Pengemudi Grab Gelar Demo, Tuding Aplikator Tak Transparan Regional 14 April 2025

Pengemudi Grab Gelar Demo, Tuding Aplikator Tak Transparan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 April 2025

Pengemudi Grab Gelar Demo, Tuding Aplikator Tak Transparan
Tim Redaksi
MATARAM, KOMPAS.com
– Puluhan sopir atau
driver
Grab yang beroperasi di Kota Mataram dan wilayah se-Pulau Lombok menggelar
aksi protes
ke Kantor Grab di Kota Mataram, di Jalan Adi Sucipto, Rembiga, Kota Mataram, pada Senin (14/4/2025).
Mereka menuding aplikator Grab tidak transparan dalam mengelola kebijakan aplikasi Grab, sehingga merugikan para
driver
yang beroperasi di Kota Mataram dan wilayah se-Pulau Lombok.
Mereka melakukan aksi damai hanya untuk menyampaikan pendapat dan keluhan mereka terhadap kebijakan aplikator.
Para
driver
mengaku sudah lama memendam keluhan tersebut. Bagi mereka, kebijakan yang selama ini diterapkan tidak adil dan tidak manusiawi karena kerap kali merugikan para
driver
yang selama ini berjuang atas nama Grab.
Umar Dani, salah seorang
driver
Grab, mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat mereka merasa dirugikan dan tak berdaya adalah ketika aplikator menerapkan pembagian persentase ongkos
paket hemat
yang tidak mempertimbangkan tenaga mereka.

Paket hemat
ini yang paling kami rasakan merugikan kami, karena jika paket hemat Grab ini tetap berlanjut, kemungkinan aplikasi lain akan melakukan penurunan ongkos untuk mencari pelanggan. Jika semua aplikator menurunkan harga atau menggunakan paket hemat, apa uang yang akan diperoleh kami sebagai
driver
ini?” kata Dani.
Itulah mengapa mereka bersama-sama ke kantor Grab di Mataram untuk mencari jalan keluar.
Dia berharap, semua
driver
Grab solid dan bersatu memperjuangkan nasib mereka.
“Apabila pihak Grab tidak memberi solusi, kan ada kepala daerah, ada Dinas Perhubungan, dan kepolisian, agar mengecek dan mengevaluasi terkait kebijakan aplikator ini,” katanya.
Mereka akan mengadukan keluhan mereka ke Kepala Daerah, baik ke Wali Kota Mataram Mohan Roliskana, ataupun Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, karena mereka sudah terlalu lama merasa dirugikan.
Mereka mengharapkan adanya
transparansi kebijakan
aplikator kepada pengemudi, terutama paket-paket hemat yang tidak dijelaskan secara detail dan perinci kepada para
driver.
“Misalnya paket hemat, itu tidak jelas peruntukannya, apalagi paket hemat jarak jauh, seringkali tidak sesuai dengan hasil yang kami peroleh sebagai para
driver.
Biaya transportasi dan perawatan mobil tidak sesuai dengan hasil yang kami peroleh,” kata Dani.
Selain paket hemat, potongan 20 persen yang diberikan kepada pelanggan, dalam praktiknya justru dipotong 30 hingga 40 persen oleh aplikator, sehingga
driver
tidak mendapatkan apa pun jika itu terus diberlakukan.
Mereka ingin mendapatkan kejelasan, apakah kebijakan itu merupakan kebijakan atau aturan baru dari perwakilan Grab di daerah atau dari Grab pusat.
Aksi damai yang mereka gelar berlangsung lancar, dengan sejumlah aparat kepolisian yang berjaga di kantor Grab Kota Mataram.
Mereka menuntut agar dalam 3 kali 24 jam pihak Aplikator Grab harus menghapus paket hemat Grab, mendesak diperjelas potongan atau pembagian persentase hasil, serta memberikan kepastian dan transparansi terhadap semua program serta bagi hasil yang diberikan aplikator.
Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan datang dengan massa yang lebih banyak.
Para
driver
ditemui oleh perwakilan aplikator Grab, Rangga.
Ia mengatakan, pihaknya telah menjalankan kebijakan aplikasi dengan baik, termasuk pembagian hasil dan persentasenya, yang semua tertera di aplikasi dan tidak ada yang ditutupi.
“Untuk aplikasi paket hemat, itu berlaku secara nasional. Di setiap kota besar, program paket hemat diberlakukan,” katanya di hadapan
driver.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.