TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejak mulai beroperasi pada Agustus 2021, bisnis J&T Cargo diklaim telah menjangkau 98 persen wilayah di Indonesia.
Perusahaan ini menggarap semua segmen bisnis logistik di Tanah Air mulai dari B2B, B2C, C2C yang meliputi pengiriman paket kecil hingga besar, full truckload atau FTL less than truckload atau LTT, serta solusi gudang dan supply chain management (SCM).
Muhammad Said Abdullah, Training & Talent Development Manager J&T Cargo di acara buka puasa bersama media di Jakarta, akhir pekan ini mengatakan, sepanjang 2024 perusahan berhasil meraih berbagai pencapaian strategis.
Total jumlah paket yang dikirim selama 2024 mencapai 48 juta paket dengan pertumbuhan omset perusahaan mencapai 99,5 persen dari target.
Said mengatakan, lonjakan kirim yang signifikan terjadi pada semester kedua. Said juga memaparkan strategi besar untuk menguasai bisnis logistik nasional.
“Investasi dalam teknologi, termasuk adopsi kecerdasan buatan (AI) untuk optimasi rute pengiriman serta digitalisasi sistem pelacakan real-time, menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan,” ungkapnya.
Muhammad Said Abdullah juga menekankan pentingnya inovasi dalam menjawab tantangan industri logistik yang terus berkembang. “Kami percaya bahwa logistik yang efisien adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi digital,” kata Said.
“Untuk tahun 2025 ini kami akan terus mengembangkan teknologi dan layanan guna menghadirkan pengalaman logistik yang lebih efisien,” imbuh Said.
Selain di Indonesia, jaringan global J&T Cargo kini juga mencakup Malaysia, Filipina, dan China. Perusahaa juga bersiap ekspansi ke Meksiko, Vietnam, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat.