Penyebab Harga Cabai Rawit di Gorontalo Tembus Rp70 Ribu per Kilogram

Penyebab Harga Cabai Rawit di Gorontalo Tembus Rp70 Ribu per Kilogram

Fatma, seorang pengusaha rumah makan di Kota Gorontalo, mengaku turut merasakan dampak dari kenaikan harga tersebut. Ia mengatakan, kelangkaan pasokan cabai dan bawang merah semakin mempersulit aktivitas usahanya.

“Sebagai pelaku usaha kuliner, kenaikan harga ini menjadi tantangan besar. Meskipun mahal, kami tetap harus membeli karena cabai dan bawang merah adalah bahan pokok yang sangat penting,” tutur Fatma.

Fatma berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok di pasar. Ia juga meminta agar tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk mengambil keuntungan.

Ahmad, seorang petani cabai di Gorontalo, menyebutkan bahwa kenaikan harga dipicu oleh panen serentak yang terjadi pada akhir tahun 2024. Akibatnya, stok hasil panen berkurang drastis saat memasuki tahun baru. Selain itu, serangan hama turut menurunkan produksi cabai.

“Produksi cabai menurun tajam karena serangan hama. Ketika stok berkurang, harga otomatis naik,” jelas Ahmad.

Ia berharap pemerintah memberikan dukungan kepada para petani, seperti penyediaan pestisida dan pelatihan untuk mengatasi masalah hama.

“Jika pasokan dari petani stabil, harga di pasar juga akan ikut stabil,” tambahnya.

Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk mengatasi lonjakan harga bahan pokok.

Langkah-langkah seperti operasi pasar, penyediaan subsidi, dan monitoring distribusi perlu dilakukan agar stabilitas harga dapat terjaga.

Dengan begitu, masyarakat Gorontalo tidak semakin terbebani oleh kenaikan harga bahan pokok.