Pengalaman Mura Jadi Pemandu Tur Candi Borobudur, Dampingi Obama hingga Orang Mabuk Regional 11 Juli 2025

Pengalaman Mura Jadi Pemandu Tur Candi Borobudur, Dampingi Obama hingga Orang Mabuk
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Juli 2025

Pengalaman Mura Jadi Pemandu Tur Candi Borobudur, Dampingi Obama hingga Orang Mabuk
Tim Redaksi
MAGELANG, KOMPAS.com
— Di balik megahnya
Candi Borobudur
, terdapat sosok sederhana yang telah mendampingi tamu-tamu istimewa menjelajahi situs warisan dunia itu.
Mura Aristina, pria 42 tahun asal Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, telah belasan tahun menjadi pemandu wisata di kawasan candi terbesar di dunia tersebut.
Karier Mura dimulai dari bawah. Pada 1999 hingga 2004, ia bekerja sebagai tukang sapu dan petugas keamanan di Balai Konservasi Borobudur—kini Museum dan Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur.
Berkat kerja kerasnya, ia kemudian menjadi staf humas dan akhirnya dipercaya menjadi pemandu tur resmi pada 2009.
“Baru Selasa kemarin saya mendampingi Duta Besar Tiongkok Wang Lutong,” ujar Mura saat ditemui Kompas.com, Kamis (10/7/2025).
Momen paling mendebarkan dalam kariernya adalah saat harus memandu tokoh-tokoh besar dunia. Mura tercatat pernah mendampingi mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, mantan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam.
Ia juga pernah mendampingi Raja Inggris Chalres III yang saat itu masih berstatus pangeran, sampai Raja Swedia Carl XVI Gustaf.
Dari sekian banyak pengalaman, yang paling membuatnya merasa gugup adalah saat mendampingi Putri Thailand Maha Chakri Sirindhorn pada tahun 2016.
Sebab, sang putri dikenal sebagai seorang sejarawan dan arkeolog.
“Saya minder karena harus menjelaskan sejarah di depan orang yang ahli,” kenangnya.
Tak hanya mendampingi tamu VVIP, Mura juga kerap bertemu dengan wisatawan umum dari berbagai latar belakang.
Salah satu yang paling unik, katanya, adalah ketika memandu wisatawan asing yang sedang mabuk minuman alkohol.
“Pengalaman seperti itu tetap saya hadapi profesional, meski harus ekstra sabar,” ucapnya sambil tersenyum.
Mura yang kini memandu wisatawan hampir setiap hari mengaku lebih banyak membimbing turis mancanegara. Ia menyadari ada perbedaan karakter antara wisatawan lokal dan asing.
“Kebanyakan turis asing hanya ingin memotret objek candinya, tidak ingin ikut masuk frame foto,” jelasnya.
Yang membuatnya paling bahagia adalah ketika narasinya diperhatikan dengan seksama oleh pengunjung, disambut interaksi, dan diakhiri dengan pujian.
“Sering mereka minta kontak saya, lalu merekomendasikan ke kolega atau teman-temannya. Itu yang bikin saya terus semangat,” ujar Mura.
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.