Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengeklaim gejolak ekonomi global akibat perang dagang belum terlalu berdampak pada bidang infrastruktur.
Dia menegaskan akan tetap berkomitmen untuk mencapai sasaran utama Presiden Prabowo Subianto di bidang infrastruktur yang disebut dengan PU608.
“Di kami belum terasa, sekarang belum dan harapan saya tidak terdampak,” ujar Dody Hanggodo, di Jakarta, Jumat (11/5/2025).
Dia menilai perang dagang melalui kebijakan tarif impor baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Donald Trump itu merupakan tengah menjadi konsentrasi menteri keuangan dan menko perekonomian.
“Namun, Presiden Trump masih pause 90 hari. Ya mungkin perlu lobi khusus. Kan menko ekonomi, Bu Menkeu yang berangkat ke sana,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dody mengatakan, pihaknya bakal tetap fokus mencapai tiga target utama di bidang infrastruktur yang disebut PU608 di tengah perang dagang global.
Ketiga program itu di antaranya, target nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kurang dari 6, pengentasan kemiskinan menuju persentase 0% melalui makan bergizi gratis, serta mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 8% per tahun.
“Saya pikir kalau PU608 itu wajib untuk dicapai. Karena itu untuk mendukung Asta Cita Pemerintahan Bapak Prabowo Subianto,” tambah Dody.
Dody Hanggodo ingin menekankan kembali arahan Presiden Prabowo terkait fokus pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun ke depan yang selaras dengan Asta Cita.
Dody juga berpesan kepada seluruh insan PU untuk terus bekerja bersama dalam mencapai target-target sektor utama pada 2029, mulai dari pengelolaan sumber daya air dengan target kapasitas tampung sebesar 63,54 m3 per kapita dan efisiensi pemanfaatan air irigasi sebesar US$ 0,45 per m3.
Lalu, ada target lain, yakni pembangunan jaringan jalan dan jembatan dengan target waktu tempuh lintas utama jaringan jalan nasional sebesar 1,7 jam per 100 km, dan peningkatan pelayanan dasar keciptakaryaan dengan target 30% rumah tangga dengan akses sanitasi aman, 38% timbunan sampah terolah di fasilitas pengolahan sampah, dan 51,36% rumah tangga perkotaan dengan akses air siap minum perpipaan.
Target itu menurut Dody harus tercapai meskipun ekonomi dunia tengah berkecamuk karena perang dagang global akibat tarif Trump.