Penyebab Ratusan Siswa di Blora Keracunan Menu MBG: Bakteri E. Coli
Tim Redaksi
BLORA, KOMPAS.com
– Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Blora mengungkap penyebab 444 siswa SMP keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) berasal dari bakteri Escherichia coli.
Sekretaris Dinkesda
Blora
, Nur Betsia Bertawati, mengatakan hasil laboratorium menunjukkan makanan yang dikonsumsi 25 November 2025 mengandung bakteri tersebut.
“Berdasarkan hasil laboratorium bakteriologis air dan makanan, keracunan makanan disebabkan oleh bakteri E. coli yang terkandung di makanan,” ujarnya di kantornya, Senin (8/12/2025).
Bakteri sama ditemukan pada tower air dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Karangjati 1, serta pada siswa yang mengalami keracunan.
“Kemungkinan keracunan makanan ini disebabkan oleh pengolahan makanan yang tidak sempurna yang masih memungkinkan bakteri untuk tetap hidup,” jelasnya.
Ia menjelaskan keberadaan E. coli sebenarnya normal dalam jumlah kecil, namun ketika jumlahnya berlebih dapat menyebabkan racun seperti dialami para siswa.
Kasus terjadi usai siswa menyantap menu MBG pada 25 November 2025. Menu berasal dari dapur SPPG Karangjati 1.
“Sebanyak 810 siswa yang makan, 444 siswa mengalami gejala sakit perut, diare, mual, muntah, demam dan pusing,” katanya.
Lima siswa dirawat inap, 117 dirawat jalan, dan 322 mengalami gejala tanpa rawat inap.
Dinkesda telah melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi kepada Satgas MBG Kabupaten dan Korwil SPPG Blora.
Koordinator Wilayah SPPG Blora, Artika Diannita, menyebut pihaknya telah menerima hasil laboratorium dan melaporkannya ke Badan Gizi Nasional (BGN).
“Untuk dapur masih berhenti sejak kejadian keracunan, sedangkan untuk dana yang sudah cair akan dikembalikan ke BGN,” katanya.
Artika menyebut 3.416 penerima manfaat sementara tidak menerima MBG dan meminta seluruh dapur meningkatkan pemeriksaan bahan makanan.
Sejumlah siswa SMPN 1 Blora menceritakan gejala mulai mereka rasakan sehari setelah makan MBG.
“Diare kayak apa ngulang-ngulang terus buang air besar baru gang 5 menit gitu,” ujar Chello Aslam.
Ia mengaku memakan melon yang terasa basah dan kecut.
Hal serupa dialami Anindita yang merasakan mual saat makan ayam.
“Sudah mulai kayak ini ya asam gitu,” katanya.
Wakil Bupati Blora sekaligus Ketua Satgas MBG, Sri Setyorini, menegaskan evaluasi dilakukan dan dapur dihentikan sementara hingga hasil pemeriksaan selesai.
“Untuk SPPG bersangkutan dihentikan sementara. Per tanggal 28 November, sampai hasil dinyatakan lab keluar,” ujarnya.
Satgas MBG juga mengunjungi para siswa yang dirawat di Rumkitban Blora.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Penyebab Ratusan Siswa di Blora Keracunan Menu MBG: Bakteri E. Coli Regional 8 Desember 2025
/data/photo/2025/12/08/6936a4862c893.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)