Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan kemungkinan terjadinya eskalasi cuaca ekstrem di Jawa Tengah sepekan ke depan, mulai Senin (16/12) hingga 23 Desember mendatang.
“Terdapat beberapa fenomena yang terjadi bersamaan dan menyebabkan eskalasi cuaca ekstrem, mulai dari masuknya Monsun Asia yang membawa uap-uap air dan menurunkan hujan yang nyaris terjadi di puncak musim hujan,” ungkap Dwikorita dalam keterangan resminya, Senin (16/12).
Menurut Dwikorita hal ini diperparah dengan pengaruh dari Samudera Pasifik yang semakin mendingin karena wilayah perairan yang semakin menghangat atau fenomena La Nina lemah.
Selain itu, dinamika atmosfer lain ikut mempengaruhi eskalasi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah. Misalnya, Madden-Julian Oscillation (MJO), aktifnya sejumlah gelombang atmosfer seperti Equatorial Rossby dan Low Frequency, serta daerah pertemuan angin (Konvergensi) serta labilitas lokal yang cukup kuat.
Kemudian, masih aktifnya sirkulasi bibit siklon 93S juga perlu diwaspadai di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, yaitu berupa peningkatan ketinggian gelombang di wilayah perairan Selatan Jawa.
Dwikorita menambahkan, cuaca tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga perlu mewaspadai dampak potensi cuaca ekstrem di wilayah Yogyakarta. Ia meminta koordinasi dengan BPBD harus tetap dilaksanakan sebagai upaya pencegahan banjir di Jawa Tengah dan DIY.
“Cuaca tahun ini sedikit berbeda dengan yang biasanya terjadi, sehingga perlu diwaspadai pada Dasarian II di Bulan Desember untuk wilayah DIY,” ungkap dia.
Jateng hujan terus
Pakar Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap dalam beberapa waktu ke depan wilayah Jateng bakal diguyur hujan terus menerus.
Dalam rangkaian cuitannya di X, Erma mengatakan hal tersebut dikarenakan konveksi laut yang terbentuk massif dan meluas di utara Jakarta pada Minggu (14/12) tidak masuk ke darat karena angin baratan yang kuat dan dominan membawa hujan tersebut langsung ke timur atau wilayah utara Jateng melalui semenanjung Jepara.
“Update huder [hujan deras]: akankah sel-sel hujan deras yang terpantaun di Jateng ini bakal bergabung dan meluaas atau meluruh dengan cepat? Prediksinya akan bergabung dan meluas. Mari kita pantau sama-sama,” cuit Erma, Minggu (15/12).
“Status terakhir, ada 4 SL terpantau di utara, selatan dan ada SL di Tawangmangu [Perbatasan Jateng-Jatim] yang berperan menjadi konektor bergabungnya SL pesisir utara [Pekalongan-Semarang] dan selatan [DI Yogyakarta],” lanjut dia.
[Gambas:Twitter]
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]