Pertamina Jember Tegaskan Pertalite Tak Mengandung Air, Ungkap Faktor Motor Bisa Brebet Surabaya 7 November 2025

Pertamina Jember Tegaskan Pertalite Tak Mengandung Air, Ungkap Faktor Motor Bisa Brebet
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 November 2025

Pertamina Jember Tegaskan Pertalite Tak Mengandung Air, Ungkap Faktor Motor Bisa Brebet
Tim Redaksi
JEMBER, KOMPAS.com
– Pertamina Jember menegaskan bahwa bahan bakar jenis Pertalite yang dijual di wilayahnya dalam kondisi aman dan sesuai standar.
Pernyataan ini disampaikan menyusul munculnya isu di masyarakat terkait dugaan Pertalite bercampur air maupun etanol.
Sales Branch Manager Pertamina Jember
, Hendra Saputra menyampaikan bahwa pihaknya tak menutup mata terhadap laporan masyarakat dan terus melakukan pengecekan kualitas di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Pertamina juga merespons isu di masyarakat, kaitannya dengan Pertalite yang bercampur air atau ‘brebet’. Jika ada konsumen yang mengalami kendala, silakan datang ke SPBU tempat membeli untuk diklarifikasi,” kata Hendra saat diwawancara, Jumat (7/11/2025).
Pihaknya sempat mendapatkan laporan dari beberapa masyarakat yang meminta penjelasan perihal ramainya isu tersebut.
Berdasarkan hasil sidak gabungan Pertamina bersama Pemkab dan Polres Jember, kata dia, hingga saat ini tak ditemukan adanya kandungan air dalam Pertalite yang dijual di SPBU.
“Selama masa sidak, tidak ditemukan adanya air.
Water content-
nya bersih dan densitasnya masih dalam batas toleransi, yaitu 0,710 sampai 0,770. Rata-rata yang kami temukan di lapangan 0,720 hingga 0,725, masih sesuai spesifikasi,” ucap Hendra.
Menanggapi isu campuran etanol dalam Pertalite, Hendra menyebut pihaknya masih menunggu pembaruan data resmi dari pusat.
“Untuk etanol, secara spesifikasi kami belum menerima pembaruan. Nanti akan kami pastikan lagi ke pusat,” katanya.
Menurut dia, setiap SPBU telah memiliki prosedur operasional standar (SOP) yang ketat dalam pengecekan kualitas bahan bakar.
Pemeriksaan dilakukan tiga kali sehari, setiap pergantian shift, yang meliputi uji kadar air, densitas, suhu, serta pengecekan visual menggunakan gelas ukur kaca.
“Kalau ditemukan air di tangki timbun atau di nozzle, maka BBM tersebut tidak akan dijual ke konsumen,” kata Hendra.
Pertamina juga membuka layanan pengaduan melalui kanal resmi, termasuk aplikasi MyPertamina dan Pertamina Call Center 135, agar masyarakat dapat melaporkan keluhan terkait penggunaan BBM.
Selain itu, Hendra mengimbau masyarakat agar menggunakan bahan bakar sesuai dengan
rasio kompresi kendaraan
.
Menurutnya, kendaraan modern dengan rasio kompresi di atas 10 sebaiknya menggunakan bahan bakar dengan RON minimal 92 seperti Pertamax.
Hendra mengatakan, salah satu penyebab kendaraan mogok atau mesin berebet setelah mengisi bahan bakar bukan semata karena kualitas BBM, melainkan bisa disebabkan oleh ketidaksesuaian antara rasio kompresi mesin dan jenis bahan bakar yang digunakan.
“Rasio kompresi kendaraan sekarang rata-rata sudah 10 minimal. Jadi sebenarnya produk Pertalite ini didesain untuk mesin dengan rasio kompresi 9 sampai 10. Kalau lebih dari itu, seharusnya pakai bahan bakar dengan RON yang lebih tinggi,” paparnya.
Ia mencontohkan, pada kendaraan
matic modern
, proses pembakaran di ruang mesin bisa terganggu bila bahan bakar yang digunakan tidak sesuai.
“Kalau piston itu seharusnya memompa sampai titik atas baru terjadi ledakan pembakaran. Tapi kalau pakai BBM dengan RON di bawah kebutuhan mesin, pembakarannya bisa terjadi lebih cepat sebelum piston mencapai titik atas,” kata dia. 
Menurut Hendra, kondisi itu menyebabkan tenaga mesin berkurang, timbul getaran, dan dalam jangka panjang bisa memicu kerusakan pada komponen seperti piston dan busi.
“Jadi secara teknis, faktor penyebabnya banyak, karena itu penting menggunakan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan rasio kompresi kendaraan,” ucap Hendra. 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.