Liputan6.com, Jakarta – Pasar produk teknologi dan elektronik di Indonesia menunjukkan resiliensi dengan mencatatkan pertumbuhan nilai penjualan sebesar 2%, meskipun jumlah unit yang terjual mengalami penurunan 7% dibandingkan tahun 2024.
Pertumbuhan nilai penjualan ini didorong oleh permintaan terhadap produk-produk inovatif dengan fitur dan manfaat yang lebih unggul.
Konsumen kini cenderung memilih untuk meng-upgrade perangkat mereka ke model yang lebih canggih, meskipun secara kuantitas, total unit yang terjual mengalami penurunan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa nilai transaksi per unit meningkat, menandakan preferensi konsumen terhadap produk premium dan berteknologi tinggi.
Menurut GfK, tren penjualan pada 2025 kemungkinan besar akan mirip dengan tahun 2024, di mana penurunan jumlah unit yang terjual masih terjadi, tetapi pada tingkat yang lebih moderat dan mulai menuju normal.
Sementara itu, nilai penjualan diperkirakan terus meningkat berkat daya tarik yang berasal dari produk yang tersegmentasi, yang didorong oleh inovasi dan pengembangan produk.
Smartphone
Melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (21/12/2024), GfK memprediksi penjualan smartphone di Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami pertumbuhan yang optimistis. Pertumbuhan yang lebih tinggi akan didorong oleh jenis atau segmen smartphone dengan harga Rp 7 juta ke atas.
Selain pertumbuhan dari segmen harga yang lebih tinggi, pasar juga menunjukkan kecenderungan terpolarisasi dengan adanya pertumbuhan pada segmen harga yang lebih rendah (sekitar Rp1,5 juta).
Para pelaku pasar smartphone bersaing menawarkan spesifikasi yang lebih baik dengan harga yang kompetitif untuk menarik minat konsumen.