Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Perjuangan Orangtua di Lumajang, Gendong Anak Seberangi Lahar demi ke Sekolah Surabaya 15 November 2024

Perjuangan Orangtua di Lumajang, Gendong Anak Seberangi Lahar demi ke Sekolah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        15 November 2024

Perjuangan Orangtua di Lumajang, Gendong Anak Seberangi Lahar demi ke Sekolah
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Pemandangan pagi di Jembatan Limpas, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten
Lumajang
, Jawa Timur, tampak lebih ramai dari hari biasanya.
Banyak orangtua siswa yang bersiaga untuk mengantar anak-anak pergi sekolah ke seberang sungai melintasi aliran lahar Gunung Semeru.
Biasanya, anak-anak ini berangkat sendiri ke sekolah melewati jembatan limpas tanpa diantar orang tua.
Namun, lahar hujan Gunung Semeru yang terjadi pada Kamis (14/11/2024) malam membuat jembatan limpas tertutup material pasir dan batu yang dibawa banjir lahar.
Alhasil, para orangtua ini khawatir akan keselamatan sang buah hati dan terpaksa menggendongnya sampai seberang sungai.
Apalagi, usai diterjang banjir, aliran air Sungai Regoyo masih cukup deras, sehingga berbahaya untuk anak-anak.
“Kalau habis banjir ya selalu gini, digendong sampai seberang, takut kalau anak-anak berangkat sendiri airnya masih deras,” kata Sulaiman, salah satu orang tua siswa, Jumat (15/11/2024).
Tidak hanya saat berangkat sekolah, para orangtua siswa ini juga harus bersiaga di pinggir sungai saat jam pulang sekolah. Apalagi, jika cuaca sudah mulai mendung atau turun hujan.
Tidak jarang, siswa dan orangtuanya harus menunda pulang sampai banjir surut agar bisa menyeberang.
“Nanti jemput juga, kalau pas pulang itu banjir ya harus nunggu dulu sampai reda,” ujar Yanti, orangtua siswa.
Meski harus bersusah payah sampai ke sekolah, anak-anak ini tetap bersemangat untuk pergi belajar ke sekolah.
“Tetap sekolah, diantar bapak,” ucap Mega, salah satu siswa asal Dusun Sumberlangsep.
Sebagai informasi, anak-anak di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari harus bersekolah ke Dusun Sumberkajar yang berada di seberang sungai.
Satu-satunya akses jalan yang bisa ditempuh anak-anak ini hanya melalui jembatan limpas di atas Sungai Regoyo yang biasa dilewati lahar hujan Gunung Semeru.
Kepala Dusun Sumberlangsep, Murtopo, mengatakan bahwa aktivitas warga selalu terganggu apabila banjir lahar hujan menerjang.
Sebab, jembatan limpas yang jadi akses satu-satunya tertutup air dan material vulkanik. Seperti pasir dan batu yang terbawa dari puncak Gunung Semeru.
Bahkan, tidak jarang dusun yang dihuni 137 kepala keluarga yang terdiri dari 470 jiwa ini harus terisolir selama beberapa jam hingga beberapa hari.
“Kalau banjir lahar pasti aktivitas warga terganggu, tapi yang semalam tidak terlalu besar banjirnya, jadi pagi ini jembatan sudah bisa dilewati,” jelas Murtopo.
Saat ini, satu unit alat berat dikerahkan untuk membersihkan material pasir dan batu dari atas jembatan agar lalu lintas warga tidak terganggu.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.