Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pernah Disebut Ingin Ledakkan Timur Tengah, Menteri Israel Ben Gvir Nekat Berdoa di Al-Aqsa – Halaman all

Pernah Disebut Ingin Ledakkan Timur Tengah, Menteri Israel Ben Gvir Nekat Berdoa di Al-Aqsa – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, kembali menginjakkan kaki di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur, pagi ini, Kamis (26/12/2024).

Ben Gvir mengaku “berdoa” di kompleks itu. Tindakan itu melanggar aturan karena orang Yahudi sudah secara resmi dilarang berdoa di kompleks Al-Aqsa.

“Saya pergi ke tempat suci kita pagi ini untuk berdoa demi keamanan tentara kita, agar semua yang disandera cepat pulang, dan demi kemenangan total, dengan bantuan Tuhan,” katanya di media sosial X.

Tidak diketahui secara pasti apakah Ben Gvir benar-benar berdoa di komplek Al-Aqsa.

Times of Israel mengabarkan setelah Ben Gvir mengaku berdoa di Al-Aqsa, Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan “status quo Bait Suci (kompleks Al-Aqsa) tidak berubah”.

Status quo itu memungkinkan umat Islam untuk masuk dan berdoa di sana. Nonmuslim seperti Yahudi hanya bisa masuk ke sana saat waktu tertentu dan terbatas.

Kompleks Al-Aqsa saat ini dikelola oleh yayasan keagamaan Yordania. Orang Yahudi bisa masuk, tetapi tidak boleh berdoa di sana.

Menteri Keamanan Nasional dalam pemerintahan pendudukan Israel, Itamar Ben Gvir. (khaberni)

Ben Gvir ingin bangun sinagog

Pada bulan Agustus kemarin, Ben Gvir mengaku ingin membangun sinagog di atas kompleks Al-Aqsa.

“Apabila saya bisa melakukan apa yang saya inginkan, sebuah sinagog juga akan di bangun di atas Bait Suci,” katanya kepada Army Radio.

“Jika saya berkata bahwa umat Islam tidak diizinkan untuk berdoa, kalian akan membunuh saya.”

Dia juga mengatakan tidak akan mencegah umat Islam membawa sajadah di Tembok Barat yang menjadi situs Yahudi di Kota Tua Yerusalem.

Dikutip dari Middle East Eye, orang-orang Israel dengan bantuan pihak berwenang sudah kerap menyerbu Al-Aqsa dan melakukan ritual di sana.

Ben Gvir dan beberapa politikus sayap kanan Israel juga sering ikut menyerbu Al-Aqsa.

Menteri Dalam Negeri Israel, Moshe Arbel, mengutuk pernyataan Ben Gvir itu. Menurut dia, pernyataan itu justru membahayakan “aliansi strategis Israel dengan negara-negara muslim”.

Arbel mewakili faksi Ortodoks dalam koalisi pemerintahan Israel. Dia menolak keberadaan orang Yahudi di Al-Aqsa.

Ada banyak komunitas ultra-Ortodoks yang meyakini kompleks itu sebagai area sakral dan mematuhi aturan yang melarang kunjungan ke sana.

Sementara itu, warga Palestina takut, serbuan Israel itu pada akhirnya akan membuat masjid itu dibagi dua menjadi milik umat Islam dan Yahudi.

Hal seperti itu pernah terjadi pada Masjid Ibrahimi di Hebron yang dipecah tahun 1990-an.

Komunitas Yahudi dengan latar belakang Kompleks Masjid Al Aqsa yang mereka sebut dengan Bukit Bait Suci di Al-Quds (Yerusalem) di wilayah Palestina yang diduduki Israel. (khaberni/HO)

Dituding ingin “ledakkan Timur Tengah”

Perilaku Ben Gvir yang kerap masuk ke kompleks Al-Aqsa perang dikecam oleh Yoav Gallant yang waktu itu masih menjadi Menteri Pertahanan Israel.

Gallant menuding Israel ingin “meledakkan” Timur Tengah dengan mengubah status quo Al-Aqsa.

Tuding itu disampaikan Gallant setelah Ben Gvir mengizinkan pemukim Yahudi untuk berdoa di sana.

“Itamar Ben Gvir terus berupaya meledakkan Timur Tengah,” kata Gallant di X pada bulan Juli 2024.

“Saya dengan tegas menolak gagasan apa pun yang membahayakan status quo di kota suci Yerusalem.”

(Tribunnews/Febri)