lingam pun berterima kasih kepada Veranita atas pengabdiannya. Oleh karenanya, AirAsia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Veranita atas kontribusi, dedikasi, serta kepemimpinannya selama menjabat.

    “Di bawah arahannya, Indonesia AirAsia berhasil mencatat berbagai pencapaian penting dalam memperluas konektivitas internasional serta memperkuat posisinya sebagai maskapai pilihan masyarakat Indonesia,” kata dia seperti dilansir dari Antara, Minggu (8/6/2025).

    Bo Lingam mengatakan, Indonesia AirAsia akan terus memberikan layanan terbaik bagi para tamu serta mendorong inovasi menuju masa depan industri penerbangan yang lebih kuat dan berkelanjutan di Indonesia.

    Menanggapi pengangkatannya, Achmad Sadikin menyampaikan kesiapannya memimpin perusahaan selama transisi. Dia berkomitmen untuk dapat mendukung perusahaan selama masa transisi ini.

  • Achmad Sadikin Abdurachman Jadi Dirut Baru AirAsia Indonesia (CMPP), Cek Profilnya

    Achmad Sadikin Abdurachman Jadi Dirut Baru AirAsia Indonesia (CMPP), Cek Profilnya

    Bisnis.com, JAKARTA — AirAsia Aviation Group Limited (AAGL) mengumumkan pergantian kepemimpinan di perusahaan Indonesia AirAsia (IAA) setelah Veranita Yosephine resmi mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama per 28 Mei 2025. 

    AirAsia Group kemudian menunjuk Captain Achmad Sadikin Abdurachman sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama IAA guna memastikan stabilitas operasional di tengah masa transisi.

    Selain mengemban jabatan Plt. Direktur Utama IAA, dia juga ditunjuk sebagai Direktur Utama di PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), entitas induk dari maskapai tersebut. Dalam kapasitasnya saat ini, Achmad Sadikin juga tetap melanjutkan tanggung jawab sebagai Direktur Corporate Safety & Quality.

    Group CEO of AirAsia Aviation Group, Bo Lingam mengatakan, AirAsia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Veranita atas kontribusi, dedikasi, dan kepemimpinannya selama menjabat. 

    “Di bawah arahannya, Indonesia AirAsia berhasil mencatat berbagai pencapaian penting dalam memperluas konektivitas internasional serta memperkuat posisinya sebagai maskapai pilihan masyarakat Indonesia,” ujar Bo Lingam melalui keterangannya, Jumat (6/6/2025).

    Adapun, Veranita menjabat posisi tertinggi di Indonesia AirAsia sejak Oktober 2019. Selama masa kepemimpinannya, maskapai berhasil melalui tekanan pandemi Covid-19 dan bangkit dengan membuka jaringan internasional baru di luar kawasan Asean. 

    Beberapa rute penting seperti Hong Kong, Perth, Cairns, Darwin, hingga Adelaide menjadi bagian dari ekspansi yang mendorong posisi strategis AirAsia di pasar penerbangan internasional.

    Profil Capt. Achmad Sadikin

    Di lain sisi, Captain Achmad Sadikin menyampaikan kesiapannya untuk memimpin perusahaan selama masa transisi berlangsung. Dia berkomitmen untuk dapat mendukung perusahaan selama masa transisi ini.

    “Kami akan menjaga keunggulan operasional dengan terus menghadirkan layanan penerbangan yang selalu mengutamakan keselamatan, kenyamanan, dan nilai terbaik bagi para tamu,” Achmad Sadikin.

    Menilik profilnya di laman resmi AirAsia, Captain Achmad Sadikin memulai kiprahnya di AirAsia Indonesia sejak 2006. Di lini manajerial, dia menjabat sebagai Director of Corporate Safety & Quality di Indonesia AirAsia sejak 2016 hingga kini. 

    Sebagai pilot berpengalaman, dia pernah mengawaki Airbus A320‑200 sejak 2009 dan Boeing 737‑300 antara 2007–2009, serta tetap aktif sebagai captain dalam operasional maskapai.

    Adapun, pada 1991–1992 Achmad Sadikin menempuh pendidikan pilot di Australian Aviation College. 

    Selanjutnya, pada 1992–2004 dia pernah berkarier di PT Merpati Nusantara Airlines. Kemudian pada 2004–2005 Achmad Sadikin juga sempat berkarier di PT Air Paradise International yang berbasis di Denpasar, Bali.

  • Avtur dan Perawatan Pesawat jadi Momok Garuda Indonesia (GIAA) dan AirAsia (CMPP)

    Avtur dan Perawatan Pesawat jadi Momok Garuda Indonesia (GIAA) dan AirAsia (CMPP)

    Bisnis.com, JAKARTA — Biaya bahan bakar dan perawatan pesawat masih mendominasi beban operasional dua maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP). Laporan keuangan keduanya menunjukkan peningkatan pada setiap segmen beban sepanjang 2024. 

    Garuda misalnya, beban perawatan pesawat disebut membuat maskapai nasional ini menghentikan sementara operasional 15 pesawat termasuk milik PT Citilink Indonesia. Sumber Bloomberg mengatakan GIAA kesulitan membayar biaya perawatan pesawat serta beberapa pemasok suku cadang yang meminta pembayaran uang muka karena khawatir akan kinerja keuangan GIAA. 

    Menurut data terbaru dari Cirium, lembaga pelacak armada maskapai, Garuda memiliki 66 pesawat yang beroperasi dan 14 pesawat dalam status penyimpanan.

    Biaya perawatan disebut cukup besar karena mayoritas armada Garuda digunakan untuk penerbangan jarak pendek, yang secara teknis menghasilkan biaya perawatan per jam terbang atau per siklus penerbangan lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh tingkat keausan yang lebih besar. 

    Jadwal perawatan pesawat umumnya didasarkan pada jumlah siklus lepas landas dan pendaratan, bukan pada durasi operasional.

    Jika melirik laporan keuangan GIAA sepanjang 2024, segmen pemeliharaan dan avtur memang menjadi penyumbang beban usaha terbesar. GIAA membukukan beban usaha yang membengkak 18,31% menjadi US$3,10 miliar dari sebelumnya sebesar US$2,62 miliar. Beban terbesar disumbang oleh beban operasional penerbangan termasuk avtur sebesar US$1,66 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan 2023 sebesar US$2,37 miliar. 

    Kemudian beban usaha terbesar juga merupakan beban pemeliharaan dan perbaikan yaitu US$536,95 juta, naik dari 2023 yang sebesar US$3,86 juta. 

    Pendapatan GIAA juga tercatat naik menjadi sebesar US$3,41 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$2,93 miliar. 

    Alhasil, Garuda Indonesia (GIAA) justru berbalik rugi sepanjang 2024 sebesar US$72,70 juta atau sekitar Rp1,17 triliun (kurs Rp16.154). Padahal pada 2023, GIAA berhasil membukukan laba sebesar US$250,64 juta.

    Senada, AirAsia Indonesia (CMPP) juga mengalami pembengkakan beban usaha hingga 17,53% menjadi sekitar Rp8,73 triliun sepanjang 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,43 triliun. 

    Beban usaha terbesar disumbang oleh bahan bakar yang mencapai Rp3,44 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,19 triliun. Segmen perbaikan dan pemeliharaan pesawat menempati urutan kedua sebagai penyumbang beban terbesar yaitu sekitar Rp1,65 triliun. 

    Beban usaha yang meningkat tersebut juga diikuti pertumbuhan pendapatan usaha sepanjang 2024. CMPP mencatat sekitar Rp7,94 triliun sebagai pendapatan, lebih tinggi 19,90% dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar Rp6,62 triliun. 

    Meski diimbangi dengan kenaikan pendapatan, CMPP nyatanya membukukan pembengkakan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 41,25% menjadi Rp1,52 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,08 triliun. 

  • TransNusa Naik Kelas ke Medium Service, Cek Perbedaan Kelas Maskapai Penerbangan!

    TransNusa Naik Kelas ke Medium Service, Cek Perbedaan Kelas Maskapai Penerbangan!

    Bisnis.com, JAKARTA — TransNusa baru saja naik kelas menjadi maskapai medium service carrier atau maskapai pelayanan standar menengah mulai 25 April 2025. Sebelumnya, TransNusa merupakan maskapai kelas penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier). 

    Maskapai penerbangan umumnya dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan jenis layanan yang ditawarkan, yaitu low cost carrier (LCC), medium service carrier  (MSC), dan full service airline. Klasifikasi ini mencerminkan perbedaan harga tiket serta fasilitas yang disediakan untuk penumpang.

    LCC adalah maskapai yang menawarkan tiket dengan harga murah dan layanan yang minimal. Maskapai ini umumnya tidak menyertakan fasilitas seperti bagasi tercatat, makanan dan minuman, serta hiburan di pesawat dalam harga tiket. Penumpang dapat memilih untuk membeli layanan tambahan jika diperlukan. Beberapa contoh maskapai LCC adalah AirAsia, Citilink, dan Lion Air.

    LCC cocok bagi penumpang yang mengutamakan harga tiket yang terjangkau, terutama untuk perjalanan singkat atau wisata hemat. Meskipun fasilitas terbatas, maskapai jenis ini banyak dipilih oleh mereka yang tidak memerlukan layanan tambahan selama penerbangan.

    Lalu, maskapai MSC menawarkan layanan yang lebih lengkap dibandingkan LCC. Namun, tetap dengan harga yang terjangkau. Maskapai MSC biasanya menyediakan bagasi gratis dengan batasan tertentu, makanan ringan, serta hiburan sederhana di pesawat. Layanan ini memberikan kenyamanan tambahan tanpa mengorbankan harga tiket yang masih cukup bersaing.

    Teranyar, maskapai TransNusa mengumumkan perubahan kelas menjadi MSC dan mengeklaim transformasi tersebut menjadikan layanan penerbangan lebih nyaman. Pelayanan MSC tersebut termasuk bagasi gratis 20 kilogram hingga 30 kilogram tergantung dari kelas dan rute penerbangan. Selain itu, terdapat makanan ringan dan air mineral tanpa biaya tambahan untuk seluruh penerbangan domestik. 

    Sementara itu, maskapai full service airline adalah maskapai yang menawarkan layanan penuh kepada penumpang, termasuk fasilitas seperti bagasi tercatat, makanan dan minuman, hiburan di pesawat, serta akses ke lounge bandara. Maskapai jenis ini juga sering menawarkan program loyalitas bagi penumpang setia. 

    Garuda Indonesia, Singapore Airlines, dan Cathay Pacific adalah contoh maskapai full service. Maskapai ini lebih cocok bagi penumpang yang mengutamakan kenyamanan maksimal, baik dalam hal layanan di pesawat maupun fasilitas di bandara.

    Dari sisi harga, tiket LCC biasanya yang paling ekonomis, sedangkan MSC menawarkan harga menengah dengan fasilitas tambahan. Sementara itu, full service airline menawarkan harga lebih tinggi sesuai dengan kelengkapan layanan yang diberikan. Setiap jenis maskapai dirancang untuk memenuhi kebutuhan penumpang dengan berbagai preferensi perjalanan.

  • AirAsia Indonesia Raup Rp1,99 Triliun di Awal 2025, Rute Internasional Jadi Kunci Sukses

    AirAsia Indonesia Raup Rp1,99 Triliun di Awal 2025, Rute Internasional Jadi Kunci Sukses

    Jakarta: PT AirAsia Indonesia Tbk (AAID/CMPP) mengawali tahun 2025 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,99 triliun pada kuartal I, meningkat 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 
     
    Pertumbuhan ini mencerminkan permintaan yang kuat serta keberhasilan strategi perusahaan dalam memperluas fokus ke pasar internasional, sekaligus menunjukkan kinerja yang solid di tengah tantangan makro-ekonomi dan fluktuasi nilai tukar mata uang asing.?
    Ekspansi rute internasional 
    Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Veranita Yosephine, menyatakan pada awal tahun 2025, Indonesia AirAsia meluncurkan rute internasional terbaru, yakni Bali-Darwin, yang menjadi rute ketiga dalam menghubungkan Indonesia dan Australia, setelah sebelumnya meresmikan penerbangan Bali-Perth dan Bali-Cairns. 
     
    “Kehadiran rute-rute ke Australia ini diharapkan tidak hanya mempererat hubungan bilateral antara kedua negara, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi di masing-masing destinasi,” ujar Veranita dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 April 2025.
     

    Veranita juga mengungkapkan bahwa upaya ekspansi pasar internasional ini akan terus dilanjutkan, mengingat kekuatan Indonesia AirAsia dalam segmen tersebut berkat jaringan regional yang dimiliki. 

    Pada Kuartal II tahun 2025, Indonesia AirAsia dijadwalkan meluncurkan rute internasional keempatnya ke Australia, yakni Bali-Adelaide. 
     
    Penambahan ini menegaskan komitmen Indonesia AirAsia dalam memperluas jaringan penerbangan internasional, tidak hanya di kawasan ASEAN dan Asia, tetapi juga ke wilayah strategis seperti Australia, sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat konektivitas dan menghadirkan layanan penerbangan yang terjangkau bagi lebih banyak masyarakat.?

    Kinerja operasional yang solid
    Dengan armada berjumlah 30 pesawat, Indonesia AirAsia mencatat kapasitas sebesar 1,85 juta kursi dan berhasil mengangkut 1,53 juta penumpang selama kuartal I-2025. 
     
    Tingkat keterisian penumpang (load factor) mencapai 83 persen, sementara pendapatan per kilometer kursi tersedia (RASK) mengalami kenaikan sebesar 6,4 persen dibandingkan kuartal I-2024.?
     
    Sebagian besar pendapatan berasal dari penjualan tiket kursi pesawat sebesar Rp1,65 triliun, dengan pendapatan tambahan dari layanan lainnya, termasuk biaya bagasi dan pelayanan penerbangan, mencapai Rp339 miliar.?
    Strategi efisiensi di tengah tantangan ekonomi
    Meskipun mencatat kerugian sebesar Rp710 miliar pada kuartal I-2025, angka ini membaik sebesar 8,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. 
     
    Apabila tidak memperhitungkan rugi selisih kurs, kinerja operasional perusahaan berhasil memperbaiki kerugian yang signifikan hingga 17,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.?
     
    Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sebesar 4,1 persen turut memberikan tekanan terhadap kinerja keuangan. 
     
    “Untuk mengantisipasi tekanan nilai tukar, kami memperkuat efisiensi biaya dan operasional melalui pengelolaan biaya yang lebih optimal, ujar Veranita.?
    Fokus pada pertumbuhan berkelanjutan
    Dalam upaya menjaga keberlanjutan bisnis, Indonesia AirAsia akan terus menjalankan berbagai inisiatif strategis dan efisien, termasuk pengendalian biaya operasional, optimalisasi jaringan rute, dan sinergi dengan Grup AirAsia dalam proses negosiasi dan penyelarasan kewajiban keuangan.?
     
    Veranita menambahkan bahwa penataan ulang di tingkat Grup memberikan Indonesia AirAsia dasar yang lebih kuat untuk berkembang secara strategis. 
     
    “Dengan Bali sebagai hub utama, kami berada dalam posisi yang sangat baik untuk menghubungkan kawasan Asia Tenggara dengan kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas, termasuk Australia, sambil tetap memberikan nilai lebih dan kenyamanan bagi penumpang kami. Indonesia AirAsia, khususnya, akan mendapatkan keuntungan dari akses yang lebih baik ke pasar-pasar baru dan efisiensi operasional yang lebih tinggi, memperkuat perannya sebagai penghubung utama untuk perjalanan domestik dan internasional,” jelas Veranita.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Biar Penerbangan Aman, AirAsia Ingatakan Penumpang Larangan Merokok Termasuk Rokok Elektrik dalam Pesawat

    Biar Penerbangan Aman, AirAsia Ingatakan Penumpang Larangan Merokok Termasuk Rokok Elektrik dalam Pesawat

    Jakarta: Indonesia AirAsia terus kembali mengingatkan seluruh penumpang untuk tidak merokok dalam pesawat. Hal semata-mata untuk menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Selain untuk menjaga keselamatan, larangan ini juga untuk memastikan kenyamanan seluruh penumpang bersama awak kabin. Ini sebagaimana disampaikan Head of Indonesia Affairs & Policy Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi.

    Eddy Krismeidi menegaskan bahwa keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap penerbangan. Oleh karena itu merokok baik rokok konvensional maupun rokok elektrik atau vape dilarang di dalam pesawat.

    “Tindakan merokok, baik penggunaan rokok konvensional maupun elektrik (vape), dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang lain serta membahayakan keselamatan penerbangan,” ujar Head of Indonesia Affairs & Policy Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi, di Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
     

    Larangan ini juga merujuk pada ketentuan hukum nasional, yaitu Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nomor 12 Tahun 2024 tentang penggunaan rokok elektrik dalam penerbangan, serta Pasal 54 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang melarang tindakan yang dapat mengganggu keamanan, keselamatan, dan ketertiban selama penerbangan.

    Lebih jauh lagi, larangan merokok di dalam pesawat juga merupakan bagian dari standar keselamatan internasional yang telah ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), dan berlaku bagi seluruh maskapai di dunia.

    “Indonesia AirAsia mengajak seluruh penumpang untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan keselamatan selama penerbangan dengan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, termasuk larangan merokok di dalam pesawat. Kepatuhan terhadap aturan ini bukan hanya bentuk tanggung jawab sebagai penumpang, tetapi juga kontribusi penting dalam menciptakan pengalaman terbang yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua,” tambah Eddy.

    Sepanjang tahun 2024, Indonesia AirAsia mencatat sebanyak 31 kasus pelanggaran berupa merokok di dalam pesawat, termasuk penggunaan vape. Seluruh kasus tersebut telah ditindaklanjuti dengan pemberian peringatan tegas kepada pelanggar secara langsung. Data pelanggaran juga telah dicatat dalam sistem penumpang sebagai dasar pertimbangan untuk tindakan lanjutan. Apabila pelanggaran serupa terus berulang, maskapai tidak akan segan untuk mengambil langkah lebih lanjut, termasuk kemungkinan pembatasan hak terbang terhadap penumpang yang bersangkutan.

    Merokok di dalam kabin pesawat, termasuk penggunaan vape, bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga dapat memicu alarm asap dan mengganggu sistem navigasi penerbangan. Atas dasar itu, pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenai sanksi berat, termasuk denda hingga Rp 2,5 miliar atau pidana penjara paling lama 5 tahun, sebagaimana tercantum dalam Pasal 412 ayat 6 Undang-Undang Penerbangan.

    Peringatan untuk tidak merokok telah disampaikan secara konsisten oleh awak kabin selama penerbangan, mulai dari pengumuman selamat datang, demonstrasi keselamatan, hingga pengumuman setelah lepas landas. Hal ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan maskapai dalam menciptakan lingkungan penerbangan yang aman dan tertib.
    Aturan Membawa rokok elektrik 
    Buat kamu yang merokok menggunakan rokok elektrik atau vape tetap boleh membawa dalam penerbangan. Namun, ada ketentuan yang harus ditaati, sebagai berikut:

    Penggunaan rokok elektrik dalam jenis apapun di dalam pesawat dilarang keras.
    Penumpang hanya diperbolehkan membawa satu unit vape di dalam bagasi kabin.
    Vape tidak boleh dimasukkan dalam bagasi terdaftar dan harus disimpan di dalam bagasi kabin atau saku pakaian.
    Kapasitas baterai vape tidak boleh melebihi 100 Wh.
    E-liquid dibatasi maksimal 100 ml per botol dan harus dikemas sesuai ketentuan barang cair dalam kabin.
    Pastikan perangkat vape dalam keadaan mati, dan bila memungkinkan, baterai dilepas untuk mencegah aktivasi tidak sengaja.

    Indonesia AirAsia senantiasa mengedepankan standar keselamatan dan keamanan di setiap penerbangan, serta telah diakui secara resmi sebagai operator yang telah lulus audit keselamatan operasional oleh International Air Transport Association (IATA) melalui sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA).

    Jakarta: Indonesia AirAsia terus kembali mengingatkan seluruh penumpang untuk tidak merokok dalam pesawat. Hal semata-mata untuk menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
     
    Selain untuk menjaga keselamatan, larangan ini juga untuk memastikan kenyamanan seluruh penumpang bersama awak kabin. Ini sebagaimana disampaikan Head of Indonesia Affairs & Policy Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi.
     
    Eddy Krismeidi menegaskan bahwa keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap penerbangan. Oleh karena itu merokok baik rokok konvensional maupun rokok elektrik atau vape dilarang di dalam pesawat.

    “Tindakan merokok, baik penggunaan rokok konvensional maupun elektrik (vape), dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang lain serta membahayakan keselamatan penerbangan,” ujar Head of Indonesia Affairs & Policy Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi, di Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
     

     
    Larangan ini juga merujuk pada ketentuan hukum nasional, yaitu Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nomor 12 Tahun 2024 tentang penggunaan rokok elektrik dalam penerbangan, serta Pasal 54 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang melarang tindakan yang dapat mengganggu keamanan, keselamatan, dan ketertiban selama penerbangan.
     
    Lebih jauh lagi, larangan merokok di dalam pesawat juga merupakan bagian dari standar keselamatan internasional yang telah ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), dan berlaku bagi seluruh maskapai di dunia.
     
    “Indonesia AirAsia mengajak seluruh penumpang untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan keselamatan selama penerbangan dengan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, termasuk larangan merokok di dalam pesawat. Kepatuhan terhadap aturan ini bukan hanya bentuk tanggung jawab sebagai penumpang, tetapi juga kontribusi penting dalam menciptakan pengalaman terbang yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua,” tambah Eddy.
     
    Sepanjang tahun 2024, Indonesia AirAsia mencatat sebanyak 31 kasus pelanggaran berupa merokok di dalam pesawat, termasuk penggunaan vape. Seluruh kasus tersebut telah ditindaklanjuti dengan pemberian peringatan tegas kepada pelanggar secara langsung. Data pelanggaran juga telah dicatat dalam sistem penumpang sebagai dasar pertimbangan untuk tindakan lanjutan. Apabila pelanggaran serupa terus berulang, maskapai tidak akan segan untuk mengambil langkah lebih lanjut, termasuk kemungkinan pembatasan hak terbang terhadap penumpang yang bersangkutan.
     
    Merokok di dalam kabin pesawat, termasuk penggunaan vape, bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga dapat memicu alarm asap dan mengganggu sistem navigasi penerbangan. Atas dasar itu, pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenai sanksi berat, termasuk denda hingga Rp 2,5 miliar atau pidana penjara paling lama 5 tahun, sebagaimana tercantum dalam Pasal 412 ayat 6 Undang-Undang Penerbangan.
     
    Peringatan untuk tidak merokok telah disampaikan secara konsisten oleh awak kabin selama penerbangan, mulai dari pengumuman selamat datang, demonstrasi keselamatan, hingga pengumuman setelah lepas landas. Hal ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan maskapai dalam menciptakan lingkungan penerbangan yang aman dan tertib.
    Aturan Membawa rokok elektrik 
    Buat kamu yang merokok menggunakan rokok elektrik atau vape tetap boleh membawa dalam penerbangan. Namun, ada ketentuan yang harus ditaati, sebagai berikut:

    Penggunaan rokok elektrik dalam jenis apapun di dalam pesawat dilarang keras.
    Penumpang hanya diperbolehkan membawa satu unit vape di dalam bagasi kabin.
    Vape tidak boleh dimasukkan dalam bagasi terdaftar dan harus disimpan di dalam bagasi kabin atau saku pakaian.
    Kapasitas baterai vape tidak boleh melebihi 100 Wh.
    E-liquid dibatasi maksimal 100 ml per botol dan harus dikemas sesuai ketentuan barang cair dalam kabin.
    Pastikan perangkat vape dalam keadaan mati, dan bila memungkinkan, baterai dilepas untuk mencegah aktivasi tidak sengaja.

    Indonesia AirAsia senantiasa mengedepankan standar keselamatan dan keamanan di setiap penerbangan, serta telah diakui secara resmi sebagai operator yang telah lulus audit keselamatan operasional oleh International Air Transport Association (IATA) melalui sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • AirAsia (CMPP) Belum Minat Akuisisi Pesawat Boeing ‘Buangan’ China

    AirAsia (CMPP) Belum Minat Akuisisi Pesawat Boeing ‘Buangan’ China

    Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) menyatakan belum memiliki rencana untuk mengakuisisi pesawat Boeing ‘buangan’ maskapai-maskapai China. 

    Head of Government Relations and Communications Indonesia AirAsia Eddy Krismeidi Soemawilaga mengatakan, CMPP tetap konsisten dengan strategi armada yang selama ini mengandalkan pesawat buatan Airbus. Dia mengatakan, pihaknya terus memantau dinamika industri penerbangan global, termasuk potensi masuknya pesawat baru ke pasar.

    “CMPP saat ini tetap konsisten dengan strategi armada yang menggunakan pesawat Airbus. Kami terus memantau secara proaktif berbagai dinamika dan peluang di industri penerbangan, termasuk potensi ketersediaan pesawat baru di pasar global,” kata Eddy kepada Bisnis, Kamis (24/4/2025). 

    Namun, hingga saat ini, CMPP menyebut belum ada rencana untuk mengoperasikan pesawat di luar jenis armada yang telah digunakan selama ini. Keputusan tersebut disebut sejalan dengan strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

    Maskapai juga menegaskan bahwa proses penambahan armada akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor penting. Hal ini mencakup proyeksi pertumbuhan permintaan, kesiapan infrastruktur dan operasional, serta kondisi keuangan perusahaan.

    “Penambahan armada akan tetap disesuaikan dengan proyeksi pertumbuhan permintaan, kesiapan infrastruktur dan operasional, serta kondisi keuangan perusahaan, dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap seluruh regulasi yang berlaku,” jelas Eddy. 

    Meski demikian, pihak maskapai menyambut baik sinyal positif dari regulator maupun berbagai pihak yang mendorong pertumbuhan industri penerbangan nasional.

    Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi membuka kemungkinan bagi maskapai Indonesia untuk membeli pesawat Boeing yang sebelumnya dikembalikan oleh maskapai-maskapai asal China. Pemerintah menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada masing-masing operator penerbangan.

    Menhub Dudy mengatakan bahwa selama maskapai penerbangan menilai opsi pembelian tersebut menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan operasional mereka, maka langkah tersebut bisa diambil. Terlebih, kebutuhan akan penambahan armada pesawat di Indonesia masih cukup tinggi.

    “Ya kita serahkan ke airlines. Kalau airlines memandang bahwa dengan kondisi mereka bisa mendatangkan pesawat atau bisa memanfaatkan situasi, mungkin bagus karena kita kan memang masih membutuhkan pesawat yang lebih banyak,” kata Dudy di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

  • Uji Nyali di Cage of Death, Berenang Bersama Buaya Raksasa di Darwin

    Uji Nyali di Cage of Death, Berenang Bersama Buaya Raksasa di Darwin

    Jakarta: Perjalanan dimulai dari riuhnya suasana Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Membawa ransel dengan penuh semangat dan tiket AirAsia di tangan, kami terbang menuju Denpasar, Bali. Pulau Dewata ini menjadi persinggahan pertama kami sebelum melanjutkan petualangan ke wilayah paling utara Australia, Darwin, Northern Territory.
     
    Penerbangan dari Denpasar ke Darwin yang memakan waktu sekitar 2,5 jam mendarat dengan mulus. Begitu tiba, hangatnya udara tropis khas Darwin menerpa kulit kami, serupa di Indonesia. Hanya saja memiliki nuansa petualangan yang berbeda.
     
    Darwin memang bukan kota metropolitan. Lebih terasa seperti gerbang menuju alam liar yang menantang. Tourism Northern Territory (TNT) mengajak Medcom.id menikmati keindahan sekaligus merasakan pengalaman seru yang tak akan pernah dilupakan.

    Pengalaman menantang di Cage of Death

    Atraksi memberi makan buaya di Cage of Death, Darwin. Foto: Medcom.id/Rizkie Fauzian

    Salah satu highlight utama dari perjalanan ini adalah pengalaman ekstrem di Cage of Death. Terletak di Mitchell Street, Darwin City, Northern Territory, Australia, Crocosaurus Cove menawarkan atraksi yang bukan sekadar tempat wisata biasa.
     
    Bukan hanya namanya yang menyeramkan, kamu akan merasakan sensasi berada di “Kandang Kematian”. Di sini, kamu akan diminta masuk ke dalam tabung transparan dan berenang bersama buaya air asin raksasa!
     
    Yup, benar banget. Kamu akan berenang bersama buaya raksasa yang memiliki tinggi 5 meter dan berat hingga 700 kg. Kamu akan berada di dalam tabung berbahan kaca akrilik yang berbentuk silinder dengan diameter sekitar 1,8 meter.
     

    Tabung ini memiliki kedalaman sekitar 4 meter, sehingga kamu bisa berada dalam air bersama buaya. Meski hanya terbuat dari kaca akrilik, tabung ini memiliki ketebalan yang dirancang khusus untuk menahan tekanan air dan memastikan keselamatan.
     
    Tujuannya adalah memberi pengalaman ekstrem dan dekat dengan predator tanpa bahaya langsung. Bayangkan adrenalin yang mengalir saat kamu masuk ke dalam kolam berisi buaya raksasa tersebut.
     
    Sebelum masuk ke tabung, kami diminta berganti pakaian renang. Petugas lalu mengarahkan kami untuk menuruni tangga ke dalam tabung. Setelah berada di dalam, kami diminta duduk terlebih dahulu agar tabung bisa dipindahkan ke dalam salah satu dari tiga kolam buaya yang tersedia. Kolam yang kami masuki ternyata dihuni oleh seekor buaya besar bernama Leo.
     
    “Buaya ini bernama Leo, dia ditangkap di Finnis River Station. Dia diberi nama sesuai pemilik stasiun, Leo Venturin. Meski beratnya 750 kg, dia sangat lincah dan sangat cepat,”  kata Sales Marketing Croc Cove, Gabrielle Deacon.
     
    Begitu tabung mulai diturunkan perlahan ke dalam air, suasana langsung berubah. Setelah seluruh bagian tabung masuk ke dalam kolam, petugas meminta kami untuk berdiri. Di saat itulah ketegangan mulai terasa.
     
    Leo, sang buaya, perlahan berenang mendekati tabung, mengitari kami dalam lingkaran lambat dan tenang, tapi mengintimidasi. Sesekali, kami bisa menatap langsung ke matanya. Jarak antara kami dan rahangnya yang tajam hanya dipisahkan oleh lapisan akrilik. Rasanya seperti berhadapan langsung dengan predator purba dalam diam, tapi penuh ancaman.
     
    Kami berada di dalam tabung selama 15 menit penuh. Setiap detiknya terasa begitu nyata dan menegangkan. Namun, bagian paling mendebarkan datang di akhir sesi. Di menit-menit terakhir, petugas melakukan atraksi khusus.
     

    Leo diberi makan menggunakan tongkat panjang yang diberi daging di ujungnya. Ujung tongkat itu ditempatkan tepat di depan tabung kami, membuat Leo meloncat, membuka rahangnya lebar-lebar, seolah-olah ingin menerkam kami.
     
    Dari dalam tabung, sensasinya seperti sedang dimangsa secara perlahan. Suara air terciprat, gigi-gigi besar mengatup, dan kami menjerit karena terkaget dengan mata membelalak. Benar-benar pengalaman yang memacu adrenalin.
    Harga tiket berenang bersama buaya

    Atraksi memberi makan buaya di Cage of Death, Darwin. Foto: Medcom.id/Rizkie Fauzian
     
    Kalau tertarik untuk merasakan sensasi berenang bersama buaya, kamu bisa membeli tiket seharga 295 dolar Australia (Rp3,1 juta) untuk dua orang dalam satu kandang. Sedangkan untuk satu orang, dikenakan harga sebesar 195 dolar Australia (Rp2,1 juta).
     
    Tak kalah seru, di Crocosaurus Cove juga ada atraksi feeding show, saat para pawang memberi makan buaya-buaya raksasa dengan daging mentah yang digantungkan tinggi di atas air. 
    ?
    Perjalanan kali ini bukan cuma tentang destinasi, tapi juga tentang keluar dari zona nyaman, menghadapi rasa takut, dan menemukan cerita di balik setiap langkah. Dan di Darwin, cerita itu datang dengan rahang besar dan gigi tajam.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (KIE)

  • Harga Jual Jet Boeing dan Airbus Melonjak 30 Persen Imbas Tarif Impor Trump   – Halaman all

    Harga Jual Jet Boeing dan Airbus Melonjak 30 Persen Imbas Tarif Impor Trump   – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , WASHINGTON – Kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memakan korban baru, membuat harga pesawat produksi Boeing dan Airbus semakin mahal.

    Sebelum tarif impor diberlakukan dan perang harga mencuat, sumber Straits Times mengungkap bahwa harga pesawat jet komersial telah naik sebanyak 30 persen sejak 2018.

    Namun pasca tarif impor yang diberlakukan Trump, kebijakan ini berdampak luas terhadap berbagai sektor. Salah satu akibat yang paling mencolok adalah meningkatnya harga bahan baku dan komponen meningkat secara drastis, yang kemudian berdampak langsung pada biaya produksi pesawat.

    “Dibandingkan dengan tahun 2018, harga jet komersial telah naik sekitar 30 persen,” kata seorang pakar penerbangan yang tidak mau disebutkan namanya.

    Kenaikan harga pesawat juga dikonfirmasi Raksasa kedirgantaraan Amerika dan Eropa, mereka mengungkap telah bergulat dengan biaya yang lebih tinggi untuk bahan utama seperti titanium, komponen dan energi, serta tekanan biaya tenaga kerja secara keseluruhan.

    Direktur Pelaksana Konsultan AeroDynamic Advisory Richard Aboulafia menyebut harga sederet bahan dan peralatan pesawat meroket 40 persen sejak 2021.

    Itu bahkan belum termasuk dampak tarif Trump sebesar 25 persen untuk baja dan aluminium yang digunakan dalam pesawat terbang. Apabila tarif Trump terus diterapkan dalam jangka waktu yang lama maka hal tersebut dapat mendongkrak harga produksi pesawat.

    ”Produk seperti casting, forgings, dan apapun yang terbuat dari titanium bakal melambung,” ujar Aboulafia,

    “Agak ironis. Bahan mentah bukan masalah, tetapi Donald Trump bertekad untuk mewujudkan masalah,” imbuhnya.

    Harga pesawat Boeing 787 Dreamliner, misalnya, yang biasa dipatok sekitar 386 juta dolar AS atau Rp 6,5 triliun (Kurs Rp 16.862 ) dan Boeing 737 MAX dibanderol bernilai 159 juta dolar AS atau Rp 2,6 Triliun, naik dibandingkan 2023 yang masing-masing dihargai 292 juta dolar AS atau Rp 4,9 triliun serta 121,6 juta dolar AS atau Rp 2 triliun.

    Begitu pula dengan harga pesawat Airbus A321neo yang dipatok sekitar 148 juta dolar AS sekitar Rp 2,4 triliun. Ini naik dibandingkan harga 2018 yang masih di level 129,5 juta dolar AS atau Rp 2,1 triliun.

    Boeing maupun Airbus belum memberikan komentar apapun terkait isu kenaikan harga pesawat dan jet. Diketahui Boeing belum memperbarui harga pesawat yang ia tawarkan sejak 2023.

    Sementara katalog Airbus tidak menyentuh sejak 2018, perusahaan berdalih penggunaan katalog harga dihentikan “sejak lama” karena harga tersebut “tidak terpaku erat dengan harga akhir, yang didasarkan pada setiap kontrak spesifik dalam hal konfigurasi dan detail pesawat”, kata perusahaan itu .

    “Harga katalog benar-benar fiksi,” kata Tn. Aboulafia.

    “Anda mendapat diskon 50 persen jika datang dengan pakaian yang bagus.” menambahkan.

    Kendati harga pesawat Boeing dan Airbus telah mengalami kinerja yang drastis tetapi Boeing dan Airbus diketahui memiliki backlog atau tumpukan pesanan yang bisa bertahan hingga 10 tahun meskipun tak ada pesanan baru.

    Hal ini terjadi karena pertumbuhan kelas menengah di Asia, Afrika, dan Timur Tengah membuat permintaan perjalanan udara terus meningkat.

    Alhasil maskapai seperti Emirates, Qatar Airways, Indigo, Lion Air, hingga AirAsia terus melakukan ekspansi. Sehingga semakin banyak permintaan, semakin panjang antrian produksi.

    Selain permintaan yang membludak, backlog terjadi karena adanya gangguan rantai pasok global sejak pandemi COVID-19, mengakibatkan pengiriman pesanan pesawat jadi terlambat.

    Boeing misalnya mengalami masalah kualitas dan sertifikasi pada 737 MAX dan 787, memperlambat pengiriman. Hal inilah yang membuat backlog semakin menumpuk karena pengiriman tertunda.

  • Menerobos Rawa dengan Airboat: Petualangan Seru di Kawasan Finniss River Lodge Australia – Page 3

    Menerobos Rawa dengan Airboat: Petualangan Seru di Kawasan Finniss River Lodge Australia – Page 3

    Liputan6.com, Darwin – – Berpetualang menerobos rawa, danau, dan kali menggunakan airboat atau perahu udara memiliki pengalaman tersendiri. Terlebih airboat melaju dengan cukup kencang, menembus semak-semak dan meliuk-liuk di antara pepohonan tinggi di kanan kirinya. Suasananya sedikit menegangkan.

    Pengalaman ini bisa Anda dapatkan saat melancong dan bermalam di Finniss River Lodge, Northern Territory, yang hanya berjarak 90 kilometer dari Kota Darwin, Australia. Lodge ini hanya menampung sekitar 12-15 tamu, sehingga pengalaman tamu lebih eksklusif.

    Liputan6.com berkesempatan menyambangi lokasi ini. Berkat undangan dari Tourism Northern Territory (TNT) dan AirAsia, rombongan tur terbang dari Jakarta menuju Denpasar dengan AirAsia QZ 802, dan dilanjut ke Australia dengan AirAsia QZ 540. Tiba di Bandara Darwin, perjalanan langsung berlanjut menuju Hotel Courtyard By Marriot, untuk bermalam.

    Untuk memulai petualangan seru ini, wisatawan naik buggy car dari depan lodge menuju tempat airboat berada. Kendaraan itu terparkir di area yang terlihat rawa. Model transportasinya mirip perahu yang dilengkapi pagar pengaman pada sisi kanan kirinya. Di bagian belakang, terdapat baling baling yang dikeliling kerangka besi sebagai pelindung. Airboat itu menampung empat orang, termasuk pengendali.

    Suara mesinnya yang cukup keras, masing-masing pelancong diminta mengenakan headset untuk melindungi pendengaran mereka. Petualangan pun dimulai. Airboat itu melaju di atas rawa yang ditumbuhi rerumputan sedikit tinggi. Mesinnya terus menyala keras menyapu bersih rerumputan yang menghalangi laju perahu. Sampai pada suatu tempat, perahu pun berhenti.

    Di sini, banyak bungai teratai menjulang di atas air rawa. Warnanya yang ungu dengan daun melebar di atas air, terlihat menghiasi rawa yang luas. Meski tumbuh tidak teratur, tanaman itu terlihat indah nan sedap dipandang mata.

    Setelah itu, petualangan dilanjutkan menuju aliran sungai kecil. Sepanjang perjalanan, banyak burung-burung yang asik mencari makanannya. Binatang itu ada yang sendiri dan ada juga yang berkelompok. Warnanya beragam. Ada yang putih, hitam, juga paduan warna lain yang menambah keindahan bentuknya. Mereka terbang menikmati alam bebas, tanpa harus khawatir tertangkap oleh para pemburu perusak alam.

    Airboat pun kemudian terhenti pada satu titik. Melihat sisi kiri, ada kepala seekor buaya betina yang terlihat tenang. Panjangnya hewan itu dapat diperkirakan dari ukuran kepala.

    “Saat ini, buaya betina hanya menunjukkan ujung hidung, mata, dan telinganya di atas air. Kita dapat memperkirakan panjang tubuh buaya dengan mengalikan bagian yang terlihat di atas air dengan tujuh,” ujar Pete “Fingger” kepada Liputan6.com, Kamis 10 April 2025 lalu.

    Menurut dia, banyak rumah model dunia memiliki peternakan buaya dan menggunakan kulit mereka untuk membuat tas tangan, sepatu bot, dan lain-lain. Harga telur buaya bisa mencapai $50 per butir. “Apakah itu sepadan? Ya, 90.000 telur buaya dapat menghasilkan banyak uang,” kata dia.