Perkuat TOD, MRT Jakarta siapkan jembatan melingkar di Dukuh Atas

Perkuat TOD, MRT Jakarta siapkan jembatan melingkar di Dukuh Atas

Struktur ini dijuluki Cincin Donat

Jakarta (ANTARA) – PT MRT Jakarta (Perseroda) menyiapkan pembangunan jembatan ikonik berbentuk melingkar di Dukuh Atas untuk menghubungkan empat kuadran utama kawasan bisnis dan transportasi pada kawasan itu.

“Struktur ini dijuluki Cincin Donat akan dibangun di atas Jalan Jenderal Sudirman dan dirancang sebagai simpul konektivitas antarmoda terbesar di Ibu Kota,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat dalam Media Fellowship Program MRT Jakarta 2025 di Jakarta, Kamis.

Ia menyampaikan bahwa jembatan tersebut akan mengintegrasikan empat moda transportasi sekaligus: MRT Jakarta, LRT Jabodebek, KCI Commuter Line dan kereta bandara.

“Kami ingin menghubungkan empat kuadran agar mobilitas masyarakat lebih efisien dan kemacetan di Dukuh Atas bisa terurai,” ujar Tuhiyat.

Ia menjelaskan, jembatan ini akan memiliki lebar sekitar 12 meter, dengan tujuh meter diperuntukkan sebagai jalur pejalan kaki dan lima meter untuk area komersial.

Tuhiyat menyebut jembatan ini diperkirakan akan melayani hingga 70.000 pergerakan penumpang per hari.

Proyek ini mendapat dukungan dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT) dalam bentuk hibah studi kelayakan (feasibility study) yang dilakukan oleh Urban Renaisaance Agency (UR Angency) dari Jepang.

Studi itu menjadi dasar perencanaan desain teknis dan penetapan tahapan pembangunan.

Tuhiyat mengatakan MRT Jakarta saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan investor swasta untuk mendukung pembiayaan proyek tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan bahwa bentuk melingkar pada desain jembatan dipilih untuk menyesuaikan karakter kawasan Dukuh Atas yang simetris.

Selain itu, desain tersebut juga dimaksudkan sebagai representasi konektivitas modern yang menghubungkan empat kuadran utama di kawasan tersebut: area BNI, Gedung Landmark, Transport Hub dan UOB.

“Jadi kenapa melingkar? Karena memang ini untuk mengintegrasikan empat kuadran. Dan Dukuh Atas ini kan simetris sehingga bentuk donat tadi itu menjadi ideal,” kata Syafrin.

TOD baru

Syafrin mengakui pendekatan “transit-oriented development” (TOD) di Indonesia masih tergolong baru, namun memiliki potensi besar untuk mengubah wajah mobilitas dan tata ruang kota.

TOD (Transit-Oriented Development) adalah kawasan perkotaan yang dirancang untuk menyatukan fungsi transit, kegiatan komersial, hunian dan ruang publik di sekitar titik transportasi umum seperti stasiun kereta atau halte bus.

Ia menjelaskan pengembangan kawasan berorientasi transit menjadi penting karena area ini bakal terintegrasi dengan angkutan umum massal, mendorong mobilitas pejalan kaki, pengguna sepeda, dan pembatasan kendaraan pribadi dalam radius 400–800 meter dari pusat kawasan.

“Jadi, untuk meningkatkan layanan angkutan umum di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan integrasi secara utuh. Integrasi secara utuh tidak hanya moda angkutan umum masal Jakarta, tetapi juga termasuk moda angkutan umum Jabodetabek,” katanya.

Syafrin menambahkan bahwa pengelola kawasan TOD akan mendapatkan sejumlah insentif seperti kemudahan perizinan melalui panduan rancang kota (PRK) serta keringanan pajak dan retribusi.

Pemerintah menargetkan pengembangan kawasan TOD Dukuh Atas rampung pada 2027. Saat ini, PT MRT masih menyiapkan desain teknis dan skema pendanaan.

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.