Perjuangan perempuan buruh di era modern tetap relevan dan terus berlanjut. Mereka masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kesenjangan upah, kesempatan promosi yang terbatas, dan kekerasan seksual di tempat kerja. May Day menjadi momentum penting untuk menyuarakan tuntutan-tuntutan tersebut.
Selain itu, perempuan buruh seringkali menghadapi beban ganda, yaitu tanggung jawab domestik di rumah dan pekerjaan di tempat kerja. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap eksploitasi dan ketidakadilan.
Oleh karena itu, perjuangan mereka juga mencakup tuntutan akan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga, seperti cuti melahirkan yang memadai dan akses terhadap layanan penitipan anak.
Perempuan buruh aktif terlibat dalam serikat pekerja dan organisasi buruh lainnya untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Mereka menggunakan berbagai strategi advokasi, termasuk litigasi dan non-litigasi, untuk mencapai tujuan mereka.
Mereka juga menyuarakan isu-isu spesifik yang berkaitan dengan kondisi kerja mereka, seperti bahaya kesehatan dan keselamatan kerja yang terkait dengan jenis pekerjaan tertentu.
Partisipasi aktif perempuan dalam organisasi buruh menunjukkan komitmen mereka untuk perubahan yang lebih baik. Mereka tidak hanya menjadi anggota pasif, tetapi juga berperan aktif dalam pengambilan keputusan dan strategi perjuangan.
Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5080943/original/050982300_1736161906-1736157786109_caption-hari-buruh.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)