Penyaji Siomay Ikut Diperiksa Polisi Buntut Keracunan Massal di Sleman Yogyakarta – Halaman all

Penyaji Siomay Ikut Diperiksa Polisi Buntut Keracunan Massal di Sleman Yogyakarta – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Terjadi dua kasus keracunan massal yang dialami ratusan orang di Sleman, Yogyakarta.

Tepatnya Dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel dan Dusun Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati.

Di Krasakan, ratusan warga mengalami mual, demam, nyeri otot, hingga dehidrasi setelah mengonsumsi makanan yang dihidangkan dalam sebuah acara pesta pernikahan yang dihadiri 500 tamu pada Sabtu (8/2/2025).

Pada hari yang sama, di Dusun Sanggrahan, puluhan warga mengalami mual, diare, lemas, nyeri sendi, pusing kepala, muntah, kram perut, hingga sesak napas setelah mengonsumsi makanan di sebuah acara arisan.

Dilansir Tribun Jogja, imbas kasus ini ada delapan orang saksi yang sudah diperiksa Polresta Sleman.

Mereka adalah penyelenggara hajatan, korban yang sudah sehat, maupun penyedia makanan, termasuk penyaji siomay. 

“Sudah, sudah kami periksa (pembuat siomai). Semua penyelenggara, penyedia makanan juga kami periksa semua termasuk ada beberapa korban yang sudah sehat kami periksa.” 

“Kurang lebih ada 8 orang yang diperiksa,” kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, Selasa (11/2/2025). 

Diberitakan sebelumnya, kondisi keracunan yang dialami warga di Dusun Krasakan berangsur melandai. Sampai Selasa siang, hampir tak ditemukan lagi kasus baru.

Berdasarkan data sementara, akumulasi jumlah korban keracunan ada 162 orang, tetapi setelah divalidasi menjadi 148 jiwa.

Dari jumlah tersebut, sebagian warga kondisinya sudah membaik dan menjalani rawat jalan.

Sementara itu, jelas Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana Kusumawati, 47 lainnya masih opname di rumah sakit (RS). 

“Hari ini alhamdulillah sudah landai, kasusnya juga sudah banyak berkurang. Hampir tidak ada kasus baru lagi.” 

“Mudah-mudahan sudah selesai tinggal menyelesaikan yang kemarin. Yang masih opname di rumah sakit 47 orang,” ujar Diana Kusumawati, Selasa.

Ia menyatakan, posko kesehatan penanganan keracunan di Krasakan per hari ini mulai tutup.

Pasalnya, tren kasus sudah mulai melandai dan hampir tak ditemukan lagi kasus baru.

Nantinya, posko terpadu juga pelan-pelan akan ditarik dan digantikan oleh posko mandiri.

Posko mandiri ini adalah inisiatif warga untuk membantu pemulihan korban yang masih bergejala dan kesulitan beraktivitas. 

“Jadi nanti tinggal posko mandiri dari warga membantu warga yang bergejala.” 

“Karena kan masih ada yang dirawat di RS sehingga warga inisiatif memberikan makan karena aktivitas masih kesulitan,” jelasnya. 

Berbeda dengan hari sebelumnya, aktivitas di posko cukup lengang.

Hari ini sudah tidak ada lagi warga yang diobservasi.

Aktivitas di posko hanya tinggal pengobatan ringan, koordinasi, dan penataan administrasi.

Terpisah, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo berujar, penyebab dari keracunan massal ini diduga bersumber dari hidangan makanan.

Oleh sebab itu, sampel makanan yang dihidangkan dalam pesta pernikahan itu telah diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi DIY.

Dugaan sementara, warga mengalami keracunan lantaran mengonsumsi siomai.

Adapun siomai dari dapur yang sama disajikan dalam acara arisan di Mlati dan warga yang menyantapnya mengalami keracunan.

Namun, pihak kepolisian belum berani mengambil simpulan lantaran masih menunggu hasil pengujian laboratorium. 

“Sementara seperti itu (dugaan dari siomay). Tapi kita lihat dulu hasilnya (pengujian laboratorium). Karena makanan yang disajikan banyak.” 

“Tapi di tempat lain juga ada, yang mengonsumsi makanan (siomay itu) ternyata ada juga korban. Sekarang kami masih menunggu hasil laboratorium,” ujar Edy.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Ratusan Orang Jadi Korban Keracunan di Sleman, Polisi Periksa 8 Saksi, Termasuk Penyaji Siomay.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Ahmad Syarifudin)