Sultan Ageng Tirtayasa (Alchetron) (https://tinyurl.com/5d3jms79)
7 April 1683: Penyingkiran Sultan Ageng Tirtayasa oleh VOC dan Sultan Haji
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Senin, 07 April 2025 – 06:00 WIB
Elshinta.com – Pada 7 April 1683, Kesultanan Banten mengalami peristiwa besar yang mengubah jalannya sejarah. Sultan Ageng Tirtayasa, pemimpin yang dikenal gigih menentang pengaruh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), akhirnya disingkirkan dari kekuasaan oleh putranya sendiri, Sultan Haji, dengan bantuan VOC. Penangkapan Sultan Ageng menandai melemahnya kedaulatan Banten dan semakin mengukuhkan pengaruh Belanda di wilayah tersebut.
Konflik ini bermula dari perbedaan pandangan antara ayah dan anak dalam menyikapi kehadiran VOC. Sultan Ageng Tirtayasa menolak keras keberadaan VOC di Banten dan berupaya mempertahankan kedaulatan kesultanannya. Sebaliknya, Sultan Haji lebih memilih bekerja sama dengan VOC demi mempertahankan posisinya sebagai penguasa. Ketidaksepakatan ini akhirnya berkembang menjadi perang saudara di dalam istana.
Pada saat pasukan Sultan Haji yang dibantu VOC berhasil menguasai sebagian besar wilayah Banten, posisi Sultan Ageng semakin terdesak. Hingga pada 7 April 1683, Sultan Ageng akhirnya ditangkap dan dibawa ke Batavia. Di sana, ia dijebloskan ke dalam penjara oleh VOC. Penahanan ini bukan sekadar penyingkiran politik, tetapi juga simbol dari semakin kuatnya kendali VOC terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya meninggal dalam tahanan pada tahun 1692.
Peristiwa ini berdampak besar terhadap Kesultanan Banten. Dengan kekalahan Sultan Ageng, Sultan Haji resmi berkuasa, tetapi kesultanannya tidak lagi berdiri mandiri. Banten menjadi semakin tunduk pada perjanjian-perjanjian yang menguntungkan VOC. Hal ini menjadi bagian dari strategi VOC dalam menguasai Nusantara, yaitu dengan menciptakan perpecahan di dalam kerajaan untuk melemahkan penguasa lokal. Kejadian ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana politik adu domba VOC berhasil menjatuhkan pemimpin yang menentang kolonialisme.
Sumber : Sumber Lain