Banda Aceh, Beritasatu.com – Pengungsi korban bencana banjir bandang dari Gampong Manyang Cut, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh berharap bantuan tenda khusus perempuan atau hunian sementara, karena saat ini mereka mengungsi ke kompleks kantor Pemkab Pidie Jaya.
“Kami sangat berharap adanya bantuan tenda agar para perempuan bisa tinggal dan tidur di kampung sendiri,” kata Koordinator Posko Pengungsi Banjir Bandang Dusun Meunasah Krueng Baroh, Armiati di Meureudu, Minggu (14/12/2025).
Ia menjelaskan warga gampong itu terpaksa tinggal di Kantor Serbaguna Teungku Chik Pante Geulima Cot Trieng, Kecamatan Meureudu atau sekitar 3 kilometer dari desa asal tempat tinggal mereka.
Ia mengatakan warga terkadang harus berjalan 3 kilometer untuk pulang ke kampungnya untuk makan dan kembali ke kompleks perkantoran untuk tidur pada malam hari.
“Mohon kami dibantu tenda agar kami bisa tidur di sini dan tidak perlu bolak-balik dari kampung ke lokasi posko yang ada di kompleks kantor bupati,” kata Armiati dikutip dari Antara.
Dia mengatakan dengan tersedia tenda tersebut, mereka dapat tinggal di kampung sendiri serta menjaga harta benda mereka yang masih terendam lumpur banjir bandang.
Selain kebutuhan tenda atau hunian sementara, para pengungsi juga meminta fasilitas sanitasi dasar berupa ruangan untuk mandi, mencuci, dan buang air besar atau mandi cuci kakus (MCK).
“Fasilitas dasar MCK ini juga sangat diperlukan karena rumah dan fasilitas yang ada saat ini tertimbun tanah dan masih tergenang banjir,” katanya.
Ia mengatakan untuk pemenuhan kebutuhan makanan saat ini memadai, sedangkan hal yang diperlukan secara mendesak berupa tenda atau hunian sementara serta fasilitas dasar MCK.
Meunasah Krueng Baroh, Meunasah Cut, dan Meunasah Blang, terdampak bencana alam, belum lama ini, sedangkan Meunasah Krueng Baroh salah satu dusun paling parah terdampak banjir pada akhir November 2025.
Ia menyebutkan 350 kepala keluarga atau 1.200 jiwa di gampong tersebut mengungsi.
