Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PACITAN – Puncak hari jadi Kabupaten Pacitan dimajukan. Seharusnya, puncak hari jadi pada, 19 Februari. Namun untuk hari jadi ke 280 dimajukan Senin (17/2/2025).
“Meski tanggalnya beda karena ada pelantikan dan juga ada retret pasca pelantikan,” ungkap Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, Senin (17/2/2025).
Puncak hari Jadi ke-280 ini juga momentum peluncuran buku Penelusuran Sejarah Berdirinya Kabupaten Pacitan
Hal tersebut disampaikan Bupati saat memberikan sambutan dalam acara prosesi hari jadi Pacitan di Pendopo Mas Tumenggung Djogokarjo Kabupaten Pacitan.
Menurut Bupati Pacitan peluncuran buku sejarah ini bertujuan memperkuat identitas serta membangun kebanggaan masyarakat Pacitan terhadap warisan sejarah daerahnya.
“Alhamdulillah berjalan baik, sederhana dan khidmat. Artinya khidmat kita bisa merasakan Handar Beni meski tanggalnya berbeda,” kata Mas Aji—sapaan akrab—Indrata Nur Bayuaji.
Untuk peluncuran buku sejarah, jelas dia, harapannya buku tersebut menambah khasanah sejarah pacitan.
“Karena sejarah banyak angle semuanya diharapkan ditampung menjadi kekayaan,” papar Mas Aji.
Selain meluncurkan buku sejarah, momentum hari jadi ini juga menetapkan “Blarang” Sebagai Pakaian Khas Pacitan.
Penetapan pakaian khas Pacitan, bertujuan untuk menambah wibawa serta mencerminkan kepribadian masyarakat Pacitan yang penuh kesederhanaan.
“Saya berharap seragam ini menjadi simbol kepribadian masyarakat, Pacitan yang penuh kesederhanaan” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu pula Bupati memberikan penghargaan khusus kepada dua tokoh Pacitan yakni almarhum K.H. Hamid Dimyathi yang tengah diusulkan sebagai pahlawan nasional serta almarhum Sutrisno sebagai pencipta slogan Pacitan “Tata Pramana Hangeng Praja”.
