Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis
Tim Redaksi
LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com
– Sejumlah pengungsi korban banjir di Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pada Sabtu (29/11/2025) mulai kehabisan bahan makanan.
Sejumlah lokasi pengungsian di Desa Rayeuk Pange, Ara Tonton, Teupin U, dan Desa Alue Bungkoh,
Kecamatan Pirak Timu
,
Aceh Utara
, kesulitan mendapatkan
bahan makanan
.
“Kalau beras kami aman. Karena ada stok di rumah yang kita bawa ke lokasi pengungsian. Namun bahan lainnya, telur, minyak goreng, dan lainnya, semua toko di kecamatan ini sudah habis,” kata Faisal Razi, salah satu pengungsi saat dihubungi lewat telepon, Sabtu.
Lokasi itu merupakan salah satu lokasi pedalaman dalam Kabupaten Aceh Utara.
Akses jalan menuju kawasan itu masih terendam
banjir
.
Listrik padam dan sinyal handphone tidak ada sama sekali.
“Sudah dua hari kehabisan barang dagangan di sejumlah toko. Ini kami coba cari ke kecamatan lain untuk bahan makanan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, saat ini banjir juga merendam Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Utara.
Pengakuan menyakitkan juga datang dari korban banjir parah di Desa Blang Awe, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay).
Mereka juga hingga saat ini terus mengharapkan bantuan.
Di Desa Blang Awe, puluhan rumah warga saat ini dalam kondisi terendap lumpur sehingga warga terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarga dan tenda pengungsian.
Salah seorang warga, Nora, mengaku sudah empat hari mengungsi dalam kondisi berpindah-pindah dari rumah ke rumah warga dan saudara yang tidak terdampak banjir.
Selama empat hari itu, bantuan makanan yang diterima masih sangat minim. Bahkan, untuk makan nasi hanya berharap dari sedekah orang lain.
“Selama ini makanan cuma mi instan. Ada nasi, itu pun dari sedekah warga lain,” ujarnya.
Kesulitan lainnya yang mereka hadapi saat ini adalah mengonsumsi air bersih. Menurut dia, sampai saat ini untuk kebutuhan semua belum tersedia.
“Untuk kebutuhan, kalau sekarang semua enggak ada. Air bersih, air minum juga tidak ada, susu untuk bayi, hingga pakaian,” ungkapnya.
Salah seorang warga lainnya, Asiah, mengatakan, dirinya dan keluarga saat ini sangat membutuhkan uluran tangan bantuan dari pihak luar.
“Bantuan makanan kami butuh sekali, sama air bersih,” ucapnya menangis.
Asiah menceritakan, saat ini barang-barang harta benda tidak ada yang selamat satu pun.
“Hanya ada baju di badan. Jilbab pun enggak ada. Saat ini rumah memang hancur semua, enggak ada sisa. Sekarang tinggal di rumah tetangga sementara. Ini baju pun punya tetangga kami pakai,” katanya.
Selain itu, kata Asiah, dampak banjir telah menghanyutkan semua berasnya yang baru saja panen.
“Baru siap panen kami, masih dalam rumah padi, sudah habis semua dibawa air. Harta benda pun enggak ada yang bisa diselamatkan. Kalau kami selamatkan barang, kami ikut terbawa banjir,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis Regional 29 November 2025
/data/photo/2025/11/29/692b128d68f8d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)